Extra

Mengenal Bagaimana Perkembangan Mental Anak Usia 4 – 5 Tahun

Usia bawah lima tahun merupakan masa golden age di mana sebagai orang tua sangat penting untuk memperhatikan perkembangan anak di usia ini. Terlebih lagi terkait perkembangan mental anak usia 4 – 5 tahun yang biasanya mulai muncul pada fase ini terkadang membuat bingung banyak orang tua.

Fase Perkembangan Mental Anak Usia 4 – 5 Tahun

Fase perkembangan anak usia 4 – 5 tahun merupakan fase yang sangat penting karena saat usia tersebut anak-anak mulai mudah meniru apa yang mereka lihat di lingkungan sekitarnya. Perkembangan emosional anak pada usia ini juga lebih sulit ditangani daripada usia di bawahnya.

Anak-anak sudah mulai memasuki fase initiative vs guilt. Pada fase ini mereka mulai menunjukkan rasa ingin mandiri dan lepas dari ikatan orang tua mereka. Anak-anak memiliki keinginan untuk bergerak dengan bebas dan berinteraksi dengan teman-teman maupun lingkungan sekitarnya.

Keinginan tersebut muncul karena adanya rasa inisiatif yang tumbuh dalam diri mereka. Namun, di satu sisi anak-anak juga akan lebih mudah merasa sedih atau marah jika apa yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan. Hal tersebut dikarenakan sudah muncul rasa bersalah atau guilt dalam diri mereka.

Tahap Perkembangan Emosi Anak Usia 4 – 5 Tahun

Memahami bagaimana perkembangan anak khususnya saat masih usia balita tentu sangat penting bagi orang tua agar mereka bisa memberikan treatment yang tepat saat mendidik. Usia balita merupakan usia di mana anak-anak sedang senang-senangnya bermain sebagaj kegiatan primer mereka.

Di usia ini anak-anak juga akan mulai melakukan inisiatif dan belajar tentang arti diabaikan dan ditanggapi dengan baik. Mereka akan mulai paham dan merasakan apa itu arti diterima dan ditolak. Jika tanggapannya baik maka anak pun akan belajar banyak hal seperti bagaimana bekerja sama dengan teman.

Selain itu, mereka juga akan belajar tentang bagaimana menjadi seorang pemimpin dalam permainan sehingga jiwa leadership pun akan tumbuh. Namun, jika tanggapan yang diberikan berupa penolakan maka anak-anak akan merasa takut dan bersalah. Sehingga akan muncul ketergantungan pada kelompok.

Cara Menstimulasi Anak Agar Berekspresi

Mengungkapkan ekspresi sangatlah penting untuk dilakukan baik itu ekspresi bahagia, sedih, ataupun marah. Jangan sampai apa yang dirasakan oleh sang anak tidak bisa diekspresikan dan terpendam karena bisa menimbulkan tekanan dalam diri mereka. Stimulus bisa dilakukan dengan berbagai cara.

Mulai dari mengenalkan anak-anak pada huruf dan angka sambil bermain, membiarkan mereka bermain dengan temannya selama masih tetap bisa diawasi, buang air sendiri, dan lain sebagainya. Selera humor anak pada usia ini juga akan mulai terlihat dan bahkan mereka cenderung ingin menarik perhatian.

Pada usia ini mereka bahkan bisa tertawa atau membuat tingkah laku yang lucu agar orang-orang di sekitarnya tertarik. Di sinilah anak-anak mulai belajar bagaimana mengeluarkan ekspresinya seperti orang dewasa. Sehingga mereka mulai memahami apa itu emosi dan mental yang dirasakan dari dalam hati.

Cara Untuk Membantu Perkembangan Emosional Agar Berjalan Baik

Anak-anak sudah bisa diajarkan bagaimana cara memecahkan masalah sejak usia 2 sampai 3 tahun. Usia 4 – 5 tahun pun sangat penting untuk melatih mereka bagaimana menyelesaikan suatu masalah. Seperti ketika mereka berebut mainan dengan teman, berkelahi, dan masalah lainnya.

Ajarkan kepada mereka untuk menyelesaikan masalah dengan baik tanpa harus saling berkelahi. Berikan ruang kepada mereka untuk mengungkapkan emosinya melalui ekspresi. Perlu disadari bahwa bagaimanapun juga anak adalah peniru ulung orang tua dan lingkungan sekitarnya.

