Parenting

Mengucapkan Kata-kata Ini Ternyata Bisa Berdampak Buruk Pada Mental Anak. Hati-Hati Bunda!

Pepatah yang mengatakan lidah lebih tajam daripada pisau memang benar adanya. Tanpa melihat gender ataupun usia, perkataan bisa saja mempengaruhi seseorang. Entah tersinggung ataupun merasa terinspirasi. Hal yang sama juga berlaku pada anak-anak. Kata-kata yang hanya diucapkan sambil lalu bisa saja menimbulkan pengaruh buruk pada mental anak.

Sudah menjadi kewajiban bagi orang tua untuk menyaring kata-kata yang diucapkannya pada anak. Melontarkan perkataan yang tidak selayaknya hanya akan memberi pengaruh buruk, bahkan bisa  membuat psikologis seorang anak jadi terganggu. Hal ini akan memberi pengaruh besar hingga mereka dewasa nanti.  Demi masa depan anak anda, hindari mengucapkan kata-kata berikut.

Meskipun sering menangis, sebaiknya tidak melontarkan kata “cengeng” padanya!

Saat kecil seorang anak belum bisa meluapkan emosinya. Menangis menjadi jalan satu-satunya berkomunikasi. Sebab saat dia baru lahir kita hanya akan tahu apa yang dia mau jika dia menangis, namun apa jadinya jika dia masih melakukannya bahkan setelah dia bisa berbicara dengan lancar. Jika anak anda menggunakan tangisan sebagai senjatanya untuk berkomunikasi, sebaiknya jangan marahi atau membombardirnya dengan kata-kata “cengeng”. Untuk usia batita sampai balita sangat wajar jika seorang anak menangis jika menginginkan sesuatu atau bahkan tantrum.

Jika anda merasakan hal ini sebaiknya jangan buru-buru marah atau mengancamnya agar berhenti menangis, mengeluarkan kalimat “Cengeng banget sih!” juga sebisa mungkin dihindari. Jika masih sering dilakukan, akan berdampak pada saat dia dewasa. Hal itu bisa menjadi bom waktu, dia pun akan tumbuh menjadi sosok tempramental karena tidak bisa meluapkan emosi dengan cara yang tepat. Sebaiknya saat anak menangis peluklah dia dengan erat sambil mencoba menenangkannya dengan mengusap punggungnya, tanya apa yang dia mau. Minta dia untuk menjelaskan dengan kalimat karena anda tidak mengerti jika dia menangis, beri penjelasan kalau dia tidak akan mendapatkan apa yang dia mau dengan cara menangis. Pelan-pelan ajari dia untuk mengungkapkan keinginan dan perasaannya dengan kalimat tanpa perlu anda memarahinya terlebih dahulu.

Anak Anda lahir dengan keunikannya sendiri, berhenti membanding-bandingkannya!

Orang tua mana yang tidak ingin anaknya hebat, pintar serta membanggakan. Bisa jadi itu merupakan salah satu tujuan anda mempunyai seorang anak. Tak heran saat anak anda mengecewakan dan tidak sesuai dengan yang diharapkan anda langsung bereaksi. Melihat anak lain yang nampak lebih hebat membuat anda berpikir bagaimana agar anak anda pun bisa seperti itu. Entah secara sadar atau tidak anda pun mulai  membanding-bandingkan anak dengan anak lain yang lebih hebat. Entah itu teman sekelasnya, tetangga, sepupu atau bahkan anak anda yang lainnya. Ketika anda melakukan itu, secara langsung anda sudah menjatuhkan mentalnya. Sikap anda tersebut membuat anak merasa hidupnya tidak berguna dan tidak bisa melakukan apapun dengan benar.

Percayalah semua anak pasti ingin membuat orang tuanya bangga padanya. Tangis bahagia orang tuanya  adalah hal yang diperjuangkan setiap anak. Namun masing-masing anak memiliki cara berbeda-beda untuk mencapainya. Sangat tidak bijak bila anda masih saja kerap membanding-bandingkan anak. Setiap anak telah terlahir dengan keunikan dan kelebihannya masing-masing. Daripada anda terus sibuk membanding-bandingkan, lebih baik asah dan dukung bakat serta kelebihannya. Jika dia tidak hebat dibidang akademis, bisa jadi dia memiliki prestasi yang tak kalah membanggakan dibidang non akademis.

