Parenting

Menghilangkan Rasa Malas, Ketahui Dahulu penyebabnya

Mengatasi Anak Susah Makan, Anak Susah Makan

Anak malas belajar, malas makan, malas mandi dan malas-malas lainnya yang membuat anda kesal. Malas adalah salah satu prilaku buruk, dari setidaknya 117 prilaku butuk yang telah didefinisikan oleh para pakar psikologi perilaku.

Mengatasi Anak Susah Makan, Anak Susah MakanSebelum bagaimana cara mengatasi malas, lebih baik mengetahui dahulu ciri-ciri prilaku malas ada 8 yaitu sebagai berikut.

1. Menujukan minat yang amat rendah,2. Membuang-buang waktu.
3. Kurang atau tidak mempunyai tujuan.
4. Berantakan atau tidak teratur terus menerus.
5. Boleh jadi senang bicara dalam diskusi kelompok tetapi kemungkinan malah menjauhkan kelompok dari subjek.
6. Tingkah yang seolah-Seolah ingin mengatakan, masa bodoh.
7. Sering gagal memahami pelajaran di sekolah atau melakukan tugas-tugas.
8. Bisa jadi, membuatkan berbagai pembenaran untuk menutupi prilakunya.

Menjadi penyebab malas adalah kurangnya rasa percaya diri pada anak. Pada anak malas, bisa jadi ada perasaan bahwa dirinya gagal dalam segala sesuatu. Sementara jadi malas akan melenyapkan risiko kegagalan.

Disebutkan pula, prilaku malas disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan primer atau sekunder anak. Anak yang lapar, haus, kurang fit dan tidak bisa melarikan diri dari masalah yang ia hadapai, bisa menjadi anak malas.

Anak yang tidak terpenuhinya kebutuhan sekundernya juga berpotensi jadi malas. Jika dikucilkan dari kelompiknya. Jika gagal terus dalam berprestasi, anak jadi malas karena kebutuhan terhadap pencapaian tidak terpenuhi. Rendahnya prestasi juga memunculkan prilaku malas pada anak.

Terakhir anak yang merasa durubta tudaj verharga di mata teman sebaya dan orang dewasa juga akan jadi malas karena kebutuhannya atas status tidak terpenuhi.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Tidak Semua Anak Lahir dengan Talenta Kemampuan Kreatif, Itulah Mengapa Penting untuk Melatih Sifat Kreatif pada Anak

Melatih anak menjadi kreatif dilakukan oleh orangtua di rumah dan guru di sekolahnya. Kreatif harus didukung dan dikembangkan dengan baik dari lingkungan sekolah maupun keluarga. Si kecil bisa mengeksplor kemampuan yang dimilikinya. 

Anak dengan sikap kreatif mampu memecahkan masalah dan menghadapi tantangan yang ada. Lebih maju dibandingkan anak yang hanya menerima pembelajaran sekolah. Semakin dewasa, kemampuan kreatif selalu dibutuhkan. 

Mendidik untuk memiliki sifat kreatif dilakukan bertahap dan konsisten. Membutuhkan waktu yang tidak sedikit guna mengasah kreativitas anak. Jika anak sudah bersekolah, orangtua jangan hanya mengharapkan guru melatih menjadi kreatif. Sebab tanggung jawab sebagai orangtua sangat dibutuhkan. 

Dan Berikut adalah Cara-cara yang Bisa Bunda Lakukan untuk Melatih Si Kecil Menjadi Anak yang Kreatif

Tidak sulit melatih anak yang kreatif asalkan orangtua sabar dan konsisten. Jika tidak diperhatikan sejak dini, ke depannya semakin sulit menumbuhkan kemampuan kreatif anak. Oleh karena, orangtua dapat menerapkan beberapa cara berikut.

1. Biarkan Si Kecil Bermain dengan Leluasa untuk Mengekspresikan Diri, Jangan Dibatasi Hanya Perlu Diawasi

Anak kecil memang masanya untuk menikmati segala jenis permainan. Bukan hanya untuk bersenang-senang namun juga meningkatkan kreativitas anak. Karena itu, penting bagi orangtua menyediakan berbagai fasilitas bermain untuk anak. 

Boleh juga membuat mainan sendiri melalui barang bekas. Caranya lihat di internet, ajak si kecil membuat bersama. Hal ini juga dapat meningkatkan kreativitas anak. Selanjutnya berbagai benda lain bisa digunakan anak menghasilkan mainan.

