Membesarkan anak kembar pada dasarnya sama dengan membesarkan anak yang bukan kembar. Namun, ada beberapa hal yang membuat anak kembar menjadi istimewa. Kemiripan diantara keduanya sering membuat Bunda sebagai orangtua bahkan gemas sendiri.
Bahkan orangtua yang memiliki anak kembar pasti gemar mendadani si kembar dengan pakaian yang persis sama. Bukan hanya pakaian dan penampilan, seperti potongan rambut yang sama, bahkan segala bentuk kepemilikan si kembar selalu diusahakan sama.
Padahal, anak kembar, sekalipun identik memiliki identitas diri masing-masing. Bahkan sejatinya ada beberapa alasan mendasar kenapa Bunda tak dianjurkan selalu memberi perlakuan sama pada si kembar.
Pertama, Penting Sekali Mengajarkan Arti Perbedaan Pada Keduanya
Sejatinya anak kembar tetaplah dua pribadi yang berbeda sehingga tak perlu apa-apa serba diseragamkan ya Bun. Justru dengan membiasakan anak kembar selalu tampil seragam, mereka bisa salah tangkap dan menganggap harus selalu sama dalam berbagai hal, termasuk dalam pencapaian prestasi. Setiap hari harus tampil sama, saat mereka dihadapkan dengan hal yang semestinya mungkin berbeda, seperti perolehan nilai di sekolah, mereka jadi merasa ada yang salah.
Sebagai orangtua dengan anak-anak kembar, penting sekali mengajarkan arti merayakan perbedaan diantara mereka. Termasuk dalam hal-hal kecil seperti berpakaian. Tampilan berbeda bisa mempermudah si kembar memahami bahwa walaupun mereka memiliki fisik yang hampir sama, mereka bisa berbeda dalam banyak hal. Pendekatan cara ini pun bisa turut membantu Bunda menjelaskan si kembar mengapa prestasi belajar mereka pun tak selalu harus sama.
Kedua, Kompetisi akan Selalu Ada, Berikan Pengertian yang Baik Pada Keduanya Mengenai Menang dan Kalah
Kompetisi yang tak sehat antara dua anak kembar akan menyebabkan kemarahan dan kecemasan diantara masing-masing individu. Pada usia anak sekolah, kompetisi biasanya ditandai dengan keinginan meraih prestasi tertinggi, baik di bidang akademis atau bidang lain, seperti olahraga. Perasaan kompetitif seorang anak berbeda-beda. Ada anak yang merasa sangat kompetitif, dimana ia merasa harus sama dengan yang lain. Ada juga yang punya karakter santai dengan kompetisi.
Bila hal itu sudah terjadi, arahkan si kembar agar tak merasa selalu harus menyamai prestasi satu sama lain. Orang tua perlu menekankan bahwa setiap anak itu unik. Jadi kalau nilai si A lebih bagus daripada si B, Bunda pun dianjurkan untuk tak perlu terlalu dipermasalahkan. Bunda bisa mengatakan hal ini:
“Kembaran kamu nilai matematikanya lebih bagus. Kalau kamu mau mengejar nilai yang sama bagusnya, silakan. Tetapi kalau kamu sudah berusaha keras dan merasa tak mampu menyamai, jangan berkecil hati. Kamu punya kelebihan dalam hal lain, kejar saja di situ. Karena biarpun kembar, kalian masing-masing punya kelebihan dan kekurangan yang berbeda.”
Ketiga, Ajarkan Keduanya untuk Menghargai Kekurangan dan Kelebihan Saudaranya
Perbedaan akan terasa indah bila bisa dimaknai dengan cara yang benar. Setidaknya ajarkan si kembar mengenai prinsip ini. Dengan mengajak keduanya untuk mencintai diri sendiri terlebih dahulu, maka si kembar akan mengerti bahwa sekalipun mereka diciptakan dengan paras yang mirip, tetap ada kekurangan dan kelebihan diantara masing-masing individu.
Cara berdamai dengan dua hal itu tentu bukan dengan kompetisi, melainkan dengan tetap saling menghargai dan memberi dukungan. Sejak kecil, Bunda bisa tanamkan nilai-nilai cinta diri sendiri dan mendukung saudaranya lewat hal-hal sederhana, maka dengan demikian si kembar pun tak akan merasa ada yang salah bila mereka melakukan hal yang bertolak belakang sekalipun.
Bahkan dalam keseharian, memanggil sebutan ‘si kembar’ pun lebih baik diganti dengan penyebutan nama langsung. Hal ini akan membantu siapapun melihat keduanya sebagai individu berbeda. Ketika orang tua memperlakukan bayi kembar sebagai individu berbeda, orang lain akan memberikan perlakuan yang sama.
Dengan menghargai kekurangan dan kelebihan masing-masing, orang tua dapat memberikan dukungan kepada anak kembarnya kelak. Pemilihan baju, mainan, atau barang-barang juga disesuaikan dengan karakteristik masing-masing.
