Belajar tidak melulu duduk tenang sambil membaca buku atau mengerjakan tugas. Kebanyakan sekolah menerapkan sistem tersebut, padahal bisa saja setiap anak mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, orang tua perlu memahami gaya belajar anaknya.
Jika anak mendapat nilai pelajaran yang kurang memuaskan, bukan berarti anak bodoh lho. Ayah dan bunda perlu menggali lebih dalam kemungkinan penyebabnya. Mungkin gaya belajar anak tidak sesuai dengan di sekolah. Nah, agar dapat mendampingi anak belajar secara maksimal, maka ayah dan bunda perlu mengenali macam-macam gaya belajar anak.
- Gaya belajar auditori
Anak dengan gaya belajar auditori lebih suka mendengarkan saat belajar, misalnya dibacakan buku, diskusi, atau mendengar penjelasan dari orang lain. Ketika membaca buku pun anak lebih senang dengan membaca secara keras atau minimal menggerakkan bibirnya, bukan membaca dalam hati.
Untuk mendampingi anak dengan gaya belajar auditori, orang tua bisa memfasilitasi dengan memberikan rekaman materi belajar, membacakan buku, atau mengajak anak diskusi. Biasanya anak akan mudah terganggu jika ada suara berisik atau keributan saat belajar.
- Gaya belajar visual
Gaya belajar visual mengandalkan indra penglihatan ketika belajar. Anak dengan gaya belajar visual lebih mudah paham jika belajar dengan melihat langsung, misalnya dengan alat peraga, gambar, video, contoh, dan lebih memilih membaca buku sendiri daripada dibacakan.
Orang tua dapat membantu anak belajar dengan menyediakan materi berupa video, mengajak anak membaca buku yang banyak gambar ilustrasinya, dan mengajak anak untuk menuangkan ide-idenya ke dalam gambar.
- Gaya belajar kinestetik
Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar dengan cara bergerak, menyentuh dan melakukan sendiri atau praktek. Mereka cenderung tidak bisa berlama-lama duduk diam. Anak dengan gaya belajar kinestetik lebih suka untuk mengeksplorasi hal yang ingin dipelajarinya.
Jadi, jika anak tidak mau diam, jangan langsung dimarahi dan dicap anak nakal ya. Bisa jadi memang gaya belajarnya kinestetik. Ayah dan bunda bisa membantu anak belajar dengan praktek langsung dan melihat objek yang dipelajari secara langsung.
Anak bisa mempunyai gaya belajar gabungan, misalnya auditori-visual dan lainnya. Orang tua perlu sabar agar dapat memahami gaya belajar anak dan mendampinginya dengan maksimal.
