Parenting

Perilaku Seorang Ayah yang Mampu Membantu Kesuksesan Anak Perempuannya di Masa Mendatang.

Selain ibu, peran ayah pun sangat diperlukan dalam pengasuhan anak. Sebab, sosok seorang ayah ternyata mampu membentuk karakter anak di masa depan saat ia beranjak dewasa nanti, khususnya anak perempuan.

Berikut adalah empat perilaku seorang ayah yang mampu membantu kesuksesan anak perempuannya di masa mendatang.

1. Citra Tubuh

Sebuah studi yang dilakukan pada bulan Januari 2015 lalu menemukan bahwa anak-anak perempuan yang memiliki hubungan yang penuh kasih sayang, kepedulian, dan persahabatan dengan sang ayah, memiliki pandangan yang lebih sehat tentang makanan.

Tidak hanya itu, anak-anak perempuan tersebut juga ternyata memiliki kepercayaan diri yang lebih baik. Sehingga, mereka pun memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk menderita gangguan makan ketimbang anak-anak perempuan yang memiliki hubungan yang kurang baik dengan sang ayah.

2. Kehidupan Sosial

Studi yang dipublikasikan pada jurnal Fathering menemukan bahwa anak-anak perempuan yang menikmati interaksi positif dan hangat bersama sang ayah pada usia kanak-kanak, terbukti memiliki kemampuan interpersonal yang lebih baik.

Mengapa demikian? Para peneliti menemukan bahwa kecenderungan ini terjadi karena para ayah yang senantiasa menjaga tingkat kebahagiaan buah hati mereka ternyata mengajarkan rasa empati dan resiproksitas (reaksi terhadap teman) pada anak mereka.

3. Kecerdasan

Sebuah riset yang dipublikasikan pada jurnal Evolution and Human Behavior menemukan bahwa melakukan aktivitas yang menstimulasi mental bersama ayah, seperti membaca, pergi ke museum, dan bermain dikaitkan dengan anak yang memperoleh tingkat kecerdasan lebih tinggi saat usia 11 tahun dan mampu bertahan hingga 42 tahun. Selama menikmati waktu bersama anak, ayah bisa membagi pengetahuannya kepada anak, sehingga membuat anak menjadi lebih cerdas.

4. Karier

Ternyata, tanpa disadari ayah pun berperan dalam karier anak perempuannya. Sebuah studi yang dipublikasikan pada jurnal Psychological Science menyebut bahwa anak perempuan yang tumbuh menyaksikan ayah membagi pekerjaan domestik dengan ibu cenderung memiliki tujuan karier yang lebuh tinggi dan menurunkan stereotip jender.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Anak yang Punya Jiwa Pemimpin Berpotensi Jadi Orang yang Berhasil, Ini 8 Hal yang Harus Bunda Lakukan Untuknya

Anak yang punya jiwa pemimpin sangat penting karena berguna untuk memimpin diri, keluarga serta pekerjaannya. Selain itu, sifat ini memudahkan anak mengenal diri dengan baik dan bermanfaat pula bagi karir dan pekerjaannya. Akan tetapi jiwa pemimpin tidak selalu memberi pengarahan pada orang lain, ada banyak faktor lain yang juga perlu dikembangkan untuk benar-benar memiliki jiwa kepemimpinan yang bermanfaat bagi masa depan anak kelak. Apa saja ya Bun? Yuk, baca sampai selesai!

Sebagai Orangtua, Kita Perlu Memahami Pentingnya Anak Memiliki Jiwa Pemimpin

Mengasah jiwa pemimpin pada anak tidak dapat dilakukan secara buru-buru, butuh proses. Karena itu, sangat disarankan dilatih sejak dini saat ia masih kecil. Sudah disebutkan di atas bahwa jiwa pemimpin ini penting sekali untuk masa depannya. 

Orangtua memiliki peran dalam hal ini, sebab di sekolah hanya diajarkan sedikit saja. Anak berjiwa pemimpin dapat hidup mandiri dan bertanggung jawab, tidak merepotkan orang tua. Selain itu, mampu bekerja sama dengan baik serta jujur, poin yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja. 

Artinya menanamkan sifat pemimpin pada anak sejak dini memiliki peluang besar masa depan cemerlang. Apapun rintangan yang menghadang dapat dilalui atau diatasi dengan baik. Bahkan anak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa turun tangan orang tua.

