Tak semua ibu dikaruniai kemampuan untuk menghasilkan ASI yang melimpah ya Bun. Bahkan ada yang justru sedang khawatir karena produksi ASI-nya justru menurun. Kalau Bunda sedang mengalami masa-masa ini, tak usah khawatir berkepanjangan Bun. Produksi ASI yang menurun tentu ada sebabnya. Ada banyak kebiasaan yang mungkin tak Bunda sadari sehingga suplai ASI berkurang. Ini beberapa diantaranya:
Lelah Setelah Persalinan
Wajar kalau Bunda merasa lelah setelah persalinan. Apalagi di masa itu, Bunda harus menyusui sekaligus memulihkan diri. Tak jarang, kebanyakan ibu akhirnya justru mengalami penurunan produksi ASI di masa-masa ini. Yup Bun, masa transisi ini jadi salah satu penyebab produksi ASI berkurang. Karenanya, berikan waktu untuk tubuh Bunda agar beristirahat degan cukup ya Bun.
Bunda Punya Riwayat Penyakit Tertentu
Mengalami penyakit tertentu seperti infeksi biasanya bisa menyebabkan tubuh Bunda jadi memproduksi lebih sedikit ASI. Nah, bila Bunda pun merasakan gejala sakit tertentu bersamaan dengan produksi ASI yang menurun, segera temui dokter untuk menjalani pemeriksaan ya Bun.
Sebab mungkin kalau Bunda mengalami infeksi tertentu, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk mengobati infeksi tersebut. Pastikan dokter tahu kalau Bunda sedang menyusui sehingga pemberian obatnya disesuaikan dengan kondisi tubuh Bunda.
Minum Terlalu Banyak Kafein
Konsumsi soda, kopi, teh, coklat, atau minuman berkafein lainnya harusnya aman untuk dikonsumsi. Tapi kalau dikonsumsinya secara berlebihan, hal ini bisa membuat produksi ASI menurun lho Bun. Selain itu, k kafein yang Bunda minum juga bisa memengaruhi kesehatan si kecil lantaran bisa terserap oleh ASI dan masuk ke dalam tubuh si kecil saat menyusui. Akibatnya, bayi bisa mengalami masalah tidur dan mudah rewel.
Produksi ASI Menurun Kalau Bunda Masih Sering Merokok dan Minum Alkohol
Kebiasaan merokok dapat mengganggu pelepasan oksitosin di dalam tubuh ibu lho. Bunda perlu tahu, oksitosin diketahui menjadi hormon yang merangsang respon let-down-reflex, yaitu refleks ibu untuk mengeluarkan ASI dari dalam payudara dan mengalir keluar dari tubuh sampai masuk ke mulut bayi. Jika refleks let-down tidak berfungsi dengan baik, ASI tidak akan mengalir keluar dari payudara ibu dan pada akhirnya kebutuhan ASI untuk si kecil tidak terpenuhi.
Serupa dengan rokok, alkohol juga dapat menghalangi respon let-down reflex pada ibu. Selain itu, alkohol bahkan dapat mengubah rasa ASI yang tidak disukai oleh si kecil. Akibatnya, si kecil menjadi malas menyusui. Tidak hanya menurunkan suplai ASI, minum alkohol berlebihan juga dapat membuat si kecil berisiko mengalami keterlambatan perkembangan.
Mengonsumsi Pil KB
Kalau Bunda mulai mengonsumsi pil KB untuk mencegah kehamilan selanjutnya, maka efek sampingnya bisa mempengaruhi suplai ASI Bunda. Hal ini karena pil KB mengandung hormon ekstrogen yang dapat menurunkan produksi susu. Karenanya penting sekali berkonsultasi dengan dokter demi mendapatkan alat kontrasepsi yang aman saat menyusui tanpa mengurangi produksi ASI.
Bunda Mungkin Belum Mengelola Stress dengan Baik
Menjadi seorang ibu tentu wajib menjaga kesehatan fisik dan psikis. Pasalnya, tekanan yang menyebabkan seseorang stress fisik, emosional, maupun psikologis dapat mengurangi produksi ASI nih bun. Sekecil apapun perubahan emosional tersebut bisa mengganggu refleks let-down saat menyusui. Penyebab stress lainnya seperti rasa gelisah, rasa sakit, masalah finansial, atau masalah dengan suami pun bisa jadi faktor yang bisa menurunkan produksi ASI lho Bun.
Mungkin Bunda Terlalu Banyak Konsumsi Rempah-rempahan Juga
Mengutip dair Verywell, beberapa ramuan herbal pun dapat menurunkan jumlah ASI kalau Bunda mengonsumsinya secara berlebihan. Karenanya, segera konsultasikan pada dokter bila Bunda rutin mengonsumsi obat herbal tertentu.
Atau Karena Bunda Sedang Mengonsumsi Obat-obatan Tertentu?
Hati-hati lho Bun kalau selama menyusui, Bunda masih mengonsumsi obat-obatan tertentu. Pasalnya, beberapa jenis obat – baik obat resep maupun obat bebas – dapat mengganggu hormon oksitosin, yang mengatur produksi ASI. Obat-obatan seperti obat alergi, obat flu, dan diuretik dapat menurunkan suplai ASI.
