Extra

Solusi Terbaik Ketika Orang Tua Berekspektasi Terlalu Tinggi Pada Anak

Setiap orang tentu memiliki harapan untuk anak-anaknya. Namun, bagaimana ketika orang tua berekspektasi terlalu tinggi pada anak? Padahal perlu disadari bahwa setiap orang memiliki bakat masing-masing sejak lahir sehingga tidak dianjurkan untuk terlalu menekan anak dengan push parenting.

Apa Itu Push Parenting?

Push parenting merupakan salah satu gaya pengasuhan yang terlalu menuntut dan memaksa anak. Sebagian dari mereka memiliki rasa takut dan khawatir yang berlebihan akan masa depan anaknya, sehingga terpaksa melakukan pola pengasuhan seperti ini dengan memberi bekal sejak kecil.

Orang tua yang menerapkan pola pengasuhan ini karena memiliki harapan dan keinginan agar anak-anaknya tidak bernasib sama seperti saat mereka kecil. Sehingga dengan sekuat tenaga dan melalui berbagai cara mereka berusaha menyekolahkan anaknya di sekolah terbaik dan unggulan.

Pengaruh push parenting juga tidak hanya berasal dari dalam diri orang tua saja. Namun, pengaruh media yang sering menggembor-gemborkan dan menampilkan anak berprestasi juga menjadi faktor penyebab lainnya. Sehingga banyak orang tua yang akhirnya terlalu menuntut anak sesuai keinginan mereka.

Dampak Ketika Orang Tua Berekspektasi Terlalu Tinggi Pada Anak

Baik orang tua maupun anak sebenarnya masing-masing juga memiliki ekspektasi. Hanya saja harapan dan ekspektasi mereka tidak mencapai titik temu terutama bagi orang tua yang memberikan standar terlalu tinggi. Padahal orang tua juga harus paham bahwa hal tersebut bisa berpengaruh pada perilaku anak.

Anak Akan Semakin Stress dan Tertekan, Jika Mereka Merasa Tidak Sanggup

Ekspektasi yang terlalu tinggi dari orang tua untuk anaknya akan membuat anak-anak semakin bertambah stres dan tertekan. Terlebih lagi saat mereka tidak bisa memenuhi standar yang telah ditetapkan orang tua. Mereka akan selalu dibayangi oleh kegagalan yang telah terjadi

Pikirannya akan dipenuhi rasa takut karena gagal membanggakan orang tua. Bukan tidak mungkin anak-anak akan menjadi berpikir bahwa kegagalannya tersebut bisa membuat kasih sayang dari orang tua menjadi berkurang. Hati dan pikirannya akan dipenuhi ketakutan setiap menghadap orang tuanya.

Ekspektasi Orang Tua yang Terlalu Tinggi Membuat Anak Merasa Terbebani

Orang tua yang terlalu berekspektasi tinggi terhadap anaknya sebenarnya sangat membebani pikiran dan hati anak mereka. Meskipun bakat sang anak sudah terlihat begitu cemerlang dalam suatu bidang, bukan berarti mereka tidak merasa terbebani sekalipun sanggup memenuhi keinginan orang tuanya.

Di dalam hati sang anak pasti akan dipenuhi rasa takut dan cemas jika nanti berujung gagal dan mengecewakan orang tuanya. Dengan harapan orang tua yang terlalu tinggi, anak-anak menjadi merasa sanga tidak nyaman dan terbebani. Hingga akhirnya anak-anak pun merasa serba salah dan dilema.

Anak Akan Sibuk Membandingkan Diri dengan Orang Lain dan Merasa Rendah Diri

Jika orang tua terlalu berekspektasi tinggi kepada anak akan suatu pencapaian, maka sang anak pun akan terbiasa membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Rasa percaya dirinya perlahan hilang dan merasa rendah diri jika orang lain lebih baik dari dirinya meskipun sudah mendapat dukungan.

Ketika sibuk membandingkan diri dengan orang lain, mungkin saja mereka merasa cemas dan khawatir terlalu berlebihan hingga merasa tidak mampu untuk mendapatkan suatu pencapaian seperti yang diekspektasikan oleh orang tuanya. Padahal sebenarnya anak itu mampu untuk berkembang sesuai bakat.

Minat dan Bakan Anak Akan Semakin Terpendam

Setiap anak yang lahir ke dunia pasti memiliki bakat dan minat masing-masing yang tentu saja antara anak satu dengan anak lainnya berbeda. Bahkan meskipun memiliki bakat yang sama dengan orang tuanya, belum tentu sang anak berminat untuk mengembankan bakat dan potensi tersebut.

