Bunda, pernahkah mendapati si bayi demam lalu diikuti munculnya ruam merah di wajah dan tubuhnya? Mungkin si kecil terkena roseola infantum. Bagi Bunda yang belum familiar dengan penyakit ini, yuk simak pemaparannya hingga selesai.
Roseola infantum dikenal juga sebagai exanthem subitum dan sixth disease atau penyakit keenam. Penyakit ini ditularkan oleh virus, di mana dua virus yang umum terkait roseola adalah human herpesvirus (HHV) tipe 6 dan tipe 7.
Penyakit roseola infantum paling sering menyerang anak-anak berusia antara 6 bulan hingga 2 tahun. Namun, dalam kasus yang jarang, roseola juga bisa dialami orang dewasa.
Tanda dan Gejala Roseola Infantum

Untuk lebih memahami roseola infantum, berikut ini tanda dan gejala yang bisa dikenali. Yuk disimak bersama, Bun.
- Demam
Sebagaimana penyakit karena infeksi virus lainnya, roseola infantum juga ditandai dengan munculnya demam. Terkadang demamnya bisa sangat tinggi, sampai di atas 39 derajat Celcius. Dalam kondisi ini, kemunculan kejang demam perlu diwaspadai.
Dikutip dari situs milik Cleveland Clinic, demam bisa berlangsung selama tiga sampai tujuh hari.
- Ruam
Setelah demam reda, tanda lain dari roseola yang bisa dilihat yakni kemunculan ruam kemerahan di tubuh. Ruam ini biasanya muncul pertama kali di area perut, dada, dan punggung, lalu menjalar ke leher dan lengan.
Ruam ini berupa bintik atau bercak merah yang datar. Meski begitu, dalam beberapa kasus ada pula bintik yang sedikit mencuat, sehingga teraba di kulit. Ruam akan menghilang dalam waktu beberapa jam hingga beberapa hari. Demikian dikutip dari Mayo Clinic.
Namun sebenarnya roseola tidak selalu memunculkan ruam lho, Bun. Dua per tiga dari anak-anak yang terkena roseola tidak mengalami ruam. Itu makanya terkadang orang tua tidak tahu bahwa anaknya terkena roseola.
- Gejala seperti flu
Anak-anak dengan roseola juga dapat mengalami gejala seperti flu. Pilek, batuk ringan, sakit tenggorokan, dan pembengkakkan kelenjar getah bening sangat mungkin terjadi. Jika tidak diikuti kemunculan ruam, demam yang dialami anak sering kali hanya dikaitkan dengan penyakit flu.
- Rewel
Umumnya ruam pada roseola infantum tidak gatal dan tidak menimbulkan rasa tidak nyaman. Meski begitu, anak bisa jadi lebih rewel dari biasanya. Maklum ya, Bun, sakit apa pun tentu menimbulkan ketidaknyamanan, apalagi pada bayi.
- Hilang nafsu makan
Tanda atau gejala lain roseola infantum adalah sakit perut dan diare. Anak-anak juga kehilangan nafsu makan.
Penularan dan Pencegahan Roseola Infantum

Sebagaimana penyakit lain yang diakibatkan virus, roseola menular melalui kontak sekresi pernapasan atau air liur orang yang terinfeksi. Mayo Clinic mencontohkan anak-anak yang menggunakan cangkir anak dengan roseola bisa tertular.
Roseola dapat ditularkan meski anak yang terkena penyakit tersebut tidak memiliki ruam. Nah, ketika suhu tubuh anak kembali normal dalam kurun waktu 24 jam, sudah tidak lagi menularkan virus, meskipun ruam di tubuhnya masih ada.
Walaupun menular, tetapi daya tular roseola tidak secepat cacar air. Karena itu, jarang sekali roseola mengakibatkan wabah.
Untuk mencegah roseola infantum, perlu menghindari kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi. Selain itu, kita perlu membiasakan anak untuk mencuci tangan dengan sabun setelah beraktivitas.
Tidak seperti cacar air dan campak yang ada vaksinnya, roseola tidak memiliki vaksin untuk pencegahan. Untuk itu, menjaga kebersihan mainan dan lingkungan rumah juga perlu selalu dilakukan.
Penanganan Roseola Infantum

Lalu bagaimana jika bayi mengalami roseola infantum? Umumnya pengobatan hanya difokuskan untuk menurunkan demam tinggi. Karena diakibatkan virus, ingat ya Bunda bahwa roseola tidak membutuhkan antibiotik.
Saat anak demam tinggi, obat penurun panas seperti ibuprofen dan parasetamol dapat diberikan. Agar anak merasa nyaman, bisa pula memandikan atau mengajaknya berendam di air hangat.
Untuk mencegah dehidrasi akibat demam, pastikan si kecil mendapat asupan cairan yang cukup. Jangan lupa pula untuk memberikan baju yang tipis pada anak, saat demam masih terjadi.
Roseola infantum adalah infeksi ringan. Biasanya anak tidak perlu mendapatkan penanganan medis khusus. Namun, jika demam anak meningkat terus dan mengakibatkan hilangnya kesadaran, jangan tunda untuk membawanya ke dokter.
Itulah roseola infantum yang rentan dialami para bayi hingga usia dua tahun. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Referensi:
Kids Health. Roseola. https://kidshealth.org/en/parents/roseola.html diakses pada 12 Juni 2021.
Cleveland Clinic. Roseola. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15785-roseola-infantumsixth-disease diakses pada 12 Juni 2021.
Mayo Clinic. Roseola. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/roseola/symptoms-causes/syc-20377283 diakses pada 12 Juni 2021.
