Bun, memberikan MPASI tentu ada tahapannya ya. Biasanya bayi dapat diberikan MPASI bila sudah memasukki usia 6 bulan. Namun ada juga beberapa orangtua yang memilih memberikan MPASI sekalipun si kecil masih berusia kurang dari 6 bulan.
Padahal di usia ini, si kecil belum dianjurkan untuk menerima makanan dengan bentuk atau tekstur lain selain ASI. Ini karena usia tersebut sangat berpengaruh pada kondisi perncernaan dan daya tahan tubuh bayi yang belum sempurna.
Sementara itu, menurut dr Reza Fahlevi seperti dikutip dari Liputan6.com, sejak usia 4-6 bulan, bayi sudah mampu mengontrol kepala dan memiliki koordinasi dengan mulut. Selain itu, gusi bayi mulai mengeras dan saluran pencernaan juga sudah mulai menghasilkan enzim-enzim pencernaan.
“Namun, pada usia 4-6 bulan, kemampuan makan bayi baru dalam tahap perkembangan, sehingga belum cukup sempurna untuk menerima makanan semi padat.” jelas dr. Reza. Bayi baru benar-benar siap untuk menerima makanan semi padat pada usia 6 bulan, sehingga berbagai organisasi kesehatan anak di dunia hingga saat ini menyarankan pemberian MPASI baru bisa dimulai setelah bayi berusia 6 bulan.
Kenali Bahaya Bila Terlalu Cepat Memberikan MPASI
Sementara itu, ahli gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Syarief Darmawan, juga mengatakan jika Bunda memberikan MPASI pada anak yang usianya kurang dari 6 bulan, justru memperbesar peluang si kecil mengalami inflamasi usus yang akan menyebabkan terganggunya penyerapan nutrisi, Bun.
Kalau dibiarkan, nantinya masalah ini akan jadi pemicu terhambatnya tumbuh kembang si kecil. Bila tumbuh kembang terhambat, tinggi badannya akan sukar bertambah. Bunda perlu tahu, tinggi badan adalah parameter pertumbuhan yang paling mudah dikenali orang tua.
Dampak lainnya, anak juga rentan mengalami gangguan kecerdasan, motorik, ataupun gangguan fungsi tubuh lain. Jadi, orang tua sebaiknya tidak buru-buru memberikan MPASI. Meski ada teman sesama ibu yang kerap “mengompori”, sebaiknya jangan dilakukan. Pemberian MPASI yang kaya tekstur sebelum usia anak 6 bulan juga berisiko menyumbat usus yang berujung pada gangguan pencernaan.
Caritahu Tahap Pemberian MPASI ya Bun
Pemberian MPASI sendiri mesti dilakukan secara bertahap. Misalnya, mulai dari tepung beras atau yang kental namun halus, baru kemudian yang lebih kaya tekstur. Meski orang tua tidak disarankan untuk memberikan MPASI terlalu dini, ahli kesehatan juga tidak membenarkan tindakan pemberian MPASI yang terlambat. Sebab, keterlambatan pemberian MPASI dapat berdampak pada gagal tumbuh dan malnutrisi pada bayi.
“Setelah usianya 6 bulan, ASI saja tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi anak, sehingga jika pemberian MPASI tidak dimulai, anak akan kekurangan energi, berisiko kena gizi buruk, serta gangguan pertumbuhan.” dr. Reza menegaskan.
Selagi memberikan MPASI, ASI pun masih wajib diberikan hingga usia anak 2 tahun. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan agar Anda tidak salah dalam memberikan gizi si Kecil, antara lain sebagai berikut:
Pada usia 6-8 bulan, sekitar ⅔ kebutuhan energi bayi masih diperoleh dari ASI dan ⅓ dari MPASI.Pada usia 9-11 bulan, sekitar ½ kebutuhan energi bayi diperoleh dari ASI dan ½ lagi dari MPASI. Pada usia 12 bulan hingga 2 tahun, ⅓ kebutuhan energi bayi diperoleh dari ASI dan ⅔ diperoleh dari MPASI. Penting bagi orang tua untuk memahami soal kapan waktu yang tepat dalam mencukupi kebutuhan gizi buah hatinya.
Jangan sampai, maksud hati ingin mendukung pertumbuhan anak dengan memberikan makanan semi padat sebelum waktunya, justru membuat si Kecil mengalami gangguan kesehatan. Pemberian nutrisi sebaiknya dilakukan secara bertahap, tetapi tidak terlambat. Sebab, memberikan MPASI terlalu cepat atau terlalu lambat sama-sama berisiko buruk terhadap kesehatan anak.
Karena Memberikan MPASI Sebelum Waktunya, Dapat Membuat Si Kecil Rentan Sakit
Tak hanya organ tubuh bayi yang berusia dibawah 6 bulan belum berfungsi optimal, tapi juga dengan sistem imunnya. Biasanya sistem imun bayi masih sangat lemah dalam melindungi tubuh terhadap kuman-kuman penyakit. Maka itu, ibu tidak boleh sembarangan memberikan asupan makanan.
Pemberian makanan yang kurang higenis untuk si kecil justru bisa membuatnya rentan sakit, sebab sistem kekebalan tidak bisa melawan dengan baik. Apabila kondisi ini dibiarkan saja dan tidak diatasi maka bayi bisa mengalami masalah pencernaan.
