Parenting

Meski Terlihat Sepele, Jangan Lakukan 5 Hal Ini Pada Bayi Yang baru Lahir!

Sembilan bulan sepuluh hari bukanlah waktu yang singkat untuk menunggu kehadiran buah hati. Tak heran begitu bayi lahir, suara tangis pertamanya mampu membuat sang ibu meneteskan air mata suka cita. Bahagia dan terharu adalah dua hal yang dirasakan ibu saat melihat wajah polos dan bisa mengenggam tangan halus yang  masih suci itu.

Kebahagiaan itu dengan cepat menular ke sekelilingnya.  Orang-orang di sekitarnya pun jatuh hati begitu melihat wajah menggemaskan bayi. Tak heran bila mereka berebut memberi perhatiaan untuk si kecil. Dari mulai membuat ekspresi wajah lucu demi membuatnya tertawa atau mencium dengan gemas. Namun tahukan Bunda,  meski terlihat sepele melakukan 5 hal bisa memberi pengaruh kurang baik untuk bayi.

Bayi memang menggemaskan, namun membiarkan semua orang menciumnya bisa menularkan bakteri

Saat bayi lahir pasti sangat menggemaskan, tak heran bila semua orang ingin menggendong atau bahkan ingin menciumnya sebagai bentuk kasih sayang. Namun hal itu sebaiknya jangan dilakukan saat bayi baru saja lahir. Terdengar kolot memang, namun bukan tanpa alasan mengapa saat bayi lahir sebaiknya jangan dicium oleh banyak orang. Selama seminggu pertama bayi masih memiliki imun tubuh yang sangat lemah. Ketika ada yang menciumnya, bisa saja menularkan bakteri dan kuman. Apalagi jika kondisi orang yang mencium dan menggendong tidak sedang dalam keadaan bersih, baik tangan ataupun mulutnya.

Jika anak anda terkena bakteri dalam usia yang masih terlalu dini, maka pengobatannya masih sulit. Mengingat bayi tersebut juga sedang beradaptasi dengan lingkungan baru yang notabene berbeda dengaan rahim  ibunya. Jika ada yang ingin mencium sebaiknya mintalah mereka mencuci tangan dan mulutnya. Pastikan juga mereka dalam kondisi sehat. Untuk lebih meminimalisir penularan bakteri sebisa mungkin hindari bepergian ke tempat ramai. Jangan segan untuk melakukan hal-hal tersebut demi kesehatan bayi ya Bunda!

Biarkan si bayi beradaptasi dengan tidak merubah jadwal apapun di rumah

Saat memiliki bayi, entah disadar atau tidak, akan ada perubahan besar yang terjadi. Bayi memang butuh perhatian khusus, tetapi anda tidak perlu merubah jadwal atau kebiasaan di rumah. Tidak perlu meminta semua orang diam saat si bayi sedang tidur atau menutup jendela agar si kecil bisa terlelap saat tidur disiang hari. Biarkan suasana rumah apa adanya, suara berisik dengan anak kecil ataupun tv justru akan membantu bayi anda beradaptasi dengan cepat pada suara bising. Dengan begitu dia pun tetap akan bisa tidur dengan lelap meski ada suara bising di sekitarnya.

Sebaiknya jaga kebersihan popok si bayi dan hindari penggunaan dot terlalu dini ya Bunda!

Bayi yang baru lahir akan buang air dan kotoran lebih banyak daripada bayi umur 6 bulan. Ini berarti bayi yang baru lahir harus diganti popoknya lebih sering. Periksalah popoknya secara teratur untuk memastikannya tetap bersih. Lakukan hal ini mengurangi kemungkinan terkena penyakit kulit. Jangan biasakan penggunaan popok lebih dari enam jam sekalipun masih bersih. Dengan begini bayi anda bisa terhindar dari ruam kulit yang disebabkan oleh suhu yang lembab.

