Parenting

Produk-produk Yang Bisa Membuat Cantik Ini Ternyata Bisa Membahayakan Janin Loh. Ibu Hamil Wajib Tahu!

Menjadi seorang ibu merupakan sebuah anugerah tidak terhingga bagi seorang wanita. Membuat dirinya menjadi cantik juga menjadi satu hal yang selalu ingin dilakukan seorang wanita. Menjadi calon ibu yang tetap menjaga penampilan agar tetap terlihat cantik menjadi hal yang sama pentingnya. Namun kita juga harus memikirkan kondisi janin. Tidak hanya asupan makanan, penggunaan produk kecantikan saat sedang hamil juga harus diperhatikan.

Saat anda hamil, apa saja yang masuk ke dalam tubuh dapat mempengaruhi janin yang sedang tumbuh. Begitu juga dengan penggunaan produk kecantikan. Setiap produk kecantikan yang dioles pada kulit mempunyai potensi untuk diserap ke dalam aliran darah dan mungkin juga bisa melewati plasenta. Lalu apa saja produk kecantikan yang harus menjadi perhatian seorang calon ibu demi bayi yang ada di dalam kandungan?

Gigi Putih Dan Bersih Memang Cantik, Namun Pemutih Gigi Bisa Mengganggu Janin Di Dalam Rahim Loh Bun!

Saat tidak mengandung, memutihkan gigi bisa jadi hal yang biasa atau mungkin rutin dilakukan untuk beberapa orang. Namun pada saat hamil sebaiknya menghindari kebiasaan ke klinik untuk memutihkan gigi. Sebab kandungan peroksida yang terdapat pada pemutih gigi merupakan bahan aktif. Walaupun aman digunakan, namun belum diketahui apakah zat tersebut dalam mempengaruhi janin saat kehamilan. Untuk itu, selama kehamilan, disarankan untuk menghindari tindakan pemutihan gigi. Kamu bisa memilih pasta gigi dengan pemutih sebagai alternatif yang lebih aman. Namun pastikan untuk tetap menyikat gigi dan memeriksakan gigi secara teratur ke dokter gigi.

Suncreen Menjadi Salah Satu Produk Penting Perawatan Wajah, Namun Demi Menjaga Kondisi Janin Pastikan Juga Kandungan Bahannya!

Suncreen atau tabir surya menjadi suatu produk perawatan kulit yang sangat penting. Fungsinya yang melindungi kulit dari paparan sinar matahari menjadikan suncreen produk yang tidak boleh ketinggalan dari list perawatan wajah. Tidak terkecuali saat sedang hamil, anda tetap perlu mendapatkan perlindungan dari sinar UV dengan menggunakan tabir surya yang memiliki SPF minimal 30.

Sayangnya tidak semua tabir surya aman digunakan oleh ibu hamil. Karena zat yang terkandung di dalamnya dapat masuk ke dalam aliran darah dan mempengaruhi kondisi janin. Anda perlu memperhatikan kandungan yang terdapat pada tabir surya yang akan digunakan. Hindari produk yang memiliki kandungan oksibenzon, sebab kemungkinan mempengaruhi berat badan bayi yang rendah. Selain itu, bahan-bahan lain seperti octocrylene, homosalate, 4-methylbenzylidene camphor dan para-aminobenzoic acid (PABA) dapat memicu iritasi serta alergi, terutama pada kulit sensitif.

Hormon Yang Tidak Stabil Saat Hamil Bisa Memicu Jerawat, Meski Begitu Penggunaan Produk Penghilang Jerawat Juga Tidak Bisa Sembarangan

Pada saat hamil, kondisi hormonal pada wanita menjadi tidak stabil. Hal ini bisa menjadi pemicu jerawat, terutama pada saat memasuki trisemester pertama pada saat kehamilan karena adanya perubahan kadar estrogen atau fluktuasi hormon pada saat hamil. Sebaiknya hindari penggunaan produk untuk jerawat yang mengandung isotretinoin, tretinoin dan tetrasiklin, karena berbahaya selama kehamilan dan dapat menyebabkan cacat lahir.