Hamil Saat Bunda Masih Aktif Menyusui pun Bisa Jadi Penyebab Produksi ASI Menurun
Produksi ASI memang cenderung menurun bila Anda sedang hamil meski masih aktif menyusui. Hal ini disebabkan karena hormon kehamilan yang diketahui dapat menurunkan produksi ASI lho Bun.
Urusan Pola Makan Juga Mempengaruhi Produksi ASI
Sering begadang akibat menyusui hingga tengah malam membuat Bunda pun wajib memenuhi kebutuhan makanan dan hidrasinya dengan baik. Tapi kenyataannya, banyak ibu yang ternyata yang masih kurang asupan gizi dan nutrisi. Padahal hal ini yang kemudian membuat produksi ASI berkurang.
Karenanya, perhatikan lagi pola makan Bunda ya. Terutama demi memenuhi kebutuhan asupan makanan dan cairan setiap hari agar produksi ASI Anda tetap terjaga. Makanan sehat dan asupan cairan yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya.
Ketika hamil, perkembangan janin tentu menjadi hal yang bikin Bunda penasaran. Sudah sebesar apa si kecil dalam kandungan? Kemampuan apa yang sudah dimilikinya? Melihatnya melalui layar saat pemeriksaan USG pun selalu ditunggu-tunggu.
Memasuki trimester kedua, biasanya tubuh sudah beradaptasi lebih baik dengan hadirnya janin. Ketidaknyamanan yang kerap dikeluhkan di trimester pertama semakin jauh berkurang. Mual dan muntah yang umum dirasakan di awal kehamilan pun mulai jarang muncul.
Bisa dibilang trimester kedua adalah saat hamil yang paling nyaman. Tak heran banyak ibu hamil yang melakukan babymoon di masa ini.
Nah, informasi kali ini akan membahas seluk-beluk perkembangan janin pada trimester kedua kehamilan. Penasaran? Yuk, intip penjelasannya berikut ini!
Perkembangan Janin per Minggu di Trimester Kedua
Umumnya kehamilan berlangsung sekitar 40 minggu. Minggu-minggu ini terbagi dalam tiga trimester. Nah, trimester kedua dimulai dari minggu 13 hingga minggu 27 masa kehamilan.
Pada masa ini, janin tumbuh lebih besar dan lebih kuat. Menurut American Pregnancy Association, janin akan mencapai panjang 355,6 milimeter dan bobot lebih dari 907 gram pada akhir trimester kedua.
Fitur wajah janin akan mulai terbentuk di bulan-bulan ini. Bunda pun mulai dapat merasakan pergerakan dalam rahim, seperti saat janin berbalik dan berputar. Selain itu, pada trimester kedua, jenis kelamin janin juga sudah mulai terlihat lebih jelas.
Yuk simak penjelasan selengkapnya mengenai tahap-tahap perkembangan janin di trimester kedua, dari awal hingga akhir.
Minggu ke-13 Kehamilan
Memasuki 13 minggu kehamilan atau 11 minggu setelah pembuahan, janin mulai memproduksi urine dan mengeluarkannya ke dalam cairan amniotik yang mengelilinginya. Janin juga akan menelan sebagian cairan amniotik.
Pada fase ini, kulit janin masih tipis dan transparan, tetapi sudah menunjukkan tanda-tanda menebal. Tulang-tulang yang menjadi kerangka tubuh bayi akan mulai mengeras, terutama tulang panjang dan tempurung kepala.
Minggu ke-14 Kehamilan
Berikutnya, memasuki 14 minggu kehamilan, leher janin akan terbentuk lebih kompleks. Sel darah merah juga terbentuk pada limpa fetus. Jenis kelamin bisa dilihat di minggu ini atau minggu selanjutnya.
Pada minggu 14, panjang bayi bisa mencapai 87 milimeter, mulai dari pucuk kepala hingga pantat. Beratnya diperkirakan mencapai 45 gram.
Minggu ke-15 Kehamilan
Pada 15 minggu kehamilan atau 13 minggu setelah pembuahan, pertumbuhan janin menjadi lebih pesat. Perkembangan tulang berlanjut dan dapat dilihat menggunakan pemindaian ultrasonik. Pola rambut di kulit kepala janin juga mulai terbentuk di minggu ini.
Minggu ke-16 Kehamilan
Masuk ke minggu ke-16, kepala janin mulai terangkat. Matanya pun mulai bergerak secara perlahan. Telinga janin saat ini mendekati posisi akhir. Selain itu, mata janin menjadi sensitif terhadap cahaya walau dalam kondisi tertutup.
Pada masa ini, kulit janin akan terus menebal. Pergerakan lengan saat minggu ke-16 menjadi lebih terkoordinasi dan bisa dicek saat pemeriksaan ultrasonik (USG). Namun, gerakan ini masih terlalu pelan untuk dirasakan oleh sang ibu.
Pada fase minggu ke-16 kehamilan, bobot janin menjadi sekitar 110 gram. Sedangkan panjang dari pucuk kepala hingga pantat mencapai 120 milimeter.
Minggu ke-17 Kehamilan
Minggu ke-17 kehamilan atau minggu ke-15 setelah masa pembuahan merupakan waktu kuku kaki janin berkembang. Selain itu, janin menjadi lebih aktif dalam kantung amniotik. Ia akan lebih sering berbalik dan berguling. Denyut jantungnya memompa sekitar 110 sampai 160 detak per menit.
