Parenting

Ternyata Keterlambatan Bicara Bisa Jadi Awal Dari Sejumlah Gangguan Serius Yang Dialami Anak. Jangan Sepelekan Ya Bun!

Banyak orang tua yang merasa resah jika melihat anak atau anak kecil di sekitarnya mengalami keterlambatan dalam berbicara. Hal ini wajar bila mengingat melihat perkembangan anak-anak seumurannya yang sudah bisa berbicara. Beberapa waktu yang lalu Rumah Sakit Pondok Indah mengadakan sebuah diskusi yang cukup menarik dengan tema “Keterlambatan bicara pada anak”.

Sejumlah nara sumber berkualitas pun dihadirkan dalam diskusi tersebut, salah satunya adalah Dr. Gitayanti Hadisukanto, Sp. KJ (K), Psikiater Anak dan Remaja. Pada kesempatan tersebut, Dr. Gitayanti menyatakan bahwa keterlambatan bicara atau delayed speech bukanlah sebuah gangguan tapi bisa jadi hal itu adalah sebuah indikasi gangguan awal yang dialami oleh anak. Menurut Dr. Gitayanti ada 6 jenis gangguan yang memiliki gejala keterlambatan bicara.

Pertama, Terlambat Bicara Karena Gangguan Berbahasa Eksklusif

Ini sebenarnya termasuk dalam kategori gangguan yang normal. Anak yang berusia dibawah 3 tahun mengalami kemauan untuk mengekspresikan bahasa lisannya. Karena hal itu adalah wajar maka Dr. Gitayanti menyatakan bahwa gangguan tersebut tidaklah termasuk dalam disabilitas mental atau retardasi mental, autisme, tulis atau epilepsi.

Lalu Terlambat Bicara Karena Gangguan Berbahasa Reseptif

Bentuk gangguan pada anak lainnya adalah karena adanya gangguan berbahasa reseptif. Biasanya kondisi ini terjadi pada anak yang berusia 2 tahun yang mengalami gangguan bahasa ekspresif dan artikulasi yang cedal. Jika hal ini terjadi maka orangtua dapat mengunjungi dokter untuk mengkonsultasikan dilakukannya terapi bicara.

Ada Juga Terlambat Bicara Karena Gangguan Autisme

Autisme atau autism spectrum disorder juga bisa menjadi penyebab gangguan bicara pada anak. Anak dengan gangguan autisme bisa mengalami gangguan bicara atau komunikasi. Dan dalam cakupan yang lebih luas lagi si anak bisa mengalami gangguan interaksi sosial.

Terlambat Bicara Bisa Juga Disebabkan Oleh Disabilitas intelektual

Penyebab gangguan bicara yang lainnya adalah akibat disabilitas intelektual. Anak dengan gangguan yang satu ini biasanya memiliki IQ dibawah rata-rata, yaitu antara 71 – 90. IQ-nya yang dibawah rata-rata pun menyebabkan kemampuan belajarnya jadi lambat.

Kemudian Terlambat Bicara Karena Gangguan ADHD (Attention Defixit/Hyperactivity Disorder)

Hal lainnya yang menyebabkan gangguan bicara pada anak adalah karena ADHD. ADHD atau attention defixit/hyperactivity disorder adalah bentuk gangguan pada anak yang terkait dengan pemusatan perhatian. Anak dengan gangguan yang satu ini akan bersifat impulsif dan hiperaktif. Hal-hal ini ditunjukan dengan anak yang susah untuk diam, suka bergerak, dan sulit untuk duduk diam dalam waktu yang lama.

Ciri lainnya adalah anak akan gelisah dan selalu menggerak-gerakan anggota badannya. Kalau secara sepintas, anak dengan ADHD adalah anak yang banyak bicara tapi menurut Dr. Gitayanti pada beberapa kasus anak dengan gangguan seperti itu justru mengalami keterlambatan bicara. Ada 2 cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya, yaitu dengan melakukan serangkaian terapi seperti terapi integrasi sensorik, orthopedagogik dan modifikasi perilaku serta menggunakan obat-obatan.

Pun Terlambat Bicara Karena Gangguan motorik

Jika gangguan di atas terjadi pada anak yang berusia 3 tahun kebawah, untuk gangguan motorik ini justru terjadi pada anak yang berusia antara 5 – 11 tahun. Bentuk-bentuk gangguannya berupa sulit jongkok, lompat, berlari, memanjat, melempar, merayap, dan aktivitas motorik lainnya.

