Parenting

Setiap Anak Memiliki Bakat yang Beragam, Begini Melihat Bakat Dan Membimbing Potensi Anak

Setiap anak memiliki bakat yang begitu beragam. Banyak juga yang menganggap bahwa bakat beberapa anak justru sangat berkenaan dengan potensi yang memang dimiliki oleh orang tuanya. Dengan begitu banyak macam bakat atau hal-hal yang berkaitan akan potensi, maka tidak jarang pula yang memberikan pengertian bahwa bakat bisa diolah atau diasah.

Memang benar adanya, banyak yang menjadi bakat namun belum sampai tereksplorkan dengan baik, namun juga tidak jarang mengenai potensi yang begitu beragam, akan tetapi menjadi hal yang mampu berkembang karena asahan yang dilakukan.

Dengan banyaknya komentar atau pengertian mengenai hal tersebut, maka terdapat pula anggapan mengenai pentingnya melihat bakat serta cara membimbing anak pada potensi yang memang dimilikinya, berikut merupakan pembahasannya,

Peka Terhadap Anak

Banyak orang tua yang bisa dibilang “kecolongan” karena telah kehilangan perkembangan anak yang memang sangat baik untuk mengolah daya bakat yang dimilikinya dari usia 3-14 tahun. Itulah yang sering menjadi penyebab adanya kesenjangan atau arah yang tertinggal, yang artinya orang tua telah terlalu lama tanggap akan potensi anak. Karena itulah yang nantinya membuat anak kurang mampu mengeksplor diri, hingga terkadang anak mengerti mengenai potensi dan bakat dirinya justru pada usia diatas 20 tahun. Sedangkan pada masa perkembangannya, ia belum mengetahui dan tidak terdapat dukungan dari orang tua untuk mengembangkan potensi tersebut.

Dorongan Dan Arahan

Anak akan memiliki rasa percaya diri tinggi apabila ia mengerti tentang olahan daya pikir serta keikutsertaan dari orang tuanya untuk selalu memberi semangat, sehingga orang-orang yang ada di sekitarnya juga akan memiliki anggapan serupa untuk terus mendorong anak dalam meraih sebuah prestasi dan mengasah bakat hingga menjadi hal yang ia kehendaki. Karena pada dasarnya, potensi seorang anak adalah hal yang sangat penting untuk diketahui orang tuanya, namun juga harus terdakat arahan untuk membuat potensi yang dimiliki oleh anak mampu berkembang dengan kesesuaian yang tepat sekaligus terarah.

Pengembangan Potensi

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah pengembangan potensi tersebut. Dengan banyak sekali macam potensi akan membuat orang tua mengetahui arahan mana yang dapat membuat anak semakin banyak mengolah rasa dan karsa yang ia miliki menjadi sesuatu yang nantinya mampu berarti dalam hidupnya. Karena bakat seorang anak menjadi salah satu citra khusus yang dimiliki oleh seorang anak, sehingga terdapat rasa ingin mengembangkan, melakukan yang terbaik, hingga mengeksplorkan bakat yang ia miliki tersebut.

Misalnya saja tentang potensi atau bakat menyanyi seorang anak, tidak aka nada salahnya jika orang tua mengetahui dan membimbing anak agar dapat mengaplikasikan tingkat bakat menyanyinya semakin berkembang, dengan les dan meningkatkan kemampuan percaya akan dirinya sendiri mampu membuat anak semakin melebarkan sayapnya, terlebih lagi apabila terdapat kesempatan-kesempatan emas tertentu yang mampu membuatnya semakin percaya diri, mengembangkan bakat, hingga mencapai prestasi diri.

Bakat Bukan Penghapus Tanggung Jawab

Pengertian satu ini juga menjadi sebuah arahan dari orang tua pada anaknya. Menjadikan bakat berupa upaya pengembangan diri anak, bukan menghapuskan tanggung jawa tertentu yang memang seharusnya dilaksanakan oleh anak dengan baik. Misalnya saja dengan membiarkan anak yang memiliki bakat menari untuk meninggalkan pendidikan formalnya begitu saja diatas bakat atau secara potensial yang ingin anak kembangkan. Inilah PR yang harus diaksanakan orang tua, sehingga anak mampu memberikan keseimbangan antara eksplorasi bakat dengan kewajiban mutlak. Dengan demikian, anak akan mampu mengembangkan bakat, tetapi juga tidak melupakan begitu saja mengenai kewajibannya.

