Kepada Ibu di rumah, yang selalu memberikan waktumu untukku, bahkan ketika aku pun telah menjadi seorang ibu, kasih sayangmu tetap utuh setiap harinya…
Dear Ibu,
Sekalipun pesanku ini terdengar aneh, tapi ada yang ingin kukatakan padamu, Ibuku.
Hadiah terbaik yang pernah aku terima adalah rasa sayang yang tanpa pamrih dan kemurahan hati yang berlimpah dari Ibu. Rasanya aku selalu ingin di dekat Ibu, selalu menghabiskan waktu bersama, sampai kita sama-sama tua. Ibulah satu-satunya tempat yang bisa kuandalkan, bahkan ketika aku tak punya apa-apa, lagi-lagi Ibu yang mendukungku dan mengulurkan tangannya padaku. Saat aku didera keraguan, Ibu selalu punya cara mengusir rasa ragu dan menggantikannya dengan rasa percaya diri yang sebelumnya tak kumiliki.
Dari Kecil Hingga Aku Dewasa, Ibulah Orang yang Selalu Mewarnai Setiap Musim Hidupku
Ibu, rasa terima kasihku tidaklah cukup untuk menggantikan setiap hal baik yang Ibu berikan padaku. Bahkan apapun di dunia ini, tak ada yang bisa menggantikan besarnya kasih sayangmu. Dari kecil, sampai aku berkeluarga, rasa sayangmu tetap sama.
Ingatkah Ibu, disaat aku harus istirahat total sementara suamiku harus menunaikan pekerjaan di luar kota? Siapa lagi yang mau menjagaku sepanjang waktu kalau bukan ibu. Dengan cekatan dan penuh perhatian, Ibu selalu membuatkan makanan yang lezat untukku. Bahkan menemaniku ke dokter hingga aku benar-benar pulih.
Saat aku masih takut menggendong anakku sendiri, ibulah yang meyakinkanku bahwa naluri ibu tak akan pernah salah. Ibu yang membuatku mampu mengusir keraguanku dan selalu berpikir positif tentang si kecil.
Aku pun masih ingat, betapa bahagianya Ibu berjumpa dengan cucu pertama ibu. Rona wajah ibu akan kuingat selalu, terima kasih sudah mau menyayangiku dan menjagaku menjelang kelahiran si kecil kala itu.
Si Kecil Patut Bersyukur Punya Nenek seperti Ibu
Ibu, terima kasih untuk setiap hal yang sudah ibu lakukan saat aku kerepotan mengurus anakku. Entah rasanya aku masih harus banyak belajar dari ibu. Nyatanya, kehidupanku menjadi seorang ibu baru tak semudah kelihatannya. Belum genap setahun aku berkutat dengan tangisan si kecil, pekerjaan rumah, cucian dan piring-piring kotor, dan pengeluaran bulanan yang membengkak. Semuanya seakan membuatku kehilangan daya untuk tetap bersemangat.
Kemudian ibu datang, membantuku mencari jalan keluarnya. Tak keberatan membantu setiap pekerjaan rumah yang belum selesai. Bahkan menyiapkan makanan agar stok ASI-ku tetap cukup untuk si kecil.
Saat aku bekerja, Ibu pun masih menunjukkan perhatiannya padaku dan mengingatkan agar jangan bekerja terlalu keras. Demi membuatku tetap semangat, Ibu selalu menyampaikan betapa bangganya Ibu dengan hasil kerja kerasku.
Bila kelak si kecil sudah mengerti tentang interaksi, maka aku akan terus mengingatkannya bahwa ia punya nenek yang akan jadi teman terbaiknya. Ibu paling tahu apa yang kuperlukan, bahkan sekalipun Ibu tengah merawat anakku, Ibu pun tak lupa untuk tetap memberikan perhatianmu padaku.
Saat Aku Sakit, Ibu Selalu Ada, Membuatku Merasa Bersalah Karena Saat Ibu Sakit, Dulu Rasanya Tak Banyak yang Bisa Kuperbuat
Didera sakit saat masih sendiri dan setelah menjadi ibu tentu beda rasanya. Tapi satu hal yang pasti, Ibu tak pernah absen untuk menjagaku. Terima kasih Bu karena bersedia menjaga cucumu saat aku terbaring lemah. Terima kasih untuk genggaman tangan Ibu yang menghangatkanku. Ibu selalu menempatkanku sebagai prioritas utama.
Saat aku sakit, rasanya satu-satunya hal yang dapat kulakukan adalah merutuki diri sendiri. Merasa tak mampu menjadi seorang ibu yang baik untuk anakku. Tapi kata-kata dari Ibu sungguh mengusir laraku. Ibu terus menenangkanku penuh kehangatan.
Memiliki seorang yang membuatku merasa diprioritaskan selalu, mengutamakan kondisiku setiap harinya, bahkan khawatir bila aku makan ini itu sembarangan, hanya kutemukan saat bersama ibu.
Bu, aku sangat bersyukur memilikimu di dalam hidupku. Tak banyak anak yang mungkin memiliki Ibu seperti engkau. Betapa beruntungnya bertemu engkau sejak hari pertama aku hidup.
Terima kasih ya Bu. Ajar dan doakan aku agar aku dapat mendidik anakku seperti Ibu sudah mendidik dan menyayangiku.
