Setiap anak yang lahir ke dunia ini tentunya memiliki fisik yang tidak sama. Seiring dengan bertambahnya usia, mereka tumbuh dan berkembang menjadi pribadi dengan perilaku yang juga berbeda. Setiap orang tua pasti menginginkan anak yang sempurna. Namun, masing-masing anak memiliki kekurangan dan juga kelebihan.
Ada beberapa perilaku anak yang harus diwaspadai sehingga membutuhkan perhatian lebih dari para orang tua. Perilaku hiperaktif salah satunya. Perilaku ini kerap membingungkan orang tua. Bahkan, ada orang tua yang merasa frustasi dan kewalahan dalam menghadapi anak mereka yang hiperaktif. Namun sayangnya, tak hanya orang tua, tapi anaknya juga merasa frustasi.
Anak yang hiperaktif memiliki energi yang berlebih dibandingkan anak lainnya. Mereka seolah-olah tidak pernah lelah dalam beraktifitas. Waspadai apabila anak anda mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan gejala hiperaktivitas motorik atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Namun, tidak semua anak yang hiperaktif menderita ADHD atau Attention Deficit Disorder (ADD).
Tanda-tanda perilaku hiperaktif biasanya baru terlihat ketika anak berusia sekitar empat tahun. Anak hiperaktif biasanya tidak bisa bisa konsentrasi dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Mengenai kemampuan intelektual anak hiperaktif saat ini masih dalam perdebatan karena kemampuan intelektual seorang anak juga dipengaruhi oleh faktor genetik, jadi ada anak hiperaktif yang dasarnya memang sudah cerdas, namun ada juga yang tidak.
Perkembangan motorik mereka juga tidak secepat anak lainnya. Perhatian mereka mudah teralihkan, suasana hatinya tidak menentu yakni mudah marah dan mudah juga gembira, tidak mampu mengontrol dirinya sendiri seperti tidak bisa tenang apabila duduk diam dalam jangka waktu lama. Anak hiperaktif juga tidak sabaran ketika sedang beraktifitas, seperti sedang antri berbaris di sekolahnya.
Anak hiperaktif juga selalu bicara tanpa henti dan seakan-akan mengacuhkan apa yang dikatakan oleh orang tua mereka. Tak hanya itu, mereka juga tidak melakukan kontak mata dengan lawan bicara. Bahkan, anak hiperaktif kerap membangkang, apalagi ketika dilarang melakukan sesuatu. Selain itu, mereka juga suka merusak barang-barang yang ada di dekatnya.
Para orang tua sebaiknya bisa terus mengawasi perkembangan anak, karena apabila terlalu cuek dan membiarkan mereka bertumbuh tanpa pengawasan akan berdampak terhadap masa depan mereka karena dicap anti sosial. Tentunya dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan lebih dalam menghadapi anak yang hiperaktif.
Lalu, bagaimana cara mendidik anak yang hiperaktif ? Simak tips-tips berikut:
Luangkan Waktu Beraktifitas Bersama Anak Anda
Perkembangan anak hiperaktif sangat membutuhkan andil orang tuanya. Untuk itu, para orang tua sebaiknya bisa meluangkan waktu lebih agar bisa beraktifitas bersama anak. Bagi orang tua yang kerap sibuk bekerja di kantor, bisa mengambil jatah cuti. Banyak cara untuk menghabiskan waktu bersama anak anda. Anda bisa memilih bermain permainan yang bisa membuat anak anda merasa tenang, seperti bermain menyusun puzzle atau menggambar dan mewarnai.
Anda juga bisa bermain permainan yang bisa mengasah konsentrasi dan daya ingatnya, seperti berikan beberapa mainan lalu biarkan anak anda mengingatnya, kemudian ia menututup mata lalu anda sembunyikan beberapa mainan itu dan ketika anak membuka mata lalu mengatakan mainan apa saja yang disembunyikan.
Berikan Aktifitas yang Bisa Melatih Kedisplinan dan Menggali Bakat Anak Anda
Anak hiperaktif biasanya tidak fokus dalam beraktifitas. Untuk itu, berikanlah mereka kesibukan yang bisa membuat mereka lebih fokus, disiplin dan melatih untuk bersosialisasi. Selain itu, berikan kesibukan yang bisa menggali bakat dan minat mereka. Banyak aktifitas di sekolah yang bisa anda berikan, seperti les berenang dan musik.
Libatkan anak dalam aktifitas yang terdiri dari banyak orang sehingga mereka bisa terbiasa untuk berbaur. Penting untuk menanyakan anak anda terlebih dahulu apa saja kegiatan di sekolah yang mereka sukai, sehingga nantinya mereka tidak merasa dipaksakan.
Ajari Anak Soal Konsekuensi dari Perbuatan Mereka
Buatlah beberapa aturan untuk anak anda. Aturan- aturan yang dibuat bertujuan untuk mengajari mereka soal apa saja konsekuensi dari perbuatan yang mereka sudah lakukan. Adapun aturan yang dimaksud tentunya masih dalam batas wajar. Jadi mereka tahu apa yang mereka dapatkan apabila berbuat nakal dan juga berbuat baik. Apabila mereka sudah berbuat baik maka berikanlah mereka pujian ataupun hadiah. Aturan-aturan yang anda buat nantinya bisa membuat mereka mengerti mana yang perbuatan baik dan yang tidak baik.
Ajari Anak untuk Menenangkan Diri
Suasana hati anak hiperaktif tidak menentu, kadang mereka marah lalu tiba-tiba senang. Ajarilah mereka untuk bisa menenangkan diri, terutama ketika sedang merasa marah dan frustasi. Ajari mereka untuk menghirup nafas dalam-dalam dari hidung lalu buang dari mulut perlahan-lahan. Anda juga bisa meminta mereka untuk mandi busa air hangat dengan memasukkan mainan kesukaan mereka ke dalam bak mandi. Pijat mereka secara lembut agar mereka merasa rileks.
Jangan Berikan Makanan dan Minuman Berkadar Gula Tinggi
Anak-anak sangat suka makanan dan minuman manis. Namun sayangnya makanan dan minuman berkadar gula tinggi bisa berdampak buruk terhadap kesehatan anak. Kenaikan gula daerah dalam tubuh anak bisa menyebabkan mereka menjadi sulit untuk fokus karena mendapatkan dorongan energi dari asupan gula berlebih.
Memang belum ada penelitian yang membuktikan makanan dan minuman berkadar gula tinggi bisa menyebabkan anak menjadi hiperaktif. Namun, para orang tua tetap harus bisa membatasi asupannya demi kesehatan anak anda. Jangan sampai karena makanan dan minuman manis mempengaruhi daya konsentrasi dan kemampuan belajar anak anda di sekolah.