Pengertian Yang Sesuai Pengembangan

Dalam berkembangnya anak, tentu memiliki tingkat pengertian hingga potensi yang berbeda. Maka dari itulah, orang tua tidak dapat menyamaratakan, atau memukul rata nilai-nilai aspek pengembangan bakat dengan usia anak. Karena berbeda tingkat usia, juga berbeda pula pengertian hingga himbauan bagi mereka. Jadi, anak harus tetap dibimbing untuk mengembangkan bakatnya, namun juga sesuai akan usia yang ia miliki saat itu.

Maka dari itulah, snagat penting mengenai pengembangan bakat anak, karena itu salah salah satu tanggung jawab dan kewajiban orang tua, selain hal tersebut juga menjadi faktor yang tidak kalah pentingnya adalah keselarasan anak untuk mengembangkan diri sekaligus tetap melaksanakan kewajiban. Jadi, saling melaksanakan kewajiban dan menyeimbangkan hak adalah kata kunci yang tepat antara orang tua dan anak dalam pengembangan potensi anak.

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Hai Para Orangtua, Ini Nih 20 Kesalahan Orang Tua dalam Mendidik Anaknya

Setiap orangtua tentu ingin berusaha memberikan yang terbaik dalam mendidik sang buah hati. Sayangnya, keinginan tersebut sering tanpa disadari berubah menjadi hal yang bisa berdampak buruk. Tak jarang para orangtua, terutama orangtua baru, tidak menyadari bahwa pola asuh yang diterapkan dalam membesarkan anak sebenarnya keliru dan bisa berdampak negatif.

Nah, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan akibat kesalahan pola asuh anak, orangtua perlu tahu apa saja kesalahan yang sering dilakukan dalam mendidik anak. Maka untuk para orangtua di rumah, hindarilah 20 kesalahan dalam cara mendidik anak berikut ini.

Jangan Terlalu Mengatur, Karena Bisa Memperburuk Risiko Depresi Pada Anak.

Orangtua hanya mengatur apapun yang dilakukan anak, tanpa mendukung hobinya. Orangtua tidak memberikannya pilihan sehingga membuat anak merasa terkekang.

Sementara itu, anak yang tidak merasa diberikan kebebasan berekspresi, akan sulit bersosialisasi. Kemampuannya pun tidak berkembang dan berpendapat dapat merasa semakin “jauh” dari orangtuanya. Cara mendidik seperti ini dapat memicu atau memperburuk risiko depresi pada anak.

Anak Tetap Perlu Pengawasan

Memang perlu tidak terlalu mengatur, tapi anak tetap harus dalam pengawasan. Orangtua juga sangat penting mengawasi teman yang dimilkinya, bacaan dan tontonan anak. Apalagi sekarang era digital, dimana anak bebas memilih tontonan, untuk itu orang tua harus mengawasi. 

Harus dipastikan apa yang dibaca dan ditonton tersebut sesuai dengan usia anak serta tidak mengandung muatan kekerasan atau hal yang bersifat sadistis. Pada kondiisi ini, sangat penting untuk orangtua membangun hubungan atau komunikasi yang baik dengan anak.

Tidak Menunjukkan Kasih Sayang dan Dukungan

Orangtua tidak menunjukkan kasih sayang pada anak. Misalnya dengan tidak memberi pelukan. Hal tersebut akan membuat anak merasa tidak memiliki ikatan emosional yang kuat dengan orangtuanya..

Selain itu, jika orangtua tidak memberi dukungan ketika anak membutuhkannya, dan malah memilih mementingkan pekerjaan semata, anak bisa merasa depresi.

Biarkan Anak Belajar dari Kesalahannya

Membimbing anak agar mau belajar dari kesalahannya, kelak dapat membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang mampu mengakui kesalahan dan cepat memperbaiki diri. Selain itu, proses ini juga mampu membuat anak mau menerima kritik dan bangkit lebih cepat dari kegagalan. 

Menurut Billingham, orangtua seharusnya membiarkan anak melakukan kesalahan, biarkan anak bahkan belajar dari kesalahan agar tidak terulang kesalahan yang sama. Bantulah anak untuk mengatasi masalahnya sendiri, tetapi jangan mengambil keuntungan demi kepentingan orangtua.