2. Izinkan Anak Berimajinasi, Mengekspresikan Semua yang Ia Pikirkan Sendiri 

Orangtua perlu mengizinkan anak berimajinasi, salah satunya dengan membaca buku. Berbagai cerita memicu si kecil berkhayal atau membayangkan sesuatu. Ajak si kecil memilih buku yang diinginkan di toko, kemudian libatkan dia saat membaca cerita.

Mendongeng juga erat kaitannya dengan imajinasi. Sebab perbendaharaan bahasa si kecil lebih meningkat setelah ia mendengar dongeng. Si kecil juga dapat bermain role play menjadi koki, dokter, guru atau profesi lain menggunakan perlengkapan mainan. 

3. Bunda Bisa Melatih Kreativitasnya dengan Memberikan Pertanyaan-pertanyaan Kreatif 

Ketika bersama anak dan melihatnya sedang menggunakan mainan, tanyakan bagaimana dia memainkan alat tersebut. Sebelum menjawab, tentu si kecil berpikir terlebih dulu. Hal ini memicu si kecil menghasilkan ekspresi baik verbal maupun non verbal. 

Tanyakan hal berhubungan dengan mainan, misalnya akibat yang terjadi saat kran air tidak ditutup, tidak menutup jendela di malam hari dan lain sebagainya. Perhatikan jawaban si kecil. Memang tidak semua jawaban benar, tetapi anak sudah memiliki kemampuan untuk berpikir. 

4. Jadilah Orangtua yang Suportif dengan Mendukung Minat dan Bakat yang Dimiliki Oleh Anak

Orangtua yang dekat dengan anaknya pasti tahu minatnya di bidang apa. Jika sering menggambar, orang tua dapat memberi dukungan sehingga ke depannya dia bisa menjadi desainer, arsitek atau pelukis. Anak memiliki minat merangkai bunga, ke depannya bisa memiliki bakat membuat buket. 

Fasilitasi anak sesuai bakatnya seperti sediakan crayon. Siapkan peralatan memasak untuk anak hobi di dapur. Anak memiliki minat membuat berbagai bentuk mainan, siapkan peralatan yang dibutuhkan. Tanyakan padanya apa yang dapat orang tua bantu.

5. Hindari Kata-kata yang Salah Karena Bisa Merusak Kepercayaan Diri Si Kecil Terhadap Kemampuannya 

Mungkin ketika anak melakukan hal tidak sesuai keinginan orangtua, langsung dicap anak salah. Hal ini sebaiknya dihindari jika ingin anak kreatif. Sebab, kata salah menghambat pemikiran ide anak dan sulit disalurkan. 

Misalnya, si kecil membuat roda kendaraan berbentuk segitiga. Gunakan kata menarik sekali untuk menanggapi gambar anak. Kemudian tanyakan, menurut anak apakah kendaraan tersebut dapat berjalan dengan kondisi ban segitiga. Jadi, tidak langsung mengatakan bahwa gambarnya salah. 

6. Bebaskan Anak Bereksplorasi dengan Melakukan Hal-hal yang Ia Sukai

Semua anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Karena itu, seharusnya orang tua tidak menahan anak menjelajahi hal yang diinginkan. Semua orang pasti ingin menemukan sesuatu untuk memuaskan keingintahuannya, begitu juga anak. 

Rasa ingin tahu melahirkan sifat kreatif. Meskipun begitu, orangtua juga harus mengingatkan bahaya dan hal apa saja yang tidak boleh dilakukan. Untuk mendukung kreativitas anak, orangtua penting sekali berwawasan luas guna memudahkan menjawab berbagai pertanyaan anak. 

7. Jangan Over Protektif, Tugas Kita Hanya Perlu Mengarahkan dan Mengawasinya 

Semua orangtua ingin melindungi anak tetapi sikap over protektif malah menghambat anak. Kurangi larangan jika itu berdampak baik bagi anak. Misalnya si kecil ingin memegang lumpur, kemudian Bunda melarangnya supaya tidak kotor tangan. Hal ini tidak baik untuk diterapkan. 

Memegang atau melakukan sesuatu merangsang saraf si kecil untuk perkembangannya. Jika semua dilarang, kapan anak bisa kreatif? Bahkan si kecil menjadi malas berinteraksi dengan hal baru karena biasanya tidak mendapat izin orangtua.

