Memasuki trimester ketiga, banyak tantangan fisik dan emosional yang harus dilewati ibu hamil. Pasalnya, trimester ketiga merupakan fase akhir perkembangan janin. Saat ini, momen persalinan semakin dekat.
Trimester ketiga kehamilan terjadi mulai minggu ke-28 hingga ke-40. Biasanya, pada minggu ke-37, janin sudah terlihat siap untuk lahir. Karena itu, Bunda mulai mengalami hal-hal yang membuat kurang nyaman di trimester ketiga.
Ingin tahu perkembangan janin dan hal-hal yang terjadi di trimester ketiga? Berikut ulasan selengkapnya.
Perkembangan Janin di Tiap Minggu
Kehamilan trimester ketiga dimulai dari minggu ke-28 sampai ke-40. Dilansir situs Pregnancy Birth Baby dan NHS, berikut detail perkembangan janin tiap minggunya.
Minggu ke-28
Pada minggu ke-28, pancaindra janin berkembang hampir sempurna. Janin mulai bisa mengenali suara ibu, meraba, dan mengecap rasa. Kelopak matanya juga dapat membuka dan menutup secara perlahan.
Pertambahan berat badan calon bayi pada minggu ke-28 mencapai satu kilogram. Karena itu, ibu hamil usia 28 minggu sering merasakan sempit pada rahimnya.
Minggu ke-29
Memasuki minggu ke-29 kehamilan, bagaimana perkembangan janin? Berat badan calon bayi bertambah 1,1 kilogram. Ukuran tubuh janin pada minggu ini juga lebih panjang daripada sebelumnya. Selain itu, ibu hamil mulai bisa merasakan tendangan si kecil dari dalam rahim.
Minggu ke-30
Organ dalam, seperti saluran pencernaan dan paru-paru, berkembang pesat di minggu ke-30. Perkembangan juga terlihat pada kulit tubuh janin yang menjadi lebih halus daripada minggu sebelumnya.
Pancaindra calon bayi juga sudah berfungsi dengan baik. Misalnya bagian mata, tampak lebih sering membuka dan menutup. Janin juga mampu merespons cahaya yang diarahkan kepadanya dan mengisap ibu jari. Di samping itu, janin usia 30 minggu telah memiliki bulu mata dan alis.
Untuk bobot badan pada minggu ke-30, ada pertambahan menjadi sekitar 1,3 kg. Sementara panjang badannya mencapai 40 cm.
Minggu ke-31
Bagian kepala terlihat proporsional—selaras ukuran tubuh janin, yakni 41 cm. Pergerakan calon bayi juga terlihat stabil. Kemudian, berat badannya mencapai 1,5 kg pada minggu ini.
Perkembangan juga terjadi pada otak janin yang terlihat cukup matang. Janin pun sudah bisa merasakan cairan masuk dalam tubuhnya.
Gerakan calon bayi pada minggu ini semakin stabil. Selain itu, sel-sel darah merah di tubuh janin mulai diproduksi oleh sumsum tulang.
Minggu ke-32
Kuku janin mulai tumbuh pada minggu ke-32. Rambutnya pun menebal seiring perubahan posisi kepalanya. Melalui pemeriksaan USG, Bunda dapat melihat kepalanya mengarah ke bagian bawah rahim ketika memasuki minggu ke-32.
Perubahan tersebut disertai dengan pertambahan panjang tubuh janin yang mencapai 42,4 cm dan beratnya 1,7 kg. Bagian organ dalam, seperti paru-paru, juga terlihat perkembangannya.
Di samping itu, kadar air ketuban meningkat. Janin menelan cairan tersebut, kemudian mengeluarkannya sebagai urine.
Minggu ke-33
Tubuh janin bertambah panjang dengan bobot 1,9 kg pada minggu ini. Bagian paru-paru juga semakin matang dan mampu memproduksi surfaktan. Dengan surfaktan, janin sudah bisa bernapas sendiri.
