Parenting

Orangtua Ingin Melatih Jadi Pemberani, Inilah 3 Cara Melatih Mental Si Kecil Agar Pemberani

Masa anak-anak adalah masa pertumbuhan yang harus kita perhatikan segala sesuatunya, mulai dari sisi fisik seperti makanan, minuman, kebersihan, pola tidur, dan lain sebagainya sampai segi nonfisik seperti sikap, gaya bicara, cara bermain, mental, dan lain sebagainya.  Semua itu harus diperhatikan dengan baik saat masa anak-anak itu.

Untuk itulah melatih mental anak juga menjadi salah satu tugas yang harus dikerjakan orang tua. Selain memberikan makanan yang bergizi, memberikan pakaian yang bagus dan nyaman, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan fisik, orang tua juga harus memberikan ajaran nonfisik, termasuk di dalamnya adalah melatih mental anak. tapi bagaimana caranya?

Inilah yang sering menjadi pertanyaan oleh banyak orang tua. Banyak orang tua yang ingin melatih mental anak-anaknya agar kuat tapi mereka tidak tahu caranya.

Sebelum anda tahu bagaimana cara untuk melatih mental si anak, maka anda perlu tahu lebih dulu tentang perbedaan antara anak pemalu dengan anak penakut. Ini penting karena sering kali anak-anak itu diam saat berada di tempat yang baru yang orang-orangnya belum dia kenal. Apakah ini tanda bahwa anak itu pemalu atau penakut?

Anak pemalu biasanya akan merasa tidak nyaman saat dia berada di tempat yang baru dia kenal. Hal itu disebabkan segala sesuatu yang ada di tempat tersebut masih asing baginya, baik orang-orangnya, lingkungannya, daerahnya, dan lain sebagainya. semua itu masih asing bagi dia sehingga dia merasa tidak nyaman dan memilih untuk diam.

Tapi setelah dia kenal dengan satu atau dua orang, setelah dia mengenali sebagian lingkungan tersebut, maka anak itu akan bisa berbaur dan rasa tidak nyaman tersebut pelan-pelan hilang. Bedanya dengan anak penakut adalah dia tidak ingin beraktivitas, baik di tempat yang baru maupun di tempat lama.

Hal ini disebabkan dia merasa tidak memiliki rasa percaya diri dan merasa berada di bawah teman-temannya. Inilah yang harus diwaspadai oleh orang tua. Sebagai orang tua kita harus bisa membentuk mental yang kuat kepada anak-anak kita. caranya?

3 Cara yang perlu dilakukan untuk melatih mental si kecil agar pemberani:

  1. Memberikan contoh

Ini adalah cara yang sangat baik untuk melatih mental si anak. Sebagai orang tua anda harus bisa bersikap sebagai seorang yang pemberani karena hal ini akan ditiru oleh si kecil. Sebagai contoh kecil saja ketika anda takut untuk menaiki wahana rollercoaster. Jangan sampai anda menunjukan ketakutan itu di depan anak anda. anda dapat menghindari wahana tersebut atau anda dapat mencobanya lebih dulu dan jika merasa sudah mampu dan bisa maka anda dapat mengajak si kecil untuk menaiki wahana yang satu ini.

  1. Budaya dari dalam keluarga

Selain dengan contoh, sebagai orang tua anda juga sebisa mungkin untuk membudayakan rasa berani dan percaya diri ini ditengah keluarga. Ini dapat dimulai dari sikap anda dan seluruh anggota keluarga dalam bergaul. Atau cara lainnya adalah anda dapat menceritakan perjalanan hidup anda atau pasangan anda kepada si kecil. Ceritakan perjuangan yang sudah anda lakukan sehingga dapat berada di posisi yang sekarang. Cara ini dapat menginspirasi si kecil untuk bersikap lebih berani dan tidak minder.