Saat mengalami jerawat atau keluhan pada wajah anda lebih baik konsultasikan terlebih dahulu produk apa yang bisa digunakan tanpa mengganggu janin yang ada di dalam kandungan. Atau untuk membantu mengurangi jerawat, gunakan produk pembersih wajah yang mengandung asam salisilat tidak lebih dari 2%. Kandungan sebesar ini masih dianggap aman untuk ibu hamil.

Tidak Hanya Menghasilkan Wangi, Penggunaan Parfum Saat Hamil Juga Tak Bisa Sembarangan

Selain ingin terlihat cantik, seorang wanita juga ingin wangi. Tidak hanya untuk menambah rasa percaya diri, menjaga agar bau badan tidak mengganggu aktivitas, parfum menjadi pilihan yang tepat untuk digunakan. Sayangnya lagi-lagi hal ini juga harus menjadi perhatian utama bagi seseorang wanita yang sedang mengandung anaknya. Saat sedang hamil sebaiknya hindari parfum yang mengandung phthalate. Meski belum memiliki bukti klinis yang jelas namun bahan yang membantu menjaga wangi bisa bertahan lebih lama itu diketahui mungkin bisa mengganggu janin dalam kandungan.

Penggunaan parfum sebaiknya juga dibatasi saat sedang hamil. Karena parfum juga memiliki kemungkinan memicu sensitivitas penciuman, bisa memancing sakit kepala, mual hingga muntah. Sebagai alternatif, wanita yang sedang hamil bisa memanfaatkan beberapa tetes minyak esensial untuk meningkatkan mood dan sebagai pengganti parfum.

Produk Sampo Ataupun Sabun Juga Harus Menjadi Perhatian Demi Mencegah Bayi Lahir Cacat

Produk lainnya yang sebaiknya juga menjadi perhatian saat hamil adalah produk yang mengandung Sodium lauryl sulfate (SLS). Sodium lauryl sulfate merupakan salah satu bahan yang banyak terkandung pada sampo ataupun sabun cair dan sering dikaitkan dengan cacat lahir jika digunakan oleh ibu hamil. Bahan lain yang biasa terkandung seperti paraben, wewangian sintetis, phthalate dan pengawet methylisothiazolinone, kemungkinan dapat mempengaruhi janin dalam kandungan. Sebisa mungkin gunakan produk yang bebas dari SLS untuk menjaga janin dari efek sampingnya.

Make Up Menjadi Item Penting Bagi Wanita, Namun Kandungan Yang Terdapat Di Dalamnya Juga Harus Dipikirkan

Semalas-malasnya wanita, pasti memiliki satu atau dua produk make up yang terdapat di dalam tasnya. Entah hanya sebagai salah satu cara yang bisa dilakukan agar tidak terlihat pucat, atau juga tututan kerja yang mengharuskan dirinya untuk berdandan. Namun pada saat hamil anda harus lebih jeli memperhatikan kandungan yang terdapat di dalam make up. Jika memerlukan make up selama kehamilan pilihlah yang mempunyai label noncomedogenic atau nonacnegenic, yaitu bahan yang bebas minyak dan tidak menyumbat pori-pori. Produk ini dianggap aman untuk janin. Untuk lebih aman, kamu bisa menggunakan make up dengan bahan dasar mineral.

Penggunaan lipstik pada saat hamil juga harus menjadi diperhatikan. Kandungan timbal pada lipstik yang digunakan ibu hamil dapat menyebabkan keracunan pada janin dan meningkatkan risiko keguguran. Risiko ini meningkat seiring semakin seringnya terpapar oleh bahan tersebut, yang dikhawatirkan dapat membahayakan perkembangan otak, ginjal, dan sistem saraf bayi. Sebaiknya kurangi penggunaan lipstik pada saat hamil, demi kesehatan bayi di dalam kandungan.

