Saat didiagnosa sedang mengandung seorang bayi, tentu bumil–alias ibu hamil langsung penasaran dengan jenis kelamin si kecil yang masih berkembang dalam perut ya Bun. Bicara soal jenis kelamin tentu akan bicara juga soal organ reproduksi juga ya Bun. Namun secara biologis, organ reproduksi manusia memang hanya dua macam. Itulah yang sebenarnya membuat jenis kelamin pun akhirnya hanya ada dua. Laki-laki dan perempuan.
Menariknya, dari dua jenis kelamin ini menciptakan keunikan dimana Bunda pasti pernah menemukan kondisi orangtua dengan tiga orang putri, atau lima orang putra. Alias, hanya ada satu jenis kelamin saja dari beberapa kelahiran tersebut. Pernahkah Bunda bertanya-tanya, kenapa bisa terjadi kondisi yang demikian ya?
Sebagai informasi, jenis kelamin sebenarnya ditentukan oleh sperma pertama dan tercepat yang membuahi sel telur lho Bun. Berdasarkan penuturan dari Dr Joel Gator Warsh, seorang dokter anak dari California, tergantung kromosom apa yang dibawa oleh sperma tersebut. Nah, kromosom sendiri merupakan bagian dari DNA manusia ya Bun. Untuk jenis kelamin perempuan, berarti memiliki kromosom XX, sementara laki-laki umumnya membawa kromosom XY.
Karenanya, sperma laki-laki pun terbagi. Sebagian ada yang membawa kromosom X, maka sebagian lainnya mewarisi kromosom Y. Sementara sel telur pada rahim bunda membawa kromosom XX. Maka bila sperma X yang membuahi sel telur, sudah pasti bayi tersebut akan berjenis kelamin perempuan. Sebaliknya, bila sperma Y yang berhasil mencapai sel telur, maka Bunda akan mendapat bayi berjenis kelamin laki-laki.
Menariknya, dilansir dari What to Expect, sebenarnya semua janin akan memiliki organ seks perempuan jika tidak dipengaruhi hormon testosteron dari ayahnya. Namun, jika ayahnya membawa kromosom Y, pada sekitar minggu 7 kehamilan, sinyal kromosom akan mulai produksi testosteron, dan genitalia pria mulai berkembang. Pokoknya, apa pun jenis kelaminnya, kromosomlah penentunya!
Lantas, Kenapa Ada Orangtua yang Memiliki Banyak Anak Namun Hanya Satu Jenis Kelamin Saja ya Bun?
Menjawab pertanyaan mengenai satu keluarga yang hanya dianugerahi anak-anak dengan satu jenis kelamin, begini jawaban dari para ilmuwan.Bunda perlu tahu, gen yang diwarisi oleh masing-masing orangtua memiliki dua bagian yang bernama alel. Peneliti asal Newcastle University, Corry Gellatly mengatakan, masing-masing laki-laki membawa satu tipe alel yang berbeda. Alel inilah yang menentukan rasio kromosom X dan Y pada sperma laki-laki. Laki-laki dengan tipe pertama disebut ‘mm’, biasanya memproduksi kromosom Y lebih banyak sehingga berpotensi memiliki anak laki-laki yang lebih banyak.
“Tipe kedua disebut ‘mf’ dan memiliki rasio seimbang dalam memproduksi sperma dengan kromosom X dan Y sehingga kemungkinan memiliki anak dengan jenis kelamin perempuan dan laki-laki pun rasioanya sama besarnya,” ujar Corry.
Tipe yang ketiga, disebut dengan tipe ‘ff’ dimana memproduksi lebih banyak kromosom X dan kemungkinan besar memiliki lebih banyak anak perempuan. Dan kondisi gen ini diwariskan secara turun temurun.
“Kondisi ini yang akhirnya menyebabkan beberapa pria memiliki lebih banyak anak laki-laki dan beberapa memiliki lebih banyak anak perempuan, dapat menjelaskan mengapa kita melihat jumlah pria dan wanita secara kasar seimbang dalam suatu populasi,” ujar Dr Kimberly Langdon, dokter kandungan asal Ohio.
Di lain sisi, penyebab mengenai rasio lebih banyak perempuan dibanding laki-laki pun masih belum diketahui. Namun yang pasti, jumlah laki-laki semakin menyusut. Penelitian yang dilakukan pada dua dekade lalu yang diterbitkan oleh JAMA, menyebutkan, rasio kelahiran laki laki dengan perempuan adalah 1:2.
Namun mengenai penyebab munculnya kondisi orangtua dengan beberapa orang anak laki-laki, atau perempuan saja masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut guna mendapatkan hasil yang lebih konkret. Sebab menurut Dr. Alyse Kelly-Jones, seorang ahli kandungan yang berbasis di Charlotte, North Carolina, mengatakan: “Intinya adalah gender seperti dua sisi mata uang. Anda memiliki peluang 50/50 setiap kali mendapatkan anak laki-laki atau perempuan.”