Mereka akan dengan mudah mengikuti setiap perilaku, kebiasaan, perkataan, dan sikap orang lain. Oleh karena itu, Anda bisa mulai mengajak anak-anak untuk berbagi cerita tentang aktivitas apa saja yang mereka lakukan seharian. Berikan waktu agar mereka bisa mengobrol dengan santai dan lebih rileks.

Mengetahui Perkembangan Anak Usia 4 – 5 Tahun

Mengikuti setiap perkembangan anak dari usia ke usia adalah hal yang paling berharga bagi orang tua. Tak terasa waktu begitu cepat hingga anak-anak sudah bisa melakukan banyak hal sesuai dengan usianya. Apa saja kemampuan dan perkembangan yang biasanya sudah dimiliki oleh anak-anak di usia tersebut?

Kemampuan Motorik Kasar

Saat memasuki usia 4 tahun anak-anak biasanya sudah bisa melakukan kemampuan motorik kasar seperti daftar berikut ini:

  1. Kemampuan bagaimana menyeimbangkan tubuh dengan mengangkat satu kaki selama 1 sampai 5 detik
  2. Berjalan sambil melompat kesana-kemari atau melompat di tempat
  3. Berjalan menaiki anak tangga sendiri tanpa bantuan orang dewasa
  4. Menaiki sepeda dengan menggunakan roda tiga
  5. Berlari-larian
  6. Memahami wilayah nyaman mereka
  7. Kemampuan berimajinasi yang tinggi seperti saat mengejar bola mereka akan berimajinasi seolah seperti pemain bola sungguhan yang sedang bertanding di lapangan

Kemampuan Motorik Halus

Saat anak berusia 4 sampai 5 tahun motorik halus mereka juga sudah mengalami perkembangan. Mereka memiliki kemampuan dengan baik dan mata dengan tangan bisa berkoordinasi semakin tajam. Kemampuan yang bisa dilakukan seperti mengambil benda yang kecil dan mewarnai tanpa keluar garis.

Selain itu, mereka juga bisa menyelesaikan puzzle sederhana. Kemampuan menggambar dan meniru apa yang dibuat oleh orang lain juga sudah bisa mereka melakukan seperti bentuk dasar kotak, lingkaran, segitiga, dan lainnya. Di sini kreatifitas dan imajinasi anak akan semakin terlatih.

Kemampuan Sosial dan Emosional

Anak akan semakin mandiri dan matang saat memasuki usia 4 sampai 5 tahun. Bahkan mereka akan berusaha untuk melakukan beberapa hal sendiri tanpa bantuan orang dewasa. Anda tidak perlu khawatir dalam hal ini karena fase perkembangan ini merupakan hal yang normal dan wajar.

Mereka mulai belajar untuk mengendalikan emosi dalam diri dan belajar menjadi mandiri. Dalam hal ini Anda bisa mengajarkan beberapa hal seperti bagaimana mencuci tangan sendiri, menyikat gigi, menyiapkan sarapan, memakai baju, dan lainnya. Anak-anak sudah mulai paham bagaimana mengerti perasaan orang lain.

Kemampuan Komunikasi dan Bahasa

Di usia 4 – 5 tahun anak-anak semakin lancar berbicara meskipun terkadang tidak jelas namun sudah tidak menggunakan bahasa bayi lagi. Mereka sudah bisa menggunakan kata-kata yang bisa terdengar dengan jelas, bercerita, menyebutkan nama, alamat, dan lain sebagainya.

Bahkan di usia ini anak-anak juga sudah bisa mengungkapkan pendapat mereka terhadap sesuatu. Anda pun bisa mengajak mereka untuk ngobrol atau berdiskusi ringan. Fase usia ini mereka juga akan mulai senang bernyanyi lagu kesukaan. Maka ajarkanlah hal-hal dan kata-kata yang baik.

Mandiri dan Ingin Mencoba Melakukan Banyak Hal

Saat memasuki fase usia 4 – 5 tahun mungkin Anda akan mulai mendengar anak-anak sering berkata “aku bisa sendiri”. Itu artinya mereka sudah mulai muncul inisiatif untuk belajar mandiri tanpa bantuan orang. Seperti hal sepele menggosok gigi sendiri, mengemas tas sendiri, memilih baju sendiri, dan lainnya.