Minggu ke-18 Kehamilan
Saat masuk ke minggu ke-18 kehamilan atau minggu ke-16 sesudah masa pembuahan, telinga janin mulai membuka di sisi kepala. Janin kemungkinan mulai dapat mendengar suara. Tak hanya itu, janin juga mulai bisa menguap.
Mata janin juga mulai menatap ke depan. Kemudian, sistem pencernaannya sudah mulai bekerja. Panjang janin, mulai ujung kepala hingga pantat, sekitar 140 milimeter dan bobotnya mencapai 200 gram.
Minggu ke-19 Kehamilan
Masuk ke minggu ke-19 kehamilan atau 17 minggu sesudah pembuahan, pertumbuhan janin akan melambat dibanding sebelumnya. Lapisan lengket dan mirip seperti keju, vernix caseosa, mulai membalut tubuh janin.
Kulitnya sangat rapuh dan bisa terkena pengaruh abrasi, pengerasan, dan pecah-pecah akibat paparan cairan amniotik. Saat inilah vernix caseosa menjalankan peran untuk melindungi kulit bayi. Tak hanya itu, apabila janin berjenis kelamin perempuan, rahim dan saluran vagina akan terbentuk.
Minggu ke-20 Kehamilan
Minggu ke-20 adalah masa pertengahan jalan kehamilan atau minggu ke-18 setelah pembuahan. Ukuran janin pada minggu ini mencapai 160 milimeter, dari pucuk kepala sampai bokong. Sementara itu, beratnya sekitar 320 gram.
Gerakan janin pada fase ini mulai dirasakan lebih jelas oleh sang ibu dan terasa lebih cepat. Janin akan berkali-kali tidur dan bangun. Ia bisa jadi terbangun akibat pergerakan Bunda atau suara berisik dari luar.
Minggu ke-21 Kehamilan
Minggu ke-21 kehamilan atau ke-19 sesudah masa pembuahan, janin mulai terbalut secara keseluruhan oleh lanugo, yakni rambut-rambut halus yang tumbuh di tubuh fetus. Lanugo membantu menopang vernix caseosa pada kulit.
Tak hanya itu, refleks mengisap pada janin mulai berkembang. Janin akan mulai mengisap ibu jari tangannya sendiri. Saat USG dilakukan, cobalah Bunda perhatikan baik-baik. Siapa tahu mendapati si kecil yang sedang mengisap jempolnya.
Minggu ke-22 Kehamilan
Memasuki minggu ke-22 kehamilan atau ke-20 sesudah masa pembuahan, rambut dan bulu mata bayi mulai tampak. Selain itu, lemak kecokelatan, yaitu sebagai pusat penghasil panas, juga terbentuk.
Bobot janin berkisar 460 gram dan panjangnya mencapai 190 milimeter. Untuk janin berjenis kelamin laki-laki, testis sudah mulai berkembang.
Minggu ke-23 Kehamilan
Gerakan mata janin mulai gesit di minggu ke-23 kehamilan atau minggu ke-21 setelah masa pembuahan. Pada telapak kaki dan telapak tangannya, mulai terbentuk pola-pola yang nantinya akan menjadi fondasi untuk sidik jari. Janin akan mulai cegukan dan mengakibatkan gerakan menyentak-nyentak.
Minggu ke-24 Kehamilan
Pada masa minggu ke-24 kehamilan atau ke-22 sesudah masa pembuahan, kulit janin mulai mengeriput dan terang. Kemudian, kulit menjadi berwarna merah atau merah muda akibat darah yang terlihat di kapiler. Panjang janin menjadi 210 milimeter dan bobotnya mencapai 630 gram.
Minggu ke-25 Kehamilan
Selanjutnya, memasuki minggu ke-25 kehamilan atau minggu ke-23 setelah pembuahan. Janin kemungkinan akan mampu merespons suara yang familier, seperti suara sang ibu, dengan gerakan.
Kemudian, saat tertidur, janin mulai melakukan gerakan mata cepat atau rapid eye movement. Jadi, matanya akan bergerak-gerak secara gesit meskipun kelopak mata sedang tertutup.
Minggu ke-26 Kehamilan
Saat memasuki minggu ke-26 kehamilan atau minggu ke ke-24 sesudah pembuahan, janin mulai menghasilkan surfaktan. Zat inilah yang membuat kantung udara dalam paru-paru mengembang.
Selain itu, surfaktan juga melindungi agar paru-paru tidak hancur atau menempel satu sama lain saat mengempis. Kini janin sudah sepanjang 230 milimeter dan bobotnya mencapai 820 gram.
Minggu ke-27 Kehamilan
Minggu ini merupakan fase terakhir dari trimester kedua. Minggu ke-27 kehamilan atau minggu ke-25 setelah masa pembuahan, sistem saraf janin berkembang menuju kematangan. Selain itu, berat badan janin mulai bertambah karena lemak. Lemak inilah yang menjadikan kulit janin tampak lebih lembut.
