Kesehatan

Peralantan Penujang Pemberian ASI Eksklusif ketika di Kantor

pompa asi

Terkait dengan pemberian ASI Eksklusif, saat masih cuti kerja sebaiknya mempersiapkan beberapa peralatan penujang menyusui yang pasti akan berguna untuk pemberian ASI ketika berada di Kantor.

Sebelumnya SayangiAnak.com share Cara Penyimpanan ASI Perah untuk para ibu yang kerja kantoran. Di Artikel kali ini, SayangiAnak.com berbagi tentang Peralantan Penujang Pemberian ASI Eksklusif ketika di Kantor.

 

pompa asi

  1. Pompa ASI. Saat ini jenis dan harga pompa ASI beragam. Sesuaikan dengan kebutuhan. Jika memang membutuhkan pompa elektrik yang harganya cukup mahal, kita bisa menyewa terlebih dahulu untuk memastikan bahwa pompa tersebut memang laik di beli.
  2. Botol Penyimpan ASI
  3. Kotak Pendingin
  4. Celemek ASI. Untuj menutupi dada saat memerah ASI atau menyusui di tempat-tempat yang agak terbuka.
  5. Blue Ice. Semacam gel yang terbungkus plastik anti bocor. Sebelum diguakan harus disimpan terlebih dahulu didalam freeser. Blue ice berfungsi seperti es batu pada suhu dingin.

Selain peralatan-peralatan terbut, kita perlu juga pakaian-pakaian yang nyaman di pakai untuk menyusui atau memompa ASI. Selain bra, sekarang juga banyak baju yang nyaman dan modis untuk ibu menyusui.

 

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Extra

Tips Menyimpan ASI Perah yang Benar Supaya Tidak Cepat Basi

Mempunyai stok ASI perah (ASIP) yang berlimpah adalah hal yang melegakan bagi Bunda yang bekerja alias working mom. Namun, sebenarnya menyimpan ASI perah juga bisa membantu Bunda yang ibu rumah tangga alias stay at home mom, lho. Misalnya jika Bunda sakit sehingga tidak bisa menyusui, ada keperluan penting, atau ketika Bunda ingin me time sejenak dengan pergi ke salon atau berbelanja.

Dengan mempunyai stok ASIP, Bunda tidak perlu mencemaskan asupan si kecil.

Selain itu, sebaiknya ASI memang dikeluarkan secara rutin agar produksinya tetap banyak. Hal ini karena produksi ASI adalah tergantung kebutuhan (on demand). Jika ASI sering dikeluarkan sampai payudara Bunda terasa kosong, maka produksi ASI juga semakin banyak.

Oleh karena itu, Bunda perlu mengetahui cara menyimpan ASIP yang benar. Menyimpan ASI perah adalah hal yang terlihat mudah, tetapi sebenarnya butuh ketelitian. Jangan sampai sudah susah-susah memompa ASI, tetapi cepat basi karena salah menyimpannya ya, Bun.

Tips Memompa dan Menyimpan ASI

Untuk memompa ASI, Bunda dapat melakukannya secara manual dengan memijat atau menggunakan bantuan alat pompa ASI. Pilih saja sesuai dengan kenyamanan Bunda. Akan tetapi, menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika memompa ASI ya Bun, yaitu :

  1. Bunda harus mencuci tangan terlebih dahulu sebelum memompa dan menyimpan ASI.
  2. Pastikan wadah penyimpanan ASI bersih dan bisa ditutup dengan rapat. Ada dua macam wadah penyimpanan khusus ASIP, yaitu dari botol kaca dan plastik, pastikan wadah penyimpanannya bebas bisphenol A (BPA).
  3. Simpan ASI sesuai dengan kebutuhan bayi, jangan terlalu banyak karena berisiko tidak habis ketika diberikan kepada si kecil. Sisa ASI yang sudah dikonsumsi tidak bisa disimpan untuk pemberian berikutnya.
  4. Untuk memudahkan Bunda, tulis nama dan tanggal memerah ASI pada wadah ASIP.
  5. Jangan menyimpan ASI yang baru diperah dengan ASIP yang sudah beku.
  6. Jangan mengocok ASI karena dapat merusak kandungannya, cukup diputar secara perlahan saja ketika akan diberikan, agar komponen ASI tercampur merata.

Durasi Penyimpanan ASI Perah

Berapa lama ASI perah dapat bertahan dan tidak basi tergantung pada suhu tempat penyimpanannya. Semakin rendah suhunya, maka semakin lama ASI perah bisa bertahan.