  1. Memberikan tantangan dan pujian

Sebagai orang tua tentunya anda ingin selalu melindungi si kecil. Tapi jika ini dilakukan secara berlebihan maka akan membuat anak menjadi manja. Untuk itulah sesekali berikan dia tantangan yang sesuai dengan usianya. Misalnya saja anda dapat menyuruhnya untuk pergi ke warung sendiri. tapi tetap pastikan bahwa si kecil aman sampai pulang. Setelah sampai rumah, berikan pujian. Ini sebagai tanda bahwa anda menghargai keberaniannya.

Cara di atas bisa anda coba untuk membentuk mental si kecil. Anda juga bisa mencoba cara lain yang sesuai dengan kondisi anda disana.

Demikianlah pembahasan tentang cara melatih mental si kecil agar pemberani. Semoga bermanfaat.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

9 Cara Orang Tua Membentuk Pribadi Anak yang Kuat Agar Tak Jadi Sasaran Bully Bagi Anak yang Nakal

Semua orangtua pasti ingin anak yang kuat dan tegar dalam menghadapi kehidupannya. Hal ini bisa dilatih sejak kecil sebab karakter ini tidak bisa melekat pada diri anak secara instan. Semuanya butuh proses dan pelan-pelan, tidak berhasil jika dilakukan terburu-buru. 

Hal yang Harus Dilakukan Orang Tua Membentuk Pribadi Anak yang Kuat, Berani dan Tegar

Kuat dan tegar sangat dibutuhkan terutama saat anak beranjak dewasa. Pasalnya, semakin meningkat umur anak, masalah yang dihadapi juga bertambah banyak. Tanpa mental yang kuat dan tegar, mudah terpuruk, stress, frustasi bahkan paling fatal bunuh diri. Anda tentu tidak ingin hal ini terjadi, karena itu harus mendidik si kecil dengan langkah berikut. 

1. Biarkan Anak Membuat Kesalahan, Maka Ia Akan Belajar

Berikan pemahaman kepada anak bahwa kesalahan yang dilakukan merupakan bagian dari proses. Jangan hakimi anak karena satu tindakan salah, supaya ke depannya lebih berani lagi menghadapi berbagai masalah. Orangtua tidak selamanya bisa hadir saat anak membutuhkan. 

Ajarkan anak bahwa kesalahan adalah hal biasa dalam hidup. Tanpa berbuat salah, sulit sekali mendapat pengetahuan dan pelajaran. Didik si kecil agar tidak malu berbuat salah, asalkan dapat belajar setelahnya. Komunikasikan juga apa yang harus dilakukan anak agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. 

2. Sering-seringlah Bertanya Pendapat Anak Tentang Apa Saja yang Ia Lakukan dan Miliki

Semua manusia memiliki otak untuk berpikir tak terkecuali anak. Karena itu, orangtua harus paham si kecil juga memiliki pendapat pada segala hal dalam hidupnya. Misalnya, saat akan berbelanja tas terdapat banyak pilihan warna dan model. Tanyakan pendapatnya mana tas yang bagus. 

Orangtua dapat menggunakan kalimat, “Menurut pendapatmu gimana, nak?” Cara ini memberi ruang kepada si kecil untuk mengutarakan isi hatinya. Tidak ada paksaan untuk sepaham dengan orangtua. Anak bisa lebih percaya kepada orangtua sebab mau mendengar pendapatnya.

3. Latih Anak Mencari Jalan Keluar dengan Berikan Kesempatan Memilih Solusi 

Saat anak memiliki masalah, tentu dia berpikir bagaimana cara mengatasinya. Mungkin terasa agak berat, tetapi pertanyaan ini lebih baik dibandingkan mendikte si kecil langkah yang harus dilakukan. Sebab, tidak selamanya anak mudah melakukan perkataan orang tua. 

Anak mungkin saja marah dan memberontak jika Bunda selalu mendikte. Sebagai manusia, si kecil juga harus diberi kesempatan untuk memikirkan solusi sendiri. Setelah itu, biarkan anak berdiskusi dengan tentang solusi tersebut. 