8. Berikan Apresiasi Atas Kemampuan Atau Hal-hal yang Sudah Ia Lakukan

Jangan lupa beri apresiasi anak saat berhasil membuat karya. Misalnya anak menggunakan kertas buku untuk membuat perahu dan selesai. Puji karyanya agar dia merasa senang. Si kecil akan berpikir bahwa orang tua mendukung kreativitasnya. 

Selanjutnya si kecil terdorong berimajinasi serta mencari hal baru lainnya. Terus belajar sendiri atau bersama teman-teman untuk meningkatkan kreativitas. Saat usaha anak gagal, orangtua dapat mendampinginya agar semangatnya tidak luntur. Itulah 8 hal dapat dilakukan orang tua untuk menumbuhkan pribadi anak yang kreatif. Penting sekali diterapkan sejak dini supaya ke depannya anak tidak melanjutkan apa yang sudah dipelajari. Jadi, jangan tunggu sampai si kecil remaja baru melatihnya.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Sering Membuatnya Jadi Teladan, Beginilah Cara agar Anak Baik Hati yang Penting untuk Diajarkan

Dijadikan role model untuk anak-anak seusianya, memiliki anak yang baik hati jadi kesenangan tersendiri bagi orangtua. Selain karena ini adalah sesuatu yang positif, melihat si kecil tumbuh jadi sosok yang baik hati, tentu membuat Bunda bahagia sekali. 

Akan tetapi, anak yang baik hati tidak tercipta dengan sendirinya. Ia terbentuk karena kesadaran orangtua untuk mengajarkannya berbuat baik. Untuk itu, sangat penting mendidik Si Kecil mengenai kebaikan sejak usia dini agar saat besar nanti ia dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun bagaimana cara agar anak baik hati merupakan tantangan tersendiri yang harus ditaklukan. Butuh proses panjang dimana kesabaran dan emosional orang tua juga harus mampu dikendalikan.

Inilah Beberapa Cara Agar Anak Baik Hati yang Bisa Kita Lakukan Sebagai Orangtua

Orang tua adalah teladan utama yang bisa dilihat dan ditiru langsung oleh para anak. Jika ingin mereka tumbuh menjadi pribadi baik hati maka harus dimulai pula dengan lingkungan yang mendukungnya untuk tumbuh seperti itu. Sembari melakukan beberapa cara di bawah ini:

1. Menunjukkan Bahwa Menjadi Anak yang Ramah Itu adalah Sesuatu yang Baik

Walaupun masih kecil, tidak ada salahnya untuk memberikan contoh yang baik, misalnya saja dengan bersikap ramah. Setiap pagi saat jalan-jalan bersama dengan anak, cobalah untuk menyapa tetangga dengan suara lembut. Perlihatkan wajah hangat dan tetap tersenyum agar orang yang disapa juga merasa senang.

Secara tidak langsung Bunda sudah memberikan contoh kepada anak untuk berbagi kehangatan lewat sikap ramah. Lakukan sesering mungkin dan kepada siapa saja yang ditemui, si kecil akan tumbuh dengan sikap dan hati sama baiknya. Sikap ramah juga baik dan bisa membuat orang senang.

2. Siap Menjadi Teladan yang Baik untuk Ditiru Oleh Anak-anak Kita

Semenjak masih kecil sampai dengan dewasa anak akan memerlukan teladan atau role model yang bisa dilihat dan tiru sikap juga perkataannya. Tentu saja yang banyak berperan disini adalah orang tua, ketika Ayah atau Bunda berteriak pakai kata kasar anak juga bisa menirunya saat sudah tumbuh besar nanti.

Begitu juga sebaliknya, ketika orang tua bersikap baik juga selalu memakai kata-kata lembut pastinya akan berimbas baik pula pada anak. Oleh karena itu sebaiknya mulai biasakan untuk menggunakan kata-kata baik di depan anak, bersikap ramah agar nantinya bisa jadi contoh baik bagi mereka.

3. Berikan Ia Motivasi Menjadi Anak yang Baik Hati dengan Cerita Tentang Hal-Hal Positif

Selain menunjukkan dari sikap, sebaiknya ayah atau bunda juga menceritakan hal-hal positif setiap kali sedang tertimpa masalah. Cara ini sangat efektif untuk mendidik anak agar tumbuh menjadi pribadi yang tulus dan selalu memandang segala sesuatunya dari sisi berbeda-beda.