Ekspektasi yang terlalu tinggi dari orang tua justru hanya akan membuat bakat dan minat anak akan semakin terpendam. Anak bisa semakin stress dan malah justru semakin tidak berminat terhadap apa yang diekspektasikan orang tuanya tersebut. Mereka melakukannya karena beban bukan karena happy.

Masa Kecil Sang Anak Tidak Dapat Dinikmati Dengan Baik

Masa kecil anak adalah masa yang paling membahagiakan karena mereka hanya tahu bagaimana bermain dan bersenang-senang tanpa harus terbebani akan suatu hal. Namun, masa-masa indah tersebut justru akan berubah drastis ketika orang tua terlalu berekspektasi tinggi terhadap anaknya.

Tidak salah jika orang tua ingin fokus mengembangkan bakat dan kemampuan anaknya demi masa depan mereka. Namun, jangan sampai keinginan tersebut justru membuat anak kehilangan masa kecilnya yang berharga. Sebaiknya keduanya harus berjalan dengan seimbang antara bermain dan belajar.

Tips Menjadi Orang Tua yang Lebih Rileks dan Tidak Otoriter

Orang tua terlalu memaksakan kehendaknya agar anak memenuhi apa yang diekspektasikan termasuk egois karena mereka tidak memikirkan perasaan anak-anaknya. Oleh karena itu, tidak perlu terlalu menaruh harapan tinggi demi mendapat sanjungan atau mengatasnamakan masa depan anak.

Berikan Kasih Sayang yang Tulus

Masa kecil anak harusnya dipenuhi dengan rasa kasih sayang / tulus dari orang tuanya tanpa ada beban yang harus mereka rasakan. Dengan demikian, anak-anak pun bisa menjalani hari-hari mereka dengan penuh kebahagiaan tanpa rasa stress dan tertekan karena ekspektasi berlebih dari orang tua.

Jika orang tua benar-benar sayang kepada anaknya, maka mereka akan membiarkan sang anak melakukan apa yang menjadi minatnya tanpa melupakan bakat. Keinginan anak untuk belajar dan mengembangkan bakat nantinya juga akan tumbuh sendiri jika terus dipupuk dan ditanamkan sejak dini.

Berikan Penghargaan Kepada Anak

Tidak ada salahnya mengajak anak untuk mencoba berbagai jenis aktivitas ketika mereka masih kecil. Namun, jangan terlalu berekspektasi tinggi bahwa mereka harus menang dan menyabet juara. Biarkan mereka menjalaninya tanpa ambisi dan tetap berikan penghargaan kepada anak sebagai bentuk apresiasi.

Meskipun pada kenyataannya anak tersebut sedang kalah atau tidak mencapai apa yang Anda ekspektasikan. Jangan lupa bahwa anak-anak telah berjuang sebaik mungkin sebisa mereka. Sehingga jika kalah pun sudah selayaknya Anda memberikan apresiasi atas kerja kerasnya.

Jangan Mudah Marah dan Gantikan Dengan Cinta

Orang tua juga manusia normal yang bisa marah ketika apa yang terjadi tidak sesuai dengan ekspektasi. Namun, jangan sampai emosi tersebut terluapkan kepada sang anak. Ketika Anda marah, sebaiknya langsung peluk anak dan hindari mengeluarkan kata-kata kemarahan atau tindakan seperti memukul.

Gantikan emosi kemarahan menggebu-gebu tersebut dengan rasa cinta dan kasih sayang yang tulus. Apa yang Anda lakukan sekaligus untuk mengajari anak bagaimana cara merespon emosi negatif seperti marah. Sehingga mereka pun suatu saat akan meniru cara tersebut ketika menghadapi masalah.

Tidak Perlu Terlalu Berekspektasi Tinggi

Biarkan anak-anak bahagia dengan cara dan keinginannya tanpa ada intimidasi dari orang tua. Tugas Anda adalah mendidik dan merawat mereka dengan baik. Sebagian orang tua mungkin sangat berharap anak-anaknya bisa berprestasi dalam bidang akademik, padahal sang anak tidak mampu.

Belum lagi orang tua yang menginginkan anaknya agar menjadi tipe anak seperti mereka inginkan dan selalu positif. Seperti anak yang rajin, periang, pekerja keras, dan lain sebagainya. Padahal belum tentu hal tersebut sesuai dengan sifat, karakter, dan keinginan anak sehingga jangan terlalu memaksakan.