4. Jangan Dibatasi, Berikan Anak Ruang dan Biarkan Anak Eksplor 

Orangtua dapat bertanya atas pilihan anak dengan kalimat, “Kamu sudah mempertimbangkan pilihanmu?” Hal ini untuk meyakinkan anak dan memikirkan kembali pilihannya. Orangtua dapat menyodorkan beberapa pilihan lain jika melihat anak masih ragu. 

Selain itu, Bunda sebaiknya membiarkan si kecil menikmati dan melihat sendiri hasil atas pilihannya. Jika yang dipilih itu tepat, tentu bagus sekali dan berikan apresiasi. Namun, jika akhirnya pilihan anak keliru atau memberi hasil tidak sesuai harapan, itu memberikan pelajaran baginya.  

5. Jangan Paksa Anak untuk Terbuka, Biarkan dan Tunggu Sampai Ia Ingin Bercerita

Ada saatnya anak ingin menceritakan apa yang dialaminya pada orangtua. Namun, di lain waktu si kecil juga belum nyaman terbuka. Mungkin anak sedang memilih waktu yang tepat agar bisa terbuka dengan perasaan tenang. 

Orangtua harus memberikan ruang pada anak untuk terbuka atau tidak. Hindari memaksa anak membicarakan semua hal, padahal si kecil belum ingin terbuka. Hal ini membuat si kecil merasa dihargai oleh orangtuanya. 

6. Apresiasi Anak untuk Membuatnya Merasa DIhargai

Orangtua penting sekali memberikan apresiasi kepada si kecil atas usahanya mengerjakan sesuatu. Tidak harus pujian luar biasa, sebab ucapan sederhana juga mampu membentuk pribadi anak yang kuat dan bahagia. Si kecil merasa apa yang dilakukannya tidak sia-sia. 

Setiap anak ingin tahu bahwa orang tua bangga padanya. Hal ini digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan memperkuat keterampilan baru dalam mengerjakan sesuatu untuk dirinya. Secara tidak langsung juga mengajarkan anak untuk membuat keputusan bijaksana.

7. Tanyakan Bagaimana Perasaan Anak Atas Semua Hal yang Dialaminya 

Saat orangtua memperhatikan perasaannya, anak tentu bahagia. Setelah menceritakan semua hal, pendapat, masalah dan solusinya tunjukkan bahwa Anda tertarik dengan cerita anak. Menanyakan perasaan anak menunjukkan rasa empati dan keterlibatan orangtua.

Si kecil merasa aman, mandiri dan tidak sendiri. Perlahan, hal ini membentuk pribadi anak lebih kuat dan tegar dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Tunjukkan bahwa Bunda benar-benar hadir dan terhubung dengan si kecil. Mudah bagi anak berbagi jika orang tua memberikan respon yang tepat. 

8. Dan Sampaikan Bahwa Orangtuanya Selalu Ada untuk Si Kecil

Orangtua perlu mengingatkan anak bahwa orangtua selalu ada untuknya. Si kecil akhirnya tahu bahwa selalu ada tempat bertanya, bertukar pendapat, berdiskusi dan berkeluh kesah. Hubungan yang mendukung dan memberi ruang kepada anak membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang kuat. 

Berhenti melontarkan perintah saklek kepada si kecil. Sebaiknya orang lebih banyak memberikan pertanyaan untuk merangsang daya pikir si kecil. Cara ini mampu mengeluarkan kekuatan dari diri anak yang tidak pernah diduga sebelumnya. 

  1. Ajarkan Anak Cara Menghadapi Ketakutan 

Wajar saja si kecil menghindari semua hal menakutkan. Tetapi, jika dibiarkan tidak bagus untuk perkembangannya. Ketakutan hanya menghambat si kecil mengeksplor rasa ingin tahunya. Akibatnya tidak percaya diri menghadapi  berbagai tantangan hidup. 