Tidak Meluangkan Waktu Maupun Menghormati Perasaan Anak

Orangtua tidak meluangkan waktu untuk bermain atau berbicara dengan, untuk memahami perasaannya. Orangtua mengabaikan anak, dan malah sibuk dengan handphone atau pekerjaan.

Anak pun akan merasa sendirian dan tidak diperhatikan, hingga mencari perhatian selain dari orangtua, yang dapat menyebabkannya depresi. Dan membuatnya merasa tidak dicintai.

Bertengkar di Hadapan Anak

Menurut psikiater Sara B. Miller, Ph.D., perilaku yang paling berpengaruh merusak adalah “bertengkar” dihadapan anak. Saat orangtua bertengkar di depan anak mereka, khususnya anak lelaki, maka hasilnya adalah seorang calon pria dewasa yang tidak sensitif yang tidak dapat berhubungan dengan wanita secara sehat.

Orangtua seharusnya menghangatkan diskusi diantara mereka, tanpa anak-anak disekitar mereka. Wajar saja bila orangtua berbeda pendapat tetapi usahakan tanpa amarah. Jangan ciptakan perasaan tidak aman dan ketakutan pada anak.

Mendisiplinkan Anak di Depan Orang Lain

Orang tua mungkin kehilangan kesabaran, marah, berteriak dan bahkan memukul anak di depan orang lain. Hal tersebut justru akan berdampak serius pada kepercayaan diri anak. Anak akan merasa depresi karena malu, dan tidak berdaya. Cara seperti ini termasuk sebagai kesalahan yang patut dihindari orangtua dalam mendidik anak.

Terlalu Banyak Menonton

Menurut Neilsen Media Research, anak-anak Amerika yang berusia 2-11 tahun menonton 3 jam dan 22 menit siaran TV sehari. Menonton televisi akan membuat anak malas belajar. Orangtua cenderung membiarkan anak berlama-lama didepan TV dibanding mengganggu aktifitas orangtua. Orangtua sangat tidak mungkin dapat memfilter masuknya iklan negatif yang tidak mendidik. Maka hal yang seharusnya dilakukan adalah membatasi waktu menonton bagi anak. 

Segalanya Diukur dengan Materi

Banyak orangtua mengukur kebahagiaan dengan materi. Banyak orangtua selalu memberikan hadiah untuk anaknya. Bahkan, mainan dan barang mewah dianggap sebagai alat ukur kebahagiaan. Padahal nyatanya tidak. 

Tidaklah salah memanjakan anak dengan mainan dan liburan yang mewah. Tetapi yang seharusnya disadari adalah anak membutuhkan quality time bersama orangtua mereka. Mereka cenderung ingin didengarkan dibandingkan diberi sesuatu dan diam.

Menegur Secara Berlebihan

Jika anak melakukan kesalahan dan orangtua menegur atau memarahinya secara berlebihan, omelan itu dapat berdampak pada psikologi anak. Anak dapat merasa malu dan pesimis dalam melakukan berbagai hal karena takut salah, sehingga membuatnya depresi.

Orangtua Gagal Mendengarkan Anak 

Menurut psikolog Charles Fay, Ph.D. “ Banyak orang tua terlalu lelah memberikan perhatian – cenderung mengabaikan apa yang anak mereka ungkapkan.

Contohnya Ketika anak pulang dengan mata yang lembam, umumnya orangtua lantas langsung menanggapi hal tersebut secara berlebihan, menduga-duga si anak terkena bola, atau berkelahi dengan temannya. Faktanya, orang tua tidak tahu apa yang terjadi hingga anak sendirilah yang menceritakannya.

Sering Membandingkan Anak

Orangtua terus membandingkan si kecil dengan anak-anak lain, dan memintanya menjadi seperti mereka. Hal itu tentu dapat membuat anak merasa tidak berguna, dan menanamkan amarah dalam dirinya, hingga berujung pada depresi.

Terkadang Anak Perlu Merasa Bosan

Meskipun tidak menyenangkan, perasaan bosan nyatanya penting untuk dirasakan oleh anak lho. Para psikolog dan ahli lain yang meneliti hal ini menyatakan bahwa kebosanan konstruktif pada anak sangat penting untuk perkembangan mental dan emosional mereka. 