Biarkan Anak Bereksplorasi dan Berkreativitas Dalam Bermain

Sebagian anak ada yang bakatnya sudah jelas terlihat sejak mereka kecil. Namun, ada juga yang harus mengasahnya dan mengeksplor lebih dalam terlebih dahulu. Sebaiknya Anda jangan terlalu over protektif terhadap anak dan biarkan mereka menjadi anak yang bahagia apa adanya tanpa beban.

Izinkan anak untuk melakukan eksplorasi terhadap apa yang mereka senangi tanpa harus mengikuti tuntutan orang tuanya. Seperti membiarkan mereka untuk bermain, berlari, eksplor alam, main sepeda, dan lain sebagainya. Namun, tetap dampingi dan beritahu tentang resiko bahaya yang akan dihadapi.

Jangan Terlalu Banyak Berkata “Tidak” dan Perbanyak Kata “Iya”

Sebagian besar orang tua mungkin akan lebih sering berkata “tidak” dibandingkan kata “iya” jika mengikuti instingnya saat sedang bersama anaknya. Hal tersebut kurang bagus karena justru dalam pemahaman anak kata “tidak” tersebut akan dianggap bahwa Anda terlalu mengontrol mereka.

Sehingga, sangat disarankan untuk tidak terlalu sering berkata “tidak” kepada sang anak”. Namun, hal tersebut bukan berarti Anda harus selalu mengikuti kemauan sang anak karena khawatir justru mereka akan menjadi anak yang manja dan tidak mandiri. Solusinya membolehkan tapi beri anak syarat.

Jangan Mengajari Anak Terlalu Berlebihan

Semua orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas dalam berbagai bidang. Sehingga tak jarang banyak orang tua yang akhirnya menjejali anak-anaknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan skill. Padahal anak bisa belajar sendiri secara alamiah tanpa disuruh.

Memaksa anak untuk belajar sesuatu yang tidak mereka senangi justru akan membuat mereka merasa terbebani dan lambat laun menjad stress. Biarkan mereka bereksplorasi sendiri dan mencari tahu apa yang diingnkan. Buat mereka antusias dan senang terhadap sesuatu dan cukup dampingi ketika belajar.

Kenali Bakat dan Minat Anak

Setiap anak sebenarnya memiliki bakat tanpa terkecuali. Itulah mengapa penting sekali bagi orang tua untuk mengenali bakat dan minat anak-anak mereka sehingga bisa mengarahkan dengan lebih baik tanpa terlalu berekspetasi tinggi. Anda bisa mencoba menggali bakat dengan berbagai cara.

Coba ajak anak-anak untuk melakukan suatu kegiatan dan lihat bagaimana antusias mereka terhadap kegiatan tersebut. Jika mereka senang, maka lanjutkan. Jika tidak menyenangi aktivitas yang telah disodorkan, maka tidak perlu memaksakan kehendak dan coba beri anak aktivitas yang lain.

Jangan Mengeksploitasi Anak

Anak adalah aset berharga bagi orang tuanya. Namun, tak jarang ada orang tua yang mengeksploitasi anak terlalu berlebihan demi mendapatkan apa yang diinginkan baik dalam hal materi atau pujian. Tentu ini sangat tidak bagus bagi perkembangan emosi anak karena mereka tidak bahagia menjalaninya.

Meskipun Anda sudah menemukan apa yang menjadi bakat mereka, tetap saja jangan sampai hal tersebut menodai kebahagiaan mereka dengan mengeksploitasnya berlebihan. Beri ruang dan waktu agar anak melakukan bakatnya sesuai dengan keinginan mereka.

Ketika orang tua berekspektasi terlalu tinggi pada anak tentu akan memberikan dampak pada si kecil. Sehingga diskusikan segala sesuatu dengna anak untuk menemukan titik temu yang terbaik. 

Terima kasih sudah berlangganan Sayangi Anak Extra. Untuk mengakses konten - konten Sayangi Anak Extra. Untuk membaca konten Sayangi Anak Extra. Silakan kunjungi kategory Extra pada website Sayangianak.com atau klik disini

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Beberapa Tips untuk Meningkatkan Kecintaan Anak Usia 5 Tahun Membaca Buku

Karena perkembangan teknologi yang semakin canggih, saat ini anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan penggunaan smartphone. Belum lagi situasi yang memang membuat mereka kerap lebih banyak menikmati kegiatan yang berbentuk visual. Sehingga, ketika kita mulai mengarahkan anak untuk membaca buku, mereka tentu tidak akan langsung menyukainya.