Sedangkan untuk gangguan motorik halus, anak akan kesulitan untuk menggenggam, mewarnai, mengingat, menulis, menempel, menggunting, dan beberapa aktivitas motorik lainnya. Untuk mengatasinya orangtua dapat berkonsultasi ke dokter agar dilakukan sejumlah terapi seperti terapi okupasi, integrasi, dan fisioterapi.

Gangguan pendengaran Juga Dapat Membuat Anak Terlambat Bicara

Dalam kesempatan tersebut, Dr. Gitayanti mengingatkan agar orangtua selalu waspada dengan tumbuh kembang anak dan segera berkonsultasi kepada dokter jika anak mengalami gangguan bicara karena hal tersebut bisa mengindikasikan adanya gangguan lain yang lebih serius.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Kesehatan

Apa yang Harus Dilakukan Jika Terdapat Gangguan Perkembangan Balita Pada Usia 13 – 24 Bulan

Setiap bulan bayi mengalami perkembangan dalam berbagai aspek terutama saat si kecil mulai memasuki tahun kedua. Saat memasuki usia ini, anak biasanya sedang aktif-aktifnya mengeksplor banyak hal. Namun, ada juga yang mengalami gangguan perkembangan balita pada usia 13 – 24 bulan.

Meski tahap perkembangan tiap anak berbeda-beda, ada patokan dasar yang umum digunakan untuk mengukur perkembangan tumbuh kembang anak. Ini juga bisa menjadi patokan apakah anak membutuhkan bantuan atau tidak.  

Tahapan Perkembangan Anak Usia 13 – 24 Bulan

Tahapan perkembangan anak yang umum dilalui saat berusia 13 – 24 bulan bisa menjadi acuan untuk melihat apakah si kecil ada indikasi mengalami keterlambatan atau tidak. Saat usia ini keinginan untuk mengetahui banyak hal sangatlah tinggi. Berikut ini tahapan yang perlu diketahui, di antaranya:

  1. Motorik Kasar

Saat berusia 13 – 24 bulan, anak seharusnya sudah bisa berjalan sendiri, menarik, berjalan mundur, mendorong alat permainan, naik turun tangga, duduk sendiri, hingga melakukan pergerakan lain. Kemampuan motorik kasar yang bagus tentu harus didukung dengan stimulasi yang tepat sejak bayi. 

  1. Motorik Halus

Anak seharusnya sudah bisa melakukan beberapa gerakan seperti memutar, mencoret-coret, membuka lembaran buku, menggambar, mengambil benda, dan lainnya. Motorik halus ini juga perlu distimulasi dengan baik agar perkembangannya sesuai usia anak pada umumnya. 

  1. Mulai Mengucap Kata

Anak berusia 13 – 24 bulan pada umumnya sudah mampu mengucapkan kosakata tertentu dengan jelas. Contohnya seperti “papa”, “mama”, “susu”, “sasa”, dan lainnya. Jangan lupa untuk memberi pujian atau apresiasi ketika si kecil sudah mampu melakukan hal tersebut. 

  1. Mulai Berjalan

Saat usia ini, anak-anak seharusnya sudah bisa berjalan meskipun terkadang masih tertatih. Awal usia 13 bulan mungkin masih akan sering terjatuh dan jalannya pun masih perlahan. Namun, ketika sudah berusia 2 tahun seharusnya anak sudah bisa berjalan cepat dan berlari. 

Beberapa Gangguan Perkembangan Balita Pada Usia 13 – 24 Bulan yang Perlu Diperhatikan

Tidak semua anak memiliki perkembangan yang sesuai seperti tahapan di atas. Ada sebagian anak yang mengalami keterlambatan dalam beberapa aspek. Sebagai orang tua tentu, Bunda harus aware jika ada masalah yang dialami anak sehingga bisa mencari solusi terbaik demi tumbuh kembangnya. 

  1. Gangguan Perkembangan Kognitif

Anak yang mengalami gangguan seperti di bawah ini bisa termasuk dalam kategori keterlambatan perkembangan kognitif. Apa saja itu?

  • Kurang menunjukkan ketertarikan akan suatu barang atau orang saat menginjak usia 2 bulan
  • Belum bisa mengikuti gerak benda dengan baik saat usia 4 bulan
  • Belum bisa merespons sumber suara yang dikeluarkan oleh orang sekelilingnya di usia 6 bulan
  • Belum mampu mengucap kata atau babbling dengan kosakata dasar seperti “mama”, “papa” di usia 9 bulan
  • Belum bisa mengucapkan kata yang bisa dipahami oleh orang dewasa saat usia 24 bulan
  • Belum mampu merangkai tiga kata dengan benar saat usia 36 bulan

Jika ada tanda-tanda di atas yang dialami oleh si kecil, maka Bunda harus segera mencari tahu cara terbaik untuk mengatasinya. Konsultasikan dengan dokter ahli dan beri stimulasi yang tepat sesuai kebutuhan perkembangan di usianya. Dampingi dengan sabar sampai anak bisa mengatasi keterlambatan tersebut. 

