Kesehatan

Menatap Bayi Berlama-lama Membawa Manfaat Baik untuk Orang Dewasa

Bun, siapa yang tak gemas kala melihat ekspresi bayi beserta tingkah dan keluguannya. Saat ia tersenyum, tertawa, sampai mengedipkan mata, pasti orang dewasa luluh dibuatnya. Ya Bun, ternyata ada banyak manfaat besar yang didapat dengan menatap mata si kecil.

Hal ini diketahui dari studi yang berjudul berjudul Speaker Gaze Increases Information Coupling Between Infant and Adult Brains. Riset yang diterbitkan pada jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) itu menyebutkan, kontak mata antara orang dewasa dan bayi akan membuat gelombang otak kedua belah pihak saling tersinkronisasi. Akibatnya, dengan menatap mata si bayi, kita dapat membuka kualitas komunikasi yang lebih baik dengan bayi itu.

Hal ini diakui oleh Victoria Leong, pemimpin penelitian tersebut, sinkronisasi ini dapat membuat sinyal-sinyal mengalir lebih mudah di antara dua otak.

“Mekanisme ini dapat mempersiapkan orang tua dan bayi untuk berkomunikasi, dengan menyinkronkan kapan harus berbicara dan kapan harus mendengarkan, yang juga akan membuat pembelajaran menjadi lebih efektif,” ujar Leong yang berasal dari Departemen Psikologi University of Cambridge. Nah, bersama dengan timnya, Victoria melakukan dua kali eksperimen dan riset yang melibatkan orang dewasa dan bayi.

Pertama, para bayi diberikan tontonan video berisi orang dewasa yang sedang menyanyikan lagu anak-anak sambil menatap ke depan dan sambil menoleh atau berpaling. Nah, saat menonton video tersebut, kepala bayi dipasangi alat pemindai untuk mengukur aktivitas dalam syaraf otaknya. Menariknya, tak hanya si bayi, aktivitas otak orang dewasa yang menyanyi di dalam video itu pun sebelumnya sudah dipindai dan direkam.

Nah, hasil temuan yang didapat yaitu gelombang otak bayi dan orang dewasa ternyata akan saat tatapan orang dewasa dalam video bertemu dengan tatapan si bayi.

Kemudian pada eksperimen kedua, orang dewasa yang tadi ada di dalam video didudukkan langsung di dekat 19 bayi yang berbeda. Baik kepala bayi maupun orang dewasa sama-sama dipakaikan alat pemindai otak. Hasilnya kembali sama lho Bun. Yaitu saat tatapan antara orang dewasa dan bayi saling bertemu, aktivitas otak mereka menjadi selaras. Sementara saat mata salah satu dari mereka berpaling sehingga tatapan mereka tak lagi bertemu, aktivitas otak mereka menjadi tak lagi selaras.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Tips Ajarkan Dua Bahasa pada Anak

Selain bahasa ibu alias bahasa Indonesia, kini banyak orangtua yang mengutamakan buah hatinya agar memiliki kemampuan berbahasa asing misalnya saja bahasa Inggris. Orangtua berpikir, dengan memiliki kemampuan tersebut, maka akan memudahkan buah hatinya meniti karier di masa depan. Namun kapan sebaiknya mengajari si kecil berbahasa asing? Sejatinya belajar bahasa asing pada anak-anak bisa dilakukan sedini mungkin. Hal ini supaya mereka lebih mudah menyerap kosa kata dan pola bahasa yang dipelajari.

Sebagai contoh, Bun, anak kecil saja bila menonton kartun berbahasa inggris lambat laun tak akan asing bahkan mulai berani berbicara dalam bahasa Inggris. Nah, mengutip Very Well Family, sekitar 12 persen anak di atas usai 5 tahun merupakan bilingual atau bisa berbicara dalam dua bahasa.