Untuk itulah, sebagai orangtua kita perlu memberitahu anak, jika aktivitas membaca juga adalah kegiatan yang menyenangkan. Karena selain membantunya mengurangi kegiatan dengan gadget, ada banyak sekali manfaat pentingnya bukiu bagi anak usia 5 tahun. Dan berikut adalah beberapa manfaatnya:

1. Membantu Anak Meningkatkan Kreativitas dalam Dirinya

Pentingnya buku bagi anak usia 5 tahun yaitu dapat meningkatkan kreativitasnya. Dan perlu diketahui jika kreativitas ini mempunyai peranan yang sangat penting agar anak dapat mengembangkan ide atau minatnya. Selain itu buku juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan imajinasi anak. Tentunya jika anak mempunyai kemampuan tersebut kedepannya bisa lebih mudah dalam mengelola emosi. Terutama nantinya Saat berinteraksi dengan orang lain. 

2. Mampu Meningkatkan Fungsi Otaknya dalam Berpikir

Manfaat lain buku bagi anak usia 5 tahun yaitu dapat meningkatkan fungsi otaknya. Dengan kata lain, fungsi otak anak akan semakin aktif jika sering membaca buku. Bahkan, sudah dibuktikan oleh sebuah penelitian di mana anak yang sering membaca buku dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan berbahasa. Apalagi jika sejak kecil sudah di bacakan buku oleh orang tuanya, kemungkinan terbesarnya saat sudah berusia 5 tahun atau lebih akan lebih mudah untuk belajar membaca. Inilah kenapa penting untuk membiasakan membaca buku. 

3. Dengan Membaca Kemampuan Kognitif Anak Juga Ikut Meningkat

Kemampuan kognitif yang meningkat juga menjadi salah satu dampak dari terbiasanya anak membaca buku. Kemampuan kognitif yang dimaksudkan bisa berupa ingatan, pemecahan masalah, perhatian dan penggunaan kata-kata. Tentu jika kemampuan kognitif tersebut semakin meningkat, maka kedepannya anak akan lebih mudah untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Selain itu, hal tersebut juga sangat bermanfaat agar anak mudah beradaptasi.

Lalu Bagaimana Tips untuk Meningkatkan Kecintaan Anak Terhadap Buku? Ini Jawabannya

Dari penjelasan sebelumnya bisa diambil kesimpulan jika buku mempunyai peranan yang sangat penting pada anak usia 5 tahun. Lalu, bagaimana tips meningkatkan kecintaan anak usia 5 tahun terhadap buku? Berikut ini penjelasannya. 

1. Sebagai Orangtua Kita Harus Bisa Menciptakan Lingkungan yang Kaya Aksara

Tips pertama yang bisa diterapkan dalam meningkatkan kecintaan anak terhadap buku yaitu menciptakan lingkungan kaya akan aksara. Dengan kata lain, sediakan tempat bermain dengan berbagai media seperti gambar dan teks. Tentu dengan media-media tersebut, anak akan lebih mudah untuk memahami dan memperkaya pengetahuannya. Contoh sederhananya permainan yang berhubungan dengan menyusun huruf, suara hewan, tebak gambar dan permainan lainnya.

2. Jadilah Sosok yang Bisa Dicontoh Anak dalam Hal Membaca

Orang tua memang menjadi role model atau contoh bagi anak. Jadi, apapun yang dilakukan oleh orang tuanya akan mudah ditiru oleh anak-anaknya. Tentunya untuk meningkatkan kecintaan anak terhadap buku, pastikan jika orang tuanya juga gemar membaca buku. Melihat orang tuanya yang sering membaca buku, anak juga akan tertarik untuk melakukan hal sama. Bahkan, Jika memungkinkan mengajak anak untuk membaca buku bersama-sama atau sekedar menemaninya membaca. 

3. Ajak Anak Membaca Buku dengan Ekspresi

Tips selanjutnya yang bisa diterapkan untuk meningkatkan kecintaan anak usia 5 tahun terhadap buku yaitu membacakan buku cerita dengan intonasi dan ekspresi yang tepat. Membaca buku dengan cara yang seperti ini bisa menarik minat anak untuk mengetahui isi buku tersebut. Selain itu, tips ini juga sangat berguna agar anak bisa mempersepsi jika pada buku tersebut banyak hal yang menarik dan selalu ingin untuk menggalinya. Berawal dari tips sederhana ini diharapkan anak bisa tertarik untuk membaca buku. 