Meskipun terkadang mungkin baju yang mereka pilih gak matching motifnya dan terkadang bisa menguji kesabaran. Namun, Anda tidak harus langsung membantunya dan jangan terburu-buru untuk melakukan koreksi. Karena jika demikian maka anak akan merasa tidak dihargai dan menjadi marah.

Jika mereka mulai marah dan kesal maka hal tersebut bisa menjadikannya malas untuk melakukan hal-hal dasar yang justru ketika dewasa nanti mereka malah tidak bisa mandiri dan bergantung pada orang. Di sini peran orang tua adalah sebagai pendamping anak-anak untuk melakukan apa yang mereka inginkan.ndamping

Cara Mendidik Anak Usia 4 – 5 tahun

Cara mendidik anak harus disesuaikan dengan rentang usianya. Karena setiap fase usia biasanya memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Sebagai orangtua tentu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter kuat dan baik.

Mengembangkan Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual sangat dibutuhkan dan diajarkan sejak dini pada anak-anak. Ketika anak sudah memasuki usia 4 – 5 tahun maka perlu mulai diajarkan tentang sang pencipta dan ajaran agama. Sehingga sedari dini mereka memiliki hubungan spiritual yang baik dan akan dibawa hingga dewasa.

Anda bisa mulai mengajarkannya dengan cara membuka wawasan dan pikiran mereka tentang sosok sang pencipta. Masukkan anak-anak lembaga pengajaran seperti kalau dalam agama Islam dikenal dengan TPQ. Di sini anak-anak akan mulai belajar untuk mendalami agamanya dari dasar.

Menumbuhkan Rasa Cinta Kasih Sayang

Emosi anak pada usia 4 sampai 5 tahun sudah mulai terbentuk sehingga penting sekali untuk mulai mengajarkannya bagaimana menyayangi dan mencintai orang lain khususnya keluarga. Lakukan hal-hal sederhana seperti memberikan pelukan hangat dan mengungkapkan rasa sayang secara terbuka.

Mulailah ajarkan kepada anak-anak untuk peduli kepada orang lain, menumbuhkan rasa empati, berbagi, dan lain sebagainya. Dengan demikian kepekaan anak akan mulai terasa sejak dini dan mereka pun akan terbentuk menjadi pribadi yang peduli dengan sesama.

Mengajarkan Anak Untuk Jujur

Jujur adalah karakter utama yang harus dimiliki oleh anak dan perlu ditanamkan sejak dini. Karena sikap jujur ini yang akan membawa bagaimana anak-anak nanti tumbuh ketika remaja maupun dewasa. Anda bisa mulai mengajarkannya untuk dengan mengingatkan agar mereka selalu jujur / mengakui kesalahan.

Di fase usia 4 – 5 tahun terkadang anak-anak masih memiliki sifat malu untuk mengakui kesalahan sehingga Anda harus mengajarinya bahwa jujur itu penting. Dengan pondasi sifat jujur yang dimiliki maka akan ada banyak dampak positif bagi anak-anak. Mereka akan menjadi pribadi yang berlapang dada.

Mengasah Kemampuan Kognitif Anak

Kemampuan kognitif anak bisa dilatih dengan cara-cara sederhana terlebih dahulu seperti belajar membaca sambil bermain. Jangan terlalu memaksakan kehendak anak-anak karena di fase ini mereka sedang senang-senangnya bermain sehingga harus diajari secara perlahan.

Anda bisa mengajarinya secara pelan-pelan dan mencari waktu yang tepat. Beri pemahaman kepada anak-anak bahwa sudah waktunya mereka belajar karena sebentar lagi akan masuk sekolah. Sehingga mereka pun menjadi semangat untuk belajar agar cepat bisa memahami huruf dan angka.

Perkembangan mental anak usia 4 – 5 tahun memang perlu diketahui bagaimana pertumbuhannya apakah sudah sesuai dengan usianya atau belum. Ketika sudah muncul rasa inisiatif dan ingin mandiri dalam diri anak maka tugas orang tua adalah mendampingi dan membimbing perkembangan mereka. 

