Sepanjang sejarah, anak-anak telah menghabiskan jam demi jam bermain dengan orang tua, saudara, babysitter, dan teman-teman. Bermain sangat penting dalam perkembangan anak yang telah diakui oleh Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia sebagai hak setiap anak. Bermain adalah tugas anak yang tidak sebaiknya dilarang.
Anak-anak yang pada masa lalunya kekurangan waktu bermain, berdampak pada anak-anak hari ini.
Laporan terbaru American Academy of Pediatrics (AAP) menyebutkan bahwa anak-anak yang pada masa lalunya kekurangan waktu bermain, berdampak pada anak-anak hari ini. Selama beberapa dekade terakhir, jumlah waktu bermain telah berkurang banyak, baik di sekolah maupun di rumah, menurut AAP. Hal ini bertambah buruk dengan banyaknya institusi, bahkan orang tua, yang mengajarkan calistung (membaca dan berhitung) sejak dini. Gaya bermain anak di rumah pun telah terkena dampak negatif oleh gaya hidup sibuk orang tua yang bekerja dan meningkatnya fokus orang tua yang hanya ingin anak belajar dan belajar. Tahukah Anda, wahai orang tua, bahwa bermain adalah tugas anak? Dengan bermain, anak-anak akan mengembangkan banyak kemampuan yang mereka butuhkan di masa dewasa.
Bermain Memampukan Anak Mendidik Diri Sendiri
Bermain adalah cara alami anak-anak untuk mendidik diri mereka sendiri. Kemandirian belajar inilah yang menjadi bekal untuk hidup bahagia, produktif, dan memiliki moral serta keterampilan yang tidak dapat didapatkan di sekolah. Keterampilan tersebut tidak dapat diajarkan sama sekali. Kemampuan ini dipelajari dan dipraktekkan oleh anak-anak dalam bermain. Ini termasuk kemampuan untuk berpikir kreatif, bergaul dengan orang lain dan bekerja sama secara efektif untuk mengontrol rangsangan dan emosi mereka sendiri.
Bermain Membuat Anak Kreatif
Kreativitas adalah salah satu kunci keberhasilan. Kita tidak memerlukan generasi robot di masa depan. Kita memerlukan generasi yang kreatif sehingga bisa membuat robot. Kita tidak memerlukan banyak orang yang bisa berhitung, tapi kita perlu generasi yang mampu membuat mesin hitung yang canggih atau membuat sesuatu yang kreatif dari hasil perhitungan sendiri. Kita juga tidak perlu banyak orang untuk menjawab titik-titik di soal, sudah ada mesin pencari di internet untuk itu. Tapi, kita perlu anak-anak yang bisa bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan baru, memecahkan masalah baru, dan mengantisipasi hambatan sebelum mereka muncul. Ini semua memerlukan kemampuan untuk berpikir kreatif. Pikiran kreatif adalah pikiran menyenangkan.
Bermain Mengasah Keterampilan Sosial
Bermain dapat mengasah kemampuan untuk bergaul dengan orang lain, peduli tentang mereka dan bekerja sama secara efektif dengan mereka. Anak-anak di mana-mana dilahirkan dengan keinginan yang kuat untuk bermain dengan anak-anak lain. Bermain adalah sarana untuk memperoleh keterampilan sosial dan praktek keadilan dan moralitas. Bermain, menurut definisi, adalah sukarela, yang berarti bahwa pemain bebas untuk berhenti. Jika Anda tidak bisa berhenti, itu tidak bermain. Semua pemain tahu itu, sehingga mereka tahu bahwa untuk menjaga permainan tetap berlangsung, mereka harus menjaga pemain lain bahagia. Ketika pemain tidak setuju tentang cara bermain, mereka harus bernegosiasi dan kadang berkompromi. Setiap pemain harus mengakui kapasitas dan keinginan orang lain, agar tidak menyakiti atau menyinggung perasaan mereka. Kegagalan untuk melakukannya akan mengakhiri permainan dan meninggalkan pelaku sendirian, yang merupakan hukuman karena tidak dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan orang lain. Keterampilan sosial yang paling mendasar adalah kemampuan untuk memahami pikiran orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang mereka. Tanpa kemampuan-kemampuan ini, Anda tidak dapat memiliki pernikahan yang bahagia, atau teman baik, atau mitra kerja yang setia.
Bermain Membuat Anak Mampu Mengendalikan Diri
Dalam bermain, anak-anak juga belajar bagaimana mengontrol impuls mereka dan mengikuti aturan. Dalam permainan kelompok, Anda tidak bisa menendang, menggigit, mencakar, atau benar-benar menyakiti orang lain; Dan, jika Anda lebih besar dan lebih kuat dari dua orang teman Anda, Anda harus berhati-hati agar menghindarkan anak lain dari bahaya. Seni menjadi manusia adalah seni mengontrol impuls dan berperilaku sesuai dengan harapan sosial. Disinilah saatnya anak belajar keterampilan itu.
Bermain Membuat Anak Berani
Bermain juga merupakan sarana yang anak-anak belajar untuk mengendalikan rasa takut. Mereka bermain dengan bebas untuk melakukannya. Mengapa? Rupanya, ada sedikit risiko ketika bermain yang sebanding dengan keuntungan. Anak-anak memperkuat diri untuk dapat mentolerir segala hal yang tiba-tiba terjadi saat bermain tanpa panik. Jatuh tersungkur dan berdarah, misalnya. Mereka belajar untuk mengontrol tubuh mereka dalam menghadapi rasa takut. Kemampuan inilah yang mungkin suatu hari menyelamatkan nyawa mereka.
Bermain Melatih Ketegasan dan Menahan Amarah
Anak-anak juga bermain untuk berlatih menjadi tegas. Bisa jadi kemarahan itu tersulut karena salah satu anak mungkin secara tidak sengaja menyakiti yang lain dengan kasar dan mengacaukanpermainan, atau gagal bernegosiasi tentang aturan permainan, atau lelucon yang awalnya lucu menjadi keterlaluan. Untuk bersenang-senang dan melanjutkan permainan, kemarahan harus dikontrol. Agar tetap bisa bermain, anak-anak harus bereaksi tegas, untuk menghentikan perilaku yang menyinggung, tanpa secara fisik menyerang, melempar, atau mengamuk, atau apapun yang menghentikan permainan. Dengan cara ini, anak-anak belajar juga untuk mengendalikan kemarahan mereka.
Selain apa yang dipaparkan di atas, bermain juga memberikan efek positif, seperti:
- Membangun kepercayaan antara teman-teman sebaya
- Merasa dicintai, bahagia dan aman dengan lawan main mereka
- Mengembangkan keterampilan sosial, serta kemampuan bahasa dan komunikasi
- Berlatih dan belajar tentang merawat orang lain dan lingkungan
- Mengembangkan keterampilan fisik dan menjaga diri tetap sehat
- Menghubungkan dan memperbaiki jalur sinaps di otaknya.
Jadi, masihkah Anda menahan anak-anak untuk bermain? Jika, ya. Mulailah dari sekarang untuk memberikan hak mereka. Percayalah, anak Anda akan menuai hasil positifnya di kemudian hari.