4. Beli dan Sediakan Buku Menarik dan Sesuai dengan Minat Anak

Menyediakan buku yang menarik juga menjadi salah satu cara agar kecintaan anak terhadap pukul bisa meningkat. Sebagai langkah awal, pastikan jika orang tua menyediakan buku yang penuh dengan gambar dan warna. Hal ini penting dilakukan dengan tujuan agar anak tidak merasa bosan saat melihat buku tersebut. Buku yang seperti ini juga akan mengenalkan warna dan bentuk gambar pada buku tersebut, sehingga kemampuan anak akan mengalami peningkatan.

5. Sering-seringlah Ajak Anak Ke Toko Buku dan Perpustakaan

Tips selanjutnya bisa mengajak anak ke perpustakaan. Cara ini bisa meningkatkan minat anak dalam membaca buku dan pengalaman baru. Hal ini disebabkan karena di tempat tersebut akan menjumpai banyak orang yang membaca buku, sehingga bisa meningkatkan minat anak. Selain itu, dengan mengajak anak ke perpustakaan atau toko buku juga bisa meningkatkan kemampuannya dalam berinteraksi dengan orang lain yang ada disekitarnya. Tentu tips ini bisa memberikan dua manfaat sekaligus. 

6. Dan Berikan Kesempatan Anak Memilih Buku yang Disukainya

Selanjutnya tips meningkatkan kecintaan anak usia 5 tahun terhadap buku bisa dilakukan dengan cara memberikan kesempatan dalam memilih buku. Dengan kata lain, kesempatan tersebut dapat meningkatkan minat anak untuk membaca buku sesuai dengan keinginannya.

Begitu juga sebaliknya, jika anak dipaksa membaca buku yang diberikan oleh orang tua, justru akan merasa tertekan. Bahkan, parahnya lagi tidak berminat untuk membaca buku. Tentunya setiap orang tua pasti tidak menginginkan hal tersebut.

Demikian penjelasan mengenai beberapa tips yang bisa diterapkan dalam meningkatkan kecintaan anak terhadap buku. Dengan tersedianya berbagai tips tersebut, bisa diterapkan secara bergantian agar anak tidak bosan dan justru tertarik untuk membaca buku terus menerus.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Peran Penting Orang Dewasa dalam Pendampingan Anak Remaja Selama Tumbuh Kembangnya

Proses mendidik anak tentu tidak akan terlepas bagaimana peran orang dewasa. Apalagi saat anak sudah menginjak remaja, kedekatan dengan orang tuanya sangat diperlukan agar bisa lebih terbuka. Keterbukaan itulah yang nantinya sangat diperlukan dalam pendampingan remaja. Namun, untuk menuju keterbukaan yang kita harapkan. Tentunya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Sebagai orangtu, kita perlu memahami, bagaimana langkah yang tepat untuk membangun relasi dengan anak, terlebih ketika mereka menginjak usia remaja.

Orang Dewasa Harus Menerapkan Beberapa Hal Ini

Setiap anak remaja dengan yang lainnya pasti mempunyai perbedaan. Perbedaan tersebut bisa dilihat dari kepribadian hingga karakternya. Tentunya sebagai orang dewasa yang yang mempunyai salah satu anggota keluarga masih remaja, beberapa hal ini.

1. Mengetahui Apa Kemampuannya yang Paling Menonjol dalam Diri Anak

Sebagai orang dewasa mempunyai peranan yang cukup penting terhadap remaja, karena bisa berpengaruh terhadap masa depannya. Maka dari itu sebagai orang dewasa harus mengetahui apa yang dibutuhkan remaja saat ini.

Selain itu, penting juga untuk mengetahui apa yang menjadi kesukaannya. Bahkan, mengetahui apa kemampuannya juga sangat diperlukan. Beberapa hal tersebut diperlukan tujuannya agar bisa menjalin kedekatan dengan remaja dan bisa membantu perkembangannya.

2. Mengetahui Kebutuhannya Dasar yang Paling Ia Perlukan

Hal lain yang harus dilakukan oleh orang dewasa jika mempunyai anggota keluarga atau lingkungan remaja yaitu responsif terhadap kebutuhan anak. Bahkan, sebenarnya sikap yang seperti ini sangat diperlukan saat masih bayi.

Sebagai orang tua atau orang dewasa tentu harus bisa mengetahui apa yang menjadi kebutuhan anak remaja. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar nantinya bisa terjalin kedekatan antara keduanya dan bisa saling terbuka dari berbagai masalah. 

