Diolah dengan bahan-bahan cepat saji, Bunda pasti sering cemas jika anak mulai makan junk food. Kondisi ini, kerap jadi sesuatu yang membuat Bunda resah. Pasalnya, terlalu sering makan junk food dalam jangka panjang, bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan hingga gangguan perkembangan otak pada anak.
Tapi yang namanya anak kecil, semakin kita melarangnya, kemungkinan ia malah akan mencari-cari kesempatan untuk makan junk food tanpa sepengetahuan kita. Nah, ada baiknya keinginan si kecil untuk makan junk food diawasi dan dibatasi saja, Bun.
Lalu, apa yang seharusnya kita lakukan supaya anak tidak terlalu ketagihan makan junk food? Berikut adalah beberapa hal yang sebaiknya kita lakukan dan pahami.
Akan Lebih Baik Jika Anak Terbiasa dengan Makanan Rumahan
Salah satu upaya yang penting, membuat anak terbiasa dengan makanan rumahan yang Bunda siapkan. Karena jika sudah terbiasa dengan makanan rumahan, anak akan sulit mengonsumsi junk food yang cita rasanya jelas berbeda.
Jika makanan rumahan yang Bunda buat diolah dari bahan-bahan segar yang yang sehat, secara otomatis anak akan bisa membedakan makanan junk food yang rasanya berbeda karena diolah dengan jenis bahan yang berbeda pula. Dari kebiasaan ini, anak akan bisa membedakan mana makanan sehat yang dibuat oleh Bunda dan mana makanan yang mengandung bahan pengawet, perasa, dan zat adiktif lainnya.
Jadi, walau si kecil nanti akan makan junk food, Bunda tak perlu terlalu khawatir, karena ia tak akan kecanduan. Selanjutnya, kita hanya perlu membuat makanan yang lebih bervariasi agar si kecil tidak bosan dan tetap menginginkan makanan rumahan yang Bunda berikan.
Penuhi Kebutuhannya Gizinya dengan Makanan Sehat Sesuai Perkembangan Usia
Untuk mendukung tumbuh kembang si kecil, Bunda memang perlu memberikan makanan sehat yang juga mengandung gizi. Sedangkan, junk food terdiri dari kandungan lemak yang tinggi, gula, garam, dan nutrisinya sangat tidak sesuai bagi kebutuhan tubuh si Kecil. Karenanya, junk food tidak baik untuk kesehatan.
Untuk menyiasatinya, sebelum memberikan si Kecil junk food, Bunda harus memastikan terlebih dahulu bahwa si kecil telah mendapat makan makanan sehat dan bergizi setiap hari. Jadi, kalau pun sesekali ia akan makan makanan junk food, hal tersebut tidak mengganggu kebutuhan gizi yang ia butuhkan dalam masa pertumbuhan.
Ajarkan Anak untuk Terbiasa dengan Pola Hidup yang Sehat
Hidup sehat jadi kebiasaan penting lain yang perlu ditanamkan pada anak sedari diri. Sebab jika anak sudah terbiasa hidup sehat karena memahaminya, tanpa perlu dilarang atau diawasi secara ketat. Ia akan tahu, jika junk food bukanlah jenis makanan yang berdampak baik untuk kesehatan dan tumbuh kembangnya.
Untuk bisa sampai di kondisi ini, Bunda jadi pihak yang berperan banyak. Menjelaskan apa yang dibutuhkan oleh tubuhnya kepada si kecil. Mulai dari jenis makanan yang harus ia makan, buah-buahan yang baik untuk tumbuh kembangnya, dan kegiatan lain yang akan membuatnya tumbuh jadi anak yang sehat. Mengetahui ini, anak akan jadi sosok yang lebih selektif untuk perihal makanan, termasuk untuk mengonsumsi junk food.
Awasi Makanan yang Ia Konsumsi
Berada dalam masa pertumbuhan, si kecil memiliki rasa penasaran yang cukup tinggi. Itulah sebabnya, ketika Bunda malarangnya untuk mengonsumsi junk food, kemungkinan ia justru akan semakin ingin memakannya. Solusinya, Bunda bisa membatasi si Kecil untuk konsumsi junk food, misalnya hanya boleh dua kali dalam sebulan saja dengan menentukan harinya.
Selain membatasi hari, Bunda juga perlu membuat aturan tentang jumlah makanan junk food yang akan dikonsumsi si kecil. Karena terlalu banyak makan junk food, jelas tak baik untuk kesehatannya. Setidaknya, dari 100% kebutuhan gizi yang diperoleh anak dari makanan, Bunda hanya bisa memberinya makanan junk food sebanyak 20%, sementara 80%-nya si Kecil diharuskan makan makanan yang sehat dan bergizi.
Lalu, Kapan Anak Bisa Mulai Makan Junk Food?
Yap, ini jadi bagian paling penting. Jika memang Bunda berniat untuk memberikan si kecil makan junk food, sebaiknya tunggu si kecil berusia di atas 2 tahun ya Bun. Setidaknya, pada usia ini metabolisme pada tubuh si kecil sudah cukup mempuni untuk mengonsumsi makanan junk food yang mengandung beberapa zat dan kandungan adaktif lainnya.
Perlu diketahui, pilihan untuk mengonsumsi junk food sebelum berusia 2 tahun akan berpengaruh pada selera makan yang dimiliki si kecil. Secara tidak langsung, kandungan dan rasa dari junk food akan melekat di lidah anak dan membuatnya merasa ketagihan dan lebih parahnya lagi tak mau makan makanan lain.
Selain itu, melansir dari beberapa penelitian, asupan junk food yang dikonsumsi teratur menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang seperti obesitas, masalah emosional dan harga diri yang menyertainya, dan penyakit kronis di kemudian hari. Satu makanan cepat saji dapat menambah 160 dan 310 kilokalori ekstra untuk asupan kalori harian untuk remaja dan anak-anak. Dapat pula menyebabkan kekurangan vitamin seperti A dan C, dan mineral seperti magnesium dan kalsium, mendorong perkembangan penyakit defisiensi dan osteoporosis, serta karies gigi karena asupan gula yang lebih tinggi.
Dengan demikian, jika konsumsi junk food malah jadi salah satu pola hidup anak, maka lambat laun anak bisa jadi terbiasa dengan menu tersebut. Bahayanya, ada risiko sindrom metabolik jika sudah sampai junk food jadi menu sehari-hari dan dimakan secara rutin.