Perubahan Tubuh Saat Hamil Trimester Kedua
Perhatian dengan pengaruh perkembangan janin terhadap tubuh dapat membantu Bunda dalam persiapan yang lebih baik. Pada trimester kedua, tubuh wanita terus mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan janin di dalam rahim mengalami perkembangan dan pertumbuhan hampir setiap hari. Itu artinya, perut makin membesar dan muncul perubahan-perubahan lain, baik secara psikis maupun hormon.
Apa saja perubahan yang dimaksud? Berikut penjelasannya.
Perubahan pada Payudara
Pada trimester kedua, payudara kemungkinan tidak seempuk saat trimester pertama. Namun, payudara akan terus mengalami pertumbuhan.
Fase pertumbuhan ini menyebabkan kelenjar susu membesar dan menyimpan lemak. Perubahan inilah yang menjadi persiapan seorang ibu untuk menyusui.
Selain itu, Bunda mungkin menyadari adanya perubahan warna menjadi gelap di sekitar puting. Terdapat pula semacam benjolan-benjolan kecil di sekelilingnya.
Benjolan tersebut merupakan kelenjar yang memproduksi substansi berminyak supaya puting terhindar dari kekeringan. Kolostrum, zat cair berwarna kuning, juga kemungkinan mulai keluar dari puting.
Perubahan pada Kulit
Sebagian area kulit bisa jadi mengencang selama perubahan tubuh. Serat elastis tepat di bawah kulit dapat terkoyak. Inilah yang membuat munculnya guratan-guratan pada kulit yang berlekuk, atau biasa disebut sebagai gurat peregangan (stretch mark).
Gurat peregangan umumnya berada pada area perut dan payudara. Tidak semua wanita hamil memiliki gurat peregangan, tetapi hal ini lumrah dialami. Sayangnya, tidak ada cara untuk benar-benar mencegah pembentukan gurat peregangan.
Namun, menjaga berat badan agar tidak berlebihan bisa menjadi ikhtiar mencegah stretch mark. Selain itu, menjaga agar kulit tetap lembap bisa mengurangi rasa gatal dari gurat peregangan. Setelah kehamilan, guratan-guratan ini akan memudar dan tidak begitu tampak.
Ada perubahan kulit lain yang dapat terjadi. Misalnya, rasa kering dan gatal pada perut. Lalu, kulit menjadi lebih sensitif terhadap paparan sinar matahari. Artinya, kulit lebih mudah tersengat dan terbakar. Selain itu, terdapat garis hitam di tengah perut, tepatnya mulai dari pusar hingga bulu kemaluan. Muncul pula melasma pada wajah yang sering disebut dengan “topeng kehamilan”.
Perubahan pada Tubuh
Tubuh wanita hamil berubah dengan cepat untuk beradaptasi dengan pertumbuhan janin. Anda bisa jadi mengalami beberapa perubahan tubuh, seperti
sakit punggung, panggul, dan pinggul.
Punggung akan merasakan sakit akibat menopang perut yang semakin membesar. Selain itu, pinggul dan panggul juga mulai terasa nyeri saat hormon kehamilan merelaksasi ligamen yang menopang tulang-tulang sebagai persiapan melahirkan bayi.
Nyeri pada Kaki
Kram kaki dapat terjadi, terutama ketika Anda terlelap. Hal ini berkaitan dengan tekanan yang diperoleh dari perkembangan janin sehingga mengenai saraf dan pembuluh darah yang menuju kaki. Oleh karena itu, pastikan Bunda tidur menyamping dan hindari posisi telentang.
Kondisi kaki lain seperti trombosis vena dalam dapat menjadi masalah serius. Trombosis vena dalam ialah darah yang membeku dan terbentuk di pembuluh vena sehingga mengakibatkan rasa sakit dan bengkak pada satu kaki. Apabila mengalami gejala tersebut, segera hubungi dokter.
Nyeri Perut
Ligamen dan otot yang menopang rahim akan berkontraksi saat rahim berkembang. Proses ini yang kerap kali menyebabkan kram dan nyeri ringan di sekitar perut.
Gigi renggang
Hormon kehamilan pun dapat memengaruhi tulang dan ligamen di dalam mulut. Perubahan ini akan membuat gigi goyang. Namun, Bunda tidak perlu khawatir karena kondisi tersebut hanya terjadi pada masa kehamilan dan akan kembali seperti semula.
Jika mengalami gusi bengkak atau berdarah, sebaiknya segera kunjungi fasilitas kesehatan. Gejala ini bisa menjadi tanda-tanda penyakit periodontal.
Sudah sejak lama penyakit periodontal berkaitan erat dengan kelahiran prematur dan bobot bayi di bawah rata-rata. Waktu trimester kedua adalah momen paling tepat untuk melakukan perawatan gigi.
Bengkak pada Pergelangan Kaki, Tangan, dan Wajah
Bagian ini bisa saja mengalami pembengkakan selama trimester kedua. Ini terjadi karena tubuh menahan lebih banyak cairan untuk janin. Selain itu, sirkulasi darah pun menjadi lebih lambat.
Panas Dalam
Pada trimester kedua, panas dalam bisa jadi muncul atau malah memburuk. Perkembangan rahim menekan perut sehingga makanan dan asam di dalamnya dapat naik secara paksa ke esofagus. Inilah yang menyebabkan gejala panas dalam.