3. Menciptakan Lingkungan yang Aman

Lingkungan yang aman sangat diperlukan kalangan anak remaja. Apalagi di zaman yang seperti saat ini, banyak remaja yang merasa lingkungannya tidak aman. Tentu sebagai orang dewasa harus menciptakan pilih yang aman agar anak remaja bisa meningkatkan kemampuannya.

Tentu banyak cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang seperti membatasi remaja keluar saat malam hari, membuat jadwal aktivitas sehari-hari dan lain sebagainya. Dengan berbagai peraturan tersebut remaja akan merasa jika dirinya mempunyai tanggung jawab.

Sikap Lain yang Perlu Dipahami adalah Bagaimana Cara Menyikapi Anak Menjelang Remaja

Peran orang dewasa pada pertumbuhan anak-anak yang menjelang remaja memang sangat diperlukan. Selain itu, bagaimana cara menyikapi anak menjelang remaja? Selengkapnya berikut ini penjelasan lengkapnya mengenai hal tersebut.

Bagaimana Cara Menjalin Komunikasi yang Nyaman untuknya

Cara menyikapi anak menjelang remaja yang pertama yaitu menjalin komunikasi dua arah. Cara ini sangat diperlukan agar mengetahui apa yang diinginkan anak. Dengan kata lain, saat anak remaja merasa nyaman, maka tidak akan segan untuk bercerita.

Tentunya saat anak remaja mulai menceritakan apa yang sedang dialaminya, jangan langsung memutus pembicaraan. Dengan kata lain tunggu sampai cerita tersebut benar-benar selesai dan setelah itu bisa memberikan nasehat atau solusi. 

Bekerja Sama dengan Guru Sekolah untuk Bisa Tetap Mengawasi Anak

Menyikapi anak menjelang remaja yang selanjutnya bisa diterapkan dengan cara menjalin kerjasama yang baik dengan guru sekolah. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar mengetahui bagaimana perkembangan remaja saat di sekolah. Begitu juga sebaliknya guru juga perlu mengetahui perkembangannya selama di rumah.

Bahkan, orang tua atau orang dewasa juga bisa memberikan otoritas kepada guru sekolah ah dalam mengarahkan dan mendidik anak tersebut. Tentunya dengan diberikan peluang seperti itu, guru akan lebih mempunyai kebebasan dalam mengontrol dan mengatur perilaku remaja. Namun perlu diingat, mengawasi bukan berarti mengontrol segala sesuatu sampai anak tidak punya ruang ya Bun.

Menghilangkan Persepsi Buruk

Menghilangkan persepsi buruk juga menjadi salah satu cara untuk menyikapi anak menjelang remaja. Misalnya saja persepsi mengenai pacaran menjadi salah satu penyemangat untuk meningkatkan kualitas belajar. Padahal sebenarnya persepsi tersebut sangat salah.

Justru berlaku sebaliknya, di mana anak remaja akan lebih mudah stres saat pacaran di sekolah. Tentu jika stres akan mempengaruhi proses belajar mengajarnya. Bahkan, tak jarang sebagian anak remaja memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena putus cinta. Jadi, kita perlu memberinya arahan untuk menilai sesuatu dari berbagai macam aspek. Tunjukkan pada mereka, sebab akibat, bukan langsung melarang tanpa penjelasan.

Kenalkan Pada Ajaran Nilai-nilai Agama, Normal dan Hal-hal yang Berguna untuk Ditaatinya

Menyikapi anak menjelang remaja yang selanjutnya yaitu dengan mengenalkan adanya ajaran, nilai agama dan norma. Perlu diketahui jika ketiga hal tersebut sangat diperlukan agar remaja mempunyai benteng atau batasan tersendiri dalam bergaul. 

Hal ini disebabkan karena dalam agama sudah terdapat batasan batasan mengenai etika bersosialisasi dan hubungan antar lawan jenis. Selain itu, anak yang sudah memegang teguh berbagai ajaran tersebut akan lebih terfokus untuk menyembuhkan diri pada hal positif. 

Mengawasi Penggunaan Ponsel dan Internet dengan Tetap Memberinya Ruang Berekspresi

Perkembangan teknologi yang semakin canggih seperti saat ini memungkinkan penggunaan telepon pintar atau smartphone memang tidak bisa dipisahkan. Inilah Kenapa sebagai orang tua dan orang dewasa mempunyai peranan yang cukup penting untuk mengawasinya.

