“Kami ini selain Ibu dan Anak, juga bisa jadi teman yang sangat klop lho…” seloroh seorang ibu dalam keterangan foto yang diunggahnya di Instagram. Faktanya, memang banyak orangtua yang selalu menganggap dirinya demikian. Bukan cuma berperan sebagai orangtua, melainkan jadi teman yang selalu ada untuk anak mereka.
Hal ini bukan hal yang buruk kok, Bun. Kedekatan antara anak dan orangtua pun memang perlu dibangun sesering mungkin. Namun bila Bunda terlalu memaksakan untuk hadir sebagai seorang teman, dampaknya tak baik juga untuk si kecil.
Orangtua yang Berusaha Menjelma untuk Buah Hatinya, justru Bisa Membatasi Kebebasan Anaknya
Contoh kecil yang sering kita temui, Bunda justru lebih sering menjawab pertanyaan yang dilontarkan orang lain pada si kecil. Padahal, dalam hal menjawab pertanyaan, biarkan itu jadi bagian si kecil. Selain melatihnya berbicara dengan orang lain, Bunda pun jadi tak mengekangnya.
Kelihatannya memang sepele, Bun, padahal kenyataannya begitu penting terutama bila si kecil masih dalam masa tumbuh kembang, lho. Sebab kalau Bunda yang lebih terbiasa membiarkan si kecil menjawab setiap pertanyaan dari orang lain, hal itu akan melatihnya jadi lebih berani. Boleh jadi teman, tapi bukan berarti jadi mengekang ya, Bun.
Bila Dia Dewasa Kelak, Bunda Akan Terbiasa Mengikuti ke Mana pun Dirinya Pergi
Terbiasa mengikuti ke mana pun langkah si kecil lama kelamaan Bunda jadi sulit sekali memberi izin untuknya bepergian sendiri. Padahal kalau mau membiarkan buah hati semakin dewasa dan berani menghadapi hal apa pun dalam hidupnya kelak, memberikan kebebasan bahwa ia bisa pergi asal seizin Bunda merupakan bentuk ‘demokrasi’ yang baik antara ibu dan anak.
Inilah kenapa yang namanya status pertemanan antara ibu dan anak perlu ditanggalkan. Kelak suatu hari nanti yang dibutuhkan si kecil bukan lagi kehadiran Bunda untuk menemani, tapi rasa percaya Bunda terhadap dirinya.
Orangtua yang Mengklaim Dirinya Teman bagi Si Kecil Dikhawatirkan Sulit Membedakan Mana Kebutuhan dan Mana Keinginan Buah Hatinya
Dalam urusan mengatur keuangan, orangtua sebaiknya tak bertindak sebagai teman. Melainkan sebagai penasehat keuangan untuk si kecil. Sebab dikhawatirkan kalau orangtua tak bisa membantu mengarahkan si kecil untuk memahami soal penataan keuangan, yang ada justru orangtua terus-terusan memberi intervensi.
Nah, kalau begitu si kecil bukannya jadi tambah mengerti pentingnya mengelola keuangan, yang ada tambah pusing dan kesal pada orangtuanya lho Bun. Sebagai orangtua, memang perlu bijak terutama saat memberi masukan pada si kecil.
Biarkan Si Kecil Memilih Hobinya Sendiri, Orangtua Cukup Memantaunya dan Memberi Dorongan supaya Mau Mengembangkan Hobinya Itu
Bayangkan, karena merasa Bunda adalah teman terbaiknya, jadi Bunda bisa menyarankan ini itu pada si kecil. Termasuk urusan hobi. Sejak kecil, cobalah Bunda pantau perkembangan minat bakatnya. Nah, kalau sudah kelihatan, cukup diarahkan dan diberi dorongan ya, Bun. Menjalankan fungsi orangtua yaitu menyemangati dan mengarahkan si kecil sejatinya juga menyenangkan kok Bun, tak perlu mengubah status jadi ‘teman’ untuk buah hati Bunda.