Perkembangan juga tampak pada sistem saraf dan otak janin. Karena itu, pada minggu ke-33, calon bayi mulai mampu menelan dan mengisap lebih sempurna.
Fungsi hati janin juga sudah mendekati sempurna. Salah satunya mampu menyimpan zat besi untuk cadangan selama enam bulan setelah lahir.

Minggu ke-34
Janin mencapai ukuran 30 cm dengan bobot badan 2 kg pada minggu ke-34. Tulangnya pun sudah terbentuk dan mengeras di periode ini. Namun, bagian tulang tengkorak tetap lunak hingga bayi lahir.
Minggu ke-35
Bunda bisa merasakan calon bayi menendang dan berguling pada minggu ke-35. Ia semakin besar dengan ukuran tubuh 32 cm dan bobot lebih dari 2,3 kg.
Jika dilihat melalui USG, Bunda bisa mengetahui posisi janin dengan kaki ditekuk ke arah dada. Sesekali janin juga mengubah posisi tubuh.
Minggu ke-36
Berat badan janin di minggu ke-36 mencapai 2,5 kg dengan ukuran tubuh 34 cm. Kepala janin juga mulai menghadap ke bawah arah panggul pada masa ini.
Bagian paru-paru dan saluran pencernaan terbentuk sempurna dan berfungsi baik. Janin sudah bisa makan dan bernapas sendiri jika dilahirkan pada minggu ke-36.
Minggu ke-37
Paru-paru janin terbentuk sempurna di minggu ke-37. Bagian usus juga sudah mengandung mekonium hijau yang berfungsi membentuk kotoran pertama.
Bentuk tubuh, ukuran, hingga bobot badan janin pada minggu ini pun sudah sempurna. Bunda akan melihatnya sebagai bayi yang siap dilahirkan.
Minggu ke-38
Kini, janin mencapai bobot 3,2 kg dengan ukuran 35 cm. Semestinya, pada masa ini, lanugo mulai menghilang dari tubuhnya. Namun, beberapa janin usia 38 minggu masih memilikinya sampai umur 40 minggu. Saat lahir, sisa lanugo biasanya juga masih ada.
Minggu ke-39
Pada minggu ke-39 berat badannya mencapai 3,3 kg. Sedangkan ukuran tubuhnya sekitar 35—36 cm.
Bagian alat kelamin mulai terlihat jelas, misalnya untuk bayi laki-laki terdapat testis. Lemak di bawah kulitnya pun telah terbentuk dengan lapisan berwarna putih krem.
Minggu ke-40
Ukuran si kecil mencapai 50 cm dengan berat badan 3,5 kg. Sementara lingkar kepalanya kurang lebih 35 cm.
Normalnya, bayi terlahir dengan bobot 2,5 kg sampai 4,2 kg. Jika Bunda melahirkan bayi yang bobotnya lebih atau kurang dari itu, berikan dukungan ekstra agar kesehatannya terjaga.
Hal-Hal yang Dialami Ibu Hamil Trimester Ketiga

Tepat di awal trimester ketiga, banyak perubahan fisik ibu hamil yang dapat memengaruhi kondisi psikis. Di samping itu, Bunda juga akan mengalami beberapa hal berikut ini.
1. Kontraksi Palsu
Kontraksi palsu biasa dialami menjelang persalinan di trimester ketiga. Awalnya, gangguan medis ini ditandai oleh mengencangnya otot-otot rahim. Kejadian tersebut berlangsung selama kurang lebih 30 detik. Normalnya, frekuensi kontraksi terjadi dua kali dalam satu jam.
Berdasarkan riset American Pregnancy Association (APP), adanya kontraksi palsu tersebut dapat meningkatkan aliran darah ke plasenta. Selain itu, kontraksi dapat menyebabkan pelunakan rahim.