Saat si kecil takut gelap, takut mandi, takut berinteraksi dengan orang baru, ajarkan anak agar dapat menghadapi rasa takut tersebut. Perlahan-lahan, bukan memaksa menerobos ketakutan. Tetapi, orang tua dapat menyemangatinya, mendukung dan memberi pujian saat berhasil meningkatkan keberanian.Itulah 9 cara yang harus dilakukan orang tua untuk membentuk pribadi anak yang kuat dan tegar. Hal ini penting sekali sebab semakin banyak tantangan dihadapi saat umur anak bertambah. Didik sejak kecil  untuk mendapatkan hasil optimal.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

8 Rahasia Orangtua dalam Mendidik Anak Disiplin yang Selalu Jadi Kebanggaan

Mengajarkan anak yang disiplin bukan berarti mengekang. Tetapi, orangtua menerapkan sejumlah peraturan agar hidup si kecil lebih baik setiap harinya. Disiplin diajarkan secara konsisten agar anak mandiri dan bertanggung jawab atas perbuatannya. 

Apapun Cita-citanya Kelak, Penting untuk Selalu Mengajarkan Kedisiplinan pada Anak 

Disiplin banyak sekali keuntungannya dalam hidup. Membentuk pribadi disiplin tidak mudah karena itu harus diajarkan sejak kecil secara pelan-pelan. Pola asuh tanpa menanamkan kedisiplinan membuat anak mengambil keputusan sendiri tanpa arahan orangtua, akhirnya terjadi hal yang tidak diinginkan. 

Oleh karena itu, orang tua sangat dianjurkan memberi pemahaman dan melatih anak agar dapat disiplin. Harus dibiasakan paham pada aturan dengan berbagai konsekuensi yang ada. Selanjutnya, berikan kesempatan pada anak untuk membuat pilihan. 

Kedisiplinan dapat mengurangi risiko bahaya pada anak. Sebab si kecil dibimbing mampu mengontrol diri agar tidak melakukan sesuatu yang negatif bagi diri dan orang lain. Orangtua tetap memperhatikan perasaan anak, tetapi dengan tegas menyampaikan apa yang seharusnya diketahui anak. 

Inilah Rahasia dari Orangtua dalam Menumbuhkan Perilaku Anak yang Disiplin

Anak yang disiplin membuat orangtua tenang melepaskannya untuk bermain, belajar di sekolah dan menikmati aktivitasnya yang lain. Disiplin bukan berarti memforsir anak harus mematuhi semua peraturan. Agar praktiknya lebih mudah, orangtua sebaiknya melakukan beberapa langkah berikut. 

1. Komunikasikan Peraturan yang Akan Orangtua Terapkan di Rumah

Sebelum menetapkan apa saja yang harus dilakukan dan dipatuhi anak, bicarakan dulu peraturan dengan anggota keluarga yang lain. Orangtua dapat berbicara dulu pada anak dan jelaskan aturan di rumah. Seperti merapikan tempat tidur, membuang kemasan bekas camilan di tempat sampah dan merapikan mainan setelah selesai menggunakannya. 

Peraturan tentang jam tidur anak, jadwal bermain dan belajarnya serta hal lain yang diperlukan. Tanyakan apa si kecil keberatan dengan semua peraturan tersebut. Dengarkan pendapat si kecil dengan lembut agar si kecil nyaman dan berani menyampaikan pendapat. 

2. Tegas pada Konsekuensi atau Hukuman Dari Setiap Pelanggaran yang Mungkin Dilakukan Anak

Anak melakukan kesalahan untuk pertama, jangan langsung beri hukuman. Tetapi, ingatkan dan beri nasihat agar ke depannya tidak diulangi. Namun, jika masih melakukan kesalahan silahkan beri hukuman yang ringan saja. 

Meskipun anak sedih, tetap menghukum anak. Memang tidak mudah bagi orang tua karena sayang anak, namun hal ini bagus untuk masa depannya. Kesalahan dan hukuman menjadi pengalaman untuk menjadikan si kecil lebih baik. 