Menyimpan ASIP di Suhu Ruang

Ternyata ASI perah bisa bertahan tanpa dimasukkan ke kulkas, lho. Namun, tentu saja tidak bertahan lama, hanya beberapa jam. ASI perah yang disimpan di suhu ruangan (maksimal 250 C ) bisa bertahan maksimal 6-8 jam. Dengan catatan wadah penyimpanan ASI harus ditutup dengan rapat dan dijaga sedingin mungkin. Jika perlu dibungkus menggunakan handuk dingin.

Menyimpan ASIP di Cooler Bag

Jika Bunda perlu membawa ASI dalam perjalanan, misalnya jika ingin memompa ASI di kantor dan akan membawanya pulang, Bunda bisa menggunakan cooler bag agar ASIP tidak basi. ASI perah dapat bertahan di cooler bag dengan suhu antara -150 C sampai 40 C selama sekitar 24 jam. Namun, perlu dipastikan bahwa es batu menyentuh seluruh wadah penyimpanan ASIP dan jangan membuka cooler bag agar suhu tidak naik.

Menyimpan ASIP di Kulkas

ASI perah yang disimpan di kulkas bawah dengan suhu sekitar 40 C dapat bertahan hingga 5 hari. Maka sebaiknya simpan ASIP di bagian paling belakang yang suhunya paling dingin. Jangan menyimpan ASIP di bagian pintu kulkas karena jika kulkas sering dibuka maka suhunya tidak stabil dan meningkat.

Menyimpan ASIP di Freezer

Jika Bunda ingin menyimpan ASI perah dalam jangka waktu yang lebih lama, maka Bunda bisa menyimpannya di freezer. Namun, freezer pun berbeda-beda jenisnya, sehingga daya tahan ASIP juga berbeda.

Kalau Bunda menyimpan ASIP di freezer kulkas satu pintu, dengan rata-rata suhunya adalah -150 C, maka ASIP bisa bertahan hingga 2 minggu. Namun, jika menggunakan freezer kulkas dua pintu, maka bisa bertahan hingga 3-6 bulan. Hal ini karena suhunya lebih rendah, yaitu sekitar -180 C. Dam sebaiknya Bunda menyimpan ASIP di bagian paling belakang yang suhunya paling stabil.

Dan Pilihan lainnya, Bunda bisa menyimpan ASIP dalam jangka waktu yang lebih lama menggunakan deep freezer dengan suhu mencapai -200 C. 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Event

HCC: 62% Tenaga Kesehatan Indonesia Sulit Pertahankan Ibu Menyusui dan Beri ASI Eksklusif

Pandemi yang sudah memasuki tahun kedua, memengaruhi kesiapan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan terutama layanan primer dalam pelayanan ASI Eksklusif dan laktasi di Indonesia. Penelitian cross-sectional secara daring yang dilakukan Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK sebagai Peneliti Utama serta Founder & Chairman dari Health Collaborative Center (HCC), menemukan fakta bahwa 62% tenaga kesehatan di layanan primer di Indonesia kesulitan mempertahankan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama masa pandemi. 

Menurut Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, temuan penelitian ini antiklimaks dari momentum Pekan ASI Sedunia di tengah pandemi ini yang bertemakan Lindungi ASI Tanggungjawab Bersama. Apalagi tingginya angka tenaga kesehatan Indonesia yang mengakui kesulitan dalam mempertahankan ibu memberikan ASI eksklusif karena banyak faktor. “Penelitian kami menemukan data bahwa ternyata selama pandemi Covid-19, para tenaga kesehatan terutama di layanan primer mengakui kesulitan mempertahankan ibu untuk menyusui karena ketidak-tersediaannya layanan antenatal care atau pemantauan kehamilan dan menyusui secara daring, sementara hampir 50% pasien ibu hamil dan menyusui memutuskan untuk mengurangi jumlah kunjungan serta posyandu dan puskesmas mengurangi pelayanan ibu hamil dan menyusui. Akibatnya kesempatan konseling laktasi terganggu. Ini bisa akibatkan ibu menyusui gagal ASI eksklusif karena penelitian membuktikan peran tenaga kesehatan sangat kritikal dalam keberhasilan menyusui”, ungkap Dr. Ray yang aktif melakukan edukasi daring lewat akun instagram @ray.w.basrowi ini. 