Anak yang aktif tanda sedang berkembang, jangan dianggap nakal!

Saat anak sedang aktif-aktifnya, anda sebagai orang tua pasti pernah merasa kewalahan. Melihatnya berlari kesana kemari, menyentuh objek di dekatnya atau membuang barang-barang  bisa membuat kepala mendadak pusing. Kondisi rumah yang seperti kapal pecah pun tidak lagi bisa dihindari. Cap anak jadi melekat pada dirinya, namun tahukah anda kalau anak yang sangat aktif itu tandanya dia cerdas. Hanya saja memang tidak mudah untuk menyadari dan menanganinya. Jika sudah begini biasanya akan sulit menahan emosi bahkan anda tak segan untuk n memarahi mereka sambil memberinya cap “anak nakal”.

Tanpa anda sadari perkataan itu akan terekam oleh alam bawah sadarnya sehingga membuatnya berpikiran bahwa dia adalah anak yang nakal. Daripada memarahinya, lebih baik ajarkan untuk membereskan apa yang sudah dia buat berantakan. Jangan menyuruhnya, tapi temani dia membereskan sampai dia memiliki inisiatif untuk melakukan sendiri tanpa diminta. Awasi setiap gerak geriknya dan berikan penjelasan jika ada hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan beserta alasan yang tidak dibuat-buat. Alihkan juga tenaganya ke hal-hal yang mendukung perkembangannya seperti olahraga atau melakukan hal yang disenangi. Dengan begitu energi berlebih yang dimiliki anak bisa diarahkan untuk hal-hal yang lebih positif.

Belajar tidak memandang usia dan akan dilakukan sampai tutup usia, jadi jangan langsung menyalahkan dia jika tidak bisa melakukan sesuatu

Anda tentu masih ingat bagaimana wajah polos nan menggemaskan si kecil saat dilahirkan yang bisa membuat orang-orang langsung jatuh hati begitu melihanya. Aktivitas yang dilakukan pada saat itu tidak lebih dari tidur, makan, buang air besar dan kecil. Namun setelah dia semakin tumbuh dan berkembang, anda lupa bahwa masih banyak hal yang belum bisa dia lakukan. Anda seringkali menganggap bahwa dalam usianya sekarang  seharusnya dia bisa melakukan hal yang menurut anda sangat mudah. Parahnya pada saat dia tidak bisa memenuhi harapan tersebut anda lantas meremehkan anak dengan kalimat “Masa seperti ini saja tidak bisa!”.

Coba bayangkan jika ada orang lain yang mengatakan hal demikian kepada anda? Apa yang anda rasakan bisa jadi juga dirasakan oleh anak anda. Pada saat kalimat tersebut meluncur dari mulut orang yang pertama kali dia percaya, maka bisa meruntuhkan mentalnya. Membuat rasa percaya dirinya runtuh dalam sekejap. Bisa jadi dia membenarkan bahwa dia tidak bisa melakukan apa-apa. Dampaknya anak anda pun jadi takut melakukan sesuatu dan tidak memiliki kepercayaan pada kemampuan dirinya sendiri. Bahkan bila terus dibiarkan, hal ini bisa berpengaruh hingga dia dewasa nanti.

Menjadi orang tua sama dengan belajar jujur, tempatkan pujian dan marah di situasi yang tepat dan benar

Apakah anda pernah mengalami kejadian ini? Pada saat anak anda terjatuh dan menangis anda menyalahkan tanah dan memarahi tanah karena sudah membuat anak anda terjatuh. Atau malah memukul dan memarahi tembok pada saat anak anda menangis karena terbentur. Jika anda masih sering menggunakan cara ini, sebaiknya segera hentikan. Sikap anda yang seperti ini hanya akan membuat anak anda mudah menyalahkan pihak lain pada setiap kejadian yang tidak mengenakkan. Entah itu barang atau benda.

