Parenting

Waspadai, Perlindungan yang Orang Tua Berikan Tak Selamanya Membuat Anak-anak Aman

Semua orang tua pasti akan melakukan yang terbaik untuk anak-anaknya termasuk melindungi mereka dengan sepenuh hati segenap jiwa raga. Rasanya orang tua ingin selalu memastikan anak-anaknya berada dalam suasana aman, tentram, dan nyaman. Berkat perasaan ini orang tua seringkali merasa khawatir. Saat kecil dulu, si kakak selalu diantar jemput ke sekolah, sekarang sudah besar ia berangkat dan pulang sendiri, tidak dipungkiri bahwa kekhawatiran terus ada dalam benak ibu sampai kakak pulang ke rumah dengan selamat. Pekerjaan rumah adik yang harus dikumpulkan hari ini ketinggalan di rumah sementara adik sudah berangkat sekolah, dengan sigap ayah mampir ke sekolah adik sebelum menuju kantor untuk mengantarkan pr nya karena khawatir adik dihukum bu guru. Pada kesempatan lain kakak yang sudah remaja pergi bersama teman-temannya, namun atas dasar rasa khawatir ibu ikut serta menemani kakak yang kadang membuatnya merasa risih dan menganggap orang tua tak mempercayainya serasa ia selalu menjadi anak kecil di mata orang tua.

Orang tua merasa khawatir itu wajar karena saking sayangnya pada anak sehingga mereka tak rela buah hatinya berada dalam bahaya, tetapi kekhawatiran yang berlebihan juga tak baik karena hanya menyita waktu orang tua untuk terlalu memikirkan hal yang kurang perlu serta membuat anak tidak belajar dan miskin pengalaman. Kadang orang tua merasa perlu membantu anak walau tanpa diminta, namun pada sisi lain disadari atau tidak tindakan ini justru merugikan.

Selalu hidup aman, nyaman dan tentram membuat anak tidak tahu bagaimana caranya menghadapi dan bertahan dalam kondisi yang tidak menyenangkan, penuh konflik, bahkan membahayakan. Seperti yang kita tahu bahwa hidup tidak selalu indah, anak-anak perlu tahu bagaimana caranya membuat situasi bahagia dalam kondisi yang sebaliknya. Hanya dengan mengalami hal tersebut secara langsung maka anak bisa mengetahui jawabannya. Sesekali tidak perlu terlalu merisaukan jika anak berbuat kesalahan kemudian ia dihukum atas perbuatannya seperti lupa membawa pekerjaan rumah yang sudah dikerjakan semalaman. Biarkan anak menerima konsekuensi atas perbuatannya sehingga ia selalu ingat akan kesalahan yang telah diperbuat dan tidak mengulanginya di kemudian hari. Selalu memonitor anak yang beranjak dewasa dengan alasan banyak hal membahayakan melingkupi dunianya juga hanya akan membangun ketidakpercayaan dan lebih parah lagi secara tidak langsung menghancurkan harga diri mereka. Orang tuanya saja tidak percaya, bagaimana anak punya rasa percaya pada diri mereka sendiri dan bagaimana bisa orang lain percaya pada orang yang tidak percaya diri.

Anak yang diberi kepercayaan akan merasa bahwa mereka mampu melakukan segala sesuatu dan kemungkinan besar lebih bisa menjaga kepercayaan tersebut dibandingkan mereka yang selalu dibayang-bayangi orang tuanya. Sikap terlalu ingin melindungi atau over protective secara tidak langsung menghancurkan harga diri anak karena mereka merasa tidak sanggup, tidak bisa melakukan sesuatu yang dikhawatirkan orang tuanya sehingga anak-anak ini jadi pribadi yang rendah diri. Tentu orang tua tak ingin anaknya tumbuh menjadi pribadi seperti itu bukan? Marilah kita belajar memberi kepercayaan pada anak bahwa mereka mampu menghadapi segala tantangan dalam hidupnya. Kepercayaan kita pada anak-anak akan membuat mereka mandiri dan menjadi pribadi yang lebih siap bertempur di dunia nyata ketika mereka dewasa nanti. Serahkan saja rasa khawatir yang berlebihan kepada-Nya, lindungi selalu langkah anak-anak dengan iringan doa orang tua.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top