Hal yang Harus Dilakukan Orangtua untuk Memiliki Anak yang Punya Jiwa Pemimpin 

Orangtua dapat melihat si kecil apakah memiliki jiwa pemimpin atau tidak. Mungkin belum semua anak menunjukkan jiwa pemimpin tergantung kemampuan dan kecerdasan emosionalnya. Orangtua dapat membantu anak mengembangkan perilaku kepemimpinan dengan langkah berikut. 

1. Coba Cari Tahu dengan Sering-sering Bertanya Tentang Pendapat Anak dalam Kehidupan Sehari-hari 

Anak sebagai manusia juga berpikir sehingga memunculkan pendapat sendiri. Saat orangtua menyiapkan keperluannya, libatkan anak dengan menanyakan pendapatnya. Misalnya hari ini ingin menggunakan kaus kaki hitam atau cokelat. Bisa juga tanyakan minuman yang ingin disiapkan untuknya saat sarapan pagi. 

Hal ini membuat anak merasa punya andil dalam hidupnya. Secara tidak langsung jiwa pemimpin pada dirinya mengalami perkembangan. Selanjutnya, si kecil lebih berani menyuarakan pendapatnya baik di depan orang tua, teman maupun orang lain.

2. Mulailah Mengenalkan Ia Tokoh Pemimpin yang Bisa Anak Jadikan Inspirasi

Banyak sekali tokoh pemimpin di Indonesia dapat dikenalkan pada anak. Mulai dari televisi, buku, koran hingga media lainnya. Bisa juga tunjukkan orang disekitar lingkungan rumah yang diketahui anak. Si kecil akan memperhatikan bagaimana seorang pemimpin beraksi. 

Selanjutanya anak dapat meniru atau mempraktikkan dalam kehidupannya. Mengenal tokoh pemimpin seolah memberikan panutan untuk si kecil harus bertindak seperti apa. Tidak perlu jauh, sebab seorang ayah juga merupakan pemimpin dalam keluarga.

3. Arahkan dan Bantu Anak untuk Menentukan Tujuan Pribadi yang Ingin Ia Capai

Anak dapat menentukan tujuan atas semua kegiatan yang dilakukan. Misalnya belajar yang rajin dengan tujuan meraih juara kelas. Saat si kecil memiliki tujuan pribadi, otomatis kemampuan atau jiwa pemimpin akan muncul. 

Anak mulai berani memimpin diri sendiri atas dukungan orangtua. Jika hal ini ditanamkan sejak dini, menginjak remaja anak sudah paham cara menemukan tujuan untuk dirinya sendiri. Tidak perlu orang lain memaksa dia semangat dan  berusaha meraih tujuan, sebab anak memiliki keinginan sendiri untuk berjuang.

4. Kenalkan Si Kecil Pada Kegiatan-kegiatan yang Berjiwa Kepemimpinan

Banyak kegiatan yang menunjukkan sikap kepemimpinan bisa dilakukan si kecil. Misalnya di sekolah, menjadi ketua kelas, mengatur barisan teman-teman sekelas saat acara outing sekolah. Mungkin pertama kali, anak tidak berani melakukan hal ini. 

Orang tua perlu mendorong dan memberi dukungan pada anak. Begitu juga guru di sekolah sudah tentu mendukung si kecil memiliki jiwa pemimpin. Melalui pengalaman ini, ke depannya anak lebih berani menawarkan diri menjadi pemimpin tanpa disuruh.

5. Biarkan Anak Menghadapi Risiko dan Kegagalan yang Akan Ia Hadapi dari Pilihan yang Sudah Ia Tentukan

Saat anak gagal jangan langsung menyalahkannya sebab perilaku membuat si kecil tidak mau mencoba lagi ke depannya. Tidak boleh juga salahkan orang lain saat anak gagal agar anak berani mengambil risiko dan menghadapi kegagalan. 

Seorang pemimpin tidak bersedia mengambil risiko sebelum mengetahuinya pahitnya kegagalan. Biarkan anak merasa kalah dalam pertandingan sepak bola dan kegagalan lain yang terjadi dalam hidupnya. Selanjutnya ia belajar dari kesalahan dan mencoba lebih baik ke depannya. 