Menjadi orang tua itu memang membutuhkan kesabaran khusus. Penting untuk mengajarkan kejujuran pada anak sejak usia dini. Jika dia melakukan kesalahan katakan bahwa itu salah, berikan alasan dan beri tahu apa yang seharusnya mereka lakukan. Jika dia benar dan pintar pujilah dia dengan tulus, sehingga anak mengerti apa yang baik dan tidak seharusnya dia lakukan. Jika anak anda terjatuh katakan padanya bahwa rasa sakit yang mereka rasakan karena benturan tubuhnya dengan tanah sehingga menimbulkan rasa sakit, dia terjatuh karena kurang hati-hati berjalan sehingga tersandung dan jatuh. Semakin anda menjelaskan sesuatu dengan benar dan bahasa yang mudah dipahami, dia akan terbiasa dengan berbagai perasaan yang menimpanya sehingga dia bisa bertindak sesuai dengan nilai-nilai kejujuran yang sudah anda asah sejak dini.

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

7 pertanyaan seputar persalinan normal yang wajib Anda ketahui:

Jika Anda sedang hamil untuk pertama kalinya, mungkin Anda merasa khawatir tentang persalinan normal. Mungkin Anda bertanya-tanya tentang apa yang harus Anda persiapkan dan apa yang sebaiknya Anda lakukan selama persalinan. Berikut adalah 7 pertanyaan seputar persalinan normal yang wajib Anda ketahui:

1. Apa itu persalinan normal? Persalinan normal adalah proses alami di mana bayi lahir melalui jalan lahir ibu secara spontan tanpa bantuan operasi atau alat bantu lainnya.

2. Bagaimana cara mengetahui apakah saya akan melahirkan normal atau tidak? Dalam kebanyakan kasus, dokter akan menentukan jenis persalinan yang paling aman dan sesuai dengan kondisi ibu dan bayi. Jika tidak ada masalah pada kehamilan dan persalinan, maka persalinan normal adalah pilihan yang paling umum.

3. Apa saja risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi selama persalinan normal? Seperti halnya setiap jenis persalinan, persalinan normal juga memiliki risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi. Beberapa di antaranya adalah perdarahan hebat, infeksi, robekan jalan lahir, dan lain-lain. Namun, risiko ini dapat diminimalkan dengan melakukan persiapan yang tepat sebelum persalinan.

4. Kapan sebaiknya saya mulai mempersiapkan persalinan normal? Sebaiknya persiapan dimulai sejak awal kehamilan. Anda dapat mengikuti kelas persalinan atau kursus kehamilan untuk mempersiapkan fisik dan mental Anda. Selain itu, pastikan Anda menerapkan pola makan sehat, berolahraga secara teratur, dan tidur yang cukup.

5. Apa saja teknik yang dapat membantu saya dalam persalinan normal? Beberapa teknik yang dapat membantu Anda dalam proses persalinan normal antara lain relaksasi, pernapasan dalam, posisi yang nyaman, dan teknik pengurangan rasa sakit non-obat.

6. Apa yang harus saya lakukan jika terjadi komplikasi selama persalinan normal? Jika terjadi komplikasi selama persalinan normal, dokter dan tim medis akan melakukan tindakan yang diperlukan untuk memastikan keselamatan ibu dan bayi.

7. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan setelah persalinan normal? Waktu pemulihan setelah persalinan normal bervariasi untuk setiap ibu. Namun, biasanya butuh waktu antara 2 hingga 6 minggu untuk pemulihan fisik. Selain itu, Anda juga perlu memperhatikan kesehatan mental dan emosional Anda setelah persalinan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Tugas dan Tanggung Jawab yang Wajib Dilakukan Sebagai Orangtua

Setiap orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab tersendiri terhadap anak. Mengingat masa depan anak berawal dari tanggung jawab dan tugas yang dilakukan oleh orang tuanya. Dengan kata lain, mempunyai anak yang baik, tentu orang tua wajib memenuhi hak-hak anak. 

Pada umumnya ada lima tugas dan tanggung jawab orang tua terhadap anaknya yang harus dipenuhi. Kewajiban tersebut meliputi mengajarkan nilai-nilai agama, kepribadian dan lainnya. Selengkapnya mengenai apa saja kewajiban dan tugasnya, berikut penjelasan lengkapnya.

Mengajarkan Nilai-nilai Agama Kepada Anak Sedari Dini

Tugas dan kewajiban orang tua yang paling utama dan pertama yaitu mengajarkan nilai-nilai agama. Bahkan, ajaran ini harus diberikan kepada anak sejak dini agar saat menginjak remaja lebih mudah untuk mengarahkannya. 

