Parenting

Setiap Orangtua Ingin Anaknya Menjadi Sosok yang Mandiri, Ini Cara Membesarkan Anak Agar Bisa Mandiri

Salah satu keinginan terbesar dari para orang tua adalah bisa membesarkan anaknya menjadi sosok yang mandiri. Anak yang mandiri akan mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Hal itu tentunya bisa tercapai apabila orang tua bisa berperan secara maksimal. Mengingat, anak mempunyai ketergantungan yang besar terhadap orang tuanya dibandingkan terhadap orang lain. Ketika anak masih kecil dan belum bisa mandiri itu adalah hal yang wajar, tapi ketika sudah dewasa dan belum bisa hidup mandiri maka hal itu harus diwaspadai. Kemandirian anak tentunya bisa terbentuk dalam kurun waktu yang tidak sebentar, untuk itu para orang tua harus membiasakan hal itu sejak dini. Lalu bagaimana cara membesarkan anak agar bisa mandiri?

Orang Tua Jangan Selalu Melarang Anak Ketika Mereka Ingin Melakukan Sesuatu
Orang tua terkadang terlalu memproteksi anaknya. Sebagai contoh, anak ingin memegang barang yang terbuat dari kaca, lalu ayah atau ibunya biasanya akan melarang karena takut barang itu pecah. Larangan ini lah yang nantinya akan membuat anak menjadi tidak mandiri dan terbiasa menunggu apa yang diberikan oleh orang tuanya. Padahal, dengan memberikan anak kesempatan untuk melakukan hal yang mereka inginkan adalah cara untuk melatih dan mengembangkan dirinya.

Adjunct Professor dari University of San Fransisco, Jim Taylor, Ph.D. seperti dilansir dari psychologytoday.com, mengatakan bahwa ketika anak sudah bisa hidup mandiri, maka yang harus dilakukan oleh orang tuanya adalah harus bisa percaya bahwa anaknya mampu dan kompeten untuk mengurus dirinya sendiri. Para orang tua harus bisa memberikan anaknya kebebasan agar bisa mempunyai pengalaman dan belajar dari pengalaman itu.

Ketika anak masih kecil, ia masih dalam tahap menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya dan senang berlama-lama melakukan hal yang ia suka. Namun, sayangnya banyak orang tua yang kerap meminta anaknya untuk berhenti melakukan hal yang ia suka karena dinilai sudah terlalu lama. Hal itu malah akan membuat anak menjadi tak berdaya karena tak bisa memutuskan sendiri mengenai apa yang diinginkannya. Orang tua seharusnya bisa mengajarkan anak untuk membuat jadwal kegiatannya sendiri lalu beritahu mereka agar menepati jadwal itu.

Latih Anak Agar Terbiasa untuk Menaruh Barang Pada Tempatnya

Orang tua jangan pernah bosan untuk melatih anak agar terbiasa untuk mengambil dan meletakkan barang pada tempatnya. Sebagai contoh, anak mengambil sepatunya di rak sebelum berangkat ke sekolah lalu menaruhnya kembali di rak yang sama ketika sudah pulang dari sekolah. Awalnya, anak mungkin akan malas atau bahkan menolak untuk melakukan hal itu, tapi dengan seiringnya waktu, ia akan terbiasa apabila terus dilatih.

Anak juga harus terbiasa untuk merapihkan apa yang sudah ia pakai atau gunakan.Misalnya, merapihkan semua mainan yang sudah digunakan. Latih anak dengan mencontohkannya terlebih dahulu sehingga ia bisa menirunya dan lama kelamaan akan terbiasa melakukannya sendiri. Selain itu, anak juga harus dilatih agar terbiasa makan dan minum, memakai baju, memakai sepatu, dan hal-hal lainnya yang awalnya mereka tidak pernah lakukan sendiri.

Harus Ekstra Sabar karena Semua Butuh Proses dan Waktu
Apabila semua upaya sudah anda lakukan, maka yang tinggal anda lakukan hanyalah banyak bersabar. Ingat, semua butuh waktu yang tidak sebentar dan proses yang tidak mudah. Berikan anak kesempatan untuk mengerjakan hal-hal sederhana sendiri. Tanamkan sikap mandiri anak anda sedini mungkin. Yang perlu diingat adalah para orang tua tidak perlu tergesa-gesa dan mengharapkan hasil yang instan. Toh nantinya hasil yang anda dapat akan setimpal dengan perjuangan yang anda lakukan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Anak Susah Disuruh Mandi Sering Buat Orangtua Pusing, Daripada Harus Emosi, Ini Tips yang Perlu Bunda Lakukan

Mungkin tampak sepele, namun anak susah disuruh mandi bisa membuat orang tua marah-marah. Mandi dua kali sehari sangat penting untuk menjaga kebersihan badan si kecil. Maka, jangan heran orangtua jadi stress saat anak malas disuruh mandi.