6. Latih Anak utnuk Menyelesaikan Masalahnya Sendiri 

Seorang pemimpin harus berani menyelesaikan masalah sendiri. Orangtua mungkin ingin sekali turun tangan membantu si kecil, tetapi untuk masa depan sebaiknya keinginan tersebut ditahan. Karena jika terus bergantung pada orang tua anak memiliki kesulitan berdiri di atas kaki sendiri. 

Biarkan anak bertanggung jawab menyelesaikan masalah dan menghadapi tantangan yang ada. Jika masalah anak terlalu sulit untuk dihadapi, orangtua dapat membantu anak menemukan solusi. Kemudian penerapannya biarkan anak sendiri melakukan. 

7. Latih Keterampilan Bernegosiasi yang Dimiliki, Untuk Bisa Mencari Solusi 

Semua pemimpin harus tahu cara bernegosiasi dan berkompromi. Berikan pilihan pada anak dibandingkan menanyakan jawaban Ya atau Tidak. Ajarkan anak bernegosiasi dengan orangtua. Kemudian bisa dipraktikkan terhadap teman dan orang lain. 

Latih anak untuk berpikir dan memilih opsi menguntungkan. Kemudian beranikan anak menyampaikan pilihan atau pendapatnya. Jika hal ini dilakukan, ke depannya anak tidak kesulitan lagi berhadapan dengan orang lain dan mengungkapkan apa yang diinginkan. 

8. Dan Selau Libatkan Anak dalam Perencanaan untuk Menentukan Hal-hal Apa Saja yang Akan Dilakukan 

Membuat perencanaan juga kemampuan yang harus dimiliki pemimpin. Sebab, dengan rencana memudahkan mengarahkan diri melakukan hal selanjutnya. Menjelang liburan tiba, jangan biarkan si kecil terima beres menjalankan hari libur. 

Ajak si kecil merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama liburan nantinya. Misal ingin berkunjung ke kebun binatang, museum dan tempat menarik lainnya. Setelah selesai membuat perencanaan, minta anak menyiapkan camilan untuk dirinya sendiriOrangtua ingin memiliki anak yang punya jiwa pemimpin dapat menerapkan semua langkah di atas. Ingat harus konsisten, jangan berharap hasil cepat. Sebab, memiliki jiwa kepemimpinan membutuhkan proses dan waktu.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Kesehatan

Tahapan Tumbuh Kembang dan Cara Mengatasi Jenis-jenis Gangguan Perkembangan Balita Pada Usia 25 – 36 Bulan

Keterlambatan perkembangan pada anak dapat mencakup berbagai area keterampilan termasuk bahasa, motorik, sosial atau kemampuan berpikir. Namun, sebagai orangtua, kita juga harus mengerti jika tahapan perkembangan antara anak yang satu dengan yang lainnya tidak bisa disamaratakan. Ada anak yang cepat pada beberapa aspek, namun ada juga yang lambat. Itulah sebabnya, penting sekali untuk mengenali gangguan perkembangan balita pada usia 25 – 36 bulan. 

Tahapan Perkembangan yang Akan Anak Usia 25 – 36 Bulan Alami

Nah, untuk mengetahui apakah anak, mengalami tanda-tanda gangguan perkembangan pada usia 25 – 36 bulan, Bunda perlu memahami terlebih dahulu tahapan yang pada umumnya dilalui di usia tersebut. Sehingga, jadi informasi ini kita bisa memiliki tolok ukur untuk memeriksa tumbuh kembang si kecil. Berikut ini beberapa acuan tahapan perkembangan si kecil yang perlu diketahui, di antaranya:

1. Perkembangan Sosial dan Emosional

Saat anak memasuki usia 25 – 36 bulan mereka mulai mengenal teman-temannya dan senang jika bermain bersama. Bagi anak yang aktif interaksi saat bertemu dengan teman menjadi hal yang menyenangkan untuk mereka. Namun, tetap saja sebagai orang tua harus terus mengawasinya. 

Meskipun kemampuan berkomunikasi dengan temannya sudah baik, namun di fase ini mereka masih belum stabil emosinya. Terkadang masih harus ada penengah untuk melerai pertengkaran. Maka inilah saat yang tepat untuk mengajarkan kepada mereka tentang empati, negosiasi, kompromi, tahu batasan, dan lainnya. 

2. Perkembangan Motorik

Fisik dan keterampilan si kecil saat memasuki usia 25 – 36 bulan sudah semakin sempurna dan ahli. Mereka juga senang dan mulai mahir mengayuh sepeda, bermain dengan berbagai jenis permainan di taman, dan lainnya. Buatlah jadwal yang rutin setiap minggunya agar si kecil senang dengan aktivitasnya. 

