
Memantau pertumbuhan dan perkembangan anak adalah hal yang mendebarkan. Ada perasaan senang dan lega ketika tumbuh kembang anak sesuai tahapan, tetapi juga ada rasa khawatir jika tumbuh kembang anak terlambat. Pertumbuhan dan perkembangan setiap anak memang berbeda-beda, tetapi Ayah dan Bunda tetap harus memantaunya sesuai dengan kurva pertumbuhan dan milestone perkembangan.
Anak yang berusia 6 bulan akan terlihat jauh lebih pintar dan lincah dari sebelumnya. Bunda akan merasakan perbedaan yang paling signifikan dalam hal asupan makanan anak. Yup, setelah mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan, akhirnya kini si kecil boleh mencicipi rasa makanan. Pada usia 6 bulan, pencernaan anak sudah siap untuk mencerna makanan padat, gigi anak pun mulai tumbuh. Selain itu, ASI sudah tidak bisa mencukupi kebutuhan nutrisi anak berusia 6 bulan ke atas, sehingga perlu diberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI).
Tak hanya organ pencernaan yang tumbuh dan berkembang. Kemampuan motorik anak juga mulai bertambah, misalnya si kecil mulai bisa duduk sendiri dan mencoba merangkak. Melihat perkembangan anak, pasti ayah dan bunda merasa sangat senang dan takjub. Oleh karena itu, orang tua perlu mengetahui pertumbuhan dan perkembangan yang normal bagi anak usia 6 bulan. Dengan begitu, Ayah dan Bunda bisa memberikan stimulasi yang sesuai dan bisa segera mengetahui jika ada aspek tumbuh kembang yang terlambat.
Memantau Pertumbuhan Fisik Anak

Pertumbuhan fisik yang perlu rutin diukur adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Ayah dan Bunda perlu memeriksanya setiap bulan. Untuk anak usia 6 bulan, umumnya tinggi badannya bertambah 1-2 cm dari bulan sebelumnya. Untuk anak perempuan, rata-rata tinggi badannya antara 61,5 cm sampai 70 cm. Sedangkan untuk anak laki-laki adalah 63,5 cm sampai 72 cm.
Berat badan yang normal anak usia 6 bulan adalah sekitar 6 – 9 kg untuk anak perempuan, sedangkan untuk anak laki-laki sekitar 6,5 – 10 kg. Kemudian, untuk ukuran lingkar kepala anak usia 6 bulan normalnya antara 40 – 45 cm.
Untuk mengetahui apakah pertumbuhan fisik anak normal atau tidak, hasil pengukurannya perlu diplot pada kurva pertumbuhan. Jika ada yang di luar garis normal, baik lebih atau kurang, sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter ya Bun.
Apakah Kemampuan Motorik Sudah Jauh Berkembang?

Kemampuan motorik anak usia 6 bulan jauh berkembang dari sebelumnya, baik motorik halus maupun motorik kasar. Kini, kaki si kecil mulai mampu menopang sebagian berat badannya. Kekuatan otot-otot kaki dan lengan juga semakin kuat sehingga si kecil siap untuk merangkak. Awalnya, mungkin si kecil akan merangkak ke belakang karena mendorong dengan tangannya. Namun, tidak perlu khawatir karena hal itu wajar terjadi. Ayah dan Bunda bisa menstimulasi si kecil dengan meletakkan mainan di berbagai tempat agar anak berusaha bergerak untuk mengambilnya. Tentu saja harus ada orang dewasa yang menjaganya.
Kemampuan motorik halus anak juga akan bertambah. Coba perhatikan, si kecil kini makin mudah mengangkat benda dan memindahkannya ke tangan lain. Tak jarang juga si kecil sengaja menjatuhkan barang ke lantai lalu mengamatinya. Namun, Bunda harus lebih waspada karena anak usia 6 bulan juga tertarik dengan benda berukuran kecil. Si kecil mulai bisa menjimpit atau mengambil benda kecil menggunakan dua jari. Oleh karena itu, anak harus diawasi agar tidak memasukkan benda-benda tersebut ke dalam hidung atau mulut.
Selain kemampuan kaki dan tangan, anak usia 6 bulan juga semakin pintar berguling. Di usia ini, mereka semakin lincah untuk bergerak kemana-mana sehingga perlu lebih diawasi. Jangan sampai meninggalkan si kecil sendirian tanpa ada orang dewasa yang menjaganya ya Bun.
Kemampuan Sosial, Anak Makin Ekspresif

