Apakah anda mulai merasa kesulitan mengendalikan perilaku anak anda? Apakah anda dan pasangan sering tidak sepaham dalam mendidik anak anak Apakah anak anda sering merengek dan maksa untuk dituruti kemauannya?
Jika iya, mungkin kesalahan-kesalahan berikut ini, sering tak kita sadari, padahal berpengaruh buruk pada anak-anak. Ralat dari sekarang yuk!
1. Lebih Sibuk Bersosial Media Tiada Henti
Saat anak minta ditemani bermain, mengajak bicara atau sekedar kangen minta dipeluk, Anda tak mempedulikannya karena jari sibuk bersocial media ria.
Anak jadi rewel dan menganggu ingin merebut ponsel. Anda jengkel, memanggil pengasuh dan minta pengasuh membawa balita menjauh.
Anak belajar memahami bahwa keadirannya tidak penting dan kemudian mengembangkan perilaku masa bodoh. Di usia selanjutnya, saat Anda membutuhkannya, bisa-bisa ia tak peduli.
2. Tanpa Sadar Menggajarkan anak melanggar lalu lintas
“Ah, tanggung!” begitu baisanya alasan ketika menerobos lampu kuning yang siap merah. Menambah kecepatan untuk menambah kesempatan, memang lebih enak ketimbang memperlambat laju kendaraan dan antre menunggu lampu merah.
Kalau anak sudah paham rambu, ia belajar bahwa aturan boleh dilanggar. Kalau anak belum paham rambu, ia akan belajar bahwa lampu kuning artinya boleh jalan. Padahal ini membahayakan diri sendiri dan orang lain.
3. Bermuka dua membuat anak belajar bersikap munafik, pura-pura baik supaya dianggap baik
Berpura-pura manis saat tetangga datang meminjam majalah. Begitu sang tetangga balik badan, Anda kontan ngedumel, “Minjam melulu. Beli sendiri, kenapa?” Anak belajar bersikap munafik, pura-pura baik supaya dianggap baik.
4. Minta anak berbohong sehingga menjadikan Anak belajar bahwa berbohong itu boleh
Ketika terlihat tetangga hendak mampir ke rumah, Anda cepat-cepat berbisik di telinga balita, “Bilang Tante Irma, ibu lagi di kamar mandi, ya,” atau malah disuruh mengatakan ibu sedang pergi.
Anak pun paham bahwa berbohong itu boleh. Sedikit demi sedikit ia belajar berbohong, hingga kelak mahir mengelabui Anda.
5. Tidak sportif dengan menyalahkan oranglain
Menyaksikan kemenangan anak dalam suatu lomba memang membanggakan. Tapi ketika balita kalah dalam lomba fashion show misalnya, Anda berusaha menghibur hatinya (dan Anda!) dengan kata-kata yang salah.
“Duh sayang, kok kamu kalah ya? Padahal kamu tadi oke banget lho! Pasti jurinya salah pilih.”
Anak belajar menyalahkan orang lain, tidak menerima kekalahan dan tidak punya cara lebih baik untuk menghibur diri selain menyalahkan.