Bayi lahir dengan naluri untuk mengisap, pada saat itu asi tetaplah makanan terbaik untuknya. Mengisap empeng terlalu dini dapat mengganggu jadwal menyusuinya. Bayi Anda terbiasa dengan kehangatan tubuh, detak jantung dan aroma tubuh anda. Daripada memberikan dot, menyusui justru bisa memberikan kenyamanan bagi bayi. Namun tidak perlu tengelam dalam rasa bersalah yang berlebihan juga jika anda belum bisa memberinya asinya. Untuk mengatasinya anda masih tetao bisa memberikan susu dari botol sesuai denggan nasihat dokter. Pastikan juga untuk selalu mencuci botol dan dot dengan air mendidih sebelum menggunakannya.

Gunakan baju sesuai dengan kondisi

Saat melihat bayi mungkin anda anda berpikir bahwa dia adalah mahkluk kecil yang rentan pada beberapa kondisi tertentu, termasuk cuaca. Mungkin bayi terlihat seperti kedinginan. Meskipun begitu, jangan memberi baju berlebihan. Gunakan baju sesuai dengan kondisi cuaca saat itu, jangan memberinya baju yang terlalu tebal  untuk menghindari suhu badan panas dan dehidrasi. Namun jangan juga memberikan baju yang terlalu tipis untuk menghindari si kecil masuk angin. Cara ampuh untuk menyiasati hal ini adalah dengan memberikan baju berlapis, sehingga mudah untuk ditambah atau dilepas agar mudah disesuaikan dengan suhu udara.

Meskipun terlihat sehat, jangan abaikan kontrol teratur ke dokter ya Bunda!

Mengingat bayi yang baru masih masih rentan terhadap beberapa kondisi tertentu, sebaiknya tetap lakukan kontrol ke dokter dengan teratur. Selain untuk memantau kesehatannnya, anda juga jadi bisa melihat perkembangan buah hati. Jadwalkan kunjungan ke dokter secara teratur.Kunjungan ke dokter juga dapat membuat anda cepat mengetahui bila sesuatu yang tidak normal terjadi bayi. Rasanya sulit bagi anda untuk melakukan sendiri, sebab hanya dokter yang bisa memastikan hal ini.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Mencari Tahu Apa Saja Penyebab Masalah Perkembangan Bayi dan Cara Mengatasinya

Mempunyai bayi dengan perkembangan yang optimal pasti impian setiap orang tua. Namun, terkadang bisa saja masalah perkembangan bayi terjadi dan membuat orang tua khawatir. Sebenarnya setiap adanya permasalahan pasti ada penyebabnya, sehingga harus bisa mengetahuinya. Tak terkecuali permasalahan yang dialami bayi. Karena tumbuh kembang tiap anak berbeda, maka orangtua juga perlu memahami apa saja permasalahan yang mungkin sedang dialami anaknya.

Berikut ini beberapa gangguan perkembangan bayi yang mungkin terjadi beserta dan bagaimana cara menanganinya. 

1. Ketika Bayi Terlambat Berjalan

Pada umumnya bayi berusia 8 bulan sudah mulai belajar berjalan. Jadi, jika di usia tersebut atau lebih belum bisa berjalan, mungkin terjadi masalah pada perkembangannya. Apalagi jika seiring bertambahnya usia dan tetap tidak menunjukkan kemampuan berjalan, wajib diwaspadai.

Namun, jika menjumpai bayi dengan masalah seperti ini, tidak perlu khawatir berlebihan karena ada beberapa cara untuk menanganinya. beberapa cara yang bisa dilakukan seperti memberikan stimulasi otot daging yang, mengajak anak sering bergerak dan membawanya ke tempat terapi. 

2. Saat si Kecil Terlambat Berbicara

Masalah perkembangan yang umum terjadi pada bayi yaitu terlambat berbicara. Masalah seperti ini bisa disebabkan karena beberapa faktor seperti orang tua yang tidak memberikan dorongan maupun stimulasi dan minimnya komunikasi dengan orang-orang disekitarnya.

Cara menangani masalah perkembangan yang seperti ini bisa dilakukan dengan melakukan stimulasi anak secara terus-menerus. Selain itu, bisa juga melakukan rangsangan dengan cara mengajaknya berbicara. Jika memungkinkan, mengajaknya ke tempat terapi.