Lebih lanjut, Dr. Ray yang meraih gelar Doktor Ilmu Kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan disertasi di bidang laktasi ini menjelaskan temuan dan analisis statistik penting penelitian ini adalah:

  • 57% fasilitas kesehatan layanan primer tidak memiliki pelayanan antenatal care daring/ telemedecine selama pandemi Covid-19 sehingga berisiko 1,4 kali lebih besar ganggu pelayanan laktasi dan kesehatan ibu anak
  • 66% tenaga kesehatan di layanan primer ini ternyata tidak pernah mendapatkan pelatihan menyusui khusus manajemen laktasi untuk pandemi sehingga berisiko 1,2 kali lebih besar risiko ganggu pelayanan laktasi dan kesehatan ibu anak
  • 42% mengakui tidak ada ketersediaan informasi tentang menyusui yang aman selama masa pandemi di fasilitas kesehatan mereka bertugas
  • 64% fasilitas kesehatan primer tidak punya fasilitas menyusui khusus pasien Covid-19

“Statistik ini menunjukkan betapa besar pengaruh layanan antenatal care selama pandemi serta adanya pelatihan dan sosialisasi mendasar terkait proses menyusui untuk dokter, bidan praktik mandiri dan tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah sakit tingkat sehingga bila aspek fasilitas antenatal care dan pelatihan tenaga kesehatan selama pandemi terlewatkan maka konsekuensinya adalah ancaman turunya angka asi eksklusif Indonesia, dan ini adalah potensi risiko kesehatan jangka panjang”, ungkap Dr. Ray yang merupakan lulusan Fakultas Kedokteran UNSRAT ini.

Penelitian tentang kesiapan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan dalam proses menyusui ini dilakukan oleh tim Dr. Ray Wagiu Basrowi bersama Dr. Levina Chandra Khoe, MPH dan Qisty melalui survei daring selama periode Februari – Mei 2021. Sebanyak 1004 tenaga kesehatan berpartisipasi, mayoritas bidan serta dokter umum, dan 45% adalah tenaga kesehatan layanan primer yang bekerja di Puskesmas serta 17% bidan praktik mandiri dari 22 provinsi di Indonesia.

Tim peneliti HCC memberi rekomendasi terkait hasil penelitian ini. Terkait praktik Konsultasi Pemberian ASI Eksklusif selama Pandemi Covid-19, kompilasi deskriptif penelitian ini menyimpulkan penting untuk melakukan sistem penjadwalan kunjungan yang telah disepakati ibu sebelumnya, kemudian opsi lain adalah melalui kunjungan rumah atau juga melalui konseling daring seperti  Whatsapp/SMS dan telepon. Saran inovasi antenatal care serta konseling Menyusui Selama Pandemi yang juga diperoleh dari respon para tenaga kesehatan diantaranya Fasilitas telemedicine/konsultasi daring yang mudah digunakan dan bebas biaya/gratis tersedia, Posyandu daring/online, Kelas ibu menyusui daring/online, Instrumen (contoh: aplikasi ponsel, kalender online) pengawasan ibu hamil dan menyusui berbasis daring/online.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Mom Life

Konsumsi Makanan Penambah ASI Agar Stamina Bunda Tetap Terjaga

Masa-masa menyusui bisa jadi adalah saat paling menyenangkan. Jarang ada pantangan khusus untuk orang yang sedang menyusui. Nah, agar air ASI tetap lancar, ada beberapa makanan penambah ASI bisa Anda coba. Beberapa diantaranya mudah ditemukan di lingkungan sekitar, tidak perlu sibuk mencarinya.

Rekomendasi Makanan Penambah ASI 

Ketika bayi lahir ke dunia, makanan sumber energi yang paling dibutuhkan adalah ASI. Terkadang karena jam tidur yang berantakan, rutinitas baru super sibuk membuat bunda jadi stress dan kelelahan, hingga akhirnya berdampak pada kurangnya ASI. 

Oleh karena itu coba konsumsi rekomendasi makanan berikut:

1. Daun Katuk 

Pasti sudah tidak asing lagi ketika ASI sedang tidak lancar kemudian orang tua memberi tahu untuk gunakan daun katuk saja. Ternyata wejangan ini benar adanya, khasiatnya memang bagus untuk ibu yang sedang menyusui. Terdapat kandungan protein bisa menambah produksi ASI agar semakin lancar.

Saat sedang dalam fase menyusui, setidaknya butuh protein 20 gram lebih banyak dari hari-hari biasa. Oleh karena itu rajin-rajinlah makan sayur daun katuk supaya produksi ASI mencukupi untuk si kecil. Setidaknya setiap hari dalam kondisi menyusui Anda membutuhkan 60 gram protein supaya tetap segar.

2. Oatmeal 

Siapa bilang jika oatmeal hanya digunakan sebagai makanan pengganti nasi saja. Ternyata havermout atau oatmeal juga bisa digunakan untuk menambah produksi ASI selama fase menyusui. Jika memakannya secara rutin maka perasaan akan jadi rileks dan tenang, terhindar dari stress parah. 