Si  kecil nantinya akan memiliki kecenderungan untuk mencari kegiatan yang lebih kreatif dan memuaskan diri mereka. Jadi, saat anak menunjukkan bahwa ia bosan, orang tua sebenarnya tak perlu merasa takut dan justru harus melihat situasi ini sebagai waktunya bagi anak untuk lebih mengenal dirinya sendiri.

Orangtua Terlalu Protektif

Orang tua terlalu melindungi anak dari berbagai hal hingga membuatnya banyak mengalami ketakutan. Selain itu, anak juga akan takut mengambil risiko apapun, menjalin pertemanan baru, atau bahkan mencoba kegiatan baru. Hanya karena takut menerima omelan dari orangtuanya. Akan tetapi, anak juga dapat menjadi lebih liar bila orangtua terlalu protektif.

Tidak Konsisten

Anak perlu merasa bahwa orangtua mereka berperan. Jangan biarkan mereka memohon dan merengek menjadi senjata yang ampuh untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Orangtua harus tegas dan berwibawa di hadapan anak.

Mengabaikan Anak 

Mungkin kebanyakan orangtua tidak menyadari bahwa mereka telah mengabaikan anak. Sebenarnya, mengabaikan anak tak hanya sekadar tidak memberi perhatian atau kasih sayang.

Ada banyak tanda yang dapat menunjukkan kemungkinan anak yang diabaikan atau kurang perhatian orangtua, seperti anak cenderung nakal atau berperilaku aneh dan tidak rasional atau sebaliknya sangat pendiam.

Tidak Menerapkan Peraturan

Anak-anak membutuhkan aturan, struktur, dan batasan untuk tumbuh dengan sehat, baik secara fisik maupun mental. Jika tidak tumbuh dengan disiplin atau tanpa aturan apapun, anak akan menjadi pribadi yang tak teratur dan dibenci orang lain di luar lingkungan rumah.

Bersikap Berat Sebelah

Beberapa orangtua kadang lebih mendukung anak dan bersikap memihak anak sambil menjelekkan pasangannya di depan anak. Mereka akan hilang persepsi dan cenderung terpola untuk bersikap berat sebelah. 

Luangkan waktu bersama anak minimal 10 menit disela kesibukan orangtua. Dan pastikan anak tahu saat bersama orang tua adalah waktu yang tidak dapat diinterupsi.

Tidak Bangga dengan Prestasinya

Orangtua tidak pernah memuji anak atas prestasinya, dan tidak menunjukkan kebanggaan pada kerja kerasnya. Hal tersebut dapat membuatnya merasa tidak diinginkan dan berpikir bahwa usahanya sia-sia. Hal ini dapat menyebabkan anak merasa depresi.

Menjadi Contoh yang Buruk

Anak akan memahami dan mencontoh semua kebiasaan, dan perilaku orangtua. Jika orangtua tidak memberi teladan yang baik, anak akan menirunya.Tentu anak akan dijauhi oleh teman-temannya jika memiliki perilaku yang buruk.

Cara mendidik yang buruk seperti itu memang dapat berpengaruh pada gejala depresi anak. Berdasarkan peran dan kehadirannya dalam kehidupan anak, orangtua memiliki peran yang sangat penting, baik secara langsung, maupun tidak langsung.

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Lifestyle

Bunda Sedang Menanti Jenis Kelamin Bayi? Ini Bawaan Hamil Bayi Perempuan dan Laki-Laki

Menjelang trimester kedua bunda pasti sudah tidak sabar menantikan informasi dari dokter mengenai jenis kelamin dari bayi. Namun banyak juga orang yang lebih memilih tebak-tebak buah manggis, Jadi hanya menebak lewat bawaan hamil bayi perempuan atau lelaki saja, tidak melakukan tes ke dokter.

5  Tanda Bawaan Hamil Bayi Perempuan

Bawaan hamil bayi perempuan dipercaya punya tanda atau ciri khusus serta berbeda dengan laki-laki. Hal ini tentunya bisa dirasakan oleh bunda. Apalagi sekarang ini sudah banyak juga informasi beredar mengenai tanda jika sedang hamil bayi perempuan. Lebih jelasnya simak penjelasan dibawah ini.

1. Posisi Bayi Terasa pada Pusat Perut 

Banyak orang beranggapan jika hamil anak perempuan maka bentuk perut dari bunda akan terlihat meninggi juga lebar. Namun ternyata anggapan tersebut hanyalah mitos belaka. Justru posisi si kecil yang dapat menjadi isyarat apakah jenis kelamin yang sedang dikandung dalam perut. 