3. Cerebral Palsy

Perlu diketahui jika cerebral palsy merupakan masalah perkembangan yang sudah terjadi saat bayi berada di dalam kandungan. Masalah ini ini dapat menyebabkan bayi lahir dalam keadaan cacat, pertumbuhan semakin melambat dan sistem motorik yang tidak normal.

Cara menangani masalah yang seperti ini bisa dilakukan dengan agar anak bisa tumbuh Mandiri dengan cara memperkenalkannya dengan berbagai kegiatan. Selain itu, bisa juga melatih dengan menggunakan alat agar kemampuan fisik anak dapat berkembang. 

4. Jika Anak Mengalami Autisme

Autisme merupakan masalah tumbuh kembang anak yang bisa terjadi karena beberapa faktor. Pada umumnya masalah perkembangan ini bisa ditandai dengan sulitnya kemampuan berinteraksi maupun berbicara, emosional yang berlebihan dan tidak dapat memahami situasi. 

Mempunyai bayi dengan masalah perkembangan seperti ini bisa diatasi dengan membawanya ke dokter khusus. Nantinya dokter akan memberikan penanganan yang tepat agar masalah tersebut bisa berkurang dan kemampuan berkomunikasi maupun berbicara bisa berkembang..

5. Sindrom Down

Sindrom Down merupakan masalah perkembangan bayi yang menunjukkan adanya keterlambatan tumbuh kembang. Perlu diketahui jika masalah seperti ini terjadi saat bayi di kandungan. Bahkan, masalah ini juga bisa menyebabkan bayi lahir dalam keadaan cacat fisik.

Sebenarnya masalah ini tidak ada upaya yang bisa dilakukan untuk menanganinya. Namun, sebagai orang tua bisa membawanya ke tempat terapi agar anak mempunyai keterampilan khusus. Selain itu, penting juga untuk melakukan pemeriksaan secara rutin dengan tujuan kesehatan tetap terjaga.

6. Gangguan Perawakan Pendek

Masalah lain dalam perkembangan bayi yaitu gangguan perawakan pendek. Sesuai dengan namanya, gangguan ini ditunjukkan dengan bayi yang mempunyai tubuh lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Penyebabnya bisa karena keturunan maupun kekurangan gizi.

Sebenarnya tidak ada cara khusus untuk menangani gangguan masalah yang satu ini. Namun, sebagai orang tua tetap harus memberikan terapi sejak dini. Selain itu, penting juga untuk memastikan agar kebutuhan gizi bayi tetap tercukupi.

Lalu Apa Saja Penyebab Gangguan Tumbuh Kembang Anak

Setelah mengetahui apa saja permasalahan pada perkembangan bayi, penting juga untuk mengetahui apa penyebabnya. Selengkapnya berikut ini penjelasan mengenai penyebab terjadinya masalah pada perkembangan bayi.

Dipengaruhi Oleh Faktor Keturunan

Bukan menjadi hal yang asing lagi jika faktor keturunan menjadi salah satu penyebab terjadinya gangguan tumbuh kembang anak. Misalnya saja jika bayi yang mempunyai tubuh yang pendek, mungkin saja ada salah satu anggota keluarga yang memang sama seperti itu. 

Lebih tepatnya berapa kan tubuh pendek disebabkan karena pertumbuhan tulang yang cenderung lambat dan bisa dikatakan tidak normal. Namun, orang tua tetap bisa mengupayakan berbagai cara seperti melakukan terapi. 

Kebutuhan Nutrisi yang Dibutuhkan Tidak Tercukupi

Kebutuhan nutrisi yang tidak tercukupi juga menjadi salah satu penyebab munculnya masalah perkembangan bayi. Inilah Kenapa saat anak sudah memasuki usia mendapatkan makanan, pasti kan memberikan makan yang bergizi.

Semakin tercukupi nutrisi yang dibutuhkan bayi, tentu akan berpengaruh penting terhadap tumbuh kembangnya. Selain itu, gizi yang tercukupi juga bisa menjamin kesehatan anak seiring bertambahnya usia. 

Mengalami Pertumbuhan Konstitusional

Masalah perkembangan bayi yang selanjutnya bisa disebabkan karena terjadinya pertumbuhan konstitusional atau pubertas tertunda. Meskipun sebenarnya anak dengan pertumbuhan yang seperti ini lahir dalam keadaan normal, tapi saat usia 1 tahun pertumbuhannya akan lambat.