Hormon oxytocin yang memunculkan perasaan tenang dan relaks inilah akan membuat produksi ASI ibu hamil semakin meningkat. Selain itu oatmeal juga bermanfaat untuk menjaga tekanan darah agar tetap stabil walaupun sering begadang, mengurangi kolestrol agar tidak mudah naik dan berakibat fatal.

3. Buah Pepaya 

Kemudian ada buah pepaya yang punya sejuta khasiat untuk kesehatan tubuh. Kandungan vitamin A, vitamin C juga berbagai nutrisi lainnya seperti kalium, mineral, asam folat bisa membantu suplai protein lebih banyak ke dalam tubuh. Sehingga nantinya juga akan berimbas pada produksi ASI .

Selain itu buah pepaya juga mengandung banyak cairan yang bagus untuk mencukupi kebutuhan dalam tubuh untuk produksi ASI. Cara konsumsinya bermacam-macam, bisa langsung dimakan saja ketika buahnya sudah  ranum, atau jadikan jus dan masukkan ke lemari pendingin agar terasa lebih segar.

4. Sup Daging

Tidak hanya buah-buahan atau sayuran hijau saja bisa digunakan untuk membantu produksi ASI semakin lancar. Nyatanya sup daging ayam atau ikan juga mampu menambah protein untuk tubuh. Selain hangat dan segar, di dalamnya juga sudah ada beragam sayuran dapat memberi vitamin penambah tenaga.

Untuk ibu yang sedang dalam keadaan menyusui sebaiknya buat sup daging dengan campuran bumbu secukupnya saja. Jangan tambahkan terlalu banyak micin karena tidak terlalu bagus untuk kesehatan ibu dan si kecil. Cukup gunakan garam dapur atau kaldu jamur saja yang komposisinya lebih aman.

5. Buah Alpukat 

Selanjutnya ada buah alpukat yang bisa Anda konsumsi untuk menambah energi ketika sedang masa menyusui. Asam lemak omega 3, 6, serta 9-nya dapat membantu menghasilkan ASI yang lancar bagi si kecil. Selain itu ada kandungan folat juga vitamin yang baik untuk perkembangan bayi. 

Buah alpukat sendiri rasanya sudah sangat segar, apalagi jika cara penyajiannya di jus dan diamkan beberapa saat dalam lemari pendingin. Selain enak ternyata buah satu ini juga bisa membantu menjaga kadar gula darah dalam tubuh supaya tetap seimbang dan terhindar dari resiko penyakit kolesterol.

6. Buah Pisang 

Pisang merupakan buah yang disukai hampir semua orang. Rasa manisnya sesuai jika dikombinasikan dengan olahan makanan manis apa saja.  Selain itu buah satu ini juga punya efek mengenyangkan sehingga cocok untuk ibu menyusui yang butuh tambahan energi namun tidak mau badan melar.

Pisang mengandung kalori tinggi yang bisa membantu mengatasi rasa lapar, juga ada kandungan asam folat sehingga bisa membuat pertumbuhan si kecil semakin baik. Bunda bisa makan pisang sambil menyusui agar tidak terus merasa lapar karena kenyang lebih lama juga. 

7. Blueberry 

Blueberry dikenal sebagai buah yang kaya akan antioksidan. Baik untuk kesehatan kulit wajah, membantu proses diet atau pengurangan berat badan semakin lancar. Namun selain itu ternyata blueberry juga bisa digunakan sebagai makanan penambah energi ketika bunda sedang menyusui. 

Ada banyak kandungan vitamin A, K, serta kalsium juga potasiym yang baik untuk energi Bunda. Meregenerasi kulit mati secepat mungkin agar bunda tetap terlihat segar bugar walaupun sedang lelah-lelahnya akibat jam tidur yang berantakan. Sebab menyusui butuh perasaan bahagia agar ASI lancar.

8. Buah Mangga

Terakhir adalah buah mangga. Dibalik rasa manis segarnya ternyata mangga juga bisa digunakan sebagai makanan penambah energi ketika sedang menyusui. Mangga kaya akan antioksidan yang baik untuk kulit juga mengisi kembali kebutuhan nutrisi dari ibu. 

Selain itu mangga juga mengandung kalium yang baik untuk ibu menyusui. Nantinya nutrisi ini juga akan mengalir ke tubuh si kecil melalui air ASI. Usahakan pilih buah yang matang dan tidak terasa masam sekali. Takutnya nanti berimbas pada pencernaan buah hati. Berbagai bentuk makanan penambah ASI tadi sudah terbukti khasiatnya, bukan hanya omongan belaka saja. Masa menyusui bisa dibilang merupakan waktu yang berharga, jangan sampai melewatkannya dengan perasaan kurang menyenangkan. Buatlah perasaan bahagia dan senyaman mungkin.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top