Tanda-tanda jika Anda tengah hamil anak perempuan adalah posisi janin umumnya berada tepat pada sekitar pusat perut. Rasanya perut akan terasa padat di bagian tengah, ciri ini menjadi isyarat paling utama ketika sedang tebak-tebak jenis kelamin sebelum nantinya diperiksakan ke dokter.

2. Terkena Morning Sickness yang Lebih Buruk 

Tanda kedua bahwa bunda sedang mengandung anak perempuan adalah terkena morning sickness yang sangat buruk. Hal ini tentunya tantangan yang harus dilewati ketika sudah masuk trimester pertama, kondisi parah ini akan semakin bertambah dengan perubahan hormone yang berdampak ke emosional.

Indikasi bahwa morning sickness parah dan emosional yang berubah-ubah ternyata menjadi indikasi bahwa janin yang dikandung lebih condong kelamin perempuan. Namun tentu saja tebakan ini bisa saja salah karena biasanya orang hamil memang cenderung sensitif dan jadi sangat perasa.

3. Mulai Terjadi Permasalahan Kulit 

Bagi sebagian ibu hamil mungkin sudah pernah merasakan masalah satu ini.  Banyak orang berpendapat ternyata hamil anak perempuan memiliki tanda timbulnya permasalahan kulit. Pada kasus tertentu yang biasanya jadi glowing justru mulai timbul jerawat, kulit berminyak atau pecah-pecah.

Hal tersebut rupanya mengindikasikan jika bayi yang dikandung memiliki jenis kelamin perempuan. Namun tenang karena pada umumnya masalah tersebut akan hilang setelah proses persalinan berlangsung. Kebanyakan akan kembali ke kondisi seperti semula tanpa ada treatment khusus.

4. Ukuran Payudara yang Berbeda

Salah satu perubahan paling mudah dikenali adalah perubahan fisik yang menyebabkan kedua payudara punya ukuran berbeda. Ternyata ini juga menjadi indikasi bahwa Anda sedang mengandung bayi dengan jenis kelamin perempuan. Biasanya dada sebelah kiri mengalami pertumbuhan lebih cepat dan besar. 

Namun pertumbuhan ini tidaklah terlalu berbeda jauh sehingga mengakibatkan keduanya sangat berbeda. Tidak akan terlalu terlihat apalagi jika sudah memakai baju besar. Jadi tidak perlu terlalu risih juga dengan ciri perubahan fisik satu ini. Asalkan bayi sehat bukanlah masalah besar.

5. Terjadinya Perubahan Suasana Hati yang Terlalu Berlebihan 

Bunda juga akan merasakan adanya perubahan suasana hati yang terlalu berlebihan saat sedang mengandung bayi jenis kelamin perempuan. Teori ini memang tidak 100% mendukung, namun kebanyakan kasus hasilnya sama. Terlalu rewel, mudah menangis, sensitive adalah ciri-cirinya.

Hal ini tidak hanya soal perasaan emosional saja melainkan juga cara berpikir dan berperilaku. Bunda jadi lebih berpikir 2 kali bahkan lebih saat sedang menginginkan sesuatu bahkan bisa jadi overthinking. Oleh sebab itu para suami harus bersabar ketika istrinya mengalami tanda-tanda demikian adanya.

Tanda Pada Anak Laki-laki 

Jika di atas ada anak perempuan, maka di bawah ini disuguhkan pula beberapa tanda jika Anda sedang hamil buah hati berjenis kelamin laki-laki. Berikut ulasannya:

1. Muka Bersinar Tanpa Jerawat 

Dari sekian banyak mitos dan fakta ada satu pernyataan yang dianggap benar. Jika kulit wajah menjadi glowing bersinar tanpa jerawat tandanya bunda sedang mengandung anak laki-laki. Hal tersebut sudah banyak terbukti benar. Namun pada beberapa kasus bisa juga tidak nampak perubahan ini. 

Bisa jadi ibu hamil punya kebiasaan makan makanan tidak sehat, suka konsumsi yang berminyak, kurang minum air putih, juga tidak merawat kebersihan muka secara teratur. Hal tersebut tentu menjadi penyebab kulit wajah kusam dan cenderung berminyak walaupun sedang mengandung anak laki-laki.