  1. Gangguan Perkembangan Motorik Halus dan Kasar

Motorik merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan gerakan yang dilakukan oleh manusia melalui anggota tubuhnya. Sel saraf motorik ini terletak di atas (otak) dan di bawah (sumsum tulang belakang) dan berfungsi untuk mengirim sinyal yang mendorong tubuh melakukan gerakan. 

Motorik sendiri dibagi ke dalam dua kategori yakni motorik halus dan motorik kasar. Berikut ini penjelasannya:

  • Motorik Kasar 

Motorik kasar merupakan gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia dengan menggunakan otot besar. Perkembangan motorik jenis ini biasanya dipengaruhi oleh usia, perkembangan secara fisik, dan berat badan.

Jika si kecil mengalami gangguan motorik kasar, maka mereka akan mengalami masalah pada keseimbangan dan ketidakmampuan untuk mengontrol gerakan tubuh. Contohnya seperti gangguan refleks tubuh, gerakan yang tidak seimbang antara bagian kanan dan kiri, dan gangguan tonus otot. 

  • Motorik Halus

Berkebalikan dari motorik kasar, motorik halus merupakan kemampuan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi antara mata dengan tangan. Anak yang mengalami gangguan pada motorik halus biasanya akan terlihat saat mereka masih sering menggenggam padahal usianya sudah lebih dari 4 bulan. 

Gejala gangguan motorik halus juga terlihat dari anak yang lebih cenderung dan dominan handedness (menggunakan satu tangan) hingga si kecil berusia 1 tahun. Bahkan setelah lewat usia 14 bulan pun mereka masih sering memasukkan mainan ke dalam mulut untuk eksplorasi oral. 

  1. Gangguan Perkembangan Bahasa dan Bicara

Gangguan perkembangan dalam tahap ini jelas ditandai dengan kemampuan berbicara yang masih sangat minim. Bahkan mereka masih tidak menunjukkan ketertarikannya pada seseorang atau sesuatu benda hingga usia 20 bulan. 

Saat si kecil berusia 30 bulan pun orangtua masih kesulitan untuk memahami maksud dari perkataan anak. Hal ini dikarenakan si kecil masih tidak konsisten untuk merespons setiap bunyi atau suar di sekitarnya seperti tidak menjawab ketika dipanggil. 

  1. Gangguan Perkembangan Sosial-Emosional

Jika anak Bunda mengalami beberapa tanda gangguan seperti ini, bisa jadi perkembangan sosial-emosionalnya mengalami masalah.

  • Jarang berekspresi atau menunjukkan kesenangan baik dengan senyum maupun tertawa di usia 6 bulan
  • Kurang bersuara di usia 9 bulan
  • Tidak menjawab meskipun dipanggil namanya di usia 12 bulan
  • Belum bisa mengeluarkan kata di usia 15 bulan
  • Belum bisa mengeluarkan gabungan dua kata yang berarti di usia 24 bulan
  • Tidak memiliki kemampuan berinteraksi dan bersosialisasi di segala usia

Gangguan perkembangan balita pada usia 13 – 24 bulan di atas memang harus diwaspadai. Jika Bunda mulai menemukan tanda-tanda keterlambatan tumbuh kembang si kecil, segera konsultasikan kepada ahli atau orang yang berpengalaman.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Anak Sulit Bicara? Mungkin mengalami speech delay, Ini 5 Tips Mengatasi Gangguan Speech delay?


Gangguan komunikasi dan bahasa pada anak yang biasa dikenal dengan istilah speech delay memang bisa dialami oleh sebagian anak. Dalam perkembangan bicara, anak mengalami tahapan pada fase usia tertentu. Sehingga Anda bisa mengetahui apakah si kecil tergolong mengalami gangguan atau tidak.


Tahapan Perkembangan Bicara dan Bahasa yang Normal


Melihat setiap perkembangan anak menjadi momen yang paling berharga, termasuk dalam hal berbicara. Hal ini sangat penting untuk mengetahui apakah anak Anda masih dalam tahap normal atau mengalami gangguan hingga membutuhkan bantuan ahli. Berikut ini tahapan yang perlu diketahui:


Tahapan Perkembangan Bicara Sebelum 12 Bulan


Saat si kecil usianya belum sampai 12 bulan, perkembangan yang akan dialaminya adalah mengoceh atau babbling sebagai tahap awal. Jika bayi sudah berusia sekitar 9 bulan, mereka biasanya sudah mulai menggunakan nada berbeda untuk berbicara seperti mengucapkan “mama” atau “dada”.