2. Lebih Sering Buang Air Kecil
Intensitas buang air kecil pada ibu hamil trimester ketiga bisa mencapai 10 kali sehari. Biasanya, rasa ingin buang air kecil terjadi di malam hari.
Perubahan hormon adalah salah satu penyebab meningkatnya intensitas buang air kecil. Saat itu terjadi, produksi darah dalam tubuh Bunda melimpah. Akibatnya, ginjal menyaring darah lebih banyak sehingga menaikkan produksi urine.
Seiring bertambahnya produksi urine, kandung kemih pun menjadi penuh. Hal inilah yang merangsang peningkatan intensitas buang air kecil pada ibu hamil.
Penyebab lainnya adalah pertumbuhan janin yang semakin cepat. Pertumbuhan tersebut memengaruhi ukuran rahim. Rahim yang membesar memberi tekanan pada kandung kemih pun kian bertambah. Dampaknya, ibu hamil lebih sering buang air kecil daripada awal-awal kehamilan.
3. Sakit Punggung
Pada trimester ketiga, ukuran perut ibu hamil semakin membesar sehingga titik berat tubuh condong ke depan. Hal ini dapat menimbulkan efek nyeri punggung saat tidur. Rasa nyeri juga muncul di bagian pinggang.
Nyeri punggung juga dapat disebabkan oleh peningkatan hormon. Akibatnya, persendian di bagian tulang panggul meregang. Kondisi ini bisa memengaruhi cara punggung menyangga perut.
Sakit punggung kerap terjadi pada ibu hamil anak kembar. Selain itu, nyeri punggung menyerang ibu hamil yang menghabiskan banyak waktu untuk bekerja dan obesitas.
4. Keputihan
Hampir semua ibu hamil pernah mengalami keputihan. Salah satu dampak keputihan, yakni perasaan tidak nyaman ketika buang air kecil.
Penyebab utama keputihan adalah peningkatan jumlah hormon dalam tubuh. Dengan bertambahnya hormon, organ intim wanita memproduksi cairan putih dengan tekstur encer. Dalam kondisi normal, cairan tidak akan mengeluarkan aroma apa pun.
Sebaliknya, cairan yang beraroma kurang sedap dan berubah warna perlu Bunda waspadai. Biasanya, gejala tersebut diikuti rasa gatal hingga iritasi pada permukaan kulit organ intim.
Untuk itu, cegah keputihan dengan menjaga kebersihan organ intim. Pastikan, organ intim dalam keadaan tidak terlalu lembap. Bunda juga harus menghindari celana ketat, rutin mengganti pakaian dalam, serta memilih busana berbahan katun.
5. Wasir
Bunda pernah mengalami pembengkakan di anus? Hati-hati, pembengkakan bisa menjadi salah satu tanda wasir. Biasanya, gejala tersebut disertai rasa gatal dan nyeri. Bahkan, wasir bisa menyebabkan pendarahan kecil di area pelepasan.
Jika wasir terjadi saat hamil, Bunda dapat mengalaminya kembali usai persalinan. Namun, penyakit tersebut bisa dicegah lebih dini dengan menghindari penyebabnya. Apa saja? Berikut penjelasannya menurut situs Mayoclinic dan Harvard.
Ukuran rahim semakin membesar seiring perkembangan janin sehingga menimbulkan tekanan pada pembuluh darah di sekitar pelepasan. Hal ini pun menyebabkan aliran darah di sekitar panggul dan rahim terhambat. Karena itu, muncul pembengkakan di area pelepasan yang memicu wasir.
Wasir muncul karena ibu hamil mengidap sembelit. Gangguan kesehatan tersebut menyebabkan tekstur tinja mengeras. Ibu hamil harus mengejan dengan keras untuk mengeluarkannya sehingga menekan pembuluh darah sekitar pelepasan.
Penyebab wasir lainnya adalah perubahan hormon yang signifikan, jumlah darah meningkat, dan berdiri terlalu lama.