Tentu saja dengan permasalahan yang seperti ini dapat menyebabkan pertumbuhan tulang bayi semakin lambat Begitu juga dengan tinggi badannya. Bahkan, permasalahan seperti ini juga bisa menyebabkan keterlambatan lainnya.

Gangguan Sistem Hormon

Masalah perkembangan bayi juga bisa disebabkan karena terjadinya gangguan sistem hormon. Kondisi seperti ini bisa terjadi saat bayi masih dalam kandungan, sehingga dapat mempengaruhi masalah pada tumbuh kembangnya.

Salah satu contoh gangguan sistem hormon seperti hipotiroidisme. Gangguan tersebut jika tidak segera diatasi atau mendapatkan penanganan yang tepat dapat menyebabkan sistem pertumbuhan anak bisa terhambat. 

Itulah penjelasan mengenai beberapa masalah yang terjadi pada perkembangan bayi. Terlepas dari permasalahan tersebut, banyak juga cara yang bisa dilakukan untuk menanganinya. Selain itu, ketahui juga apa saja penyebabnya untuk memudahkan penanganan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Ciri-ciri Gangguan Perkembangan Bayi Usia 0-6 Tahun

Terjadinya gangguan perkembangan bayi usia 0-6 tahun sering diabaikan, karena banyak orang tua yang tidak menyadari. Padahal perkembangan bayi sangat berpengaruh untuk masa depannya. Maka dari itu, penting mengetahui ciri-ciri anak yang mengalami keterlambatan perkembangan. Dengan demikian kita bisa memberikan anak stimulasi dan penanganan yang tepat, sesuai kebutuhannya.

5 Masalah pada Tahap Perkembangan Bayi

Setiap orang tua yang mempunyai anak penting untuk mengetahui apa saja masalah yang seringkali terjadi pada tahap perkembangan bayi di usia 0-6 tahun. Selengkapnya berikut ini penjelasan dari 5 masalah yang sudah terjadi tersebut.

1. Kemampuan Motorik 

Perlu diketahui jika motorik merupakan kemampuan anak dalam gerakan seperti memegang mainan atau melempar mainan tersebut. Pada umumnya saat anak sudah berusia 3 bulan, sudah mulai bisa mengangkat kepalanya, sehingga harus diperhatikan.

Sedangkan jika terjadi masalah pada kemampuan motorik ini anak akan menunjukkan beberapa hal seperti tidak bisa meraih mainan, tidak dapat memasukkan mainan ke mulut dan usia 6 bulan belum bisa duduk tanpa bantuan orang lain. 

2. Kemampuan Bahasa

Saat anak berusia mulai dari 0-6 tahun, mungkin bisa terjadi masalah pada tahap perkembangannya seperti tidak dapat merespon suara. Lebih tepatnya pada saat ini sudah berusia 3 sampai 4 bulan, seharusnya bayi sudah mulai bisa merespon suara, bahkan bisa mengoceh.

Permasalahan pada kemampuan bahasa bisa disebabkan karena beberapa faktor seperti gangguan spektrum autisme, menjadi masalah pada otot pengendali bicara dan gangguan pendengaran karena kelainan genetik. Tentu jika anak mempunyai masalah seperti ini, segera konsultasi dengan dokter.

3. Kemampuan Melihat

Sebenarnya saat anak berusia enam bulan pertama, penglihatannya memang belum jelas. Meskipun begitu, bayi di usia tersebut sudah mulai bisa melihat apapun yang ada di sekitarnya. Bahkan, sudah mulai bisa memberikan respon atau mengikuti gerakan orang lain.

Sedangkan bayi yang mengalami gangguan penglihatan bukan menunjukkan beberapa ciri-ciri seperti tidak dapat melihat tangannya sendiri saat berusia 2 bulan. Selain itu, gangguan penglihatan juga bisa dilihat dari adanya air mata terus mengalir. 

