Sama halnya dengan tahapan tumbuh kembang anak yang lainnya, kemampuan emosi anak juga harus distimulasi agar dapat dikendalikan dengan benar. Karena ini dapat membantu anak-anak, untuk membangun hubungan yang kuat, membuat keputusan, dan menghadapi situasi sulit yang dihadapinya.
Namun, jika diperhatikan anak-anak generasi sekarang cenderung lebih susah mengolah emosinya dengan baik. Hal ini justru kurang baik bagi tumbuh kembang mereka, untuk menghindarinya Ayah dan Bunda bisa mencoba cara agar anak cerdas emosi dan mengolahnya jadi energi positif.
Tips Parenting dan Cara Agar Anak Cerdas Emosi

Anak-anak cenderung lebih cepat menyerap apa saja yang diajarkan kepada mereka. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang tua untuk mulai menanamkan kecerdasan emosional anak sejak dini. Cerdas secara emosional artinya bisa mengolah perasaan menjadi lebih baik walaupun sedang bergemuruh dalam hati. Tidak mudah membuat anak tidak mengikuti emosi negatifnya.
Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk menuntun si kecil berpikir positif sejak dini.
1. Jangan Ragu-ragu Mengajari Anak untuk Mengenali Emosi yang Sedang Dirasakannya
Seringkali orang tua abai dalam melakukan pengenalan emosi kepada anak-anaknya. Saat dalam masa tumbuh kembang atau usia keemasannya, usahakan untuk mengajari si kecil mengenali jenis emosinya. Dengan mengetahui apa yang sedang dirasakan maka lebih mudah mengendalikannya.
Jangan hanya menuntut untuk diam ketika anak sedang kesal, namun pakailah kata-kata bijak misalkan “oh kakak marah ya, kesal ya karena makanannya dihabiskan adik, yuk mama temani beli lagi di warung depan” kalimat seperti itu justru lebih bagus dan bisa menyadarkan anak mengenal emosinya.
2. Selain Mengenali, Ajari dan Beri Contoh Anak untuk Selalu Mengendalikan Emosinya
Sebelum mengajarkan anak untuk mengenali setipa emosi yang dirasakannya lebih baik orangtua juga ikut mengendalikan emosi tersebut. Sederhananya, jangan terbawa kesal juga ketika sedang mengajari si kecil yang tidak kunjung memahami materi sedang diajarkan. Sebisa mungkin kontrol rasa kesalnya.
Jika masih merasa sulit mengendalikan emosi sebaiknya jangan menghadapi anak dulu. Usahakan melakukan kegiatan lain dulu untuk mengalihkan suasana hati menjadi baik kembali. Setelah itu barulah bisa kembali ke depan anak dan mengajarkan anak tentang materi olah rasa lainnya.
3. Hargai Usaha dan Upaya yang Dilakukannya, Beri Penghargaan Ketika Mereka Berhasil
Setiap anak pasti punya kemampuan yang berbeda-beda dalam menangkap sesuatu yang baru. Begitu pula dengan pengendalian emosi, jika si kecil berhasil mengendalikan emosi negatifnya jangan ragu untuk memberinya reward. Tidak perlu barang bagus atau mahal untuk menyampaikan apresiasi.
Cukup dengan pelukan atau berkata “Bunda bangga adek bisa nggak marah-marah walaupun kakak tadi nggak sengaja jatuhin makanan adek”. Katakan sambil memeluk si kecil agar dia tahu orang tuanya benar-benar memberikan apresiasi penuh atas sikap baiknya tadi saat berhasil mengendalikan marah.
4. Fasilitasi Anak dengan Memberi Pilihan Penyaluran Emosi Secara Tepat dan Positif
Saat ada yang mengganjal di hatinya, seringkali anak akan marah-marah dan bisa saja melakukan tindakan lain seperti memukul atau merusak barang-barang di sekitar. Hal tersebut tentu saja kurang bagus karena bisa membuatnya jadi pribadi ringan tangan dan suka dengan kekerasan.
Agar tidak terjadi hal demikian cobalah untuk memberikan pilihan kepada anak untuk menyalurkan emosi tersebut ke dalam hal-hal lebih positif. Misalnya saja dengan pergi main ke museum bersama sambil belajar, atau ikut bunda memasak agar penyaluran emosi tidak hanya ke marah-marah saja.
5. Bantu Anak untuk Membangun Rasa Empati dalam Dirinya Sejak Dini
Empati merupakan salah satu rasa yang harus dimiliki setiap manusia. Bunda bisa mulai menanamkan ke anak dari usia dini. Sejak bagaimanapun dari rasa empati inilah anak bisa jadi pribadi lebih lembut juga peduli terhadap sesamanya. Baik orang lebih tua maupun sesama usianya.
Untuk membangun rasa empati pada anak agar lebih peka pada orang lain adalah dengan mendengarkannya ketika bercerita. Dari hal-hal sederhana seperti memberikan pemahaman bahwa kehilangan mainan adalah hal yang menyedihkan bagi anak seusianya.
6. Konsisten untuk Membiasakan Anak untuk Selalu Bisa Kooperatif dan Bekerja Sama
Banyak para ibu berpendapat jika masih anak-anak dan tidak akur dengan temannya tidak perlu dipaksakan. Bermain sendiri juga bukan masalah besar, namun anak akan tumbuh jadi pribadi yang pendiam dan susah untuk berbaur dengan lingkungan sekitarnya. Hal tersebut tentu kurang baik.
Mulai biasakan si kecil untuk kerja sama dan mau diajak gotong royong merupakan salah satu kemampuan yang bisa diajarkan langsung oleh para ayah dan bunda. Cukup dari hal-hal sederhana, misalnya membantu pekerjaan rumah ibu, seperti mencuci sayur atau pekerjaan ringan lainnya.
7. Dorong Anak Agar Lebih Berani Mengambil Keputusan Sendiri Sejak Dini
Olah emosi tidak hanya soal menghilangkan rasa marah yang ada di hati saja. melainkan juga mengolah perasaan agar bisa mengambil keputusan sesuai dengan kenyamanannya. Ajari anak agar ia bisa memutuskan sendiri keputusan mana harus diambil.
Bunda bisa mulai dari hal-hal simple terlebih dulu. Misalnya, saja saat anak bingung mainan mana yang harus dipilih. Bunda bisa membantunya untuk menjelaskan kelebihan serta kekurangan masing-masing jenisnya, nantinya biarkan anak memilih tipe mana yang akan dipilih jadi mainan favoritnya.
8. Selain Memberi Contoh, Jadilah Pendukung Setia untuk Anak Bisa Mengembangkan Rasa Percaya Dirinya
Agar si kecil mudah mengekspresikan emosinya tentunya ia harus punya rasa percaya diri yang tinggi Pupuklah hal tersebut sedari dini. Jangan biarkan anak merasa minder dengan kekurangannya, sampai sampai tidak berani menunjukkan ekspresinya sendiri.
Sejak usianya masih kecil cobalah temani anak untuk menunjukkan juga mengembangkan potensi yang dimilikinya. Misalnya saja ia suka bernyanyi atau menari, maka ajak anak untuk bergabung dengan komunitas tari dan menyanyi. Disana ia akan bertemu dengan orang-orang baru lagi.
Tumbuh kembang si kecil tentunya juga dipengaruhi oleh peran orang tua. Buat anak merasa nyaman dengan cara selalu ada dan bersikap seperti teman. Hal ini sangat bagus untuk membantu mereka merasa bebas berekspresi tanpa terlewat batasannya.