Untuk mengatasi wasir, Bunda dapat melakukan beberapa cara berikut ini.
Lakukan olahraga khusus ibu hamil secara rutin selama kurang lebih 30 menit setiap hari. Contoh olahraga ibu hamil, yaitu senam kegel. Fungsi senam adalah melancarkan aliran darah sekitar panggul, vagina, dan area pelepasan.
Tingkatkan konsumsi makanan yang mengandung serat, misalnya apel, timun, dan brokoli. Selain itu, minumlah air putih sesuai kebutuhan tubuh untuk mencegah sembelit.
Bersihkan area pelepasan dengan sabun atau tisu basah usai buang air besar.
Hindari menahan buang air besar karena dapat menyebabkan tinja mengeras.
Minum obat pencahar sesuai anjuran dokter jika sembelit tak kunjung sembuh.

6. Stretch Mark
Stretch mark adalah gangguan kesehatan kulit akibat peregangan selama kehamilan. Biasanya, gurat peregangan tersebut muncul pada permukaan perut ketika usia kehamilan 6—7 bulan. Saat itu, Bunda akan merasakan perut kencang dan gatal.
Gurat peregangan juga dapat muncul pada kulit payudara dan paha. Bentuknya berupa garis-garis berwarna merah muda keunguan.
Penyebab munculnya gurat tersebut—salah satunya—adalah kehamilan anak kembar. Saat hamil anak kembar, ukuran perut Bunda lebih besar. Karena itu, terjadi peregangan di sekitar perut yang memunculkan gurat-gurat tipis.
Selain itu, air ketuban yang berlebih saat hamil dapat menimbulkan efek gurat peregangan di sekitar perut. Terutama jika Bunda hamil di usia muda, stretch mark yang terlihat semakin banyak.
Namun, tenang saja, Bunda dapat mengatasi stretch mark dengan meningkatkan konsumsi makanan mengandung nutrisi. Di samping itu, hindari makanan yang tinggi lemak, gula, serta garam.
Bunda juga harus minum air putih minimal delapan gelas setiap hari. Imbangi kebiasaan tersebut dengan olahraga rutin, menggunakan losion, dan mengonsumsi vitamin E. Khusus suplemen atau vitamin E, Bunda wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya.
7. Perut Terasa Kencang
Sejak trimester pertama kehamilan, setiap ibu hamil kerap mengalami perut kencang. Penyebabnya rahim mulai tumbuh mengikuti perkembangan calon bayi.
Dalam kondisi normal, perut kencang hanya dirasakan pada awal kehamilan. Jika berlanjut sampai trimester ketiga, perut kencang bisa jadi indikasi persalinan prematur.
Untuk mencegah hal itu, Bunda harus menjaga tubuh tetap terhidrasi. Caranya dengan mengonsumsi sari buah dan memperbanyak minum air putih.
Mencegah perut kencang juga bisa dilakukan dengan menghindari duduk atau berdiri terlalu lama. Selain itu, Bunda harus mengatur lama waktu berjalan. Jika merasa lelah, sebaiknya segera beristirahat.
8. Sulit Tidur
Tidur merupakan salah satu kebutuhan ibu hamil yang tidak boleh diabaikan. Artinya, ibu hamil harus mematuhi jam tidur sesuai anjuran kesehatan. Menurut pakar, perempuan hamil semestinya bisa tidur siang selama 30—60 menit. Ketika malam hari, hendaknya beristirahat selama sembilan jam per hari.
Sayangnya, waktu tidur ibu hamil kerap terganggu di trimester ketiga. Hal itu karena dengan ukuran perut yang besar, ibu hamil sulit mengatur posisi tidur.
Sebagai solusi, Bunda bisa menggunakan bantal khusus. Jika tidak punya, pakailah beberapa bantal untuk menopang area kaki, pinggang, dan leher. Lalu, ambil posisi menyamping dengan sedikit menekuk kaki saat tidur.