Terima kasih sudah berlangganan Sayangi Anak Extra. Untuk mengakses konten - konten Sayangi Anak Extra. Untuk membaca konten Sayangi Anak Extra. Silakan kunjungi kategory Extra pada website Sayangianak.com atau klik disini

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Tugas dan Tanggung Jawab yang Wajib Dilakukan Sebagai Orangtua

Setiap orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab tersendiri terhadap anak. Mengingat masa depan anak berawal dari tanggung jawab dan tugas yang dilakukan oleh orang tuanya. Dengan kata lain, mempunyai anak yang baik, tentu orang tua wajib memenuhi hak-hak anak. 

Pada umumnya ada lima tugas dan tanggung jawab orang tua terhadap anaknya yang harus dipenuhi. Kewajiban tersebut meliputi mengajarkan nilai-nilai agama, kepribadian dan lainnya. Selengkapnya mengenai apa saja kewajiban dan tugasnya, berikut penjelasan lengkapnya.

Mengajarkan Nilai-nilai Agama Kepada Anak Sedari Dini

Tugas dan kewajiban orang tua yang paling utama dan pertama yaitu mengajarkan nilai-nilai agama. Bahkan, ajaran ini harus diberikan kepada anak sejak dini agar saat menginjak remaja lebih mudah untuk mengarahkannya. 

Sedangkan untuk mengajarkan nilai-nilai agama bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti mengajar nya ke tempat ibadah, mengenalkan kitab suci dan mengajarkan doa harian. Saat anak masih kecil dan belum bisa menirukan, tapi dia akan merekamnya.

Membentuk Kepribadian Anak yang Baik

Kewajiban orang tua yang selanjutnya yaitu membentuk kepribadian anak. Mengingat orang tua merupakan pendidikan pertama dan utama bagi seorang anak, Orang tua harus menanamkan kepribadian yang baik kepada anak sejak dini.

Kepribadian baik yang dimaksudkan yaitu nilai-nilai moral. Sedangkan untuk membentuk kepribadian yang seperti ini caranya cukup mudah, orang tuanya perlu memberikan kasih sayang yang penuh dan menciptakan lingkungan keluarga nyaman serta memberikan contoh. 

Menanamkan Nilai-nilai Sosial yang Patut Ditiru Kepada Anak

Menanamkan nilai-nilai sosial sejak dini juga menjadi salah satu tanggung jawab orang tua terhadap anaknya. Nilai-nilai sosial yang harus ditanamkan seperti menjaga kebersihan lingkungan, gotong royong, menjaga kedamaian, saling menghormati dan tolong menolong.

Jika sejak dini sudah diajarkan beberapa nilai sosial tersebut, anak akan tumbuh menjadi seseorang yang lebih peduli terhadap sesama terutama keluarganya. Tentu saja nilai-nilai sosial ini akan tetap dibawa hingga dewasa. 

Mengajarkan Anak Tentang Apa itu Tanggung Jawab

Tugas dan tanggung jawab orang tua terhadap anak yang selanjutnya yaitu mengajarkan tanggung jawab. Setidaknya jika harus seperti ini sudah diajarkan sejak dini, kedepannya saat sudah dewasa anak akan lebih bertanggung jawab terhadap apa yang sudah dilakukannya.

Cara yang seperti ini bisa dilakukan dengan membuat batasan-batasan. Jadi, nantinya jika Anang melanggar batasan-batasan tersebut bisa diberikan hukuman atau penjelasan mengenai konsekuensi. Bahkan, Tidak ada salahnya juga untuk melibatkan anak dalam membuat Hukuman dan peraturan.

Mengajarkan Kemandirian

Tidak selamanya anak dapat bergantung dengan orang tuanya. Kenapa sejak dini penting untuk mengajarkan kemandirian terhadap anak. Lebih tepatnya kemandirian ini sudah bisa diajarkan saat anak mulai berusia 2 atau 5 tahun. 

Salah satu cara yang bisa diterapkan untuk mengajarkan kemandirian kepada anak yaitu mengajarkan keterampilan yang memang sesuai dengan usianya. Selain itu, ada juga untuk mengajarkan kepada anak jika mengendalikan emosi sangatlah penting. 