4. Kemampuan Sosial dan Emosional

Gangguan perkembangan bayi usia 0-6 tahun yang selanjutnya yaitu pada kemampuan sosial dan emosionalnya. Meskipun pada umumnya kondisi tersebut dapat dilihat saat anak sudah memasuki sekolah, tapi sudah mulai dapat dilihat saat anak berusia 3 bulan.

Permasalahan yang seperti ini bisa disebabkan karena beberapa faktor, seperti halnya hubungan anak dengan orang tua yang tidak berjalan dengan baik dan adanya gangguan bahasa. Sedangkan saat di usia 6 bulan pertama disebabkan karena gangguan kognitif.

5. Kemampuan Kognitif

Gangguan kognitif yang terjadi pada tahap perkembangan bayi di usia 0 sampai 6 tahun sangat berpengaruh terhadap fungsi intelektual bayi. Bahkan, gangguan ini juga bisa menyebabkan kesulitan anak dalam belajar dan mengganggu kesadarannya.

Biasanya anak dengan permasalahan kemampuan kognitif akan menunjukkan ciri-ciri seperti sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain, bahkan tidak bisa bermain dengan orang lain. Sedangkan gangguan ini disebabkan karena terjadinya cedera otak. 

3 Ciri-Ciri Anak dengan Gangguan Perkembangan

Bayi berusia 0-6 tahun yang mengalami gangguan perkembangan mempunyai ciri-ciri tersendiri dan dapat dilihat dengan jelas. Apa itu dari fisik atau responnya terhadap lingkungan. Lebih jelasnya berikut ini ciri-ciri anak dengan gangguan perkembangan

1. Postur Tubuh Pendek

Ciri-ciri anak yang mempunyai gangguan perkembangan yaitu mempunyai postur tubuh pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Gangguan seperti ini bisa disebabkan karena beberapa hal seperti penyakit, masalah genetik, kekurangan nutrisi hingga kekurangan hormon pertumbuhan.

Jika memang merasa postur anak lebih pendek dibandingkan anak seusianya, in salah satu solusi yang bisa dilakukan yaitu membawanya ke dokter untuk mendapatkan diagnosis lebih akurat. Bisa saja nantinya dokter akan menyarankan untuk melakukan terapi.

2. Belum Bisa Melakukan Sesuatu

Anak atau bayi di usia 0 sampai 6 tahun yang belum bisa melakukan sesuatu sesuai dengan anak sepantarannya, itu juga menjadi salah satu gangguan perkembangan. Misalnya saja saat di usia 4 bulan anak belum bisa mengangkat kepalanya dan menggenggam benda.

Contoh lainnya Saat berusia 12 bulan belum bisa mengoceh atau babbling dan berbicara satu katapun. Tentu jika mengetahui kondisi yang seperti ini diharapkan segera melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan. 

3. Tidak Tertarik Berinteraksi

Ciri-ciri anak dengan gangguan perkembangan yang selanjutnya tidak tertarik untuk berinteraksi dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Mungkin saja kondisi seperti ini disebabkan karena tidak mempunyai kontak mata.

Perlu diketahui jika keterbatasan kontak mata yang dimiliki juga menjadi salah satu tanda autisme. Begitu juga saat anak tidak tertarik untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar, segera periksakan ke dokter.

Risiko Keterlambatan Perkembangan

Bayi yang mengalami keterlambatan atau gangguan pada perkembangan mempunyai resiko tersendiri. Perlu diketahui jika keterlambatan perkembangan ini biasa terjadi saat berada di dalam kandungan ataupun setelah lahir.

Jadi, saat keterlambatan atau gangguan tersebut terjadi saat masih di dalam kandungan, memungkinkan bayi lahir dalam keadaan cacat. Bahkan, hal tersebut juga bisa berlangsung saat anak menjelang remaja. 

Perlu diketahui juga jika gangguan perkembangan atau keterlambatan ini bisa menjadi salah satu gejala dari kondisi medis seperti kelainan genetik, gejala spektrum autisme, distrofi otot, Landau kleffner syndrome dan sindrom x yang rapuh.