Tapi yang namanya anak-anak, meski sudah membuat Bunda kesal, sebagai orangtua kita tentu harus tetap ekstra sabar. Nah, daripada terbawa emosi, cobalah pahami beberapa hal di bawah ini. 

Ketahui Terlebih Dahulu, Beberapa Alasan Anak Susah Disuruh Mandi

Semua tingkah yang ditampakkan si kecil memiliki alasan, begitu juga susah disuruh mandi. Sebelum marah-marah orang tua harus paham hal ini. Karena bukan penyelesaian masalah dengan marah-marah, sebaliknya memicu anak memberontak. Kira-kira, apa saja ya?

1. Sedang Fokus pada Aktivitas Lain yang Membuatnya Tak Ingin Beranjak untuk Mandi

Misalnya, anak sedang bermain petak umpet dengan teman-temannya. Tiba-tiba disuruh mandi, tentu saja anak akan menolak agar tidak mengacaukan permainan. Bukan sama sekali tidak mau mandi, tetapi menunda waktu mandi sampai jam bermain selesai. 

Mandi di tengah permainan menghilangkan fokus si kecil. Tidak salah sikap anak seperti ini asalkan mau mandi sebelum malam tiba. Orang tua sebaiknya tidak memaksa anak mengakhiri permainan yang sedang seru-serunya. 

2. Barangkali Ada yang Membuatnya Takut di Kamar Mandi, Misalnya Serangga

Mungkin saja di kamar mandi ada laba-laba atau semut hitam yang suka menggigit. Wajar saja jika si kecil takut. Orang tua harus memastikan kamar mandi bersih dari berbagai kotoran dan hewan pengganggu agar anak bersedia mandi. 

Jangan meremehkan ketakutan si kecil dengan tetap memaksanya masuk ke kamar mandi. Anak bisa saja marah atas perlakuan seperti ini. Trauma juga dapat dirasakan yang akhirnya berpengaruh pada kondisi psikologisnya. 

3. Tak Suka dengan Suhu Air yang Dingin

Biasanya kejadian ini di pagi hari dimana suhu air sedang dingin-dinginnya. Terasa menusuk dan mengejutkan saat air menyentuh ke kulit si kecil. Banyak sekali anak tidak mau mandi pagi disebabkan takut bersentuhan dengan air dingin di kamar mandi. 

Tetapi, jika anak sudah bersekolah tetap dipaksakan mandi. Bisa juga menggunakan pemanas air untuk menghasilkan air hangat. Anak menjadi lebih nyaman dan menikmati mandi pagi dengan senang hati. Bahkan tanpa dipaksa anak akan mandi sendiri. 

4. Ia Tak Mau Mandi Sebagai Reaksi Sensorik Saat Bersentuhan dengan Air 

Anak masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan termasuk saraf sensoriknya. Melatih fungsi saraf sangat penting agar otaknya dapat berkembang dengan optimal. Tetapi, rangsangan dari saraf ini tidak semuanya disukai si kecil. 

Air mengguyur badan membangunkan saraf sensoriknya menimbulkan rasa tertentu. Hal ini membuat anak terkejut sebagai bentuk reaksinya. Apalagi air di kamar mandi jumlahnya sangat banyak, otomatis si kecil takut mengakibatkan susah disuruh mandi. 

5. Bisa Jadi Juga si Kecil Takut Jika Matanya Perih Saat Mandi

Mandi dengan sabun dan shampoo jika terkena mata terasa perih. Berbeda dengan orang dewasa yang menganggap hal ini sepele, anak merasa sangat takut. Perih memberi perasaan tidak nyaman apalagi saat harus menutup mata. 

Apalagi jika disuruh keramas spontan anak menolak sebab takut rasa perih. Sebagian orang tua tetap memaksa bahkan sampai marah-marah. Padahal hal ini menyakiti perasaan si kecil yang sedang membutuhkan rasa aman. 