Membantu Anak Mengembangkan Bakatnya

Orang tua juga mempunyai tanggung jawab dan tugas untuk membantu anak dalam mengembangkan bakatnya. Dengan kata lain jika anak bisa mengembangkan bakatnya tentu dapat lebih mandiri ke depannya dan lebih bertanggung jawab.

Apalagi di usia tersebut anak belum memahami apa yang disukainya, sebagai orang tua bisa melihat dari apa yang paling sering dilakukannya. Jika melihat hal yang seperti itu, segera lakukan berbagai upaya untuk mengembangkan bakat tersebut dengan menyediakan berbagai media pendukung.

Dampak Negatif Orang Tua Tidak Melakukan Tugas dan Tanggung Jawabnya

Mengetahui apa saja tanggung jawab dan tugas orang tua terhadap anaknya, tentu kurang lengkap jika tidak mengetahui dampak negatif jika tidak melakukan tanggung jawab tersebut. Berikut ini beberapa dampak negatifnya yang bisa didapatkan.

Anak Akan Jadi Tidak Percaya Diri

Salah satu dampak negatif jika orang tua tidak melakukan tugas dan tanggung jawabnya terhadap anak yaitu kurang percaya diri, sehingga bisa menghambat keberhasilan. Anak yang seperti ini cenderung minder jika bergaul dengan orang yang ada di luar rumah. 

Lebih tepatnya orang yang seperti ini akan mengurangi interaksi dengan orang lain. Padahal yang namanya kehidupan bersosial menjalin interaksi dengan masyarakat sangat diperlukan, lagi menjelang dewasa hal tersebut sangat butuh..

Hubungan Anak dengan Orang Tua Tidak Terjalin

Dampak negatif lain yang didapatkan jika orang tua tidak melakukan tanggung jawabnya yaitu hubungan antara keduanya tidak terjalin dengan baik. Padahal sebenarnya orang tua menjadi tempat yang paling dibutuhkan anak untuk menceritakan pulang.

Jika hubungan antara keduanya tidak baik, maka tidak akan terjadi keterbukaan dan bisa menyebabkan emosional tidak dapat terkontrol. Ditambah lagi dengan perhatian orang tua yang tidak pernah diluangkan untuk anaknya, seperti ini akan lebih parah. 

Anak Bisa Mengalami Gangguan Perilaku

Tugas dan tanggung jawab orang tua terhadap anak memang cukup banyak, bukan berarti tidak bisa dilakukan. Jika saja orang tua menyepelekan tugas dan tanggung jawabnya, Salah satu dampak negatifnya yaitu anak mempunyai kekuatan berlaku.

Saya saja suka membuat onar untuk menarik perhatian banyak orang, bullying terhadap temannya dan suka mencuri. Tanpa disadari sebenarnya anak melakukan hal-hal yang seperti itu agar orang tuanya lebih perhatian.

Itulah penjelasan mengenai beberapa tanggung jawab dan tugas orang tua terhadap anaknya yang wajib untuk dilakukan. Tentu jika tanggung jawab tersebut terpenuhi, berpengaruh penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak di masa depan dan bisa dikatakan sebagai modalnya.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

9 Peran Orang Tua Menangani Anak Usia Dini yang Wajib Diketahui

Anak usia dini yang membutuhkan perhatian khusus dari orang tuanya. Karena di usia tersebut anak sudah mulai berinteraksi dengan lingkungan sekitar, sehingga mudah terpengaruh. Di sinilah peran orang tua diperlukan untuk menangani anak usia dini. Karena apa yang dilakukan oleh orangtua pada proses tumbuh kembang anak selama usia dini, akan berpengaruh pada kemampuannya kelak.

Untuk itu, pada usia ini orang tua mempunyai kewajiban untuk memberikan pendampingan maksimal kepada anak. Selengkapnya berikut ini peran-peran yang harus diterapkan. 

1. Menjadi Pengamat Anak

Salah satu peran orang tua dalam menangani anak usia dini yaitu menjadi pengamat. Peranan ini sangatlah diperlukan karena di usia tersebut, anak cenderung untuk melakukan apapun sesuai dengan keinginannya.