Saat usia ini mereka sedang senang-senangnya bermain bersama teman-teman. Fisiknya juga sudah terlatih dengan sangat baik dan kemampuan berjalan atau berlari sudah begitu lancar. Dari segi fisik harusnya anak di usia tersebut sudah bisa menggerakan tangan dan kaki dengan sempurna. 

3. Perkembangan Bicara dan Bahasa

Pada umumnya, anak-anak yang berusia 25 – 36 bulan sudah memiliki kemampuan bahasa yang meningkat pesat. Mereka juga sudah bisa memahami instruksi atau kalimat perintah yang kompleks. Bahkan anak-anak juga sudah bisa menggambarkan aktivitas dan apapun yang dilihatnya dengan baik. 

Contohnya seperti menggambarkan kegiatan selama di sekolah, mendeskripsikan apa yang dilihat dengan runut dan jelas baik kata kerja maupun kata sifatnya. Kosakata yang dikuasai juga semakin banyak bahkan hingga 900 kata atau lebih tergantung bagaimana orang tua mengajarinya.. 

Dan Berikut Adalah Jenis Gangguan Perkembangan Balita Pada Usia 25 – 36 Bulan yang Harus Dihindari

Gangguan perkembangan anak bisa dialami oleh siapa saja, sehingga kita sebagai orangtua patut mengantisipasi dan mengatasinya dengan baik. Namun, bukan berarti setiap gangguan yang menyebabkan keterlambatan tersebut bisa dianggap cacat. Bisa jadi masih berada di batas normal, yang perlu kita lakukan adalah mengidentifikasi apa yang ia alami dan tahu bagaimana cara mengatasinya.

1. Gangguan Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

ADHD merupakan salah satu jenis gangguan yang sifatnya kronis dan biasanya dalam jangka panjang. Penyebabnya adalah karena ada masalah yang terjadi di sel saraf otak sehingga tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya. Gejalanya muncul saat kanak-kanak namun bisa bertahan hingga mereka dewasa. 

Saat usia tiga tahun, gejala ini sudah bisa mulai muncul baik yang kondisinya ringan maupun berat. Tanda-tanda anak yang mengalami ADHD seperti terlalu banyak bicara, sulit fokus, sulit mengatur aktivitas, sering melamun, suka lupa melakukan sesuatu, tidak sabar, lebih suka menyendiri, dan lainnya. 

2. Gangguan Kecemasan

Gangguan kecemasan atau yang biasa dikenal dengan istilah anxiety disorder ternyata tidak hanya dialami oleh orang dewasa. Anak pun bisa mengalami gangguan kecemasan dengan rasa takut yang berlebihan. Ketika mengalami gangguan ini, mereka cenderung selalu merasa tertekan dan cemas. 

Bahkan mereka bisa mengalami gangguan kecemasan yang begitu dahsyat dan bisa muncul kapan saja tanpa peringatan. Contoh gangguan jenis ini yang terjadi pada anak adalah obsesif-kompulsif saat si kecil terus mengalami perilaku dan pemikiran yang seolah terobsesi sehingga mereka tidak dapat berhenti. 

3. Bipolar

Bipolar dikenal juga dengan istilah mania-depresi atau kelainan otak yang menyebabkan mood berubah dengan sangat tidak wajar pada tingkat energi dan aktivitas tertentu. Anak-anak yang mengalami penyakit ini bisa tiba-tiba memiliki banyak energi dan menjadi lebih aktif dari biasanya. 

Namun, di satu sisi saat mereka mengalami episode depresi, maka anak akan merasa sangat terpuruk dan bahkan tidak bisa aktif sama sekali. Resiko gangguan bipolar bisa semakin meningkat jika ada faktor yang mempengaruhinya yakni kelainan genetik, struktur otak, hingga riwayat kesehatan keluarga. 

4. Cerebral Palsy

Anak yang memasuki usia 25 – 36 bulan harusnya sudah bisa berjalan dan berbicara dengan normal. Gangguan cerebral palsy menyebabkan anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan motoriknya untuk bergerak maupun mempertahankan keseimbangan tubuh. 

Anak-anak yang mengalami cerebral palsy biasanya memiliki kekakuan pada otot, kekurangan koordinasi otot, gerakan yang lambat, sulit berjalan, sulit makan, kejang, hingga sulit berbicara. 