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

7 pertanyaan seputar persalinan normal yang wajib Anda ketahui:

Jika Anda sedang hamil untuk pertama kalinya, mungkin Anda merasa khawatir tentang persalinan normal. Mungkin Anda bertanya-tanya tentang apa yang harus Anda persiapkan dan apa yang sebaiknya Anda lakukan selama persalinan. Berikut adalah 7 pertanyaan seputar persalinan normal yang wajib Anda ketahui:

1. Apa itu persalinan normal? Persalinan normal adalah proses alami di mana bayi lahir melalui jalan lahir ibu secara spontan tanpa bantuan operasi atau alat bantu lainnya.

2. Bagaimana cara mengetahui apakah saya akan melahirkan normal atau tidak? Dalam kebanyakan kasus, dokter akan menentukan jenis persalinan yang paling aman dan sesuai dengan kondisi ibu dan bayi. Jika tidak ada masalah pada kehamilan dan persalinan, maka persalinan normal adalah pilihan yang paling umum.

3. Apa saja risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi selama persalinan normal? Seperti halnya setiap jenis persalinan, persalinan normal juga memiliki risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi. Beberapa di antaranya adalah perdarahan hebat, infeksi, robekan jalan lahir, dan lain-lain. Namun, risiko ini dapat diminimalkan dengan melakukan persiapan yang tepat sebelum persalinan.

4. Kapan sebaiknya saya mulai mempersiapkan persalinan normal? Sebaiknya persiapan dimulai sejak awal kehamilan. Anda dapat mengikuti kelas persalinan atau kursus kehamilan untuk mempersiapkan fisik dan mental Anda. Selain itu, pastikan Anda menerapkan pola makan sehat, berolahraga secara teratur, dan tidur yang cukup.

5. Apa saja teknik yang dapat membantu saya dalam persalinan normal? Beberapa teknik yang dapat membantu Anda dalam proses persalinan normal antara lain relaksasi, pernapasan dalam, posisi yang nyaman, dan teknik pengurangan rasa sakit non-obat.

6. Apa yang harus saya lakukan jika terjadi komplikasi selama persalinan normal? Jika terjadi komplikasi selama persalinan normal, dokter dan tim medis akan melakukan tindakan yang diperlukan untuk memastikan keselamatan ibu dan bayi.

7. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan setelah persalinan normal? Waktu pemulihan setelah persalinan normal bervariasi untuk setiap ibu. Namun, biasanya butuh waktu antara 2 hingga 6 minggu untuk pemulihan fisik. Selain itu, Anda juga perlu memperhatikan kesehatan mental dan emosional Anda setelah persalinan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Tugas dan Tanggung Jawab yang Wajib Dilakukan Sebagai Orangtua

Setiap orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab tersendiri terhadap anak. Mengingat masa depan anak berawal dari tanggung jawab dan tugas yang dilakukan oleh orang tuanya. Dengan kata lain, mempunyai anak yang baik, tentu orang tua wajib memenuhi hak-hak anak. 

Pada umumnya ada lima tugas dan tanggung jawab orang tua terhadap anaknya yang harus dipenuhi. Kewajiban tersebut meliputi mengajarkan nilai-nilai agama, kepribadian dan lainnya. Selengkapnya mengenai apa saja kewajiban dan tugasnya, berikut penjelasan lengkapnya.

Mengajarkan Nilai-nilai Agama Kepada Anak Sedari Dini

Tugas dan kewajiban orang tua yang paling utama dan pertama yaitu mengajarkan nilai-nilai agama. Bahkan, ajaran ini harus diberikan kepada anak sejak dini agar saat menginjak remaja lebih mudah untuk mengarahkannya. 

Sedangkan untuk mengajarkan nilai-nilai agama bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti mengajar nya ke tempat ibadah, mengenalkan kitab suci dan mengajarkan doa harian. Saat anak masih kecil dan belum bisa menirukan, tapi dia akan merekamnya.

Membentuk Kepribadian Anak yang Baik

Kewajiban orang tua yang selanjutnya yaitu membentuk kepribadian anak. Mengingat orang tua merupakan pendidikan pertama dan utama bagi seorang anak, Orang tua harus menanamkan kepribadian yang baik kepada anak sejak dini.