3. Jadi Contoh Teladan yang Bisa Ditiru dan Dijadikan Panutan oleh Anak di Rumah 

Berusahalah menjadi contoh yang baik untuk anak. Sebab dia lebih mudah meniru perilaku dibandingkan menuruti perkataan orang tua. Karena itu, jika ingin anak disiplin, orangtua harus lebih dulu menerapkannya dalam kehidupan.

Misalnya, tidur malam hari sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Jika sekali melanggar, jelaskan alasannya pada anak. Tujuannya agar si kecil tidak ikut-ikutan tidur terlambat. Begitu juga pada aktivitas lainnya dilaksanakan sesuai kesepakatan peraturan.

4. Menjadi Pendengar yang Baik untuknya Ketika Anak Ingin Bercerita atau Berdiskusi dengan Orangtua

Jadilah pendengar yang baik bagi anak agar dia merasa disayang dan dihargai oleh orangtua. Tanpa hal ini wajar saja anak tidak mau menuruti perkataan Bunda. Selain orangtua, anak juga memiliki unek-unek yang ingin disampaikan atau diskusi bersama Bunda. 

Maka dari itu, jangan sesekali menyepelekan apa yang ingin dibicarakan anak. Saat anda mau mendengarkan, anak merasa ada tempat berlindung dan bergantung. Bukan berarti menjadikan anak mandiri, anak hanya butuh pembuktian bahwa dia tidak sendiri. 

5. Tetapkan Rutinitas yang Perlu Anak Lakukan dalam Kesehariannya 

Buatlah jadwal kegiatan atau rutinitas untuk dilakukan setiap harinya. Misalnya, harus bangun pagi, gosok gigi dan mandi pagi sebelum melakukan aktivitas lainnya. Ajak si kecil membuat jadwal kegiatannya sendiri untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab. 

Anda sebagai orangtua dapat memberi poin atau bintang saat si kecil berhasil melakukan hal sesuai jadwal tersebut. Gunakan pulpen atau pensil warna untuk menandai kegiatan yang selesai dikerjakan. Cara ini memudahkan anak mengetahui jeda untuk aktivitas berikutnya. 

6. Terus Konsisten untuk Melakukan Hal-hal yang Sudah Ditetapkan Sebagai Aturan dan Didikan  

Konsisten penting sekali diterapkan dalam pembentukan karakter disiplin anak. Orangtua harus konsisten pada peraturan yang sudah dibuat. Sebaiknya ayah dan ibu harus kompak dalam memberikan aturan agar anak tidak bingung. 

Jika si kecil membantah, orang tua harus menahan diri supaya tidak terbawa emosi. Bersikap kasar atau membentak sangat tidak disarankan supaya si kecil tidak berbalik marah dengan orang tua. Selain itu, dalam menerapkan konsisten bukan berarti harus memaksa, tetapi bersikap tegas.

7. Berikan Anak Kesempatan dengan Membiarkan Anak Memilih 

Anak yang masih kecil memiliki banyak sekali hal yang ingin dilakukan. Hal ini didukung oleh rasa ingin tahu si kecil sangat besar untuk mengeksplorasi lingkungannya. Orangtua boleh saja membiarkannya asalkan hal penting sudah diselesaikan.

Misalnya, si kecil boleh bermain di luar rumah setelah merapikan mainan di rumah yang selesai digunakan. Jika anak sudah bersekolah, maka berikan kesempatan padanya melakukan keinginannya setelah pulang sekolah dan meletakkan seragam di gantungan pakaian. 

8. Dan Jangan Lupa untuk Selalu Memberi Anak Apresiasi Atas Hal-hal yang Sudah Berhasil Dilakukannya dengan Baik

Ucapkan kata-kata apresiasi saat si kecil berhasil melakukan tugas atau pekerjaannya dengan baik. Orangtua dapat memberikan pujian atau ucapan Terima Kasih. Tujuannya untuk meningkatkan semangatnya agar hari berikutnya tetap disiplin. 