5. Gangguan Spektrum Autisme

Gangguan ini berdampak pada kemampuan interaksi dan komunikasi pada anak. Biasanya muncul di awal masa tumbuh kembang mereka di mana penderita seolah punya dunia sendiri. Bahkan mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan hubungan sosial-emosional dengan orang sekitarnya. 

Gangguan spektrum autisme pun ada beberapa jenis mulai dari aspek komunikasi dan bahasa, interaksi sosial, perilaku, hingga panca indra. Penderita autisme biasanya memiliki panca indra yang tergolong sensitif sehingga sering tidak kuat mendengar kebisingan atau melihat yang terlalu silau. Gangguan perkembangan balita pada usia 25 – 36 bulan di atas perlu Bunda ketahui tanda-tandanya agar bisa mengetahui apa si kecil ada indikasi ke arah gangguan tersebut atau tidak.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Karakter Pemimpin Pada Anak Bisa Dibentuk Sedari Dini, Begini Cara Agar Anak Jadi Pemimpin yang Bijaksana di Masa Depan

Setiap anak pasti memiliki potensinya masing-masing. Sebagai orangtua, kita tentu harus bisa mengarahkannya dengan baik. Misalkan saja ingin anak jadi pemimpin, maka ada beberapa cara agar anak jadi pemimpin. Berikut adalah langkah-langkah bisa Bunda coba untuk memberikan edukasi. dan mendorong mereka untuk mengembangkan perilaku kepemimpinan. 

Latih Karakternya dengan Cara Agar Anak Jadi Pemimpin di Masa Depan

Setiap orangtua pasti sudah bisa merasakan dan melihat bakat yang dimiliki oleh anaknya. Jika merasa si kecil punya karakter kepemimpinan maka bisa juga dilatih sejak dini. Melatih karakter kepemimpinan anak sebenarnya juga bisa hanya dari lingkungan rumah, melalui Ayah dan Bundanya saja. Untuk membantunya mengembangkan karakter kepemimpinannya, Bunda bisa melakukan beberapa hal berikut ini. 

1. Kenalkan Anak Pada Sosok-sosok Pemimpin Populer yang Bisa Dijadikan Panutan

Setiap hari cobalah untuk melatih kepemimpinan anak melalui pengenalan langsung. Artinya Bunda harus memperkenalkan pada si kecil apa arti dari kepemimpinan. Kenalkan juga pada mereka tokoh-tokoh pemimpin yang bagus, integritas tinggi melalui acara TV atau buku-buku biografi pahlawan.

Bunda atau Ayah bisa menceritakan kepada si kecil biografi atau perjalanan hidup dari tokoh tersebut. Bagaimana perilaku mereka dalam mengayomi rakyatnya, kharisma luar biasa dari sikapnya. Cerita seperti ini sebenarnya tidak perlu terus setiap hari, namun jangan terlalu jarang juga.

2. Pada Berbagai Persoalan, Cobalah Tanyakan Pendapat Pribadi Anak Bunda

Salah satu sikap yang bisa diterapkan kepada anak untuk melatih kepemimpinan mereka adalah menanyakan pendapatnya. Libatkan mereka dalam pengambilan keputusan sehari-hari, misalkan memilih warna baju yang akan digunakan untuk pergi, warna sepatu juga kaus kakinya.

Membiasakan anak untuk dapat menentukan pilihannya sendiri menandakan jika orang tua percaya pada kemampuan dan pilihan anak. Dampak bagus untuk si kecil, mereka jadi semakin percaya diri, ke depan berani mengambil keputusan dengan pertimbangan matang.

3. Demi Menambah Semangatnya, Jangan Lupa untuk Memberikan Pujian Kepada Anak Sebagai Apresiasi Untuknya

Ketika anak sudah berani mengutarakan pendapat atau mengambil keputusan atas apa yang terjadi pada dirinya jangan lupa untuk memberikan apresiasi. Tidak perlu hal-hal mewah, cukup dengan katakan bahwa mereka hebat sudah berani mengambil keputusan dengan tepat sesuai kata hatinya.

Jika ingin memberinya hadiah maka cukup sesekali buatkan kue atau masakan kesukaannya. Jangan terlalu sering karena justru bisa membuatnya cepat puas diri. Tentu anak akan merasa bahagia jika mengetahui orang tuanya sangat perhatian dan selalu memberikannya apresiasi pada dirinya.