Kepribadian baik yang dimaksudkan yaitu nilai-nilai moral. Sedangkan untuk membentuk kepribadian yang seperti ini caranya cukup mudah, orang tuanya perlu memberikan kasih sayang yang penuh dan menciptakan lingkungan keluarga nyaman serta memberikan contoh. 

Menanamkan Nilai-nilai Sosial yang Patut Ditiru Kepada Anak

Menanamkan nilai-nilai sosial sejak dini juga menjadi salah satu tanggung jawab orang tua terhadap anaknya. Nilai-nilai sosial yang harus ditanamkan seperti menjaga kebersihan lingkungan, gotong royong, menjaga kedamaian, saling menghormati dan tolong menolong.

Jika sejak dini sudah diajarkan beberapa nilai sosial tersebut, anak akan tumbuh menjadi seseorang yang lebih peduli terhadap sesama terutama keluarganya. Tentu saja nilai-nilai sosial ini akan tetap dibawa hingga dewasa. 

Mengajarkan Anak Tentang Apa itu Tanggung Jawab

Tugas dan tanggung jawab orang tua terhadap anak yang selanjutnya yaitu mengajarkan tanggung jawab. Setidaknya jika harus seperti ini sudah diajarkan sejak dini, kedepannya saat sudah dewasa anak akan lebih bertanggung jawab terhadap apa yang sudah dilakukannya.

Cara yang seperti ini bisa dilakukan dengan membuat batasan-batasan. Jadi, nantinya jika Anang melanggar batasan-batasan tersebut bisa diberikan hukuman atau penjelasan mengenai konsekuensi. Bahkan, Tidak ada salahnya juga untuk melibatkan anak dalam membuat Hukuman dan peraturan.

Mengajarkan Kemandirian

Tidak selamanya anak dapat bergantung dengan orang tuanya. Kenapa sejak dini penting untuk mengajarkan kemandirian terhadap anak. Lebih tepatnya kemandirian ini sudah bisa diajarkan saat anak mulai berusia 2 atau 5 tahun. 

Salah satu cara yang bisa diterapkan untuk mengajarkan kemandirian kepada anak yaitu mengajarkan keterampilan yang memang sesuai dengan usianya. Selain itu, ada juga untuk mengajarkan kepada anak jika mengendalikan emosi sangatlah penting. 

Membantu Anak Mengembangkan Bakatnya

Orang tua juga mempunyai tanggung jawab dan tugas untuk membantu anak dalam mengembangkan bakatnya. Dengan kata lain jika anak bisa mengembangkan bakatnya tentu dapat lebih mandiri ke depannya dan lebih bertanggung jawab.

Apalagi di usia tersebut anak belum memahami apa yang disukainya, sebagai orang tua bisa melihat dari apa yang paling sering dilakukannya. Jika melihat hal yang seperti itu, segera lakukan berbagai upaya untuk mengembangkan bakat tersebut dengan menyediakan berbagai media pendukung.

Dampak Negatif Orang Tua Tidak Melakukan Tugas dan Tanggung Jawabnya

Mengetahui apa saja tanggung jawab dan tugas orang tua terhadap anaknya, tentu kurang lengkap jika tidak mengetahui dampak negatif jika tidak melakukan tanggung jawab tersebut. Berikut ini beberapa dampak negatifnya yang bisa didapatkan.

Anak Akan Jadi Tidak Percaya Diri

Salah satu dampak negatif jika orang tua tidak melakukan tugas dan tanggung jawabnya terhadap anak yaitu kurang percaya diri, sehingga bisa menghambat keberhasilan. Anak yang seperti ini cenderung minder jika bergaul dengan orang yang ada di luar rumah. 

Lebih tepatnya orang yang seperti ini akan mengurangi interaksi dengan orang lain. Padahal yang namanya kehidupan bersosial menjalin interaksi dengan masyarakat sangat diperlukan, lagi menjelang dewasa hal tersebut sangat butuh..

