Lazimnya, anak sudah mulai bisa berdiri dan melakukan langkah pertama pada usia antara 8-18 bulan. Pada usia tersebut, ia akan mulai berjalan dengan merambat pada barang-barang yang ada di sekitarnya. Jika sekiranya, pada usia tersebut si kecil belum menunjukkan tanda-tanda bisa berjalan, bisa jadi ia mengalami gangguan anak terlambat berjalan. Jika tidak ditangani dengan segera, dikhawatirkan gangguan anak terlambat berjalan bisa berakibat fatal.
Perlu Bunda ketahui, ada banyak faktor yang menyebabkan anak mengalami gangguan tersebut. Bisa jadi karena memang belum waktunya berjalan atau ada kelainan yang menyebabkan si kecil mengalami kesulitan berjalan.
Gangguan Anak Terlambat Berjalan dan Solusinya

Anak yang terlambat berjalan tidak seperti anak lain pada umumnya memang menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Namun, perlu dipahami bahwa perkembangan setiap anak itu berbeda-beda dan tidak bisa disamaratakan. Berikut ini penyebab keterlambatan berjalan pada anak, di antaranya :
1. Pengaruh Kemampuan Motorik
Kemampuan motorik anak sangat berpengaruh pada bagaimana perkembangan berjalan anak. Biasanya ada faktor genetik yang turut mempengaruhi seperti ada anggota keluarga yang mungkin pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Namun, bukan berarti keterlambatan ini dianggap cacat.
Jika semua kemampuan motorik si kecil sudah berjalan baik dan normal, maka bisa jadi memang itu hanya terlambat saja dan tidak termasuk dalam kategori bahaya. Bunda bisa terus membantu si kecil dengan menstimulasi gerakan motorik dan mengajaknya jalan-jalan sambil dipegang tangannya.
2. Mengalami Kelainan Pada Otot
Kondisi anak yang terlambat jalan dalam beberapa kasus bisa menjadi tanda awal dari cerebral palsy namun dalam kasus yang ringan. Kelainan pada otot ini dikenal juga dengan istilah hypertonia di mana terjadi peningkatan tonus otot yang disebabkan oleh lesi di batang otak maupun otak.
Hypertonia menjadi salah satu kondisi yang biasanya dialami oleh penderita cerebral palsy. Mereka biasanya mengalami kesulitan berjalan karena otot tubuhnya lemas sehingga tidak mampu menyangga tubuh si kecil ketika mereka berdiri dan berusaha untuk berjalan. Dalam kasus ini harus ditangani oleh dokter.
3. Faktor Lingkungan
Selain faktor internal dalam diri si kecil, faktor lingkungan dan kebiasaan juga bisa mempengaruhi kemampuan anak dalam berjalan. Misalnya karena adanya infeksi seperti ensefalitis, meningitis, dan sitomegalovirus. Cedera pada kepala juga bisa menyebabkan anak terlambat berjalan.
Sebagai orang tua juga wajib memberikan malnutrisi dan gizi yang cukup karena jika tidak terpenuhi maka bisa mempengaruhi perkembangan anak khususnya dalam berjalan. Kelainan tulang karena kekurangan vitamin D, baby walker, dan kebiasaan menaruh anak di boks juga bisa turut berpengaruh.
Tips Mengatasi Anak yang Terlambat Berjalan

Bunda tidak perlu langsung panik ketika mendapati si kecil belum bisa berjalan padahal teman seusianya sudah. Lakukan terapi agar anak bisa terstimulasi untuk berjalan dan konsultasikan kepada dokter ahli yang bisa membantu untuk mengatasi masalah gangguan anak terlambat berjalan.
1. Beri si Kecil Media Untuk Belajar Berjalan
Jika diperlukan, Bunda bisa memakai media seperti push walker untuk membantu si kecil agar lebih percaya diri berjalan. Namun, jika tidak ada maka bisa juga dengan memakai perabotan yang ada di rumah seperti kursi, sofa kecil yang ringan, meja kecil, dan lainnya.
Saat memberikan media tersebut, jangan lupa untuk terus mendampingi si kecil dan bantu mereka menyeimbangkan tubuhnya saat berpegangan pada alat bantu. Selalu siaga di belakang mereka untuk mengantisipasi kepala terbentur ketika terjatuh ke belakang.
2. Coba Pancing si Kecil dengan Mainan
Mainan adalah salah satu hal yang paling menarik bagi si kecil. Bunda bisa memancingnya dengan mainan saat mereka sedang ogah-ogahan belajar berjalan. Bawa mainan kesukaan lalu minta anak untuk berjalan mendekati mainan tersebut dengan melangkah perlahan.
Saat melatih anak berjalan menggunakan mainan, Bunda juga bisa memberikan instruksi arah seperti ke kanan atau ke kiri. Terapi ini sekaligus sangat bermanfaat untuk membantu melatih koordinasi antara otak, tangan, dan kaki. Lakukan secara rutin setiap hari agar anak terbiasa berjalan.
3. Mengulurkan Tangan Saat Anak Belajar Berjalan
Salah satu faktor penyebab anak enggan belajar berjalan adalah karena sering merasa tidak percaya diri. Oleh karena itu, penting sekali untuk memberinya semangat salah satunya dengan mengulurkan tangan di depan si kecil agar ia berusaha untuk meraih tangan tersebut.
Setelah anak berhasil meraih tangan dengan baik, ajak si kecil untuk berjalan ke manapun dengan cara mengikuti Bunda sambil menelusuri ruangan atau jalan. Anak pun akan merasa senang karena ada yang mendampingi dalam prosesnya saat belajar berjalan. Sehingga mereka lebih tenang dan nyaman.
4. Hindari Menggunakan Baby Walker
Sebagian orang tua mungkin masih menganggap perlu untuk menggunakan baby walker. Namun, American Academy of Pediatrics tidak merekomendasikan alat ini sebagai media untuk terapi berjalan. Hal ini dikarenakan baby walker cenderung berbahaya untuk keselamatan si kecil.
Pergerakan roda pada alat ini tidak bisa dikendalikan oleh anak dan dalam beberapa kasus yang terjadi malah justru menyebabkan si kecil terjatuh di tangga atau area lainnya. Anak juga jadi ketergantungan karena ada penyangga badannya saat menggunakan baby walker.
5. Beri Apresiasi Kepada Anak
Pujian atau apresiasi yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya dapat membuat mereka merasa senang dan bangga sehingga lebih semangat lagi dalam belajar. Usahakan untuk tidak terlalu memaksakan kehendak saat si kecil sedang tidak ingin berjalan.
Beri senyuman saat anak berhasil berjalan atau ucapkan kalimat penyemangat seperti, “Hore, adek sudah berhasil tambah langkah. Besok kita coba lagi ya, Nak!” Beri tatapan yang tulus dan penuh kasih sayang agar si kecil merasa nyaman. Gangguan anak terlambat berjalan memang menuntut orang tua untuk terus bersabar mendampingi tumbuh kembangnya. Solusi di atas bisa Bunda coba di rumah untuk membantu si kecil agar bisa berjalan dengan lancar.