Demikian penjelasan mengenai gangguan perkembangan bayi usia 0-6 tahun. Dari penjelasan ini bisa diambil kesimpulan jika gangguan perkembangan bayi terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhinya. Begitu juga cara penanganannya juga sebaiknya diserahkan kepada dokter.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Anak Bahagia Akan Tumbuh Jadi Kebanggaan Orangtua, Begini Cara Mendidiknya

Memberikan masa kecil yang bahagia sangat penting, agar anak nanti bisa tumbuh jadi orang sukses dan tidak gampang stres. Sebagai orangtua, kita bisa melakukan sejumlah cara untuk mendidik anak agar bisa jadi anak yang bahagia.

Meski pada kenyataannya masih ada anak tidak bahagia seperti suka marah-marah, tantrum dan yang lainnya. Ada kalanya orang tua sendiri tidak tahu bahwa si kecil bahagia atau tidak. Maka, untuk memastikan anak bahagia, inilah yang harus Ayah dan Bunda ketahui terlebih dahulu. 

Ketahui Apa Saja Tanda-tanda Anak Bahagia yang Bisa Bunda Amati dari Tumbuh Kembangnya

Kebahagiaan merupakan perasaan senang, puas, gembira diikuti emosi positif membuat hidupnya lebih nyaman, tenang dan damai. Masa kanak-kanak yang bahagia memudahkan si kecil mengatur hidupnya menjadi lebih baik. Tanda-tanda si kecil bahagia bisa dilihat pada poin berikut: 

1. Jauh dari Suasana Hati yang Marah-marah, Anak Selalu Terlihat Puas dengan Apa yang Dimilikinya 

Anak yang bahagia merasa puas dan cukup pada semua miliknya mulai dari baju, mainan, buku dan yang lainnya. Si kecil tidak meminta sesuatu secara berlebihan agar tidak membuat orang tua kewalahan. Dia juga tidak ingin barang yang dimiliki orang lain. 

Kondisi ini memang dimiliki anak, tetapi tidak semuanya. Apalagi jika melihat mainan temannya lebih canggih dan baru, anak akan meminta orang tua membelikannya. Tetapi, jika si kecil bahagia merasa cukup pada semua mainan yang diberikan orang tuanya tanpa meminta lebih. 

2. Bunda Bisa Tahu Ia Bahagia, Karena Si Kecil Jarang Sekali Tantrum

Anak memiliki perasaan bahagia ditandai jarang menampakkan sikap tantrum. Si kecil lebih aktif dan ceria menikmati semua aktivitasnya setiap hari. Bahkan jika temannya meminta sesuatu sambil guling-guling agar cepat dituruti, si kecil bahagia tidak mengikutinya. 

Perilaku tantrum biasanya muncul saat keinginan anak tidak dipenuhi orang tuanya. Menangis kencang, menendang pintu, melempar barang, berguling di lantai rumah maupun luar rumah. Hal ini cukup memalukan serta membuat pusing orang tua. 

3. Jadi Sosok yang Disenangi Orang Lain, Karena Anak Senang Berbagi 

Si kecil bahagia senang berbagi apa saja dengan teman-temannya. Mulai dari mainan hingga makanan dinikmati bersama. Anak juga tidak segan menawarkan makanannya untuk orang tua atau orang lain yang ditemui dengan ramah dan sopan. 

Sebaliknya si kecil tidak bahagia sulit sekali memberikan barang atau makanan miliknya kepada orang lain. Pola asuh orang tua dapat mempengaruhi tindakan ini. Karena itu, saling berbagi harus ditanamkan sejak dini pada si kecil. 

4. Tidak Membangkang dan Patuh Pada Perkataan Orangtua

Tanda si kecil bahagia tidak memiliki sifat membangkang. Semua perkataan orang tua dipatuhi dengan senang hati. Tentu saja, orang tua jangan memaksakan semua keinginan pada anak. Berikan kebebasan namun tetap ada batasannya. 

Anak tidak bahagia sering sekali membangkang bahkan membentak orang tua. Saat ayah atau ibu menasehati, si kecil akan marah. Jika ada salah, dengan cepat meminta maaf. Sifat membangkang juga dapat disebabkan oleh kesalahan pola asuh. 