Kontraksi Braxton Hicks
Kontraksi Braxton Hicks, atau yang juga dikenal sebagai kontraksi palsu, merupakan kondisi penegangan pada otot-otot rahim. Gejala ini merupakan salah satu cara agar rahim bersiap-siap dengan kontraksi asli dan proses melahirkan. Selain itu, perut jadi terasa tegang dan keras selama kontraksi Braxton Hicks sehingga menimbulkan ketidaknyamanan.
Kondisi ini terjadi secara acak dan akan menghilang setelah beberapa menit. Hubungi dokter kandungan jika kontraksi tersebut menjadi sering dan menyakitkan. Bisa jadi ini merupakan tanda-tanda kelahiran prematur.
Gusi Berdarah, Mimisan, dan Hidung Tersumbat
Mengapa bisa terjadi? Hal ini disebabkan oleh peningkatan aliran darah ke membran mukosa pada hidung dan mulut.
Infeksi Saluran Kemih
Infeksi di masa trimester kedua bisa saja terjadi. Perubahan hormon memperlambat aliran urine dan kandung kemih tidak benar-benar kosong karena rahim yang membesar terus mendorongnya.
Infeksi saluran kemih yang tidak segera ditangani dapat memicu kelahiran prematur. Jadi, periksakan ke dokter jika Bunda merasakan gejalanya. Tanda-tanda infeksi saluran kemih, antara lain, rasa ingin buang air kecil lebih sering, bau tak sedap atau keluar darah pada urine, dan sensasi panas saat kencing.
Pemeriksaan Penting Saat Trimester Kedua
Di trimester kedua ini, dokter akan mulai melakukan pemeriksaan singkat terhadap fisik Bunda. Kemudian, berat badan dan tekanan darah pada ibu hamil juga akan dicek. Poin-poin lain yang diperiksa, misalnya, ukuran perut, tinggi fundus, denyut jantung janin, pembengkakan, edema, kadar protein urine, dan kadar gula urine.
Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan Bunda dan keluarga serta suplemen atau obat-obatan yang sedang dikonsumsi. Setelah itu, dokter biasanya akan menanyakan pergerakan janin, pola tidur, ada atau tidaknya gejala kelahiran prematur, diet, pemakaian vitamin pranatal, atau gejala preeklamsia.
Bunda bisa mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan pada dokter sebelum berkunjung untuk pemeriksaan. Berikutnya, pastikan untuk menemui dokter kandungan segera jika mengalami gejala-gejala tak biasa. Misalnya, vagina berdarah, meriang, demam, muntah-muntah, nyeri perut, pandangan kabur, pusing akut, serta keluar cairan tak biasa pada vagina.
Bagaimana? Sudah mendapatkan gambaran jelas tentang perkembangan janin di trimester kedua? Perkembangan yang menakjubkan di dalam rahim wanita hamil ini diharapkan mampu mendorong Bunda untuk melakukan yang terbaik sebagai calon orang tua. Misalnya, mengonsumsi makanan dan minuman kaya nutrisi, berolahraga khusus ibu hamil, serta mencukupkan kebutuhan istirahat.
Jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke dokter kandungan tepercaya. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan. Salam sehat selalu untuk Bunda dan si kecil.
Sesuai yang Pemerintah telah tetapkan, tentang ibu hamil yang termasuk dalam salah satu kelompok sasaran prioritas program vaksinasi Covid-19. Dikarenakan, ibu hamil memiliki risiko gejala berat apabila terinfeksi Covid-19. Selain melakukan vaksinasi, ibu hamil juga dihimbau untuk memenuhi kebutuhan dan kecukupan mineral dalam tubuh agar daya tahan tubuh tetap terjaga di tengah pandemi saat ini.
Mendukung upaya pemerintah Indonesia, Le Minerale bekerja sama dengan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) cabang Jakarta dengan menghadirkan sentra vaksinasi bagi ibu hamil di wilayah Jabodetabek. Upaya ini dilakukan guna mempercepat proses vaksinasi bagi ibu hamil dan mencapai kekebalan kelompok.
Kementerian Kesehatan Indonesia melalui situs resminya merilis sejumlah pernyataan terkait perlunya vaksinasi Covid-19 yang diperlukan oleh ibu hamil. Vaksinasi Covid-19 kepada ibu hamil merupakan langkah tepat untuk melindungi ibu hamil dan bayi yang dikandungnya. Beberapa ibu hamil sempat dilaporkan yang terkonfirmasi positif Covid-19 berpotensi mengalami gejala berat bahkan meninggal dunia.
“Menanggapi kebijakan dari pemerintah, kami sudah siap untuk melakukan vaksinasi kepada seluruh ibu hamil. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh ibu hamil sebelum menerima vaksin Covid-19 yaitu pemberian dosis pertama pada trimester kedua kehamilan dan dosis kedua yang dilakukan sesuai dengan interval dari jenis vaksin,” ucap dr. Ulul Albab selaku Perwakilan POGI Cabang Jakarta.