4. Lakukan Kegiatan Positif Bersama Anak yang Mendukung Terbentuknya Sikap Kepemimpinan 

Selain memberikan edukasi kepada anak tentang bagaimana arti kepemimpinan, sesekali ajaklah si kecil untuk melakukan kegiatan positif. Kegiatan yang dilakukan tentunya sesuai dan bisa menunjang kemampuannya tersebut. Misalnya dengan outing sekolah atau bisa juga dengan keluarga saja.

Acara outing biasanya sedikit banyak akan membantu mereka untuk semakin mempertajam skill kepemimpinan yang ada pada dirinya. Misalnya saja dengan mengatur barisan dari teman-teman saat acara tengah berlangsung, atau menertibkan ketika jam makan siang tengah berlangsung.

5. Bantulah Mereka Meraih Tujuan Pribadi dengan Mendukungnya Pada Hal-hal yang Disukainya

Keberhasilan untuk menunjukkan sikap kepemimpinan yang bagus tentu saja butuh bantuan juga dari orangtuanya. Ayah dan Bunda diharapkan kooperatif, turut membantu si kecil untuk meraih tujuan pribadinya. Jadi tidak melepaskannya begitu saja. Ada dorongan dan support penuh dari lingkungan terdekatnya.

Misalnya tujuan pribadi dari si kecil adalah menjadi juara kelas. Orangtua bisa membantunya dengan memberikan kelas tambahan, memasukkannya ke les di luar sekolah, juga membantu menyusun time manajemen yang tepat agar si kecil tidak merasa stress walaupun kegiatan harian mereka banyak.

6.Dorong Anak untuk Berani Melakukan Eksplorasi Pada Banyak Hal

Agar anak semakin merasa percaya diri dalam membangun karakter kepemimpinan, orangtua harus berani membantu anak untuk eksplorasi lingkungan. Ketika mereka sudah berani eksplor hal-hal baru di lingkungan sekitar artinya karakter si kecil sudah berkembang dengan baik daripada sebelumnya.

Eksplor lingkungan tidak harus ke tempat-tempat jauh, di dekat rumah saja sudah bisa. Misalnya ada perkebunan dan persawahan, perkenalkan si kecil pada hewan-hewan yang ada di sana seperti cacing, belut, keong sawah dan semacamnya. Ajak anak bermain langsung tanpa harus takut kotor.

7. Bantu Ia Menumbuhkan Empati agar Peduli dengan Lingkungan Sekitar

Selanjutnya adalah menanamkan sikap peduli pada anak. Peduli terhadap lingkungan sekitarnya adalah salah satu indikasi bahwa anak punya jiwa kepemimpinan yang kuat. Biasanya ia akan fokus ke tujuannya untuk membantu orang tersebut, nalurinya kuat dan tentu saja sangat tulus.

Kebanyakan para orangtua lupa tidak mengajarkan sikap peduli ke anak. Sehingga tumbuh menjadi sangat egois juga ambisius. Cenderung tidak memperdulikan lingkungan sekitar dan hanya fokus pada tujuannya tanpa tahu apakah ada orang tersakiti. Sikap seperti itu jelas bukan seorang pemimpin sejati.

8. Dan Jangan Lupa Unuk Menanamkan Kedisiplinan dan Komitmen dalam Dirinya

Sikap kepemimpinan yang baik berasal dari kedisiplinan dan komitmen yang tinggi dalam menjalankan setiap kegiatannya sehari-hari. Hal ini terlihat mudah, padahal perlu kesabaran dan kesadaran dari para pelakunya. Jika masih anak-anak maka orang tua harus turut aktif membantunya agar selalu terarah.

Biasanya anak-anak cenderung lebih mudah bosan ketika melakukan sesuatu yang sama berulang kali. Disinilah peran orang tua diuji. Mereka harus mampu bersikap tegas tanpa membuat anak sakit hati atau tersinggung dengan perkataan yang diucapkan. Pemilihan kosa kata memang harus diperhatikan.

Butuh proses panjang agar anak terbiasa dengan pola edukasi dari orang tua mereka. Kesabaran juga kedisiplinan tinggi merupakan salah satu kunci agar hasil akhirnya maksimal. Sikap kepemimpinan memang tidak muncul begitu saja, melainkan dibentuk sejak dini oleh lingkungan dan orang tuanya. 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top