Perkembangan anak akan sangat berpengaruhu sekaligus juga akan dipengaruhi oleh pengembangan sifat yang ia miliki. Maka dari itulah, perlu dan bahkan sangat penting sekali mengembangkan hal-hal positif untuk mengarahkan anak agar semakin banyak memiliki sifat yang natural dan rendah akan ego yang dimiliki.
Memang benar, setiap anak memiliki tingkat ego dan sifat yang sangat beragam, namun hal tersebut sangat mampu untuk dipelajari dan diajarkan kepada anak.
“Maaf” adalah satu kata yang snagat besar makna sekaligus manfaatnya. Namun hal kecil dan sederhana ini ternyata masih kurang akan pengertian dari orang tua yang akhirnya membuat anak juga tidak memiliki pengertian yang terlalu mendalam mengenai makna “maaf” tersebut.
Namun, sebaiknya sebagai orang tua, mari kita ajarkan pengertian kata “maaf” untuk anak, karena ada hal-hal penting yang perlu untuk Anda ketahui mengenai makna kata “maaf” untuk anak yaitu,
1. Menekan Ego Anak karena anak pasti akan semakin mengerti bahwa saling memaafkan itu mampu melegakan jiwanya
Anak memang sudah memiliki sifat yang terbentuk secara alamiah, akan tetapi, peran utama orang tua untuk mendidik dan membuat anak menjadi semakin mengeti tentang suasana tertentu juga dipengaruhi oleh tingkat ego yang dimiliki oleh anak.
Dengan mengajarkan kata “maaf” dan pentingnya saling memaafkan akan membuat anak semakin mengerti tentang kebersamaan dan makna suatu hal yang seharusnya menjadi pengolah daya fikir. Karena dengan pengertian tersebut, anak pasti akan semakin mengerti bahwa saling memaafkan itu mampu melegakan jiwanya.
2. Melatih Simpati Anak, jadi anak akan jauh lebih mengerti akan perasaan sehingga ia dapat melakukan sesuatu dengan hati-hati
Dengan segala batasan hingga pengertian anak, tentu terdapat hal yang membuat anak mampu mengembangkan daya fikirnya untuk melangkah pada suatu hal. Dengan mengajarkan kata “maaf” jika anak berbuat salah adalah sikap dan pengajaran yang mampu melatih simpati anak, jadi anak akan jauh lebih mengerti akan perasaan sehingga ia dapat melakukan sesuatu dengan hati dan tidak akan semena-mena terhadap orang lain.
3. Belahar dari Orangtua secara langsung karena tidak akan ada gunanya apabila Anda mengajarkan anak tanpa melakukannya
Tidak akan ada gunanya apabila Anda mengajarkan anak tanpa melakukannya. Jadi, tidak harus hanya menunggu anak melakukan kesalahan untuk mengajarkan kata “maaf”, akan tetapi juga tidak akan ada salahnya bila orangtua atau orang-orang dalam keluarga yang usianya lebih dewasa memberikan contoh untuk tidak segan-segan meminta maaf ketika telah melakukan kesalahan.
4. Pendewasaan Sejak Dini, anak akan kian mudah memahami arti untuk mengakui kesalahannya, dan mengalahkan egonya yang tinggi
Dengan mengajarkan anak mengenai kata “maaf”, maka orang tua dapat mengambil kesimpulan dan pemaknaan anak yang semakin dewasa. Dengan pendewasaan sejak dini, bukan mengartikan bahwa anak dipaksa dewasa pada saat berusia masih kecil, akan tetapi mengenai tingkat kecakapan dan pengertian anak yang sudah semakin mengerti meskipun masih dalam tahapan usia yang relative kecil.
Karena dengan demikian, anak akan kian mudah memahami arti untuk mengakui kesalahannya, dan mengalahkan egonya yang tinggi. Dengan demikian, anak akan semakin mudah memahami suatu hal, dan melatih kepekaan diri untuk selalu memikirkan langkah yang harus mereka lakukan. Dan hal tersebut akan berjalan secara alamiah.
5. Karena dengan memaafkan, anak akan semakin mengetahui bahwa dirinya adalah makhluk sosial yang memang sudah seharusnya mampu mengucapkan “maaf” jika melakukan kesalahan
Jika dilihat pada struktur kata “maaf”, sebenarnya sangat diperlukan perluasannya. Yaitu memaafkan, dan meminta maaf. Karena dengan memaafkan, anak akan semakin mengetahui bahwa dirinya adalah makhluk sosial yang memang sudah seharusnya mampu mengucapkan “maaf” jika melakukan kesalahan.
Begitu pula mengenai kata “memaafkan” yang sudah seharusnya keterkaitan dengan kata “maaf” itu sendiri. Anak akan mengetahui bahwa memaafkan kesahan orang lain secara sengaja maupun tidak disengaja akan membuat anak merasa jauh lebih baik perasaannya dan memiliki pengertian bahwa kata “maaf” itu penting.
Dengan demikian, anak bukan hanya tumbuh dan berkembang sesuai usianya, akan tetapi juga memiliki tingkat kepekaan serta daya fikir yang luas dan selalu berkembang dengan baik. Jadi, rasa “maaf” dan hal untuk saling memaafkan menjadi pola fikir anak, sehingga anak sudah terbiasa untuk mengungkapkan rasa memperbaiki diri, dan tidak mengulangi kesalahan yang telah dilakukannya.