Bunda juga dapat memberikan kejutan kepada anak dalam bentuk hadiah. Tidak harus mahal, asalkan anak memahami konsep disiplin dengan baik. Mendapat hadiah membuat si kecil tahu bahwa yang dilakukan selama ini bukan hal sia-sia. Itulah 8 hal yang harus dilakukan orang tua agar memiliki anak yang disiplin. Kedisiplinan diajarkan sejak kecil agar lebih mudah diterapkan saat dewasa. Mendidik anak kecil lebih mudah karena lebih mudah baginya menuruti perkataan orangtua.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Tidak Semua Anak Lahir dengan Talenta Kemampuan Kreatif, Itulah Mengapa Penting untuk Melatih Sifat Kreatif pada Anak

Melatih anak menjadi kreatif dilakukan oleh orangtua di rumah dan guru di sekolahnya. Kreatif harus didukung dan dikembangkan dengan baik dari lingkungan sekolah maupun keluarga. Si kecil bisa mengeksplor kemampuan yang dimilikinya. 

Anak dengan sikap kreatif mampu memecahkan masalah dan menghadapi tantangan yang ada. Lebih maju dibandingkan anak yang hanya menerima pembelajaran sekolah. Semakin dewasa, kemampuan kreatif selalu dibutuhkan. 

Mendidik untuk memiliki sifat kreatif dilakukan bertahap dan konsisten. Membutuhkan waktu yang tidak sedikit guna mengasah kreativitas anak. Jika anak sudah bersekolah, orangtua jangan hanya mengharapkan guru melatih menjadi kreatif. Sebab tanggung jawab sebagai orangtua sangat dibutuhkan. 

Dan Berikut adalah Cara-cara yang Bisa Bunda Lakukan untuk Melatih Si Kecil Menjadi Anak yang Kreatif

Tidak sulit melatih anak yang kreatif asalkan orangtua sabar dan konsisten. Jika tidak diperhatikan sejak dini, ke depannya semakin sulit menumbuhkan kemampuan kreatif anak. Oleh karena, orangtua dapat menerapkan beberapa cara berikut.

1. Biarkan Si Kecil Bermain dengan Leluasa untuk Mengekspresikan Diri, Jangan Dibatasi Hanya Perlu Diawasi

Anak kecil memang masanya untuk menikmati segala jenis permainan. Bukan hanya untuk bersenang-senang namun juga meningkatkan kreativitas anak. Karena itu, penting bagi orangtua menyediakan berbagai fasilitas bermain untuk anak. 

Boleh juga membuat mainan sendiri melalui barang bekas. Caranya lihat di internet, ajak si kecil membuat bersama. Hal ini juga dapat meningkatkan kreativitas anak. Selanjutnya berbagai benda lain bisa digunakan anak menghasilkan mainan.

2. Izinkan Anak Berimajinasi, Mengekspresikan Semua yang Ia Pikirkan Sendiri 

Orangtua perlu mengizinkan anak berimajinasi, salah satunya dengan membaca buku. Berbagai cerita memicu si kecil berkhayal atau membayangkan sesuatu. Ajak si kecil memilih buku yang diinginkan di toko, kemudian libatkan dia saat membaca cerita.

Mendongeng juga erat kaitannya dengan imajinasi. Sebab perbendaharaan bahasa si kecil lebih meningkat setelah ia mendengar dongeng. Si kecil juga dapat bermain role play menjadi koki, dokter, guru atau profesi lain menggunakan perlengkapan mainan. 

3. Bunda Bisa Melatih Kreativitasnya dengan Memberikan Pertanyaan-pertanyaan Kreatif 

Ketika bersama anak dan melihatnya sedang menggunakan mainan, tanyakan bagaimana dia memainkan alat tersebut. Sebelum menjawab, tentu si kecil berpikir terlebih dulu. Hal ini memicu si kecil menghasilkan ekspresi baik verbal maupun non verbal. 

Tanyakan hal berhubungan dengan mainan, misalnya akibat yang terjadi saat kran air tidak ditutup, tidak menutup jendela di malam hari dan lain sebagainya. Perhatikan jawaban si kecil. Memang tidak semua jawaban benar, tetapi anak sudah memiliki kemampuan untuk berpikir. 