Sedangkan untuk mengajarkan nilai-nilai agama bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti mengajar nya ke tempat ibadah, mengenalkan kitab suci dan mengajarkan doa harian. Saat anak masih kecil dan belum bisa menirukan, tapi dia akan merekamnya.

Membentuk Kepribadian Anak yang Baik

Kewajiban orang tua yang selanjutnya yaitu membentuk kepribadian anak. Mengingat orang tua merupakan pendidikan pertama dan utama bagi seorang anak, Orang tua harus menanamkan kepribadian yang baik kepada anak sejak dini.

Kepribadian baik yang dimaksudkan yaitu nilai-nilai moral. Sedangkan untuk membentuk kepribadian yang seperti ini caranya cukup mudah, orang tuanya perlu memberikan kasih sayang yang penuh dan menciptakan lingkungan keluarga nyaman serta memberikan contoh. 

Menanamkan Nilai-nilai Sosial yang Patut Ditiru Kepada Anak

Menanamkan nilai-nilai sosial sejak dini juga menjadi salah satu tanggung jawab orang tua terhadap anaknya. Nilai-nilai sosial yang harus ditanamkan seperti menjaga kebersihan lingkungan, gotong royong, menjaga kedamaian, saling menghormati dan tolong menolong.

Jika sejak dini sudah diajarkan beberapa nilai sosial tersebut, anak akan tumbuh menjadi seseorang yang lebih peduli terhadap sesama terutama keluarganya. Tentu saja nilai-nilai sosial ini akan tetap dibawa hingga dewasa. 

Mengajarkan Anak Tentang Apa itu Tanggung Jawab

Tugas dan tanggung jawab orang tua terhadap anak yang selanjutnya yaitu mengajarkan tanggung jawab. Setidaknya jika harus seperti ini sudah diajarkan sejak dini, kedepannya saat sudah dewasa anak akan lebih bertanggung jawab terhadap apa yang sudah dilakukannya.

Cara yang seperti ini bisa dilakukan dengan membuat batasan-batasan. Jadi, nantinya jika Anang melanggar batasan-batasan tersebut bisa diberikan hukuman atau penjelasan mengenai konsekuensi. Bahkan, Tidak ada salahnya juga untuk melibatkan anak dalam membuat Hukuman dan peraturan.

Mengajarkan Kemandirian

Tidak selamanya anak dapat bergantung dengan orang tuanya. Kenapa sejak dini penting untuk mengajarkan kemandirian terhadap anak. Lebih tepatnya kemandirian ini sudah bisa diajarkan saat anak mulai berusia 2 atau 5 tahun. 

Salah satu cara yang bisa diterapkan untuk mengajarkan kemandirian kepada anak yaitu mengajarkan keterampilan yang memang sesuai dengan usianya. Selain itu, ada juga untuk mengajarkan kepada anak jika mengendalikan emosi sangatlah penting. 

Membantu Anak Mengembangkan Bakatnya

Orang tua juga mempunyai tanggung jawab dan tugas untuk membantu anak dalam mengembangkan bakatnya. Dengan kata lain jika anak bisa mengembangkan bakatnya tentu dapat lebih mandiri ke depannya dan lebih bertanggung jawab.

Apalagi di usia tersebut anak belum memahami apa yang disukainya, sebagai orang tua bisa melihat dari apa yang paling sering dilakukannya. Jika melihat hal yang seperti itu, segera lakukan berbagai upaya untuk mengembangkan bakat tersebut dengan menyediakan berbagai media pendukung.

Dampak Negatif Orang Tua Tidak Melakukan Tugas dan Tanggung Jawabnya

Mengetahui apa saja tanggung jawab dan tugas orang tua terhadap anaknya, tentu kurang lengkap jika tidak mengetahui dampak negatif jika tidak melakukan tanggung jawab tersebut. Berikut ini beberapa dampak negatifnya yang bisa didapatkan.

Anak Akan Jadi Tidak Percaya Diri

Salah satu dampak negatif jika orang tua tidak melakukan tugas dan tanggung jawabnya terhadap anak yaitu kurang percaya diri, sehingga bisa menghambat keberhasilan. Anak yang seperti ini cenderung minder jika bergaul dengan orang yang ada di luar rumah. 

