Melatih anak menjadi kreatif dilakukan oleh orangtua di rumah dan guru di sekolahnya. Kreatif harus didukung dan dikembangkan dengan baik dari lingkungan sekolah maupun keluarga. Si kecil bisa mengeksplor kemampuan yang dimilikinya.
Anak dengan sikap kreatif mampu memecahkan masalah dan menghadapi tantangan yang ada. Lebih maju dibandingkan anak yang hanya menerima pembelajaran sekolah. Semakin dewasa, kemampuan kreatif selalu dibutuhkan.
Mendidik untuk memiliki sifat kreatif dilakukan bertahap dan konsisten. Membutuhkan waktu yang tidak sedikit guna mengasah kreativitas anak. Jika anak sudah bersekolah, orangtua jangan hanya mengharapkan guru melatih menjadi kreatif. Sebab tanggung jawab sebagai orangtua sangat dibutuhkan.
Dan Berikut adalah Cara-cara yang Bisa Bunda Lakukan untuk Melatih Si Kecil Menjadi Anak yang Kreatif
Tidak sulit melatih anak yang kreatif asalkan orangtua sabar dan konsisten. Jika tidak diperhatikan sejak dini, ke depannya semakin sulit menumbuhkan kemampuan kreatif anak. Oleh karena, orangtua dapat menerapkan beberapa cara berikut.
1. Biarkan Si Kecil Bermain dengan Leluasa untuk Mengekspresikan Diri, Jangan Dibatasi Hanya Perlu Diawasi
Anak kecil memang masanya untuk menikmati segala jenis permainan. Bukan hanya untuk bersenang-senang namun juga meningkatkan kreativitas anak. Karena itu, penting bagi orangtua menyediakan berbagai fasilitas bermain untuk anak.
Boleh juga membuat mainan sendiri melalui barang bekas. Caranya lihat di internet, ajak si kecil membuat bersama. Hal ini juga dapat meningkatkan kreativitas anak. Selanjutnya berbagai benda lain bisa digunakan anak menghasilkan mainan.
2. Izinkan Anak Berimajinasi, Mengekspresikan Semua yang Ia Pikirkan Sendiri
Orangtua perlu mengizinkan anak berimajinasi, salah satunya dengan membaca buku. Berbagai cerita memicu si kecil berkhayal atau membayangkan sesuatu. Ajak si kecil memilih buku yang diinginkan di toko, kemudian libatkan dia saat membaca cerita.
Mendongeng juga erat kaitannya dengan imajinasi. Sebab perbendaharaan bahasa si kecil lebih meningkat setelah ia mendengar dongeng. Si kecil juga dapat bermain role play menjadi koki, dokter, guru atau profesi lain menggunakan perlengkapan mainan.
3. Bunda Bisa Melatih Kreativitasnya dengan Memberikan Pertanyaan-pertanyaan Kreatif
Ketika bersama anak dan melihatnya sedang menggunakan mainan, tanyakan bagaimana dia memainkan alat tersebut. Sebelum menjawab, tentu si kecil berpikir terlebih dulu. Hal ini memicu si kecil menghasilkan ekspresi baik verbal maupun non verbal.
Tanyakan hal berhubungan dengan mainan, misalnya akibat yang terjadi saat kran air tidak ditutup, tidak menutup jendela di malam hari dan lain sebagainya. Perhatikan jawaban si kecil. Memang tidak semua jawaban benar, tetapi anak sudah memiliki kemampuan untuk berpikir.
4. Jadilah Orangtua yang Suportif dengan Mendukung Minat dan Bakat yang Dimiliki Oleh Anak
Orangtua yang dekat dengan anaknya pasti tahu minatnya di bidang apa. Jika sering menggambar, orang tua dapat memberi dukungan sehingga ke depannya dia bisa menjadi desainer, arsitek atau pelukis. Anak memiliki minat merangkai bunga, ke depannya bisa memiliki bakat membuat buket.
Fasilitasi anak sesuai bakatnya seperti sediakan crayon. Siapkan peralatan memasak untuk anak hobi di dapur. Anak memiliki minat membuat berbagai bentuk mainan, siapkan peralatan yang dibutuhkan. Tanyakan padanya apa yang dapat orang tua bantu.
5. Hindari Kata-kata yang Salah Karena Bisa Merusak Kepercayaan Diri Si Kecil Terhadap Kemampuannya
Mungkin ketika anak melakukan hal tidak sesuai keinginan orangtua, langsung dicap anak salah. Hal ini sebaiknya dihindari jika ingin anak kreatif. Sebab, kata salah menghambat pemikiran ide anak dan sulit disalurkan.
Misalnya, si kecil membuat roda kendaraan berbentuk segitiga. Gunakan kata menarik sekali untuk menanggapi gambar anak. Kemudian tanyakan, menurut anak apakah kendaraan tersebut dapat berjalan dengan kondisi ban segitiga. Jadi, tidak langsung mengatakan bahwa gambarnya salah.
6. Bebaskan Anak Bereksplorasi dengan Melakukan Hal-hal yang Ia Sukai
Semua anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Karena itu, seharusnya orang tua tidak menahan anak menjelajahi hal yang diinginkan. Semua orang pasti ingin menemukan sesuatu untuk memuaskan keingintahuannya, begitu juga anak.
Rasa ingin tahu melahirkan sifat kreatif. Meskipun begitu, orangtua juga harus mengingatkan bahaya dan hal apa saja yang tidak boleh dilakukan. Untuk mendukung kreativitas anak, orangtua penting sekali berwawasan luas guna memudahkan menjawab berbagai pertanyaan anak.
7. Jangan Over Protektif, Tugas Kita Hanya Perlu Mengarahkan dan Mengawasinya
Semua orangtua ingin melindungi anak tetapi sikap over protektif malah menghambat anak. Kurangi larangan jika itu berdampak baik bagi anak. Misalnya si kecil ingin memegang lumpur, kemudian Bunda melarangnya supaya tidak kotor tangan. Hal ini tidak baik untuk diterapkan.
Memegang atau melakukan sesuatu merangsang saraf si kecil untuk perkembangannya. Jika semua dilarang, kapan anak bisa kreatif? Bahkan si kecil menjadi malas berinteraksi dengan hal baru karena biasanya tidak mendapat izin orangtua.
8. Berikan Apresiasi Atas Kemampuan Atau Hal-hal yang Sudah Ia Lakukan
Jangan lupa beri apresiasi anak saat berhasil membuat karya. Misalnya anak menggunakan kertas buku untuk membuat perahu dan selesai. Puji karyanya agar dia merasa senang. Si kecil akan berpikir bahwa orang tua mendukung kreativitasnya.
Selanjutnya si kecil terdorong berimajinasi serta mencari hal baru lainnya. Terus belajar sendiri atau bersama teman-teman untuk meningkatkan kreativitas. Saat usaha anak gagal, orangtua dapat mendampinginya agar semangatnya tidak luntur. Itulah 8 hal dapat dilakukan orang tua untuk menumbuhkan pribadi anak yang kreatif. Penting sekali diterapkan sejak dini supaya ke depannya anak tidak melanjutkan apa yang sudah dipelajari. Jadi, jangan tunggu sampai si kecil remaja baru melatihnya.