Bunda juga bisa berbagai kisah yang mengandung nilai positif agar bisa dijadikan teladan bagi anak. Misalnya saja bagaimana indahnya berbagi, kemudian saling tolong menolong dan semacamnya. Terus asah kemampuan si kecil agar dalam kepekaan emosional hatinya.

4. Hargai Usahanya, Berikan Pujian Saat Anak Berhasil Melakukannya

Jangan hanya paksa anak untuk terus melakukannya tanpa tau bagaimana kerasnya ia mencoba. Jika si kecil sudah mencoba usahakan untuk memberinya reward semacam pujian kata-kata sederhana saja. Dengan begitu mereka merasa termotivasi untuk selalu melakukannya karena merasa diapresiasi.

Butuh dukungan besar dari peran orang-orang sekitar saat mereka mencoba untuk melakukan apa yang sudah diajarkan oleh orang tuanya. Tidak perlu pakai barang-barang mewah, cukup dengan kata-kata pujian seperti “kakak hebat sudah bisa berbagi makanan sama kakek tadi, terimakasih ya kak “

5. Buat Anak Mengerti dengan Menunjukan Alasan Berbuat Baik

Biasanya anak akan suka bertanya alasan orang tuanya mengajarkan pendidikan atau sikap tertentu kepada mereka. Orangtua juga harus sadar dan mau menjelaskan kepada si kecil mengapa berbuat baik ke orang lain itu perlu. Pakai alasan yang jelas dan lebih kompleks agar ia mau memahami.

Misalnya dengan mengatakan bahwa berbuat baik itu imbas atau efeknya juga akan ke diri sendiri. Jadi jika menolong orang lain maka suatu saat Tuhan juga akan menolongnya saat sedang kesulitan. Anak akan mudah mengerti jika kata-katanya dirangkai dengan sederhana.

6. Berikan Ia Pemahaman Tentang Berbuat Sesuatu Secara Sukarela Berarti Ikhlas

Ajarkan pula kepada anak jika berbuat baik adalah pekerjaan mulia. Saat besar nanti boleh arahkan anak untuk mencoba jadi relawan yang berarti melakukan sesuatu dengan ikhlas. Tidak perlu sampai ke skala besar, karena peran sekecil apapun nantinya juga sangat berguna bagi mereka. Misalnya saja dengan membantu korban banjir di daerah sekitar.

Ajak anak untuk mempelopori gerakan anak-anak seusianya. Mengunjungi rumah para orang tua yang kesusahan dan tidak ada sumber makanan bertahan hidup. Dengan terlibat langsung dengan aksi sosial semacam ini si kecil jadi lebih aktif dan tertarik untuk melakukannya lagi.

7. Berusahalah untuk Selalu Konsisten dan Disiplin Menjalankannya Setiap Hari

Menanamkan kebiasaan baik tentu bukan hal instan yang hasilnya bisa nampak dalam waktu satu dua hari saja. Ada proses panjang yang dapat mendukung si kecil tumbuh seperti itu, agar si kecil tumbuh menjadi pribadi yang baik hati tentu nilai-nilai mulia tersebut harus ditanamkan dari awal.

Kedisiplinan dan selalu menjaga konsistensi adalah hal yang tidak boleh dilewatkan. Setiap hari orang tua ayah dan ibu tidak boleh absen untuk mengajarkan nilai-nilai mulia tersebut. Misalnya menceritakan kisah-kisah orang yang baik hatinya.

8. Jalankan Semua Ajaran Tersebut dengan Tetap Memberinya Kasih Sayang yang Tulus 

Terakhir setiap kali memberikan pelajaran tersebut ke anak jangan paksakan jika memang si kecil sedang bosan. Harus ada taburan cinta juga kasih sayang di setiap kata-katanya, jadi jangan hanya memaksa saja tanpa tahu kondisi sebenarnya.

Ketika pelajaran diberikan dengan cinta dan kasih sayang tentu saja akan membuat si kecil merasa nyaman. Tidak akan ada luapan emosi negatif jika ternyata si kecil tidak bisa menerimanya dengan baik. Semua hal yang diawali dengan ketulusan akan berbuah manis

Menjadi pribadi yang baik tidak hanya soal tolong menolong saja, masih banyak definisi baik lainnya. Misalkan saja bisa menempatkan diri dalam lingkungan tertentu, bisa menerima pemikiran dari orang lain, dan semacamnya.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top