Lebih tepatnya orang yang seperti ini akan mengurangi interaksi dengan orang lain. Padahal yang namanya kehidupan bersosial menjalin interaksi dengan masyarakat sangat diperlukan, lagi menjelang dewasa hal tersebut sangat butuh..

Hubungan Anak dengan Orang Tua Tidak Terjalin

Dampak negatif lain yang didapatkan jika orang tua tidak melakukan tanggung jawabnya yaitu hubungan antara keduanya tidak terjalin dengan baik. Padahal sebenarnya orang tua menjadi tempat yang paling dibutuhkan anak untuk menceritakan pulang.

Jika hubungan antara keduanya tidak baik, maka tidak akan terjadi keterbukaan dan bisa menyebabkan emosional tidak dapat terkontrol. Ditambah lagi dengan perhatian orang tua yang tidak pernah diluangkan untuk anaknya, seperti ini akan lebih parah. 

Anak Bisa Mengalami Gangguan Perilaku

Tugas dan tanggung jawab orang tua terhadap anak memang cukup banyak, bukan berarti tidak bisa dilakukan. Jika saja orang tua menyepelekan tugas dan tanggung jawabnya, Salah satu dampak negatifnya yaitu anak mempunyai kekuatan berlaku.

Saya saja suka membuat onar untuk menarik perhatian banyak orang, bullying terhadap temannya dan suka mencuri. Tanpa disadari sebenarnya anak melakukan hal-hal yang seperti itu agar orang tuanya lebih perhatian.

Itulah penjelasan mengenai beberapa tanggung jawab dan tugas orang tua terhadap anaknya yang wajib untuk dilakukan. Tentu jika tanggung jawab tersebut terpenuhi, berpengaruh penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak di masa depan dan bisa dikatakan sebagai modalnya.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

9 Peran Orang Tua Menangani Anak Usia Dini yang Wajib Diketahui

Anak usia dini yang membutuhkan perhatian khusus dari orang tuanya. Karena di usia tersebut anak sudah mulai berinteraksi dengan lingkungan sekitar, sehingga mudah terpengaruh. Di sinilah peran orang tua diperlukan untuk menangani anak usia dini. Karena apa yang dilakukan oleh orangtua pada proses tumbuh kembang anak selama usia dini, akan berpengaruh pada kemampuannya kelak.

Untuk itu, pada usia ini orang tua mempunyai kewajiban untuk memberikan pendampingan maksimal kepada anak. Selengkapnya berikut ini peran-peran yang harus diterapkan. 

1. Menjadi Pengamat Anak

Salah satu peran orang tua dalam menangani anak usia dini yaitu menjadi pengamat. Peranan ini sangatlah diperlukan karena di usia tersebut, anak cenderung untuk melakukan apapun sesuai dengan keinginannya.

Tentu jika tidak dilakukan pengamatan, anak bisa keluar dari batas wajarnya. Apalagi di usia tersebut anak mudah terpengaruh dengan orang lain, tentu akan sangat beresiko. Di sisi lain, orang tua juga harus bisa memahami bagaimana permasalahan dan tanda-tanda yang terjadi pada anaknya. 

2. Jadi Pembimbing untuk Anak

Peran orang tua sebagai pembimbing memang sudah menjadi hal yang tidak asing lagi. Apalagi saat anak di usia tersebut mulai menghadapi berbagai masalah saat berinteraksi dengan teman di sekolahan atau lingkungan sekitarnya. 

Tentunya dalam menyikapi hal yang seperti ini, Orang tua harus mempunyai cara tersendiri. Misalnya saja dengan berusaha untuk menggali perasaan anak terkait masalahnya dan memahami masalah. Selebihnya orang tua hanya perlu memberikan arahan dan pengertian mengenai masalah tersebut.

3. Penghubung Anak

Menjadi penghubung anak dari berbagai permasalahan yang dialaminya juga menjadi peran orang tua. Tentunya dalam hal ini orang tua harus berusaha memahami bagaimana permasalahan yang berasal dari sumber lain. Hal ini dilakukan agar bisa mendapatkan informasi lebih jelas.