Tentu jika tidak dilakukan pengamatan, anak bisa keluar dari batas wajarnya. Apalagi di usia tersebut anak mudah terpengaruh dengan orang lain, tentu akan sangat beresiko. Di sisi lain, orang tua juga harus bisa memahami bagaimana permasalahan dan tanda-tanda yang terjadi pada anaknya. 

2. Jadi Pembimbing untuk Anak

Peran orang tua sebagai pembimbing memang sudah menjadi hal yang tidak asing lagi. Apalagi saat anak di usia tersebut mulai menghadapi berbagai masalah saat berinteraksi dengan teman di sekolahan atau lingkungan sekitarnya. 

Tentunya dalam menyikapi hal yang seperti ini, Orang tua harus mempunyai cara tersendiri. Misalnya saja dengan berusaha untuk menggali perasaan anak terkait masalahnya dan memahami masalah. Selebihnya orang tua hanya perlu memberikan arahan dan pengertian mengenai masalah tersebut.

3. Penghubung Anak

Menjadi penghubung anak dari berbagai permasalahan yang dialaminya juga menjadi peran orang tua. Tentunya dalam hal ini orang tua harus berusaha memahami bagaimana permasalahan yang berasal dari sumber lain. Hal ini dilakukan agar bisa mendapatkan informasi lebih jelas.

Informasi yang didapatkan bisa berasal dari berbagai sumber seperti teman, guru dan lainnya. Hal ini dilakukan agar orang tua tidak terfokus membela anak sebelum mengetahui kebenarannya. Sekalipun anak yang melakukan salah, Orang tua harus mengingatkan dan memberikan pengertian.

4. Membantu Anak Memecahkan Masalah dan Mengajarinya

Anak usia dini masih termasuk labil, sehingga belum terlalu bisa mengontrol emosionalnya. Begitu juga saat terjadi semua masalah sederhana dengan temannya, biasanya saya anak usia dini akan langsung melampiaskan emosionalnya tanpa berpikir terlebih dahulu.

Tentu sebagai orang tua dalam hal ini penting untuk memecahkan masalah tersebut dengan menerapkan beberapa hal. Seperti halnya mendampingi anak, mengarahkannya agar tidak melakukan hal yang buruk dan menjelaskan konsekuensi negatif dan positif terhadap apa yang dilakukan. 

5. Memberikan Dasar Pendidikan Bagi Anak

Peran orang tua menangani anak usia dini yang selanjutnya yaitu memberikan dasar pendidikan. Tentunya jika dasar pendidikan sudah diberikan sejak dini, maka akan semakin mudah anak mandarin ayah begitu juga dalam menerapkannya di kehidupan sehari-hari.

Dasar pendidikan yang wajib diberikan sejak kapan hari ini seperti budi pekerti, pendidikan agama, sopan santun, kasih sayang, mematuhi, estetika, rasa aman dan lain sebagainya. Selain itu, orang tua juga wajib untuk memberikan pola asuh yang tepat agar pertumbuhan anak lebih maksimal. 

6. Tidak Melakukan Hal Buruk di Depan Anak

Tidak melakukan hal buruk di depan anak juga menjadi salah satu peran orang tua yang wajib untuk dilakukan dalam menangani anak usia dini. Mengingat anak diusia tersebut merupakan sebaik-baiknya peniru, sehingga apapun yang dilakukan oleh orang tuanya akan langsung ditiru.

Maka dari dari itu, penting sekali untuk berhati-hati dalam berbuat apapun. Justru akan lebih baik lagi jika orang tua memberikan contoh yang baik di depan orang agar ditiru. Misalnya saja cara berinteraksi dengan orang yang lebih tua, melakukan tanggung jawab dan lainnya.

7. Menjadi Pendengar yang Baik

Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk menangani anak usia dini sebagai salah satu peran orang tua yaitu menjadi pendengar. Mengingat orang tua merupakan tempat pulang, sehingga harus bisa memberikan kenyamanan kepada anak dalam berbagai hal terutama bercerita.

Jangan terburu-buru memberikan respon, tapi biarkan anak bercerita hingga selesai. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar anak merasa dihargai dan perasaan didengarkan. Tidak ada salahnya juga dalam hal ini memberikan pujian, pelukan dan kasih sayang kepada anak. 