Hubungan Anak dengan Orang Tua Tidak Terjalin

Dampak negatif lain yang didapatkan jika orang tua tidak melakukan tanggung jawabnya yaitu hubungan antara keduanya tidak terjalin dengan baik. Padahal sebenarnya orang tua menjadi tempat yang paling dibutuhkan anak untuk menceritakan pulang.

Jika hubungan antara keduanya tidak baik, maka tidak akan terjadi keterbukaan dan bisa menyebabkan emosional tidak dapat terkontrol. Ditambah lagi dengan perhatian orang tua yang tidak pernah diluangkan untuk anaknya, seperti ini akan lebih parah. 

Anak Bisa Mengalami Gangguan Perilaku

Tugas dan tanggung jawab orang tua terhadap anak memang cukup banyak, bukan berarti tidak bisa dilakukan. Jika saja orang tua menyepelekan tugas dan tanggung jawabnya, Salah satu dampak negatifnya yaitu anak mempunyai kekuatan berlaku.

Saya saja suka membuat onar untuk menarik perhatian banyak orang, bullying terhadap temannya dan suka mencuri. Tanpa disadari sebenarnya anak melakukan hal-hal yang seperti itu agar orang tuanya lebih perhatian.

Itulah penjelasan mengenai beberapa tanggung jawab dan tugas orang tua terhadap anaknya yang wajib untuk dilakukan. Tentu jika tanggung jawab tersebut terpenuhi, berpengaruh penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak di masa depan dan bisa dikatakan sebagai modalnya.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

9 Peran Orang Tua Menangani Anak Usia Dini yang Wajib Diketahui

Anak usia dini yang membutuhkan perhatian khusus dari orang tuanya. Karena di usia tersebut anak sudah mulai berinteraksi dengan lingkungan sekitar, sehingga mudah terpengaruh. Di sinilah peran orang tua diperlukan untuk menangani anak usia dini. Karena apa yang dilakukan oleh orangtua pada proses tumbuh kembang anak selama usia dini, akan berpengaruh pada kemampuannya kelak.

Untuk itu, pada usia ini orang tua mempunyai kewajiban untuk memberikan pendampingan maksimal kepada anak. Selengkapnya berikut ini peran-peran yang harus diterapkan. 

1. Menjadi Pengamat Anak

Salah satu peran orang tua dalam menangani anak usia dini yaitu menjadi pengamat. Peranan ini sangatlah diperlukan karena di usia tersebut, anak cenderung untuk melakukan apapun sesuai dengan keinginannya.

Tentu jika tidak dilakukan pengamatan, anak bisa keluar dari batas wajarnya. Apalagi di usia tersebut anak mudah terpengaruh dengan orang lain, tentu akan sangat beresiko. Di sisi lain, orang tua juga harus bisa memahami bagaimana permasalahan dan tanda-tanda yang terjadi pada anaknya. 

2. Jadi Pembimbing untuk Anak

Peran orang tua sebagai pembimbing memang sudah menjadi hal yang tidak asing lagi. Apalagi saat anak di usia tersebut mulai menghadapi berbagai masalah saat berinteraksi dengan teman di sekolahan atau lingkungan sekitarnya. 

Tentunya dalam menyikapi hal yang seperti ini, Orang tua harus mempunyai cara tersendiri. Misalnya saja dengan berusaha untuk menggali perasaan anak terkait masalahnya dan memahami masalah. Selebihnya orang tua hanya perlu memberikan arahan dan pengertian mengenai masalah tersebut.

3. Penghubung Anak

Menjadi penghubung anak dari berbagai permasalahan yang dialaminya juga menjadi peran orang tua. Tentunya dalam hal ini orang tua harus berusaha memahami bagaimana permasalahan yang berasal dari sumber lain. Hal ini dilakukan agar bisa mendapatkan informasi lebih jelas.

Informasi yang didapatkan bisa berasal dari berbagai sumber seperti teman, guru dan lainnya. Hal ini dilakukan agar orang tua tidak terfokus membela anak sebelum mengetahui kebenarannya. Sekalipun anak yang melakukan salah, Orang tua harus mengingatkan dan memberikan pengertian.