Hal yang Harus Dilakukan Orang Tua Saat Anak Susah Disuruh Mandi 

Orang tua pastinya tidak ingin kondisi anak susah mandi berlanjut hingga berhari-hari. Perlu cara ataupun trik mengatasinya. Karena tidak mau mandi juga memberikan dampak negatif bagi diri si kecil seperti dijauhi teman-temannya.

1. Buatlah Suasana Mandi yang Menyenangkan, Sehingga Anak Akan Suka

Mungkin mandi bagi anak adalah sesuatu yang menakutkan. Orang tua dapat mengubahnya menjadi sesuatu yang menyenangkan. Contohnya mengajak si kecil bermain busa sabun. Bisa juga membeli busa warna warni yang banyak dijual di pasaran. 

Boleh juga tawarkan makanan kesukaannya dengan syarat harus mandi dulu. Sediakan mainan air yang tahan lama seperti kapal-kapalan atau bebek karet. Banyak hal yang dapat diterapkan sekreatif mungkin demi si kecil mau mandi tepat waktu. 

2. Ajari dan Ingatkan Anak untuk Mandi dengan Membuatkan Jadwal Mandi

Jika biasanya memerintah anak untuk mandi, mulai sekarang ubah cara itu dengan mengingatkan si kecil. Bukan memberi perintah tetapi gunakan kalimat pengingat. Misalnya dengan menyampaikan bahwa sepuluh menit lagi sudah masuk waktu mandi. 

Jadi, anak dapat menyiapkan diri sebelum mandi. Membereskan mainan, mengakhiri bermain dengan teman-teman dan hal lainnya. Anak tidak terburu-buru berganti aktivitas sebab memiliki waktu yang cukup. 

3. Jika Memang Takut Matanya Perih, Coba Lindungi Matanya dengan Alat Khusus 

Jika anak susah diajak mandi karena takut mata perih karena shampo atau air sabun. Berikan alat khusus seperti kacamata air atau topi khusus penghalang air. Sediakan peralatan mandi dengan formula anti perih di mata.

Saat membilas shampoo, minta anak untuk menengadah atau mendongak ke atas. Berhati-hati saat Bunda mengguyur air agar tidak jatuh ke mata si kecil. Bisa juga tempelkan aksesoris atau berikan mainan untuk mengalihkan perhatian anak saat hendak menyiramkan air di kepalanya. 

4. Ajak Si Kecil Baca Buku Tentang Mandi yang Bisa Memberinya Pelajaran

Ajak si kecil baca buku tentang aktivitas mandi seperti dongeng atau komik. Anak lebih suka buku bergambar, orang tua dapat mengajaknya ke toko buku untuk memilih buku yang diinginkan. Melalui buku tersebut, si kecil dapat tahu bahwa mandi sebenarnya kegiatan menyenangkan. 

Rutinlah baca buku tentang mandi supaya si kecil terbiasa. Jika sudah merasakan betapa serunya mandi bersama mainan airnya, ke depannya anak akan mandi sendiri tanpa disuruh terlebih dulu. Tetapi ini butuh proses dan waktu beradaptasi. Itulah cara yang bisa dipraktikkan oleh orang tua menghadapi anak susah disuruh mandi. Hindari menyuruh, tetapi lebih kepada mengingatkan bahwa waktu mandi sebentar lagi tiba. Si kecil dapat membereskan serta mengakhiri aktivitasnya dengan baik.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Kesehatan

Hindari Ucapan yang Bisa Membuat Percaya Diri Anak Menurun, Bun

Orangtua yang sedang emosi dengan perilaku si kecil mungkin sering lupa dengan ucapan yang terlontar dari mulutnya. Bahkan tanpa disadari, ucapan orangtua bisa saja menyakiti bahkan mempengaruhi harga diri si kecil, Bun.

Linda Bress Silbert, Ph.D dan Alvin J Silbert, Ed.D, yang merupakan founder STRONG Learning Centers, New York, mengatakan kendati ada keluarga dan teman sebaya, sejatinya ucapan orangtua tentu membawa pengaruh besar terhadap anak-anak.

Jadi, orang tualah yang membantu anak-anak merasa nyaman dengan dirinya sendiri. Lantas bagaimana caranya? Silbert mengatakan, cara pertama yang dapat dilakukan adalah dengan mendukung dan menerimanya sepenuh hati, Bun. Bukan justru merendahkannya.

Hindari ucapan bahwa dia tidak cukup kuat, tidak cukup tampan, atau tidak cukup pintar untuk melakukan sesuatu. Kata-kata dan tindakan Bunda bisa mencegah harga diri anak tumbuh. Karenanya, Silbert mengatakan sebaiknya orang tua membiarkan anak tahu kalau Bunda berpikir dia hebat.