8. Bertanggung Jawab Memberi Kenyamanan untuk Anak

Upaya lain yang harus dilakukan orang tua dalam mewujudkan perannya yaitu memberikan kenyamanan. Kenyamanan yang diciptakan ini sangat diperlukan agar nantinya anak menjadikan orang tua sebagai sahabat terbaiknya dalam berbagai hal.

Bahkan, kenyamanan ini juga memberikan kesempatan kepada anak untuk tidak canggung bercerita kepada orang tuanya. Tentu dengan kondisi yang seperti itu, orang tua akan lebih mudah untuk memahami bagaimana karakter anak dan cara mengarahkannya. 

9. Meluangkan Waktu yang Cukup untuk Anak

Cara menangani anak usia dini yang selanjutnya yaitu meluangkan waktu. Entah itu belum kan waktu untuk menemani anak belajar atau sekedar bermain. Tentu jika orang tua bisa dijadikan sebagai teman, anak tidak akan merasa canggung dan tentunya nyaman.

Begitu juga sebaliknya, jika orang tua memberikan perhatian penuh terhadap anak, maka respon anak pada setiap arahan dan bimbingan orang tua menjadi lebih baik. Contohnya ajari anak bagaimana cara bersosialisasi yang baik, beretika dan lain sebagainya. 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Maksimalkan Perkembangan Kognitif Anak Sebelum Ia Berusia 5 Tahun

Mempunyai anak yang dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal merupakan impian setiap orang tua. Inilah kenapa diperlukan upaya memaksimalkan tahapan perkembangan kognitif anak usia 0-5 tahun. Jadi, disini peran orang tua sangatlah penting dalam perkembangan kognitif anak.

Pahami Dulu Apa Itu Pengertian Kemampuan Kognitif Anak

Sebelum membahas mengenai cara yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan perkembangan kognitif anak, penting untuk mengetahui pengertiannya. Secara umum, kemampuan kognitif merupakan proses di mana anak dapat menerima pengetahuan dan informasi. 

Selain itu, kemampuan kognitif juga bisa diartikan sebagai keterampilan otak anak yang sangat diperlukan kan dalam menyelesaikan tugas sederhana sampai yang kompleks. Meskipun begitu, bukan berarti kemampuan tersebut dapat berkembang tanpa adanya upaya manusia. 

Inilah Kenapa sebagai orang tua penting untuk mengetahui kemampuan tersebut. Apalagi jika dibandingkan kemampuan yang dimiliki anak-anak dan orang dewasa sangatlah berbeda. Dengan kata lain, di sini orang tua harus memberikan dukungan atau stimulasi perkembangan kognitif. 

Cara Memaksimalkan Perkembangan Kognitif Anak 0-5 Tahun

Anak di usia 0-5 tahun mempunyai perkembangan kognitif yang berbeda. Contoh cara untuk memaksimalkan perkembangan tersebut di setiap tahunnya juga berbeda. Selengkapnya berikut ini penjelasan mengenai cara-caranya di setiap usia anak. 

1. Memaksimalkan Perkembangan Kognitif Usia 0-6 Bulan

Anak di usia 0-6 bulan sudah mulai menunjukkan kemampuannya dalam menunjukkan reaksi terhadap suara. Bahkan, di usia ini anak juga sudah mulai bisa mendekati sumber suara tersebut. Sedangkan untuk memaksimalkan perkembangan kognitifnya, terapkan beberapa cara ini.

  • Mengajak anak untuk berbicara agar dapat memastikan Apakah sudah bisa merespon dengan melihat wajah Anda.
  • Sering-seringlah membacakan buku kepada anak dan menunjuk gambarnya. 
  • Melakukan berbagai aktivitas yang tidak akan membuat bayi bosan dan rewel.
  • Berikan mainan dengan jarak jauh dan masih terlihat anak. 

2. Memaksimalkan Perkembangan Kognitif Usia 6-9 Bulan

Tahapan perkembangan kognitif anak usia 0-5 tahun, terutama di usia 5-9 bulan sudah mulai mempunyai kemampuan seperti menggenggam benda. Bahkan, di usia ini anak juga sudah bisa memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lainnya. Tentu untuk memaksimalkan perkembangan kognitif ini, terapkan beberapa cara berikut.