4. Membantu Anak Memecahkan Masalah dan Mengajarinya

Anak usia dini masih termasuk labil, sehingga belum terlalu bisa mengontrol emosionalnya. Begitu juga saat terjadi semua masalah sederhana dengan temannya, biasanya saya anak usia dini akan langsung melampiaskan emosionalnya tanpa berpikir terlebih dahulu.

Tentu sebagai orang tua dalam hal ini penting untuk memecahkan masalah tersebut dengan menerapkan beberapa hal. Seperti halnya mendampingi anak, mengarahkannya agar tidak melakukan hal yang buruk dan menjelaskan konsekuensi negatif dan positif terhadap apa yang dilakukan. 

5. Memberikan Dasar Pendidikan Bagi Anak

Peran orang tua menangani anak usia dini yang selanjutnya yaitu memberikan dasar pendidikan. Tentunya jika dasar pendidikan sudah diberikan sejak dini, maka akan semakin mudah anak mandarin ayah begitu juga dalam menerapkannya di kehidupan sehari-hari.

Dasar pendidikan yang wajib diberikan sejak kapan hari ini seperti budi pekerti, pendidikan agama, sopan santun, kasih sayang, mematuhi, estetika, rasa aman dan lain sebagainya. Selain itu, orang tua juga wajib untuk memberikan pola asuh yang tepat agar pertumbuhan anak lebih maksimal. 

6. Tidak Melakukan Hal Buruk di Depan Anak

Tidak melakukan hal buruk di depan anak juga menjadi salah satu peran orang tua yang wajib untuk dilakukan dalam menangani anak usia dini. Mengingat anak diusia tersebut merupakan sebaik-baiknya peniru, sehingga apapun yang dilakukan oleh orang tuanya akan langsung ditiru.

Maka dari dari itu, penting sekali untuk berhati-hati dalam berbuat apapun. Justru akan lebih baik lagi jika orang tua memberikan contoh yang baik di depan orang agar ditiru. Misalnya saja cara berinteraksi dengan orang yang lebih tua, melakukan tanggung jawab dan lainnya.

7. Menjadi Pendengar yang Baik

Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk menangani anak usia dini sebagai salah satu peran orang tua yaitu menjadi pendengar. Mengingat orang tua merupakan tempat pulang, sehingga harus bisa memberikan kenyamanan kepada anak dalam berbagai hal terutama bercerita.

Jangan terburu-buru memberikan respon, tapi biarkan anak bercerita hingga selesai. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar anak merasa dihargai dan perasaan didengarkan. Tidak ada salahnya juga dalam hal ini memberikan pujian, pelukan dan kasih sayang kepada anak. 

8. Bertanggung Jawab Memberi Kenyamanan untuk Anak

Upaya lain yang harus dilakukan orang tua dalam mewujudkan perannya yaitu memberikan kenyamanan. Kenyamanan yang diciptakan ini sangat diperlukan agar nantinya anak menjadikan orang tua sebagai sahabat terbaiknya dalam berbagai hal.

Bahkan, kenyamanan ini juga memberikan kesempatan kepada anak untuk tidak canggung bercerita kepada orang tuanya. Tentu dengan kondisi yang seperti itu, orang tua akan lebih mudah untuk memahami bagaimana karakter anak dan cara mengarahkannya. 

9. Meluangkan Waktu yang Cukup untuk Anak

Cara menangani anak usia dini yang selanjutnya yaitu meluangkan waktu. Entah itu belum kan waktu untuk menemani anak belajar atau sekedar bermain. Tentu jika orang tua bisa dijadikan sebagai teman, anak tidak akan merasa canggung dan tentunya nyaman.

Begitu juga sebaliknya, jika orang tua memberikan perhatian penuh terhadap anak, maka respon anak pada setiap arahan dan bimbingan orang tua menjadi lebih baik. Contohnya ajari anak bagaimana cara bersosialisasi yang baik, beretika dan lain sebagainya. 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top