Tak bisa dipungkiri bahwa pengkembangan digital di Indonesia saat ini cukup maju. Perkembangan internet dan smartphone termasuk kedalam perkembangan yang cukup pesat di Indonesia. Orang Indonesia mulai sadar dan mengikuti perkembangan teknologi ini.
Era Digital ini cukup cepat diadaptasi oleh generasi muda. Banyak anak muda yang sangat terbiasa dengan dunia digital utamanya internet dan smartphone. Sedangkan terkadang orang tua terkadang tak begitu meperdulikan perkembangan ini dengan alasan tak punya waktu, gaptek dan sejenisnya.
Era digital melahirkan generasi digital native, generasi anak-anak kita. Siapakah generasi digital native?
Generasi digital native adalah mereka yang lahir pada jaman digital dan berinteraksi dengan peralatan digital pada usia dini. Dalam konteks Indonesia, mereka yang lahir setelah tahun 1990-an sudah bisa disebut sebagai awal generasi digital native, tapi bila ingin dikatakan sebagai sebuah generasi, mereka yang lahir setelah tahun 2000. Merekalah penduduk asli dari sebuah dunia yang disebut dunia digital.
Sementara, kita dan orang tua saat ini adalah bagian dari generasi yang berbeda dengan generasi anak-anak kita. Kita adalah generasi digital immigrant. Generasi yang lebih akrab dengan koran, radio, televisi, komputer personal dan telepon genggam. Kita mengenal peralatan digital pada saat sudah beranjak remaja atau dewasa. Sehingga wajar bila kita merasakan hambatan psikologi dalam mengenal dan menggunakan menggunakan peralatan digital.
Tantangan bagi orang tua adalah memahami karakteristik anak sebagai generasi digital native sehingga kita bisa mengoptimalkan tumbuhkembangnya potensi anak. Mari kita pelajari karakteristik generasi digital native. Asumsi dasarnya, generasi digital native menganggap dunia digital adalah dunia yang sesungguhnya. Bagi mereka, hidup ibarat berenang di lautan kode (program komputer), bisa kesana kemari dengan bebas sesuai kegemarannya.

Pingback: Sebaiknya Batasi Penggunaan Gadget untuk Anak di Rumah | Sayangi Anak