Parenting

Tolet Training Terkait dengan Banyak Hal, Keterlambatan akan Berdampak Pada Hal Lainnya, Yuk Mulailah melatih Toilet Training

cara mengajari toilet training

Jika dalah artikel sebelumnya sayangianak.com berbagi soal pentingnya  melatih toilet training dan kapan waktunya untuk melatihnya.  Kali ini kita berbagi soal  tips melatih anak ke toilet training.

Bila memang selama ini si kecil tak pernah dilatij ke toilet, kini milailah dengan cara yang tepat.

Pada usia balita:

– Ajak anak meatih pispotnya sendiri dengan gambar yang disukainya. Pispot adalah sebuah bejana yang diberi pegangan dan biasanya diletakkan di bawah tempat tidur di dalam kamar dan digunakan untuk buang air kecil di malam hari.
– Pada tahap awal, pispot boleh ditaruh di pojok kamar bila selalu rewel jika harus ke kamar mandi.

– tiap dua jam sekali terasa ingin pipis atau tidak, biasakan anak ke toilet.
– Jadikan kegiatan ini sebagai aktivitas yang menyenangkan.
– Beri anak stiker untuk di tempel tiap kali berhasil pipis di toilet.
– beri reward bila ia berhasil mengumpulkan 5 stiker dan seterusnya.

Usia pra sekolah

– Di Waktu siang, minta anak ke toilet setiap dua jam sekali, misal.
– Di waktu malam, perhatikan jam berapa kira-kira anak biasa mengompol. Bengunkan anak sebelum jam tersebut, ajak ia ke toilet atau boleh juga sediakan pispot di kamar untuk tahap awal.
– Biasakan anak pipis sebelum tidur dan minta ia tak banyak minum.
– Sesekali biarkan anak tidur dengan teman/sepupunya yang sudah tidak mengompol
– Konsultasikan ke dokter bila ada gejala lain menyertai.

Simak juga Trik Toilet Training  dari Ayahbunda.co.id

Pastikan balita siap.
Umumnya balita bisa diajak toilet training setelah otot-ototnya mulai dapat mengontrol kandung kemih pada usia di atas 18 bulan. juga ditandai dengan kesiapan emosi, fisik dan psikologis di usia sekitar 2-3 tahun. Tanda-tandanya antara lain, dapat duduk tegak, bisa kering dalam 2-3 jam, dapat membuka-memakai celana, bisa memahami intruksi sederhana dan sudah bisa mengatakan keinginannya.

Biasakan kegiatan kamar mandi. Mulai kenalkan dan biasakan ia pipis dan buang air besar (BAB) di pispot atau potty chair. Biarkan ia memilih agar ia suka menggunakannya.  Perlihatkan ketika Anda membuang dan mem-flush kotorannya dari popok di kloset. Ajak ia ketika Anda menggunakan toilet supaya ia makin paham perlunya toilet. Ceritakan secara sederhana cara pipis dan bab serta proses memakai pispot atau toilet, jelaskan tentang alat kelamin dan fungsinya, bacakan cerita atau dongeng tentang pispot, dan belikan ia celana dalam seperti layaknya anak sudah besar.

Atur jadwal.
Mengatur asupan cairan dan makanan ke tubuh balita diperlukan untuk mengatur interval ke kamar mandi. Amati jadwal siklus pipis dan buang air besarnya, misalnya ia biasa pup sekitar jam 9 pagi dan pipis 1 jam sekali. Siklus pipis dan bab ini memudahkan Anda mengajaknya menyalurkan dorongan bak dan bab di tempat dan waktu yang tepat.

Konsisten. Pastikan pula pengasuh anak mampu secara konsisten melaksanakan pelatihan yang Anda terapkan sehingga tidak terjadi kebingungan. Beri informasi lengkap dan detil mengenai kebiasaan dan jadwal pipis dan balita. Konsisten membimbing balita akan membuatkan cepat paham dan maik trampil memakai toilet.
Pakai cara seru. Lambungkan kreativitas Anda untuk mengajak balita melakukan toilet training agar lebih seru. Anda dapat memasang obat khusus yang tidak berbahaya untuk membuat air di kloset menjadi biru, memasang papan target untuk balita menempel stiker tanda berhasil memakai pispot/toilet dengan benar. Atau menempatkan boneka favorit sebagai teman ketika pipis atau pup, dan cara lainnya. Agar ia gebira dan selalu bersemangat melakukan toilet training.

Beri pujian. Rayakan bila ia berhasil melakukan pipis dan pup dengan benar. Hadiahi dengan pujian. Jadikan hal toilet training sesuatu yang penting dan terbaik dalam hidupnya. Kalaupun terjadi ‘kecelakaan’ hindari untuk menhukumnya, katakan saja Anda tidak suka. Wajah marah dan kecewa Anda, hanya akan membuatnya takut dan malah lebih sering tidak mau mengatakan bahwa ia ingin pipis atau pup.

berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan dari ibudanmama.com

Memperhatikan Kebiasaan Anak. Anda pasti bisa mengenali kapan si kecil merasa ingin buang air kecil. Bila sudah terlihat tanda-tanda ia ingin buang air, ajak si kecil ke toilet. Meskipun dia belum akan pipis, tapi kamar mandi akan mengingatkan ia serta memberi sugesti untuk buang air kecil.

Mulai Biasakan Tidak Menggunakan Popok. Cobalah memakaikan celana kain pada si kecil. Jika dia memiliki baju kesayangan, hal ini akan membuatnya merasa lebih sayang untuk tidak mengotorinya. Jika ia terlanjur mengompol di celana, jangan pernah memarahinya, tapi ajaklah ke toilet untuk membersihkannya, agar ia bisa mengerti bahwa kotoran harus segera dibersihkan dan dibuang ke toilet.

Menggunakan Potty (Tempat Buang Air). Latihlah dengan menggunakan alat pipis atau potty yang bentuknya menyerupai kloset di kamar mandi, tapi dengan ukuran yang lebih kecil.

Usahakan Tetap Santai dan Tidak Emosi. Jangan terlalu menekan si kecil agar lulus toilet training secepatnya. Jika ia melakukan kesalahan, jangan pernah memarahinya, karena sebagai orangtua harus bisa mengerti dan memahami anak ketimbang memberikan perintah-perintah.

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top