2. Warna Urin Jadi Lebih Pekat 

Pernyataan kali ini ternyata hanyalah mitos belaka. Sebab pada kenyataannya warna urin bukanlah dipengaruhi oleh jenis kelamin saat mengandung. Melainkan ketidakseimbangan hormon juga kebiasaan minum air putih yang masih kurang. Sehingga mengakibatkan ibu hamil terkena dehidrasi.

Jenis kelamin perempuan atau laki-laki tidak akan mempengaruhi warna urin yang keluar. Jadi jangan percaya jika ada yang mengatakan demikian, sebab sudah terbukti hanya mitos belaka. Untuk lebih jelasnya bisa langsung tanyakan saja pada dokter agar tidak tebak-tebak buah manggis lagi.

3. Pertumbuhan Rambut Jadi Lebih Cepat 

Terakhir adalah pernyataan tentang pertumbuhan rambut jadi lebih cepat adalah pertanda jika bayi yang dikandung adalah laki-laki. Hal ini ternyata juga kurang tepat, karena menurut penelitian pertumbuhan rambut maupun kuku tidak bisa dijadikan patokan dalam menentukan jenis kelamin.

Pada umumnya wanita memang akan kehilangan rambut setidaknya 100 helai perhari dalam keadaan normal, dan bisa jadi lebih banyak ketika sedang hamil. Oleh karena itu pertumbuhan rambut tidak berpengaruh banyak dalam menentukan jenis kelamin dari janin dalam rahim.

Menentukan jenis kelamin bayi saat ini memang tidak bisa hanya tebak-tebakan saja. Lebih akurat lagi jika menyerahkannya langsung pada dokter. Namun apapun jenis kelaminnya tentu saja harus disyukuri, dijaga dengan sepenuh hati sampai tiba proses persalinan.

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Era Sekarang Susah Memang Mencari Lagu Anak, Ini loh Langkah Mudah Edukasi Lewat Lagu-lagu Anak

Pembentukan tumbuh kembang si kecil haruslah sejak dini. Banyak media bisa digunakan oleh para orang tua, misalnya edukasi lewat lagu-lagu anak. Ada banyak musik khusus si kecil yang berisikan lirik edukasi, namun di tengah perkembangan zaman terkadang hal tersebut justru tergerus oleh musik lain.

Cara Memilih Media Belajar dan Edukasi Lewat Lagu-lagu Anak

Sebagai orang tua pastinya tidak ingin jika anak mendapatkan tontonan kurang mendidik selama masa tumbuh kembangnya. Lagu-lagu khusus si kecil saja sekarang juga harus diseleksi dengan ketat agar janga sampai ia mengenal kata-kata kurang bagus bahkan saat usianya belum mencukupi.

1. Punya Tema yang Dekat dengan Rutinitas Anak-Anak

Pertama usahakan memilih lagu yang punya tema seputar rutinitas yang dekat dengan kesehatian anak. Hal ini untuk membuat si kecil mudah memahami isi lagunya, saat menyanyikan pun, ia akan riang gembira. Tidak perlu harus pakai bahasa Inggris atau bahasa lainnya, sesuaikan dengan kemampuannya dulu saja ya Bun. 

Topik sederhana yang lekat dengan kesehariannya tersebut bisa beruba adab makan, tata krama dengan orang lebih tua, atau hanya soal kesehariannya bermain saja. Biasanya lagu anak-anak punya lirik ringan juga tidak terlalu panjang. Sehingga memudahkan lirik tersebut lekat dalam kepala.

2. Kata-kata yang Terkandung di Dalamnya Bersih dari Kontradiksi 

Selain punya melodi yang energik dan menyenangkan, lagu anak-anak juga harus bersih dari kata-kata kontradiksi atau sepatutnya tidak ada dalam lagu tersebut. Sebelum diperdengarkan ke anak, orang tua bisa mencari tahu liriknya terlebih dahulu lewat situs internet misalnya Google.

