Bencana gempa, tsunami, serta kondisi likuifaksi yang melanda Palu, Donggala, dan Sigi pada 28 September menyisakan duka mendalam hingga hari ini. Lebih dari 2.000 orang dilaporkan tewas bahkan ratusan orang lainnya masih belum ditemukan.
Kendati harus menghadapi kondisi yang demikian pilu, warga disana terutama yang masih mencari anggota keluarga berharap akan adanya mukjizat sehingga bisa dipertemukan dengan anggota keluarga yang belum diketahui keberadaannya. Diantara segenap korban gempa yang menantikan mukjizat, sosok Henita Pangkey (40) punya ceritanya sendiri.
Ibu empat anak itu sebulan lebih menantikan kabar dua anak tertuanya, Rachel Arnee Putri (21) dan Aldo Ramadhan (18). Sementara dua anak terakhirnya, Mariska Bunga Aulia (14) dan Gibril Almubarak (9), kini bersama Nita dan sang suami.
“Hati kecilku mengatakan, anak pertama dan keduaku ini masih hidup. Soalnya ada yang lihat dua anakku ini melarikan diri saat lumpur di Petobo datang,” kata Nita.
Keyakinan itulah yang membuatnya tetap mencari. Tak hanya di Palu, dia bahkan mencari anak-anaknya hingga ke Makassar. Tapi hasilnya nihil. Tak lama, Nita menerima kabar terbaru, ia mendengar kalau anaknya mengungsi ke Jakarta dengan menumpang pesawat Hercules. Pasangan suami istri yang menumpang Hercules mengaku melihat Rachel.
Mereka bercerita, ketika turun di Halim Perdanakusuma, termasuk Rachel, para pengungsi dijemput bus dan diantar ke pintu keluar. Setelah turun dari bus, pasangan suami istri ini bercerita kalau Rachel sudah dijemput dengan mobil Avanza berwarna silver.
“Pasangan suami istri itu tidak sempat lihat pelat nomor mobilnya. Tapi mereka sempat lihat orang di dalam walau mobilnya agak gelap. Katanya anak saya itu dijemput laki-laki berpostur tinggi dan anak saya duduk di depan. Katanya seperti sudah akrab,” ujarnya.
Nita hanya tahu nama lelaki pasangan suami istri itu bernama Donny. Atas penjelasan itulah, Nita semakin yakin bahwa Rachel, buah hatinya, masih hidup. Namun, dia sama sekali belum mendengar kabar tentang Aldo.
Dalam proses pencarian, ia terus berdoa demi dipertemukan kembali dengan dua buah hatinya. Dia bahkan pernah beberapa kali bermimpi tentang kedua anaknya.
“Di dalam mimpi itu Rachel hanya tersenyum, tetapi dia lupa saya. Saya bingung, dia macam tidak kenal, kemudian dia lari. Mimpi berikutnya, saya ketemu lagi dengan Rachel, tapi dengan seorang perempuan paruh baya. Ibu itu bilang, Rachel mau pulang. Begitu juga malam selanjutnya, saya mimpi adiknya, Aldo, dan peluk saya,” tuturnya lirih.