Mengingat saat ini adanya smartphone memudahkan anak remaja untuk mengakses hal-hal negatif seperti video dewasa, kekerasan, tawuran dan lain sebagainya. Bahkan, jika diperlukan bisa memberikan batasan dalam penggunaan ponsel agar tidak berlebihan atau bahkan kecanduan. Dan lagi-lagi, jelaskan sisi baik dan buruknya, sehingga anak bisa terarah untuk memilih sisi baik dan terhindar dari sisi buruk penggunaan ponsel dan internet.

Membatasi Aktivitas Anak, Jangan Sampai Ia Kelelehan dan Justru Tak Menikmati Masa Remajanya

Selain melakukan pengawasan terhadap penggunaan ponsel pintar, orang tua ataupun orang dewasa juga harus membatasi aktivitasnya anak remaja. Maksudnya, pembatasan ini diperlukan agar remaja bisa melakukan apapun sesuai dengan batasan-batasan dan norma yang berlaku. Jangan sampai membuatnya terjerumus pada hal buruk. Dan yang paling penting, ia bisa menikmati masa remajanya dengan bahagia sesuai usianya.

Selain itu, tidak ada salahnya juga untuk membuat peraturan dan melibatkan anak remaja itu sendiri. Misalnya saja peraturan Aktivitas apa saja yang boleh dilakukan dan tidak. Tentunya dengan kesepakatan antara keduanya akan lebih mudah untuk mengontrol anak remaja itu sendiri. 

Kurang lebih itulah penjelasan mengenai peran orang dewasa dan orang tua terhadap anak yang menjelang remaja. Tentu dengan mengetahui beberapa hal tersebut akan lebih mudah untuk memastikan anak remaja bisa berada di jalan yang memang seharusnya.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Peran Orang Tua Dalam Kehidupan Anak yang Harus Kita Penuhi

Setiap orang pasti memahami jika peran orang tua dalam kehidupan anak sangatlah penting. Bahkan, peran orang tua diperlukan sejak anak emas dalam kandungan hingga dewasa. Entah itu berperan untuk mengajari anak hingga memenuhi kebutuhannya. Untuk itu, janganlah jadi orangtua yang sekedar orangtua atau yang hanya berstatus orangtua. Namun, tak memahami apa sebenarnya peran penting yang perlu kita lakukan. Nah, sebelum memahami apa saja peran yang wajib dan perlu kita lakukan, berikut adalah hal-hal yang berhasil dirangkum oleh sayangianak.com.

Apa Saja Bentuk Pentingnya Peran dari Orang Tua?

Orang tua menduduki peran yang sangat penting, karena menjadi sekolah pertama bagi anak-anak. Sekalipun anak sudah sekolah, peran orangtua masih diperlukan. Mengingat aktivitas anak akan paling banyak dilakukan di rumah.

Tentu jika orang tua tidak melakukan peranannya dengan baik, pasti akan berpengaruh terhadap pertumbuhan anak. Contoh sederhananya jika orang tua tidak menanamkan hal-hal positif dan memberikan contoh tidak baik, tentu anak akan menirunya.

Begitu juga sebaliknya, orang tua yang melakukan perannya dengan baik, maka akan berdampak pada karakternya. Intinya, orang tua mempunyai peranan penting dalam pembentukan karakter anak yang akan berguna untuk masa depan. 

Ada 8 Peran Orang Tua Di Kehidupan Anak yang Perlu Kita Lakukan

Meskipun setiap orang memahami jika peran orang tua dalam kehidupan anak sangat penting, tapi tidak semua orang yang benar-benar memahami dan menerapkannya. Apalagi bagi Anda yang baru pertama kali mempunyai anak, penting mengetahui beberapa peranannya berikut ini. 

1. Menjamin Kebutuhan Anak Tercukupi Sesuai Perkembangan Usianya

Bukan menjadi hal yang asing lagi jika orang tua mempunyai peranan yang cukup penting terutama dalam memenuhi kebutuhan anak. Beberapa hal yang termasuk dalam kebutuhan Anda seperti pakaian yang layak, makanan bergizi, tempat tinggal dan lainnya.

Terutama dalam hal ini penting untuk memastikan kebutuhan anak dalam asupan bergizi sangat diperlukan. Hal ini disebabkan karena asupan yang bergizi sangat berperan penting dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. 

2. Memastikan Anak Berada Di Lingkungan yang Baik

Peran orang tua terhadap kehidupan anak selanjutnya yaitu memastikan berada di lingkungan yang baik. Tentunya jika anak berada di lingkungan yang tepat, maka akan berpengaruh juga terhadap tumbuh dan kembangnya.