Sekarang ini memantau lagu-lagu anak juga wajib dilakukan. Pantau secara ketat untuk memastikan semua bersih, tidak kasar maupun vulgar. Jika sampai ada yang lolos maka anak bisa menirukan konotasi negatif di kemudian hari, walau tanpa disadari oleh orang tua hingga akhirnya jadi kebiasaan

3. Lirik Lagu Banyak Berupa Ajakan 

Lagu anak-anak juga bisa dijadikan cara untuk mengajak anak-anak dalam melakukan sebuah kebaikan. Sangat menyenangkan apabila anak kenal lewat musik dan lirik enegic. Selain itu biasanya si kecil juga tidak merasa ditekan ketika ada ajakan melalui lagu, rasanya seperti sedang bermain saja.

Namun terkadang ada beberapa anak yang tidak paham jika itu adalah kalimat ajakan. Jika seperti ini maka orang tua harus mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu anak lebih terbiasa dalam berbuat positif karena sudah ada contoh dari orang terdekatnya.

4. Pilih Lagu yang Ada Videonya 

Jika memungkinkan maka pilihlah lagu anak yang dikemas dalam visual atraktif. Lagu dalam video biasanya memang lebih menarik perhatian si kecil. Apalagi video musik anak biasanya banyak warna-warna cerah, juga ritme ceria sehingga membuat semangat siapapun yang mendengarnya.

Ditambah lagi biasanya juga ada karakter animasi menggemaskan. Semarak warna dari video tersebut akan menstimulasi kepekaan indera dari si kecil. Lagu anak semacam ini biasanya tidak membuat bosan, cocok sekali digunakan sebagai metode membuat anak fokus mendengarkan lagu tersebut.

5. Pilih Lagu yang Punya Gerakan Sederhananya Sehingga Bisa Ditirukan

Di usia yang masih kekanakan biasanya anak adalah peniru yang ulung. Gerakan aktif mereka juga bisa menstimulasi agar badan mereka selalu bergerak, tidak hanya berdiam diri menonton gadget saja. Namun untuk alasan keamanan tentu saja orang tua harus memberikan pengawasan juga. 

Dengan adanya gerakan sederhana dalam lagu si kecil juga bisa menirunya sambil menikmati musik tersebut. Sekarang ini cari lagu asik dan ceria khusus anak-anak memang agak susah, namun masih banyak stock jika menggunakan edisi bahasa Inggris, tidak ada salahnya mencoba sebagai edukasi.

Rekomendasi Berbagai Macam Lagu-lagu Anak Ceria dan Menyenangkan

Memberikan edukasi kepada anak tidak melulu harus membacakan buku saja, banyak cara lain bisa dicoba misalnya mendengarkan lagu-lagu anak. Namun karena sekarang ini terkadang lagu anak saja sudah ada lirik dewasa, para orang tua harus menyediakan filter yang cukup ketat.

1. Lagu If You’re Happy 

Bunda ingin memperkenalkan bahasa inggris dasar kepada si kecil? bisa gunakan lagu dari If You’re happy saja. Dengan ritme ceria dan lirik sederhana mudah dicerna dan dinyanyikan oleh anak. Lagu ini sebenarnya sudah lama ada, namun masih terus bergulir dan digunakan sampai sekarang. 

Lagu If You’re happy berisi cara mengungkapkan perasaan lewat gerakan. Misalnya senang, sedih, marah dan semacamnya. Tidak hanya berisi lirik saja, tapi juga ada edisi video animasi agar membuat anak semakin tertarik menontonnya. Ikutlah menari ketika mereka sedang menggerakkan tubuhnya.

2. Lagu Dua Mata Saya 

Siapa bilang Indonesia tidak punya lagu anak-anak ? Dua mata saya bisa menjadi rekomendasi lagu yang edukatif bagi si kecil. Pasalnya di dalamnya ada pengenalan anggota tubuh sehingga ketika dinyanyikan oleh anak secara tidak langsung ia sedang belajar tentang anatomi tubuh. 

Lagu dua mata saya sebenarnya juga bukan lagu baru, sudah lama namun masih tetap terasa pantas dan sangat layak dinyanyikan oleh anak-anak. Liriknya ringan, musik ceria merupakan perpaduan yang pas untuk media edukasi anak-anak. Tidak salah jika menjadikannya lagu favorit sehari-hari untuk anak.

Itulah beberapa cara yang bisa orang tua lakukan untuk memilih lagu anak-anak. Kebaikan tumbuh kembang anak memang harus menjadi perhatian khusus, jangan sampai kecolongan dan akhirnya jadi boomerang di kemudian harinya. Selektif dan selalu terbuka dengan kemajuan teknologi jadi kuncinya.

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top