Terdapat tiga jenis vaksin yang dapat diberikan kepada ibu hamil, antara lain seperti yaitu CoronaVac (Sinovac), Pfizer, dan Moderna. Ibu hamil direkomendasikan untuk menjaga pola hidup sehat sebelum menerima vaksin Covid-19.
dr. Ulul Albab menambahkan, “Program kerjasama ini diharapkan mampu meredam kekhawatiran akan infeksi virus Covid-19. Para ibu hamil juga tidak perlu ragu untuk menerima vaksin Covid-19. Karena vaksin Covid-19 ini sudah dipastikan aman dan tidak memiliki efek samping apapun untuk ibu hamil. Selain itu, pola hidup sehat dengan menjaga asupan gizi dan asupan air mineral dalam tubuh juga penting untuk proses kelancaran vaksinasi untuk ibu hamil. Selama ibu hamil memenuhi persyaratan penerima vaksin, selalu menjaga pola hidup sehat, mencukupi kebutuhan gizi dan asupan mineral maka dipastikan aman.”
Ibu hamil perlu memiliki imunitas tubuh yang kuat. Upaya meningkatkan imunitas tubuh dapat dilakukan dengan rutin konsumsi air mineral sebagai zat gizi mikro. Di sisi lain, mineral termasuk salah satu asupan yang berperan penting untuk menjaga daya tahan tubuh. Asupan mineral bisa didapatkan dari berbagai sumber, salah satunya melalui air minum mudah diserap oleh tubuh.
“Sebagai salah satu kelompok prioritas vaksinasi Covid-19, ibu hamil harus memiliki imunitas tubuh yang kuat. Oleh karena itu, kerja sama ini merupakan bentuk kepedulian kami terhadap ibu hamil dan kami ingin agar ibu hamil terfasilitasi secara cepat, mudah dan nyaman sehingga ibu hamil tidak perlu menunggu terlalu lama dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.Le Minerale akan terus mendorong dan mengedukasi masyarakat Indonesia untuk terus menerapkan pola hidup sehat baik dari asupan makanan dan juga kecukupan akan konsumsi air mineral,” ujar Dolphin Siregar selaku Regional Sales Promotion Manager Le Minerale.
Kedepannya, Le Minerale akan terus berkomitmen mendukung berbagai kegiatan positif demi masyarakat Indonesia yang lebih sehat. Le Minerale sebagai produk air mineral dalam kemasan memberikan produk air mineral berkualitas yang mengandung mineral alami, dikemas secara terproteksi sehingga aman dikonsumsi oleh seluruh anggota keluarga.
Mahalnya biaya persalinan seringkali menjadi momok yang menakuti ibu hamil. Bunda pasti terbayang-bayang biaya yang mahal hingga bingung bagaimana harus mempersiapkannya. Terlebih lagi jika suaminya hanya memiliki biaya yang pas-pasan. Biar punya persiapan yang matang, kita perlu loh mencari tahu berapa kisaran nominal yang sekiranya akan dibutuhkan.
Nah, kali ini sayangianak.com sudah merangkum apa-apa saja kebutuhan bumil untuk persalinan beserta nominalnya.
Ini Kisaran Biaya Persalinan yang Pada Umumnya
Biaya persalinan memang bervariatif tergantung dari kondisi ibu dan anak. Biaya akan semakin mahal jika Bunda akan menjalani prosedur sesar dibandingkan dengan melahirkan secara normal. Belum lagi jika ada kondisi tertentu yang menyebabkan si kecil harus dirawat secara intensif.
Selain ditentukan dari kondisi ibu dan anak, biaya persalinan juga berbeda-beda tergantung dari fasilitas dan nama besar rumah sakit tersebut. Biaya akan semakin murah jika melahirkan di desa melalui bidan, puskesmas, atau rumah sakit di daerah tersebut. Biaya bersalin di kota cenderung lebih mahal.
Untuk biaya persalinan normal di Indonesia sendiri berkisar antara Rp2.000.000,00 hingga Rp15.000.000,00. Sementara itu, untuk persalinan cesar perkiraan biayanya adalah sekitar Rp11.000.000,00 hingga Rp50.000.000,00 tergantung dari kelas ruang perawatan dan rumah sakitnya.
Cara Menghitung Biaya Persalinan Sesar
Persalinan secara sesar memang cenderung lebih mahal karena ada tindakan operasi yang harus dilakukan. Sementara itu, lahiran secara normal memang lebih murah dan pemulihannya juga lebih cepat. Namun, tidak semua beruntung bisa lahiran normal. Pada beberapa kondisi tertentu, ada Ibu yang memang terpaksa harus melahirkan secara sesar. Berikut ini cara menghitung biaya persalinanya :
Biaya Kontrol Ibu Hamil
Biaya pertama yang harus disiapkan sebelum melahirkan adalah kontrol ibu hamil. Pengecekan rutin setiap bulan sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi bayi saat usia di bawah 7 bulan. Biaya yang dikeluarkan juga bervariasi tergantung jenis pengecekan yang diambil dan fasilitas dari rumah sakit tersebut.
Biaya sekali kontrol rata-rata menghabiskan Rp200.000,00. Sehingga jika ditotal biaya kontrol di bawah usia 7 bulan adalah Rp1.200.000,00. Kontrol semakin rutin saat kandungan 7 bulan ke atas yakni menjadi 2 x setiap bulan. Sehingga total biaya dari umur 1 bulan hingga 9 bulan adalah Rp2.400.000,00.
