Bunda pasti mau yang terbaik untuk si kecil bukan? Apalagi urusan kesehatan. Hancur rasanya hati ketika melihat si kecil terganggu kesehatannya. Ingin rasanya menukar tempat dengannya dan rela diri yang sakit dibanding si buah hati.
Lantas kenapa masih ada Bunda yang merasa ragu untuk mengikutkan anaknya vaksin MR? Padahal sesungguhnya Vaksin MR itu diperlukan untuk menghindari penyakit Rubella yang bisa menyebabkan cacat bisu, tuli, kebutaan, kelainan jantung dan komplikasi lainnya.
Sementara Campak pada anak-anak gejalanya kesannya ringan tapi komplikasinya yang berbahaya bisa diare berat, menyerang sistem syaraf, kejang-kejang dan mungkin kebutaan dan kematian.
Aduh runtuh rasanya dunia jika si kecil sampai terkena penyakit tersebut? Tapi keraguan yang ada dihati Bunda juga wajar. Karena di luar sana banyak informasi negatif tentang vakasin MR ini yang mungkin membuat Bunda khawatir. Nah, yuk kita isunya bahas agar Bunda lebih tenang.
Katanya Vaksin MR Bisa Menyebabkan Autisme?
Ini bisa jadi salah satu informasi keliru yang Bunda terima soal vaksin MR. Isu menyebut bahwa vaksin ini bisa menyebabkan autisme pada anak. Tapi taukah Bunda, sesungguhnya hingga saat ini tidak ada satu pun studi yang membenarkan isu tersebut.
Sementara yang benar, umumnya vaksin MR tidak memiliki efek samping yang berarti. Sekalipun ada, efek samping yang ditimbulkan cenderung umum dan ringan, seperti demam, ruam kulit, atau nyeri di bagian kulit bekas suntikan. Ini merupakan reaksi yang normal dan akan menghilang dalam waktu 2-3 hari.
Tak Perlu Vaksin MR Karena Rubella Bisa Disembuhkan Menggunakan Obat Alami Dan Herbal, Faktanya?
Bunda yang tak mau mengikutkan anaknya Vaksinasi, bukan berarti merasa tak mungkin anaknya terkena penyakit rubella dan campak. Tapi Bunda menerima informasi kalau anak yang terkena Rubella dan campak bisa disembuhkan dengan menggunakan obat-obatan herbal macam madu atau jintan hitam
Aduh Bunda, padahal faktanya penyakit Rubella itu disebabkan oleh virus yang bisa menular meski anak dalam kondisi seperti apa pun. Dan fatalnya mereka yang sudah terkena penyakit ini tidak ada obatnya. Ini fakta penelitian kesehatan loh Bunda.
Bahkan Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek juga menegaskan hal ini bahwa penyakit campak (measels) dan rubella bila sudah terkena anak-anak akan mematikan. Menggunakan vaksin adalah satu-satunya cara untuk menghindari kedua penyakit tersebut. Kalau sekelas Menteri kesehatan saja sudah menyatakan seperti ini lantas kenapa kita yang tak punya pendidikan kesehatan masih berani mengambil kesimpulan sendiri?
Vaksin MR itu Haram! Sebetulnya Bagaimana?
Nah ini yang bikin ramai kemarin. Vaksin MR dikabarkan haram dan tidak boleh digunakan oleh mereka yang muslim. Padahal informasi tepatnya, vaksin MR ini sertifikasinya sedang dalam proses pengurusan.
Analogi sederhananya begini Bunda. Ketika Bunda membeli mie ayam atau ketoprak yang lewat di depan rumah, pernahkah Bunda mencap makanan tersebut haram karena tidak ada sertifikat halalnya? Bunda bisa tenang saja memakannya dan menyajikannya kepada anggota keluarga yang lain meski si abang mie ayam jelas tak punya sertifikat halal. Kalau untuk perkara yang lebih ringan saja kita bisa melihatnya secara jernih, kenapa pulak untuk urusan mendesak macam vaksin MR kita begitu ngotot?
Apalagi urusan vaksin MR ini sebetulnya sudah tertuang dalam Fatwa MUI Nomor 33 Tahun 2018 yang memutuskan bahwa Vaksin MR produksi Serum Institute of India (SII) diperbolehkan untuk imunisasi. Kalau sudah ada fatwa berhukum Mubah dari para ulama macam ini, kenapa masih harus ragu lagi?
Tak Bisa Egois Soal Vaksin MR, Karena Mereka Yang Tak Divaksin Bisa Menularkan
Seringnya mereka yang menolak vaksin beralasan bahwa ikut tidaknya vaksinasi adalah urusan ranah pribadi. Masalahnya untuk urusan penyakit macam campak dan rubella ini, pencegahannya hanya bisa dilakukan secara bersamaan.
Ambil contoh misalnya jika si buah hati sudah divaksin, maka dia tidak akan terkena penyakit tersebut. Tapi Bunda, masalahnya jika orang-orang sekelilingnya tidak divaksin, jika nanti buah hati Bunda mendewasa dan memiliki keturunan bisa jadi tertular di dalam kandungan oleh orang lain yang tidak divaksin itu.
Jadi kalau masih ngotot tak mau ikut vaksinasi rasanya tepat idiom yang tersebar selama ini. Tak masalah kamu tidak mau ikut vaksin, tapi silahkan mengasingkan diri jauh-jauh dan jangan tinggal dekat kami yang memilih untuk ikut vaksinasi. Karena Bunda tentu memimpikan punya anak cucu keturunan yang selalu sehat bukan.