“Anda mungkin tidak menyadari betapa pentingnya untuk menyadari bagaimana Anda berbicara dengan anak,” kata Silbert mengutip bukunya yang berjudul Why Bad Grades Happen to Good Kids; What Parents Need to Know, What Parents Need to Do.

Guna meningkatkan harga diri si kecil, sampaikan pesan dengan lebih hati-hati lagi, Bun. Termasuk saat mereka mengamati wajah dan suara ortu, juga bahasa tubuhnya saat berbicara.

“Anak bisa saja menangkap pesan yang berbeda,” ujar Silbert.

Menurut Silbert, apabila anak-anak percaya orang penting mereka yakni orang tuanya menghargai mereka, mereka pun merasa layak dihargai. Faktor ini sangat penting dalam perkembangan emosional dan keberhasilan sekolah anak-anak, Bun.

“Persepsi anak-anak didasarkan pada firasat, pendapat, gerak tubuh, dan hal-hal lembut lainnya. Anak-anak sangat subyektif dengan tindakan. Karena itu, kita perlu memastikan bahwa kita tidak sengaja mengirimi mereka pesan yang tidak diinginkan,” kata Silbert.

Brynn Burger, seorang ibu yang juga berprofesi sebagai guru pernah mengatakan orang tua yang membesarkan anak-anaknya dengan cara ekstrem hanya membuat masa dewasanya menuju ke jurang kehancuran, Bun. Sebab, yang diperlukan anak-anak adalah sikap positif dari orang tua dan sesuai untuk anak-anak.

“Ketika kita menjadi orang tua, kita tidak menerima instruksi manual atau penjelasan tentang apa yang diharapkan dari setiap anak. Setiap anak, bahkan di rumah yang sama, mungkin memerlukan hal-hal yang berbeda dari orang tua yang berbeda, dan ini bisa sulit diarahkan,” kata Brynn dilansir Addidutemag.

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Terpaksa Meninggalkan Anak Sejenak Karena Ada Kepentingan Mendadak, Ini 9 Hal yang Dapat Mengatasi Balita yang Sulit Ditinggalkan Orangtua

Ketika anak hanya mau dekat dengan ibunya saja, kerap kali dianggap wajar. Mungkin karena ibunya lebih banyak waktu bersama anak. Ya, mungkin anak mau dekat dengan orang tertentu karena merasa nyaman.

Orangtua memang berharap selalu bisa bersama anak selama 24 jam, apalagi jika masih bayi atau balita. Namun, ada kebutuhan yang membuat Orangtua terpaksa meninggalkannya. Akan jadi masalah bukan jika kemudian jika anak terlalu ‘lengket’ pada Orangtua dan tidak mau ditinggal.

Anak mengalami kecemasan berpisah dengan orang yang sangat dikenal dekat oleh anak merupakan  merupakan tanda separation anxiety. Ini adalah fase tonggak perkembangan yang seringkali dialami oleh anak. Sehingga seringkali anak yang masih kecil memiliki kekhawatiran apabila dipisahkan dengan orang yang sudah dikenal akrab oleh anak. Kecemasan ini dikarenakan anak tidak mengerti waktu sehingga anak mengkhawatirkan kapan ibu akan kembali lagi.

kecemasanditinggal

Jika terpaksa harus meninggalkan anak sejenak,  maka ini hal-hal yang bisa orangtua lakukan:

1. Berikan Stimulasi sejak bayi dengan parmainan cilukba

Kelekatan antara ibu dan anak sudah dipelajari dimulai usia bayi sehingga anak akan memilih dengan siapa anak Orangtua cenderung lebih dekat. Umumnya dengan yang seringkali bertemu dan bertatap muka dengan anak Orangtua. Sejak bayi Orangtua dapat memberikan permainan cilukba atau permainan yang menyembunyikan wajah Orangtua di hadapan anak kemudian kembali muncul. Permainan ini akan memberikan pengertian bahwa ibu akan kembali di pandangan bayi.

2. Ibu tidak dramatis meninggalkan bayi, Lebih baik  melakukan komunikasi meskipun usianya masih bayi

Pada saat Orangtua akan bepergian, ia dapat memberikan pengertian kepada anak. Sehingga Orangtua tidak meninggalkan anak dengan trauma. Lebih baik Orangtua melakukan komunikasi meskipun usianya masih bayi. Cobalah dengan memberikan pengertian ketika bayi Orangtua sedang main dan Orangtua akan meninggalkannya ke kamar mandi atau meninggalkan beberapa saat sehingga anak Orangtua mendapatkan pengertian.