Bunda juga bisa mencoba mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat sebelum tidur. Contoh makanan dengan karbohidrat tinggi, antara lain roti, oat, nasi merah, dan ubi.
9. Bengkak di Beberapa Bagian Tubuh
Saat hamil, tubuh menghasilkan cairan melebihi standar (edema). Ini dikarenakan tubuh memproduksi darah lebih dari 50 persen.
Akibat yang terjadi, bagian jari, tangan, dan kaki terlihat membengkak. Bahkan, pembengkakan semakin terlihat seiring bertambahnya ukuran janin.
Untuk mengatasi pembengkakan, Bunda dapat melakukan gerakan ringan. Misalnya, duduk dengan posisi kaki selonjor ke depan, lalu menyangganya menggunakan kursi kecil.
10. Sensasi Nyeri di Bagian Kemaluan
Beberapa ibu hamil mengalami rasa sakit di sekitar kemaluan. Sensasinya seperti kaki dirobek ke samping. Bahkan, ada ibu hamil yang sulit berdiri dengan satu kaki maupun melangkah.
Untuk mengurangi rasa nyeri, Bunda bisa lakukan terapi ringan. Caranya; kompres bagian yang sakit menggunakan handuk yang sudah dicelupkan ke air hangat.
Pencegahan nyeri pada kemaluan juga dapat dilakukan dengan berendam di air hangat. Saat berendam, Bunda akan merasa relaks sehingga nyeri berkurang.
Selain terapi air hangat, akupunktur bisa dicoba. Namun, Bunda harus menggunakan jasa ahli akupunktur profesional dan berpengalaman. Hal ini karena ada titik-titik saraf tertentu yang tidak boleh disentuh selama hamil.
Itulah ulasan singkat seputar perkembangan janin dan hal-hal yang kerap dialami saat kehamilan trimester ketiga. Yuk, jaga kesehatan dan kebugaran tubuh Bunda agar persalinan berjalan lancar dan bayi sehat.
Referensi:
Office on Women’s Health. Pregnancy: Stages of pregnancy. <https://www.womenshealth.gov/pregnancy/youre-pregnant-now-what/stages-pregnancy> diakses pada 3 Maret 2021.
Tommy’s. Third Trimester: Weeks 29 to 40. <https://www.tommys.org/pregnancy-information/im-pregnant/pregnancy-calendar/third-trimester-weeks-29-40> diakses pada 3 Maret 2021.
Pregnancy Birth&Baby. Third Trimester. <https://www.pregnancybirthbaby.org.au/third-trimester> diakses pada 3 Maret 2021.
NHS. Week by Week. <https://www.nhs.uk/pregnancy/week-by-week/> diakses pada 3 Maret 2021.
American Pregnancy. Braxton Hicks. <https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/labor-and-birth/braxton-hicks-762/> diakses pada 3 Maret 2021.
Better Health Channel. Stretch Marks. <https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/ConditionsAndTreatments/stretch-mark> diakses pada 4 Maret 2021.
American Academy of Dermatology Association. Stretch Marks: Why They Appear and How to Get Rid of Them. <https://www.aad.org/public/cosmetic/scars-stretch-marks> diakses pada 4 Maret 2021.
Mayoclinic. Hemorrhoids: Symptoms and Causes <https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hemorrhoids/symptoms-causes/> diakses pada 4 Maret 2021.
Harvard Health Publishing. hemorrhoids and what to do about them. <https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/hemorrhoids_and_what_to_do_about_them> diakses pada 4 Maret 2021.
Terima kasih sudah berlangganan Sayangi Anak Extra. Untuk mengakses konten - konten Sayangi Anak Extra. Untuk membaca konten Sayangi Anak Extra. Silakan kunjungi kategory Extra pada website Sayangianak.com atau klik disini