Informasi yang didapatkan bisa berasal dari berbagai sumber seperti teman, guru dan lainnya. Hal ini dilakukan agar orang tua tidak terfokus membela anak sebelum mengetahui kebenarannya. Sekalipun anak yang melakukan salah, Orang tua harus mengingatkan dan memberikan pengertian.

4. Membantu Anak Memecahkan Masalah dan Mengajarinya

Anak usia dini masih termasuk labil, sehingga belum terlalu bisa mengontrol emosionalnya. Begitu juga saat terjadi semua masalah sederhana dengan temannya, biasanya saya anak usia dini akan langsung melampiaskan emosionalnya tanpa berpikir terlebih dahulu.

Tentu sebagai orang tua dalam hal ini penting untuk memecahkan masalah tersebut dengan menerapkan beberapa hal. Seperti halnya mendampingi anak, mengarahkannya agar tidak melakukan hal yang buruk dan menjelaskan konsekuensi negatif dan positif terhadap apa yang dilakukan. 

5. Memberikan Dasar Pendidikan Bagi Anak

Peran orang tua menangani anak usia dini yang selanjutnya yaitu memberikan dasar pendidikan. Tentunya jika dasar pendidikan sudah diberikan sejak dini, maka akan semakin mudah anak mandarin ayah begitu juga dalam menerapkannya di kehidupan sehari-hari.

Dasar pendidikan yang wajib diberikan sejak kapan hari ini seperti budi pekerti, pendidikan agama, sopan santun, kasih sayang, mematuhi, estetika, rasa aman dan lain sebagainya. Selain itu, orang tua juga wajib untuk memberikan pola asuh yang tepat agar pertumbuhan anak lebih maksimal. 

6. Tidak Melakukan Hal Buruk di Depan Anak

Tidak melakukan hal buruk di depan anak juga menjadi salah satu peran orang tua yang wajib untuk dilakukan dalam menangani anak usia dini. Mengingat anak diusia tersebut merupakan sebaik-baiknya peniru, sehingga apapun yang dilakukan oleh orang tuanya akan langsung ditiru.

Maka dari dari itu, penting sekali untuk berhati-hati dalam berbuat apapun. Justru akan lebih baik lagi jika orang tua memberikan contoh yang baik di depan orang agar ditiru. Misalnya saja cara berinteraksi dengan orang yang lebih tua, melakukan tanggung jawab dan lainnya.

7. Menjadi Pendengar yang Baik

Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk menangani anak usia dini sebagai salah satu peran orang tua yaitu menjadi pendengar. Mengingat orang tua merupakan tempat pulang, sehingga harus bisa memberikan kenyamanan kepada anak dalam berbagai hal terutama bercerita.

Jangan terburu-buru memberikan respon, tapi biarkan anak bercerita hingga selesai. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar anak merasa dihargai dan perasaan didengarkan. Tidak ada salahnya juga dalam hal ini memberikan pujian, pelukan dan kasih sayang kepada anak. 

8. Bertanggung Jawab Memberi Kenyamanan untuk Anak

Upaya lain yang harus dilakukan orang tua dalam mewujudkan perannya yaitu memberikan kenyamanan. Kenyamanan yang diciptakan ini sangat diperlukan agar nantinya anak menjadikan orang tua sebagai sahabat terbaiknya dalam berbagai hal.

Bahkan, kenyamanan ini juga memberikan kesempatan kepada anak untuk tidak canggung bercerita kepada orang tuanya. Tentu dengan kondisi yang seperti itu, orang tua akan lebih mudah untuk memahami bagaimana karakter anak dan cara mengarahkannya. 

9. Meluangkan Waktu yang Cukup untuk Anak

Cara menangani anak usia dini yang selanjutnya yaitu meluangkan waktu. Entah itu belum kan waktu untuk menemani anak belajar atau sekedar bermain. Tentu jika orang tua bisa dijadikan sebagai teman, anak tidak akan merasa canggung dan tentunya nyaman.

Begitu juga sebaliknya, jika orang tua memberikan perhatian penuh terhadap anak, maka respon anak pada setiap arahan dan bimbingan orang tua menjadi lebih baik. Contohnya ajari anak bagaimana cara bersosialisasi yang baik, beretika dan lain sebagainya. 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top