Punya anak yang cerdas, pantang menyerah, dan terpacu untuk jadi sukses jelas jadi dambaan hampir semua orangtua. Untuk itu, banyak anak yang akhirnya dididik untuk memiliki jiwa kompetitif demi meraih suksesnya kelak.
Iya Bun, sebab kecerdasan saja tidak cukup kalau tak diimbangi dengan munculnya sikap kompetitif. Nah, bicara soal daya juang, ada sebagian anak yang belum sepenuhnya mengerti mengenai soal sikap ini. Bun, kompetisi itu sangat penting lho untuk perkembangan anak.
“Kompetisi mengajarkan si Kecil kalau anak yang paling pintar tidak selalu sukses, tetapi mereka yang bekerja keras dan terus berusaha,” ujar Timothy Gunn, Psy.D, neuropshychologist anak dari Gunn Psychological Services seperti dikutip dari Parents.com.
Menurutnya, aktivitas kompetitif dapat membantu anak mengembangkan beragam kemampuan penting yang bisa bermanfaat untuk hidupnya kelak, seperti mengembangkan empati, mengantri giliran, dan belajar untuk jadi pribadi yang tekun.
Jangan Pelit Pujian Bila Si Kecil Sudah Berusaha Sebaik Mungkin
Cara termudah menumbuhkan rasa percaya diri pada anak adalah dengan tak pelit pujian. Tapi jangan berlebihan juga Bun. Dengan memberikan pujian yang sesuai dengan kerja kerasnya, ia akan lebih mudah merasa percaya diri. Dengan menghargai setiap kerja kerasnya, maka ia akan tumbuh jadi sosok yang gigih dan tak takut dalam menghadapi kekalahan, Bun.
Latihlah Si Kecil Agar Tak Fokus pada Hasil Saja ya Bun
Setiap orangtua tentu akan bangga kalau anaknya dapat nilai terbaik di semua pelajaran. Hanya saja jangan sampai karena ambisi orangtua agar si kecil mendapatkan nilai terbaik, hal itu justru membuat buah hati Bunda jadi merasa tertekan. Karenanya, yuk Bun ajak si kecil untuk bisa menikmati setiap prosesnya dan bukan hanya berorientasi pada target saja.
Ajar Si Kecil untuk Berani Menerima Kegagalan
Masih banyak lho anak yang belum berani berkompetisi karena tak bisa menerima kegagalan atau karena tak tau harus berbuat apa setelah dinyatakan gagal. Nah, demi mengatasi situasi semacam ini, Bunda perlu sekali mengajarkan si kecil untuk mau menerima kegagalan. Bunda bisa menceritakan situasi dimana Bunda pernah mengalami kegagalan sekaligus memberitahu bagaimana caranya bangkit. Semangat untuk tak perlu takut akan kegagalan itu harus dihidupi oleh si kecil, yang penting si kecil berani untuk mencoba ya Bun.
Jangan Menumbuhkan Sikap Gengsi dan Tak Mau Menerima Bantuan
Menurut survei pendiri Revolution Prep dan anggota Young Presidents Organization, Jake Neuberg dan Ramit Varna, banyak orangtua yang berbohong saat memamerkan kehebatan anak mereka. Bahkan ada orangtua yang tidak mau orang lain tahu kalau anaknya butuh guru privat untuk bisa mengerti pelajaran di sekolah. Padahal, orangtua tidak perlu malu ketika anaknya menerima bantuan, karena itu bisa mengajarkan anak tentang apa kekurangannya yang masih perlu diperbaiki.
Terpenting, Mereka Harus Bisa Menerima Segala Kekurangan dan Kelebihan
Buatlah buah hati Bunda bisa menerima kekurangan dan kelebihan dirinya juga orang lain. Saat anak sudah mengerti akan hal itu, maka ia tak akan takut berokmpetisi dan lebih bisa menerima kekalahan. Pun saat ada rekannya yang mungkin lebih unggul darinya, kalau si kecil mengerti akan kekurangan dan kelebihan, maka ia pun bisa mengakui kehebatan temannya itu dan menjadikannya sebagai motivasi agar bisa berjuang lebih baik lagi.
Sejak Awal, Bunda Pun Harus Konsisten Memberi Contoh yang Baik
Ajarkan pada anak mengenai kompetisi yang baik ya Bun. Manfaatkan permainan sederhana seperti bermain kartu, scrabble, monopoli, atau permainan apapun. Ajarkan bahwa menang tidak boleh dengan cara curang dan harus bisa menerima kekalahan dengan baik.
Dorong si Kecil Supaya Fokus dengan Tujuan Pribadi
Saat berkompetisi, penting sekali Bun menanamkan soal tujuan utama sebuah kompetisi pada si kecil. Saat sedang melakoni sebuah kompetisi, ajaklah dia untuk memaksimalkan kemampuan diri sendiri, bukan semata-mata untuk mengalahkan orang lain. Sebab kalau terlalu fokus ingin mengalahkan orang lain, maka kadang anak melupakan tujuan utama dari kompetisi tersebut.
Jika menang…
Bun, kalau si kecil menang, jangan biarkan ia terbuai oleh euforia kemenangannya dan akhirnya muncul rasa sombong saat mengalami kemenangan. Akan lebih baik kalau Bunda terus mendampingi dan memberikan pujian pada proses yang dijalani anak untuk meraih kemenangan. Seperti bagaimana ia saat berlatih dengan rajin, berlomba dengan ulet, tidak menyerah dan tidak curang. Dengan melakukan hal tersebut, anak dapat belajar bahwa untuk meraih suatu keberhasilan dibutuhkan proses dan kerja keras.
Jika kalah…
Sebagai orangtua, tentu kita harus berbesar hati. Yup! Saat anak kalah, sebaiknya Bunda jangan menunjukkan rasa sedih, kecewa, atau marah. Jika anak sedih atau kesal, biarkan saja karena itu adalah bentuk ekspresinya. Namun, jangan biarkan hal tersebut terjadi berlarut-larut. Justru akan lebih baik kalau Bunda mengajaknya untuk mengevaluasi apa yang sudah ia lakukan saat mengikuti lomba. Jangan lupa untuk mengajarkan ia memberikan selamat dan menghargai perjuangan tim lawan.
Katakan Padanya untuk Tidak Fokus pada Hadiah
Sebaiknya jangan mengajarkan si kecil untuk terobsesi dengan kemenangan semata dan hadia yang dijanjikan. Bunda perlu terus membimbingnya untuk konsisten dan menjaga kefokusan pada permainan atau pertandingan yang adil. Kenapa harus demikian? Sebab kalau si kecil terbiasa fokus pada kemenangan dan hadiah, kelak ia akan memakai segala cara untuk memperoleh apapun yang ia mau tanpa melihat dampak buruk dan baiknya.