Meskipun belum paham sepenuhnya arti dari kata yang diucapkan, anak sudah mulai mengoceh dengan kombinasi vokal dan konsonan yang mudah diucapkan. Karena pada umumnya anak di usia sebelum 12 bulan sudah mulai tertarik pada suara.


Tahapan Perkembangan Bicara Usia 12 – 15 Bulan


Saat memasuki usia 12 – 15 bulan, variasi babbling mereka setidaknya sudah semakin banyak dengan minimal 1 – 2 kata yang dimengerti. Anak di usia ini juga sudah bisa mengerti kata atau kalimat yang mengandung petunjuk seperti “Tolong berikan mainannya!” atau “Matanya mana?”


Mereka biasanya sudah bisa merespon kalimat instruksi tersebut meskipun belum mampu untuk mengucapkan dengan jelas dalam bentuk kata-kata. Ketika diminta untuk menunjukkan posisi mata, mereka pun bisa melakukannya dengan baik.


Tahapan Perkembangan Bicara Usia 18 – 24 Bulan


Kosakata yang dikuasai anak pada saat memasuki usia 18 – 24 bulan semakin banyak sekitar 20 – 50 kata. Mereka pun harusnya sudah mulai belajar mengkombinasikan dua kata seperti “buku baru”. Di saat usia ini, Anda juga sudah bisa memberikan kalimat perintah untuk meminta tolong sesuatu.


Tahapan Perkembangan Bicara Usia 2 – 3 Tahun


Seiring bertambahnya usia si kecil, koleksi kosakata yang dikuasai mereka pun semakin meningkat. Setidaknya anak sudah bisa mengkombinasikan tiga kata atau lebih menjadi sebuah kalimat, mampu mengidentifikasi warna, paham konsep deskriptif, dan mengerti berbagai kalimat perintah.


Tips Mengatasi Gangguan Komunikasi dan Bahasa Pada Anak dan Solusinya


Jika saat memasuki usia tersebut di atas kemampuan bicara dan bahasa si kecil masih belum memenuhi tahapan perkembangan secara normal, bisa jadi anak tersebut mengalami gangguan. Cakupannya pun cukup luas baik dari segi bahasa, artikulasi, afasia, dan lain sebagainya.


Tips Mengatasi speech delay: Ajak Anak Komunikasi Dua Arah


Komunikasi dua arah dengan si kecil sangat diperlukan agar ada interaksi dan respon yang nantinya dilakukan oleh anak. Meskipun mereka belum bisa mengeluarkan kata-kata dan belum paham dengan apa yang dibicarakan, tetap ajak anak berbicara dan ngobrol. Biasanya akan merespon dengan tertawa.


Tetap gunakan bahasa yang baik dan santun saat mengajak anak berbicara karena bisa jadi kata-kata tersebut akan selalu direkam hingga mereka kelak bisa berbicara. Ucapkan bahasa yang jelas dan jangan dibuat-buat dengan bahasa bayi pelafalannya agar nanti anak bisa mengucapkan kata dengan baik.


Tips Mengatasi speech delay: Mengulang-ulang Kata yang Anak Pelajari


Mengajarkan anak agar bisa berbicara dan mengucapkan kata memang butuh proses. Tidak apa-apa meskipun harus mengulang kata terus-menerus karena bisa jadi hal tersebut dapat mengatasi gangguan bahasa pada mereka. Cara ini juga dapat melatih anak mengucapkan kata dengan benar.


Jika Anda juga rajin mengulang kata yang telah anak pelajari, kosakata yang mereka kuasai pun akan semakin banyak. Anak juga akan merasa dihargai ketika orang tuanya mengatakan kembali bahasa yang baru saja mereka ucapakan dan akan terus termotivasi untuk belajar kosakata baru.


Tips Mengatasi speech delay: Menghafal Lirik Lagu dengan Bernyanyi


Menghafal kosa kata melalui lirik lagu saat bernyanyi biasanya lebih mudah dilakukan oleh si kecil. merkea juga cenderung lebih senang mendengarkan musik dan suara meskipun belum bisa berbicara. Bernyanyi juga menjadi cara yang menyenangkan saat mengajari anak bahasa dan kosakata baru.