Jika di usia sebelumnya anak hanya menangis untuk mengajak berkomunikasi, di usia 6 bulan semakin banyak cara si kecil untuk menarik perhatian. Misalnya, anak akan menjatuhkan benda, berteriak, atau memukul untuk menunjukkan ekspresinya. Wah, pasti si kecil makin menggemaskan ya.
Di usia ini, anak juga sudah mulai mengenali wajah orangtua, keluarga, bahkan orang asing. Selain itu, anak bisa merespon emosi orang lain. Bunda bisa mengajak anak bercanda, misalnya dengan main cilukba, maka si kecil akan meresponnya dengan tertawa. Jika si kecil diletakkan di depan cermin, maka ia akan mengamati bayangannya sendiri di cermin.
Amati juga respon si kecil ketika namanya dipanggil, anak mulai merespon dengan tingkahnya yang lucu. Misalnya dengan mengeluarkan suara atau menoleh mengikuti arah suara yang memanggilnya. Ayah dan Bunda bisa mengajak si kecil bermain dengan menunjukkan berbagai macam ekspresi.
Kemampuan Bicara, Anak Mulai Berceloteh

Anak usia 6 bulan sudah bisa berkomunikasi walaupun bukan dengan kata-kata, hanya dengan bahasa tubuh seperti menggeleng, menunjuk, atau melambai. Walaupun begitu, anak mulai bisa berceloteh dengan menggumamkan beberapa kata seperti “ah”, “ba”, “ma”, dan lainnya.
Untuk menstimulasi kemampuan bicara anak, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama dengan membacakan buku, walaupun anak belum mengerti buku yang dibacakan, tetapi ia akan mengamati warna dan gambar di buku. Anak juga mendengarkan kata-kata yang di buku yang dibacakan.
Kedua, ajak anak menyanyi. Mendengarkan lirik lagu bisa membantu perkembangan bahasa anak, bahkan senandung tanpa lirik pun juga bermanfaat bagi perkembangan otak anak, lho. Jadi, yuk ajak si kecil menyanyi sambil menari dengan riang.
Ketiga, seringlah mengajak anak mengobrol. Anak memang belum bisa menanggapi obrolan ayah dan bunda. Namun, si kecil akan merespon dengan caranya sendiri. Oleh karena itu, berikan beragam ekspresi wajah yang sesuai agar si kecil mampu mengenali macam-macam emosi.
Lalu, Kapan Perlu Khawatir dan Berkonsultasi Kepada Ahli?

Setiap anak mempunyai keunikan sendiri dalam tumbuh kembang. Karena itu, tidak semestinya satu anak dibandingkan dengan anak lainnya. Jika ayah dan bunda melihat tumbuh kembang si kecil jauh tertinggal dibanding anak lain, tak perlu bersedih. Yang harus dilakukan adalah segera lihat kurva pertumbuhan anak dan milestone perkembangannya.
Anak bisa mengalami gangguan tumbuh kembang. Dilansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak bisa mengalami keterlambatan perkembangan di satu aspek atau lebih. Jika anak mengalami gangguan perkembangan di dua aspek atau lebih, maka disebut keterlambatan perkembangan umum atau global development delay.
Secara garis besar, aspek perkembangan anak terdiri dari motorik kasar, motorik halus, kemampuan bicara, serta kemampuan sosial dan personal.
Oleh karena itu, orang tua perlu mengetahui tanda bahaya atau red flag dalam tumbuh kembang anak. Jika anak mengalami satu atau lebih tanda bahaya berikut, maka segera periksakan ke dokter.
- Gerakan anggota tubuh kiri dan kanan tidak seimbang atau tidak simetris.
- Refleks yang muncul pada bayi (reflex primitif) masih ada pada usia 6 bulan ke atas.
- Gangguan refleks tubuh.
- Adanya gerakan yang tidak terkontrol.
- Anak tampak kaku atau sulit bergerak.
- Tangan anak masih menggenggam seperti bayi.
- Perhatian dan respon yang tidak konsisten terhadap suara, misalnya ketika dipanggil tidak memberi respon atau tidak mencari sumber suara.
- Jarang tersenyum atau menunjukkan ekspresi senang lainnnya.
- Berat badan, tinggi/ panjang badan, serta ukuran lingkar kepala tidak sesuai dengan kurva pertumbuhan.
Wah, ternyata banyak yang harus ayah dan bunda perhatikan dalam memantau dan menstimulasi si kecil ya. Ayah dan bunda harus terus semangat ya!
Terima kasih sudah berlangganan Sayangi Anak Extra. Untuk mengakses konten - konten Sayangi Anak Extra. Untuk membaca konten Sayangi Anak Extra. Silakan kunjungi kategory Extra pada website Sayangianak.com atau klik disini