Begitu juga sebaliknya, jika anak berada di lingkungan yang tidak baik maka akan mudah terpengaruh melakukan hal-hal yang negatif. Kenapa menjadi orangtua penting untuk melakukan pengawasan terhadap anak. 

3. Menciptakan Keamanan dan Kenyamanan

Menciptakan keamanan atau rasa aman terhadap anak merupakan salah satu peran orang tua. Mengingat orang tua adalah tempat pulang, sehingga jika tidak terdapat rasa aman maka anda akan merasa tertekan.

Menciptakan keamanan dan rasa nyaman bisa dilakukan dengan berbagai hal Salah satunya memberikan kasih sayang. Selain itu, penting juga untuk memberi arahan mengenai apa yang seharusnya dilakukan dan tidak seharusnya.

4. Menanamkan Nilai yang Baik

Peran lain yang harus dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya yaitu menanamkan nilai-nilai baik. Mengingat orang tua menjadi guru pertama dalam pendidik anak, sehingga karakter anak dimulai dari orang tuanya. Ada beberapa hal yang harus ditanamkan sejak dini dan setiap orang tua wajib mengetahuinya.

Adapun beberapa hal yang dimaksudkan seperti bersikap jujur, tidak mengambil barang orang lain, saling tolong-menolong, tidak merendahkan orang lain dan lain sebagainya. Selain itu, penting juga untuk memberi pengertian kepada anak jika melakukan sesuatu yang buruk tidak diperbolehkan. 

5. Mengajari Anak dalam Hal-hal Baik yang Berguna untuk Kehidupannya

Mengajari dan mendidik anak juga menjadi salah satu peran orang tua yang wajib untuk dilakukan. Tentunya dalam hal ini harus mengajari anak dalam hal yang baik. Didikan yang diberikan oleh orang tua sejak dini bisa berpengaruh terhadap karakternya di masa depan. 

Semakin baik didikan dari orang tua sejak dini, maka anak akan lebih mudah untuk berbaur dengan masyarakat dengan cara yang baik. Misalnya saja mempunyai sopan santun, saling tolong-menolong, saling memaafkan dan lain sebagainya. 

6. Memberikan Arahan agar Anak Tumbuh Jadi Anak yang Baik

Peran orang tua selanjutnya yang yaitu memberikan arahan kepada anak dan juga bimbingan. Arahkan anak untuk selalu melakukan hal yang baik. Selain itu, jelaskan juga alasan kenapa tidak boleh melakukan hal yang buruk dan apa dampaknya kepada diri sendiri dan orang lain.

Sekalipun anak melakukan sebuah kesalahan, jangan langsung memarahinya. Langkah yang paling tepat untuk menanganinya yaitu menasehati dan memberi hukuman yang sekiranya bisa memberikan kesadaran kepada anak. Selain itu, penting juga untuk memberikan motivasi kepada anak. 

7. Membekali Anak dengan Mengajarinya Keagamaan

Identitas agama seorang anak berasal dari keluarganya, terutama orang tua. Tentunya peran orang tua dalam hal ini harus mengenalkan nilai-nilai agama dan keberadaan Sang Pencipta. Terutama untuk anak-anak, penyampaian tersebut harus dalam bahasa yang mudah dipahami. 

Tentunya untuk menyampaikan nilai-nilai tersebut akan lebih mudah jika dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, orang tua juga harus memberikan contoh yang baik agar anak lebih mudah untuk menirunya. 

8. Ajari Anak tentang Kedisiplinan

Meskipun kasih sayang dari orang tua sangat diperlukan oleh anak, tapi tetap saja harus menerapkan disiplin. Justru dengan membiarkan anak melakukan apapun yang disukainya dapat berdampak menjadi manja dan tidak bisa bertanggung jawab atas setiap perbuatannya.

Semakin dini mengajarkan untuk disiplin, anak akan tumbuh menjadi orang yang bertanggungjawab. Contoh sederhananya mengajarkan anak untuk makan dan tidur tepat waktu. Bahkan, tidak ada salahnya juga untuk membuat jadwal harian anak. 

Demikian penjelasan mengenai peran orang tua yang dibutuhkan untuk kehidupan anak. Dari penjelasan ini bisa diambil kesimpulan jika karakter anak dibentuk dari didikan dan peran orang tua. Begitu juga sebaliknya, jika orang tua tidak melakukan perannya dengan baik, karakter yang terbentuk juga tidak baik.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top