Kadangkala kita sebagai orang tua tanpa sadar melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan. Misalnya saja kita menuntut agar anak mau mendengarkan perkataan kita. Tapi, apakah sebagai orang tua akan juga mau mendengar perkataan anak.
Orangtua yang mempunyai kebiasaan menjadi pendengar yang buruk, ini gejalanya
Gejala jika sebagai orangtua yang mempunyai kebiasaan menjadi pendengar yang buruk. Orangtua cenderung memotong pembicaraan pada saat anak sedang memberi penjelasan, dan segera menentukan kesimpulan akhir yang biasanya cenderung memojokkan anak. Padahal kesimpulan belum tentu benar, dan bahan seandainya benar, cara seperti ini akan menyakitkan hati anak .
Seperti contoh anak yang pulang terlambat. Pada saat anak pulag terlambat dan hendak menjelaskan penyebabnya, memotong pembicaraannya dengan ungkapan, “Sudah! Nggak pake banyak alesan.” Atau “Ah, Papa/Mama tahu, kamu pasti maen ke tempat itu lagi kan?!”.
Jika melakukan lakukan kebiasaan ini terus menerus, anak akan berpikir adalah orang tua sok tahu, yang tidak mau memahami keadaan dan menyebalkan. Lalu mereka tidak mau bercerita atau berbicara lagi, dan akibat selanjutnya sang anak akan benar benar melakukan hal-hal yang tuduhkan padanya.
Ia tidak mau mendengarkan nasehat lagi, dan pada tahapan terburuk, dia akan pergi pada saat sedang berbicara padanya. Pernahkah anda mengalami hal ini?
Apa yang sebaiknya orangtua lakukan agar bisa menjadi pendengar yang baik?
1.orangtua menjadi pendengar yang baik bagi mereka
Agar anak bisa menjadi pendengar yang baik, maka sudah sepatutnya orang tua menjadi pendengar yang baik bagi mereka. Pertama-tama, orang tua harus mendengarkan mereka lebih dulu.
2. Jangan Pernah memotong Pembicaraan anak dan langsung mengambil kesimpulan
Jangan pernah memotong pembicaraan dan mengambil kesimpulan terlalu dini. Tak seorang pun yang suka bila pembicaraannya dipotong, apalagi ceritanya disimpulkan oleh orang lain.
3. Dengarkan dan berikan tanggapan positif
Dengarkan, dengarkan, dan dengarkan sambil memberikan tanggapan positif dan antusias. Ada saatnya akan diminta bicara, tentunya setelah anak selesai dengan ceritanya. Bila anak sudah membuka pertanyaan, “menurut Papa/Mama bagaimana?” artinya ia sudah siap untuk mendengarkan penuturan atau komentar .
4. Minta adik atau temannya bercerita dan saling menanggapi
Orangtua dapat minta anak bercerita lalu minta anak yang lain menceritakan atau menanggapi cerita yang dikatakan anak. Kemudian, jangan segan membolehkan anak lain untuk mengajukan pertanyaan sebagai tanda dia mendengar.
5. Ketika orangtua bercerita, biarkan anak menanggapi dan bertanya
Pun ketika orangtua yang bercerita pada anak, bolehkan anak untuk mengajukan pertanyaan sebagai bentuk tanggapan dia dan tanda bahwa dia sudah mendengar serta menyimak apa yang diucapkan ayah atau ibunya.
6. Lupakan gager ketika berbicara dengan anak
Jangan lupa, ketika orang tua berbicara dengan anak jauhkan gadget dan melakukan aktivitas lain sehingga Anda bisa fokus dan melakukan kontak mata dengan anak.