3. Jangan membohongi anak sehingga anak Orangtua kehilangan kepercayaan pada Orangtua

Ketika anak  susah sekali dipisahkan dengan Orangtua. Seringkali beberapa Orangtua mengajak anak bermain petak umpet dan kemudian menghilang dari hadapan anak. Apalagi bila anak Orangtua sudah berusia batita. Anak sudah mengerti dan tidak mau ditinggalkan sehingga anak  kehilangan kepercayaan pada Orangtua.

4. Berikan pengertian, Jangan Meninggalkannya Begitu Saja

Untuk memulai melatih anak mengatasi rasa cemas ditinggal orangtua, sebaiknya jangan meninggalkannya begitu saja tanpa ‘pemanasan’ karena dapat memancing rasa takut berlebihan. Orangtua dapat memberikan pengertian dengan menggendong anak Orangtua atau mengajak berjalan-jalan kecil di halaman rumah kemudian ceritakan hal yang menarik dan bilang bahwa ibu akan kembali setelah usai aktivitas.

5. Sediakan waktu bermain bersama  sebelum pergi,  di sela-sela bermain katakan  jika  akan pergi sebentar dan akan segera kembali

Sebelum Orangtua meninggalkan anak, nyamankan ia dengan mainan yang menghiburnya. Jika ditemani dengan pengasuh, pastikan ia merasa familiar dengan pengasuhnya. Sediakan waktu bermain bersama sejenak sebelum Orangtua pergi dan katakan di sela-sela bermain bahwa Orangtua akan pergi sebentar dan akan segera kembali. Yakinkan kepadanya bahwa ia akan baik-baik saja selama ditinggal.

6. Lakukan dengan mudah dan perlahan, mulailah dengan meninggalkannya sejenak dan amati perilakunya

Anak yang tidak terbiasa ditinggal orangtuanya pasti merasa cemas jika tiba-tiba harus tinggal dengan orang lain. Jangan terlalu terburu-buru melatih anak mengatasi rasa cemasnya ketika ditinggal. Lakukanlah secara perlahan-lahan. Mulailah dengan meninggalkannya sejenak dan amati perilakunya. Jika ia menangis jangan hampiri ia hingga 10 menit berlalu asal jangan lupa untuk meninggalkan benda-benda atau mainan yang dapat menyamankannya. Kemudian keesokan harinya, tambahkan waktunya. Latihan ini butuh konsistensi dan berkelanjutan hingga dia ‘lulus.’ Latihan ini juga akan mempermudah saat anak mulai masuk playgroup atau pre-school.

7. Tetaplah ceria dan gembira saat Orangtua kembali kepadanya

Ketika Orangtua kembali kepadanya, hujani ia pelukan, ciuman dan ungkapan kasih sayang. Jangan lupa bicarakan mengenai apa yang dia lakukan selama Orangtua tidak bersamanya. Orangtua juga bisa menceritakan apa yang Orangtua lakukan selama tidak bersamanya. Tetap tunjukkan wajah gembira, jangan tunjukkan wajah muram atau sedih karena berpisah dengannya.

8. Jaga komunikasi dengan anak namun abaikan segala complaint-nya

Ketika Orangtua sedang berada di ruangan terpisah dengan anak Orangtua pada hari pertama berlatih, tetaplah berbicara dengannya. Ceritakan apa yang sedang Orangtua lakukan disana dan katakan bahwa Orangtua akan segera kembali. Tentu saja dia akan protes dan meminta Orangtua segera kembali, tetapi abaikan sampai waktu yang Orangtua sudah tentukan berlalu. Sekali lagi, konsisten dengan apa yang sedang Orangtua lakukan !

9. Tinggalkan ia di tempat tidur dengan sesuatu yang membuatnya nyaman

Ketika akan tidur terpisah, tidak ada salahnya memberikan benda milik Orangtua yang masih menyisakan bau Orangtua untuk membuatnya tetap tenang. Letakkan juga mainan kesayangannya. Perlu untuk Orangtua ingat : berikanlah benda milik Orangtua hanya ketika waktu tidur tiba, jadi benda itu berfungsi untuk sekedar menyamankan bayi ketika Orangtua tidak berada di sisinya dan bukan yang lain.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top