Biaya Ultrasonografi (USG) Bayi
USG merupakan cara memeriksa kondisi bayi yang masih di dalam perut ibu. Pemeriksaan ini sangat diperlukan sekaligus untuk mengecek jenis kelamin dan detak jantung bayi. USG sebaiknya dilakukan kurang lebih 3 – 5 kali sebelum melahirkan. Biayanya juga berbeda-beda tergantung jenisnya.
USG 2D biasanya berkisar Rp400.000,00 – Rp500.000,00. Sedangkan biaya USG 3D dan 4D berkisar Rp700.000,00 – Rp800.000,00. Biaya pemeriksaan ini biasanya lebih murah di bidang dengan taksiran Rp100.000,00 – Rp200.000,00 untuk semua jenis. Untuk lebih pasti, Bunda bisa survey terlebih dahulu terkait biaya USG ke Klinik atau Rumah Sakit tempat USG.
Biaya Bersalin Cesar
Biaya persalinan untuk cesar memang lebih mahal dibandingkan dengan melahirkan secara normal. Terlebih lagi jika Bunda memilih Rumah Sakit dengan kelas VVIP tentu akan lebih mahal lagi biayanya. Karena biasanya sudah satu paket termasuk biaya fasilitas, operasi, makanan, hingga obat-obatan.
Jika terpaksa harus cesar, maka setidaknya Bunda harus menyiapkan biaya sebesar 10 – 12 juta untuk kelas kamar 3, 13 – 16 juta untuk kelas kamar 2, dan 17 – 20 juta untuk kelas kamar 1. Kelas kamar VIP lebih mahal lagi dengan kisaran 23 – 25 juta dan SVIP 25 – 30 juta.
Biaya Pasca Persalinan
Biaya setelah melahirkan juga harus dipikirkan terutama bagi ibu yang cesar. Karena Anda harus kontrol lagi ke dokter untuk lepas jahitan atau perawatan tambahan agar bekas operasi cepat sembuh. Biaya yang diperlukan biasanya berkisar Rp500.000,00 dan itu sudah termasuk vitamin plus obat.
Biaya sebesar itu merupakan biaya yang berlaku di rumah sakit umum. Sedangkan jika Bunda memilih rumah sakit elit dengan fasilitas yang lebih bagus, tentu saja biayanya akan lebih mahal. Selain itu, biaya pasca persalinan yang diperlukan berkaitan dengan vitamin dan kebutuhan bayi.
Cara Menyiapkan Mahalnya Biaya Persalinan Normal
Setiap orang tua tentu ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya sejak dalam kandungan hingga mereka dewasa. Menyiapkan biaya persalinan sangat penting untuk direncanakan jauh-jauh hari agar saat hari tersebut tiba, Bunda lebih siap secara finansial, mental, dan fisik.
Cari Tahu Biaya Persalinan
Penting sekali untuk mencari tahu terlebih dahulu berapa biaya persalinan baik untuk normal maupun sesar. Jika perlu survey dan cari tahu ke beberapa rumah sakit untuk perbandingan. Banyak ibu menginginkan persalinan normal, namun tidak semua kondisi bisa melahirkan secara normal.
Sehingga sebagian ibu hamil harus melahirkan dengan metode cesar melalui operasi bedah. Dari segi biaya, lahiran normal tentu lebih murah karena tidak perlu tindakan operasi bedah. Sementara itu, biaya sesar membutuhkan biaya yang jauh lebih mahal karena harus ada operasi, induksi, epidural, dan lainnya.
Menyusun Rencana Persalinan
Langkah selanjutnya setelah mengetahui perbandingan biaya bersalin antara Rumah Sakit yang satu dengan yang lainnya adalah mulai menyusun rencana persalinan. Bunda bisa membuat rencana mulai dari persalinan normal atau cesar dengan detail. Tentukan akan lahiran di rumah sakit mana.
Selain itu, Bunda juga harus merencanakan ingin mengambil kelas ruang inap dan fasilitas apa saja selama proses bersalin. Asumsikan biaya dari yang paling murah hingga paling mahal agar jika mengharuskan adanya tindakan darurat, maka sudah ada biaya yang dipersiapkan dengan matang.
Mengantisipasi Kondisi Darurat
Tidak ada yang pernah tahu kondisi apa saja yang akan dialami oleh seseorang yang akan melahirkan. Sebagai tindakan antisipasi dari awal, maka Bunda bisa menyiapkan dana darurat melalui asuransi kesehatan yang bisa memberikan manfaat untuk biaya persalinan.
Saat ini juga sudah tersedia BPJS Kesehatan yang bisa kita manfaatkan untuk membantu biaya bersalin baik di bidan atau rumah sakit. Namun, perlu diketahui bahwa layanan yang diberikan adalah tingkat dasar sehingga jika membutuhkan tindakan lebih lanjut maka harus menyiapkan dana darurat lebih.
Mengecek Tunjangan Kelahiran Anak
Beberapa perusahaan ada yang memberikan tunjangan kepada karyawannya untuk istri yang melahirkan. Tentu ini akan sangat membantu karena setidaknya Bunda memiliki back up meskipun nominal yang diberikan oleh perusahaan ada batasannya. Jangan lupa untuk menanyakan ke pihak kantor.