  • Saat anak mempunyai kemampuan atau keterampilan baru, berikan pujian.
  • Berikan mainan di sekeliling anak.
  • Membacakan buku kepada anak saat menjelang tidur atau waktu lainnya.
  • Memberikan permainan yang bisa meningkatkan kemampuan berpikir seperti memasukkan benda ke dalam lubang.
  • Mengajak anak untuk bernyanyi dan mendengarkan musik.

3. Memaksimalkan Perkembangan Kognitif Anak Usia 9-12 bulan

Anak di usia ini sudah bisa sudah mempunyai kemampuan membedakan benda sesuai dengan fungsinya. Misalnya saja cangkir untuk minum, sendok untuk makan dan lain sebagainya. Sedangkan untuk memaksimalkan perkembangan ini, orang tua wajib melakukan beberapa cara berikut. 

  • Memberikan anak berbagai mainan maupun benda.
  • Mengajak anak untuk bermain petak umpet dan bertepuk tangan.
  • Mengajak anak bermain mencari barang-barang yang hilang.
  • Mengajarkan pengetahuan baru mengenai sebab akibat. 

4. Memaksimalkan Perkembangan Kognitif Usia 1-2 tahun

Saat anak sudah berusia satu atau dua tahun, pengetahuannya mulai bertambah. Misalnya saja sudah memahami anggota tubuhnya. Bahkan, sudah paham mengenai benda-benda yang ada di sekitarnya. Sedangkan cara memaksimalkan perkembangan kognitif tersebut, berikut cara-caranya.

  • Mengajak anak untuk mewarnai gambar dengan bentuk tertentu.
  • Mengajak anak untuk mencari mainan yang disembunyikan. 
  • Sering-seringlah memberikan arahan kepada anak seperti ambil mainan itu.
  • Bisa juga memberikan arahan untuk memasukkan mainan ke dalam keranjang.

5. Memaksimalkan Perkembangan Kognitif Usia 3-4 Tahun

Saat anak sudah menginjak usia 3 sampai 4 tahun, biasanya sudah mulai bisa bermain dengan temannya. Namun, di usia ini belum bisa untuk berbagai mainan atau sejenisnya. Tentunya untuk memaksimalkan perkembangan tersebut, terapkan beberapa cara berikut ini.

  • Mengajak anak melakukan sesuatu atau bermain peran.
  • Mengajak anak bermain menjadi pemimpin.
  • Mengajarkan anak mengenai lagu-lagu.
  • Mengajak anak untuk membantu aktivitas orang tua seperti memasukkan mainan ke dalam keranjang.
  • Mulai ajarkan mengenal angka-angka dan berhitung. 

6. Memaksimalkan Perkembangan Kognitif Anak Usia 4-5 tahun

Saat anak di usia 4 sampai 5 tahun sudah mulai bisa memahami konsep waktu seperti pagi, nanti, kemarin dan lainnya. Tentu di tahapan usia ini anak sudah mulai mengalami perkembangan dalam kemampuannya. Sedangkan untuk memaksimalkannya, Orang tua harus menerapkan beberapa cara berikut ini.

  • Memancing agar anak dapat menceritakan aktivitasnya.
  • Biasakan anak untuk bisa mengambil keputusan dengan cara memberikan pilihan.
  • Membantu anak dalam meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa dan mengenalkan kata-kata yang akan sering digunakan. 
  • Membantu anak agar bisa menggunakan frasa dan kata yang tepat.
  • Ajak anak untuk menggambar semua anggota keluarga. 

Pentingnya Peran Orang Tua dalam Perkembangan Kognitif Anak

Dari penjelasan sebelumnya bisa diambil garis besar jika peran orang tua dalam perkembangan kognitif anak sangatlah penting. Dengan kata lain, tanpa bantuan dari orang tuanya terutama ibu, perkembangan kognitif anak tidak akan berkembang optimal.

Di sini, orang tua berperan sebagai pembimbing dan mengarahkan anak agar melakukan sesuatu yang nantinya bisa menjadi kebiasaan. Misalnya saja memimpin anak untuk bisa dispilin, mandiri dan membuat keputusan sendiri.

Tentunya untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak bisa dilakukan sesuai dengan tahapan usianya. Mengingat setiap usia anak, mempunyai kemampuan tersendiri dan tentunya tidak dapat dipaksakan sama dengan usia yang selanjutnya. 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top