Beberapa Pola Asuh yang Tepat untuk Membuat Anak Bahagia 

Banyak cara bisa diterapkan demi kebahagiaan si kecil. Orang tua bertanggung jawab untuk membuat si kecil merasa bahagia selama hari-harinya. Namun, pola asuh yang salah dapat mengakibatkan anak tidak bahagia. Karena itu, langkah berikut yang dapat dilakukan orang tua. 

1. Selain Berfungsi Membangun Kedekatan, Mengajak Si Kecil Bermain Juga Membuatnya Jadi Anak Bahagia

Bermain merupakan kegiatan yang sangat disukai si kecil. Semua permainan bisa diajak oleh orang tua atau membiarkan si kecil bermain dengan teman-temannya. Dapat dilakukan di rumah, halaman, taman atau tempat lain khusus untuk bermain. 

Bermain meningkatkan kemampuan sosial si kecil, melatih kerja sama tim dan kepercayaan dirinya. Tanpa bergaul dengan teman-teman, ke depannya anak tidak percaya diri bergabung di keramaian. Anak juga merasa bahagia bermain bersama dibandingkan sendirian.

2. Ia Butuh Bersosial dengan Anak Seusianya, Untuk Itu Izinkan Anak Bermain di Luar 

Selain itu di dalam rumah, orang tua sebaiknya memberi izin si kecil beraktivitas di luar rumah. Terutama di pagi hari agar tubuhnya tercukupi kebutuhan sinar matahari. Bermain di luar memberi kesempatan pada si kecil untuk memperoleh suasana baru. 

Selain itu lebih mudah mendapatkan teman. Suasana hati anak lebih meningkat, aktif dan bahagia. Karakter untuk bersikap empati, berbagi dan beradaptasi dengan suasana baru pun bisa dipelajari secara langsung oleh si kecil. 

3. Jangan Sampai Kebablasan, Batasi Anak Menggunakan Perangkat Elektronik

Perangkat elektronik mulai dari televisi, laptop, tablet hingga smartphone sebaiknya dibatasi penggunaannya pada anak agar mereka bahagia. Karena setiap hari berinteraksi dengan perangkat elektronik mengakibatkan anak sulit bersosialisasi. 

Akibat di lingkungan luar rumah menyebabkan si kecil sulit mendapat teman. Bermain sendiri tanpa teman mudah merasa bosan. Oleh karena itu, agar anak lebih bahagia jangan biarkan bermain menggunakan media elektronik hingga berjam-jam.

4. Sehat Jasmani Juga Bisa Membuat Anak Bahagia, Maka Ajak si Kecil Olahraga Bersama

Olahraga bersama lebih menyenangkan dan seru dibandingkan sendiri. Meskipun orang tua sibuk, sebaiknya luangkan waktu untuk olahraga bersama di akhir pekan. Melakukan peregangan, berenang, bersepeda dan jogging dapat meningkatkan kebahagiaan. 

Kegiatan ini juga bagus untuk kesehatan fisik dan mental anak. Ikatan keluarga semakin kuat dan meninggalkan kenangan bahagia. Boleh juga si kecil berolahraga bersama teman-teman untuk mempererat pertemanan. 

5. Ajarkan Anak Bersyukur Atas Segala Hal yang Ia Miliki Dalam Hidupnya

Sebagai orang tua memiliki peran penting dalam pendidikan karakter si kecil. Karena itu, ajarkan si kecil bersyukur setiap hari. Meskipun ada kalanya terjadi sesuatu hal yang membuatnya sedih seperti mati kucing kesayangan atau hilangnya mainan, tetap ajari anak bersyukur. 

Hilang satu nikmat masih ada ribuan nikmat lain, sehingga bukan perbuatan baik bagi orang tidak bersyukur. Orang tua harus memperlihatkan contoh bersyukur supaya si kecil mudah memahaminya. Tanpa contoh teladan, sulit menanam pendidikan karakter pada anak. Itulah hal yang dapat dilakukan orang tua untuk menghasilkan anak bahagia di rumah maupun di luar. Kebahagiaan berhubungan erat dengan emosi, maka peran orang tua melatih anak cerdas secara emosi. Ajak anak menikmati udara luar agar mudah bergaul dengan teman sebaya.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top