Tujuannya untuk memastikan bentuk coverage atau pertanggungan biaya yang diberikan apakah sifatnya penuh atau terbatas. Jika tidak mendapatkan tunjangan dari perusahaan, maka coba dengan mengecek di BPJS Kesehatan atau asuransi lainnya yang Bunda ikuti dan rutin membayar premi bulanan.
Segera Kumpulkan Dana
Orangtua yang sigap tentu harus mulai memperhitungkan dana mulai dari sejak sang ibu hamil. Mengingat kebutuhan untuk pemeriksaan ibu hamil dan persalinan cukup mahal. Maka Bunda harus pintar-pintar mengumpulkan dana dengan cara menabung dan perkirakan berapa target tabungan per bulan.
Dana ini bisa didapatkan melalui sisa dari gaji setelah dikurangi kebutuhan sehari-hari dan tanggungan lainnya. Bisa juga dengan mencari dana tambahan melalui pekerjaan part time demi bisa mendapatkan uang untuk persiapan bersalin. Tentukan target agar lebih semangat mengumpulkan dana persalinan.
Persiapan Persalinan yang Perlu Bunda Lakukan
Menjelang hari H persalinan menjadi masa yang sangat menegangkan bagi ibu hamil. Di satu sisi mereka tidak sabar ingin segera bertemu dengan buah hati. Namun, di satu sisi ada perasaan cemas dan khawatir bagaimana proses bersalin nantinya akan berjalan.
Bunda Boleh Mulai Mempelajari Teknik Melahirkan
Setiap ibu tentu menginginkan agar bisa melahirkan secara normal sehingga penting sekali untuk mencari tahu teknik dan ilmu bagaimana cara bersalin normal. Mulai dari persiapan fisik, mental, cara mengejan, dan lain sebagainya. Termasuk mencari tahu tentang tanda-tanda dan fase melahirkan.
Namun, jika harus melahirkan secara sesar maka Bunda juga harus mencari tahu tindakan apa saja yang dilakukan saat operasi bedah. Tujuannya agar mental dan psikis lebih siap menghadapi segala jenis persalinan nantinya. Sehingga sang ibu pun bisa lebih rileks dan tenang saat melahirkan.
Menyiapkan Semua Perlengkapan Termaksud Kebutuhan Ibu Hamil
Ketika hari H melahirkan sudah mulai dekat, jangan lupa untuk segera packing kebutuhan yang diperlukan saat bersalin. Mulai dari baju ibu hamil untuk ganti minimal 3 hari, sarung atau kain jarit, celana dalam dan bra, sandal dan kaus kaki, peralatan mandi, dan lain sebagainya.
Perlengkapan tersebut setidaknya harus cukup untuk tiga hari ke depan sebagai cadangan. Jika bisa pulang lebih cepat maka jangan lupa untuk bersyukur. Biasanya untuk persalinan secara sesar akan memakan waktu yang lebih lama di rumah sakit jika dibandingkan dengan persalinan normal.
Menyiapkan Perlengkapan yang Akan Dibutuhkan Bayi
Selain perlengkapan untuk ibu yang akan melahirkan, perlengkapan bayi juga sangat penting untuk dipersiapkan. Masukkan perlengkapan bayi yang akan dibawa ke dalam tas yang berbeda dari perlengkapan ibu. Siapkan baju-baju bayi minimal untuk 3 hari ke depan dan popok sebanyak-banyaknya.
Jangan lupa untuk membawa topi atau penutup kepala, penutup kaki, dan penutup tangan untuk menghangatkan si kecil. Bedong dan selimut juga diperlukan untuk membungkus bayi agar mereka tetap merasa nyaman layaknya di dalam perut ibu. Perlengkapan mandi dan tissue juga jangan ketinggalan juga ya Bun.
Siapkan Dana Sesuai Perkiraan yang Sudah Dibuat
Dana menjadi persoalan utama yang harus ada sebelum Bunda melahirkan. Pilihlah Rumah Sakit dan kelas perawatan yang sesuai budget agar biaya tidak membengkak. Sebaiknya lakukan survey terlebih dahulu ke beberapa rumah sakit atau bidan untuk mencari perbandingan biaya persalinan.
Dana untuk persalinan sebaiknya sudah disiapkan jauh-jauh hari untuk mengantisipasi kondisi tidak terduga seperti cesar atau perawatan yang lebih lama di rumah sakit. Jika sudah memiliki asuransi kesehatan maka manfaatkan dan jangan lupa membawa kartu identitas serta dokumen lain.
Bunda Juga Perlu untuk Mempersiapkan Mental
Persiapan mental adalah hal yang tidak kalah penting lainnya. Memang rasa deg-degan, khawatir, takut, dan cemas menjelang melahirkan itu pasti ada. Namun, Bunda tidak perlu terlalu berlebihan dan tetap tenang sambil terus berdoa meminta agar proses persalinan dilancarkan.
Bunda harus yakin bahwa ibu dan anak akan selamat. Jauhkan dari pikiran yang buruk karena hal tersebut akan membuat down sehingga situasi saat melahirkan menjadi lebih tegang. Lakukan hal yang membuat rileks seperti mendengar murotal, musik, dan lainnya. Mahalnya biaya persalinan memang tergantung dari masing-masing rumah sakit. Sebaiknya Bunda menyiapkan dana untuk melahirkan jauh-jauh hari agar lebih tenang saat tiba waktunya bersalin nanti.