Mereka akan meresponnya dengan antusias dan tidak terpaksa saat melakukannya. Usahakan untuk mengajak anak menyanyikan lagu anak-anak. Anda bisa mengajak anak bernyanyi di rumah dan menjadikan cara ini sebagai stimulan agar mereka terus semangat menghafal lirik / menambah kosakata.


Tips Mengatasi speech delay: Membacakan Dongeng atau Cerita


Biasakan untuk membacakan dongeng atau cerita sebelum mereka tidur. Bacakan buku yang memiliki gambar menarik dan kata-kata sederhana agar mereka lebih mudah memahaminya. Gambar yang lucu dan ilustrasi menarik cenderung lebih mereka sukai.


Dengan semakin sering membacakan cerita untuk anak, mereka pun akan merekam kosakata baru yang didengar. Anak pun akan lebih mudah mengucapkan kata dengan jelas saat usianya sudah memasuki tahap perkembangan ini.


Tips Mengatasi speech delay: Terapi


Saat Anda menyadari bahwa si kecil mengalami masalah atau gangguan dalam perkembangan bicara dan bahasanya, maka sudah saatnya untuk memberikan terapi yang tepat. Tidak perlu gengsi karena bisa jadi itu adalah cara yang memang dibutuhkan oleh anak.


Semakin menunda terapi takutnya akan menimbulkan masalah yang semakin parah. Periksakan ke dokter dan jalani apa yang disarankan oleh ahli demi kebaikan si kecil.


Gangguan komunikasi dan bahasa pada anak dan solusinya di atas bisa Anda praktekkan untuk mengatisipasi dan mengatasi speech delay. Berikan yang terbaik untuk si kecil agar mereka bisa mengalami tumbuh kembang yang normal.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Bila Anak Belum Dapat Bicara Padahal di Usianya Sudah Harus Bisa Bicara, Ini 8 penyebabnya

Sebagai orang tua, Anda pasti menantikan kata pertama yang terucap dari anak tercinta. Tapi bagaimana jika Anda tidak kunjung mendengar sepatah kata pun terlontar dari bibir mungil si Kecil?

Lantas anda  khawatir anak dengan usia yang seharusnya sudah bisa bicara tetapi belum bisa bicara, pahami penyebabnya:

Pertama, dan yang tersering adalah kurangnya komunikasi kepada anak. Anak jarang diajak bicara atau mengajarkan lebih dari satu bahasa sehari-hari yang membuat anak menjadi bingung.

Kedua, adalah keterlambatan bicara karena kelemahan saraf motorik bicara. Biasanya hal ini perlu pelatihan khusus dan diharapkan anak akan dapat bicara setelah dilakukan pelatihan khusus.

Ketiga, adalah anak terlambat bicara karena terdapat penyakit yang lain seperti retardasi mental atau autisme, pada kasus ini anak tidak hanya keterlambatan berbicara, tetapi juga terlambat dalam personal sosialnya dan anak tidak dapat berkomunikasi dengan lingkungannya.

Keempat. mengajarkan beberapa bahasa pada anak supaya anak mudah mengerti dan belajar berbicara. memang ada sebagian anak yang mudah mempelajari beberapa bahasa dalam waktu bersamaan. Namun sebagian besar bisa jadi malah bingung untuk memahami banyaknya bahasa tersebut. Akibatnya, anak malah jadi kebingungan dan malas belajar bicara.

Kelima. Anak tidak mendengar. Anak akan belajar bicara bila ia medapatkan input kata-kata dari apa yang ia dengar sehari-hari. Otak anak akan memproses, mengerti, menyimpan dan kemudian mengucapkan kata-kata yang sering ia dengar. Hal ini tidak terjadi ia kemampuan mendengar anak terganggu.

Keenam. Anak tidak bisa mengerti kata-kata yang diucapkan. Keterlambatan bicara juga bisa terjadi pada anak yang bisa mendengar namun tempat penyimpanannya (otak) kurang baik. Kondisi ini biasanya terjadi pada anak dengan mental retardasi (kelemahan mental).

Ketujuh. Lidah tidak berfungsi dengan baik. Anak bisa mendengar, bisa mengerti dan menyimpan kata-kata yang didengar dalam otak, tapi ketika akan diucapkan lidahnya tidak berfungsi dengan baik, sehingga menyebabkan kesulitan bicara.

Kedelapan. Anak yang dikenalkan gawai sejak dini menjadi lambat berbicara, meskipun pemahamannya cukup baik. Gawai untuk anak usia dua tahun tidak ada manfaatnya. Anak menjadi lambat dalam berbicara. Hal ini karena anak lebih asik dengan gadgetnya ketimbang berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top