Dibandingkan puluhan tahun lalu, para orang tua milenial butuh ekstra usaha dalam mengasuh dan mendidik anak di zaman sekarang. Perkembangan era digital memang mengubah segalanya, termasuk cara pengasuhan.
Di satu sisi, perkembangan dunia digital memberikan berbagai kemudahan yang menguntungkan. Namun, di sisi lain ada gap yang sangat jauh antara kita, orang tua sebagai immigrant digital, dengan anak-anak yang merupakan generasi native digital, yang sudah bersentuhan dengan teknologi sejak lahir.
Jika kita gagap beradaptasi dengan pengasuhan era digital, komunikasi dengan anak bisa tidak harmonis. Dalam jangka panjang, hal ini bisa mengganggu perkembangan psikologi, mental dan perilakunya di masa depan.
Berikut ini adalah 5 hal yang kerap menjadi kekhawatiran orang tua milenial dalam mendidik anaknya yang merupakan generasi native digital.
1. Takut Anak Jauh dari Orang Tua
Paparan media digital bisa saja membuat anak asyik berselancar di dunia dan lupa dengan interaksi langsung di dunia nyata. Para orang tua takut anak-anak mereka menjadi jauh. Bukan secara fisik, namun secara kontak psikologis.
2. Anak Jadi Korban Kejahatan Internet
Derasnya arus informasi, memudahkan anak menemukan konten apapun. Banyak yang bermanfaat, namun ada juga konten berbahaya seperti pornografi, kekerasan, belum lagi ancaman cyberbullying dan pedofilia yang mengintai anak-anak.
3. Takut Anak Tidak Tangguh
Kecepatan adalah ciri dunia digital. Tak heran, generasi native digital akan terbiasa dengan segala sesuatu yang serba instant. Para orang tua khawatir kondisi ini membuat anak-anak tidak memiliki daya juang, mudah menyerah dan tidak tangguh saat ingin mencapai sesuatu.
4. Takut Mengganggu Perkembangan Fisiknya
Penggunaan gadget secara berlebihan bisa membuat anak malas bergerak, sehingga tumbuh kembangnya tidak optimal. Paparan berlebihan terhadap gadget juga bisa memicu masalah tidur dan merusak penglihatannya.
5. Takut Menghambat Perkembangan Sosialnya
Ketidakseimbangan akses teknologi dengan aktivitas di dunia nyata bisa membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang lebih mementingkan diri sendiri sehingga sulit bergaul secara langsung. Anak juga bisa kesulitan mengenali berbagai nuansa perasaan. Gadget juga bisa berdampak pada terlambatnya perkembangan bicara dan bahasa.
Apakah ada di antara 5 ketakutan tersebut yang juga menjadi ketakutan Bunda? Atau justru ada ketakutan lainnya? Wajar jika kita sebagai orang tua punya kekhawatiran semacam itu. Karena kita tentunya ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita.
Sebenarnya, kunci dari keberhasilan seorang anak agar kelak bisa menghadapi era digital dengan baikadalah kesiapan mental yang dilatihkan oleh orang tua kepada anak sejak anak masih kecil. Lalu, sudahkah kamu tahu caranya? Sangat disayangkan jika orang tua tidak tahu caranya, sehingga terlewat untuk membimbing anak memiliki potensi luar biasa.
Untuk menjawab kegelisahan itu, Kelasin.com berkolaborasi dengan Angga Setyawan, founder Anak Juga Manusia, menggelar workshop ‘Cara Efektif Mempersiapkan Anak Menuju Dewasa dan Mandiri di Era Digital’. Materi yang dipelajari antara lain: – Memberi pemahaman tentang dinamika perilaku anak – Mengubah paradigma orang tua dalam memandang anak – Membekali orang tua pengetahuan tentang potensi anak – Membekali orang tua bagaimana mengelola perilaku anak – Membekali orang tua bagaimana menyiapkan anak bermental tangguh – Membekali orang tua bagaimana menyiapkan anak agar sanggup berjuang – Membekali orang tua skill bagaimana membantu anak meraih cita-citanya – Membekali orang tua skill bagaimana berkomunikasi yang efektif dengan anak – Membekali orang tua bagaimana membangun relasi yang sehat bersama anak.