4. Jadilah Orangtua yang Suportif dengan Mendukung Minat dan Bakat yang Dimiliki Oleh Anak

Orangtua yang dekat dengan anaknya pasti tahu minatnya di bidang apa. Jika sering menggambar, orang tua dapat memberi dukungan sehingga ke depannya dia bisa menjadi desainer, arsitek atau pelukis. Anak memiliki minat merangkai bunga, ke depannya bisa memiliki bakat membuat buket. 

Fasilitasi anak sesuai bakatnya seperti sediakan crayon. Siapkan peralatan memasak untuk anak hobi di dapur. Anak memiliki minat membuat berbagai bentuk mainan, siapkan peralatan yang dibutuhkan. Tanyakan padanya apa yang dapat orang tua bantu.

5. Hindari Kata-kata yang Salah Karena Bisa Merusak Kepercayaan Diri Si Kecil Terhadap Kemampuannya 

Mungkin ketika anak melakukan hal tidak sesuai keinginan orangtua, langsung dicap anak salah. Hal ini sebaiknya dihindari jika ingin anak kreatif. Sebab, kata salah menghambat pemikiran ide anak dan sulit disalurkan. 

Misalnya, si kecil membuat roda kendaraan berbentuk segitiga. Gunakan kata menarik sekali untuk menanggapi gambar anak. Kemudian tanyakan, menurut anak apakah kendaraan tersebut dapat berjalan dengan kondisi ban segitiga. Jadi, tidak langsung mengatakan bahwa gambarnya salah. 

6. Bebaskan Anak Bereksplorasi dengan Melakukan Hal-hal yang Ia Sukai

Semua anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Karena itu, seharusnya orang tua tidak menahan anak menjelajahi hal yang diinginkan. Semua orang pasti ingin menemukan sesuatu untuk memuaskan keingintahuannya, begitu juga anak. 

Rasa ingin tahu melahirkan sifat kreatif. Meskipun begitu, orangtua juga harus mengingatkan bahaya dan hal apa saja yang tidak boleh dilakukan. Untuk mendukung kreativitas anak, orangtua penting sekali berwawasan luas guna memudahkan menjawab berbagai pertanyaan anak. 

7. Jangan Over Protektif, Tugas Kita Hanya Perlu Mengarahkan dan Mengawasinya 

Semua orangtua ingin melindungi anak tetapi sikap over protektif malah menghambat anak. Kurangi larangan jika itu berdampak baik bagi anak. Misalnya si kecil ingin memegang lumpur, kemudian Bunda melarangnya supaya tidak kotor tangan. Hal ini tidak baik untuk diterapkan. 

Memegang atau melakukan sesuatu merangsang saraf si kecil untuk perkembangannya. Jika semua dilarang, kapan anak bisa kreatif? Bahkan si kecil menjadi malas berinteraksi dengan hal baru karena biasanya tidak mendapat izin orangtua.

8. Berikan Apresiasi Atas Kemampuan Atau Hal-hal yang Sudah Ia Lakukan

Jangan lupa beri apresiasi anak saat berhasil membuat karya. Misalnya anak menggunakan kertas buku untuk membuat perahu dan selesai. Puji karyanya agar dia merasa senang. Si kecil akan berpikir bahwa orang tua mendukung kreativitasnya. 

Selanjutnya si kecil terdorong berimajinasi serta mencari hal baru lainnya. Terus belajar sendiri atau bersama teman-teman untuk meningkatkan kreativitas. Saat usaha anak gagal, orangtua dapat mendampinginya agar semangatnya tidak luntur. Itulah 8 hal dapat dilakukan orang tua untuk menumbuhkan pribadi anak yang kreatif. Penting sekali diterapkan sejak dini supaya ke depannya anak tidak melanjutkan apa yang sudah dipelajari. Jadi, jangan tunggu sampai si kecil remaja baru melatihnya.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top