Sebuah penelitian menunjukkan, mengajarkan anak dalam dua bahasa jauh lebih mudah jika dilakukan sejak dini. American Speech-Language-Hearing Association menjelaskan ada beberapa keuntungan mengajarkan dua bahasa kepada anak. Mulai dari bisa belajar kata-kata baru dengan cepat, meningkatkan kemampuan mempelajari informasi baru, lebih mudah menyelesaikan masalah, serta punya keterampilan mendengarkan lebih baik.

Sebagai panduannya, berikut ini cara yang tepat yang dapat Bunda lakukan untuk mengajarkan dua bahasa pada anak.

Perdengarkan Suara-suara yang Unik ya Bun

Pada usia dua atau tiga tahun, anak biasanya sedang dalam proses mengenali pola bicara, Bun. Untuk itu cobalah untuk mengajarkan dua bahasa padanya dengan suara-suara yang unik. Di usia tersebut, mereka dengan mudah lebih mengenali suara. Selain itu, menurut Francois Thibaut, Director of the Language Workshop for Children, di New York City, Anda bisa mengajarkan mereka dengan cara memperdengarkan musik lho.

Usahakan Bunda Menciptakan Lingkungan Belajar yang Santai Untuknya

Thibaut mengatakan, cara terbaik untuk mengajarkan bahasa baru pada anak adalah dengan membiarkannya mendengarkan percakapan seseorang yang sudah lancar berbahasa tersebut. Kelak secara alami ia akan mencoba untuk bicara juga. Apalagi anak yang berusia 2 atau 3 tahun juga suka meniru apa yang mereka dengar.

Namun pastikan Bunda dan pasangan pun juga sudah fasih berbicara dengan bahasa yang ingin diajarkan pada anak ya Bun. Hal itu untuk memudahkan si kecil memahami arti dari kata-kata dan frasa yang pendek yang Bunda ucapkan.

Ajarkan Kata Demi Kata

Jika tidak ingin melakukan pelajaran formal kepada anak, Bunda bisa memperkenalkan dasar-dasar bahasa tersebut dengan menunjukkan suatu benda memiliki dua bahasa. Manfaatkan kartu-kartu permainan yang punya dua bahasa dilengkapi dengan gambar. Selain itu, Bunda juga bisa menggunakan video-video tutorial untuk mengajarkan dua bahasa pada anak di YouTube. Jangan lupa untuk terus mengulang pelajaran tersebut sesering mungkin, agar anak cepat memahami.

Meski begitu, ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan sebelum mengajarkan si kecil lebih dari satu bahasa. Kunci terpenting, Bunda dapat mengajarkan si kecil belajar bahasa asing sebagai bahasa kedua setelah ia menguasai banyak kosakata dari bahasa ibu, ya Bun. Dengan begitu anak tidak kesulitan membedakan kosakata dari bahasa ibu dengan kosakata dari bahasa asing.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Kesehatan

Yuk Bun, Bantu Pembentukan Tulang Sehat dan Kuat pada Si Kecil

Bun, fungsi tulang sebagai kerangka tubuh sangatlah vital. Tulang memungkinkan si kecil bergerak, duduk, berdiri serta melakukan aktivitas lainnya. Untuk itu, orangtua pun harus memastikan si kecil memiliki tulang yang sehat dan kuat sejak dini.

Berdasarkan literatur, jumlah tulang bayi mencapai lebih dari 300 dan terdiri dari tulang rawan. Saat dewasa, tulang tersebut menjadi hanya 206 buah saja. Bukan berkurang jumlahnya, tapi sebagian tulang akan begabung menjadi satu. Dr.Christian Jessen, seorang dokter dari Inggris dalam bukunya Dr Christian’s Guide to Dealing With The Tricky Stuff berbagi tips agar anak-anak memiliki tulang yang sehat dan kuat.

Pastikan Si Kecil Makan dengan Benar

Makanan dan minuman seperti susu, keju, yoghurt, sayuran berdaun gelap, kacang-kacangan, dan ikan kaleng menjadi sumber kalsium yang baik. Ini merupakan mineral yang dibutuhkan tulang agar tetap sehat. “Coba minum air putih dan hindari minuman bersoda, yang bisa membuat tubuh lebih sulit menyerap kalsium,” kata Jessen.

Ia Harus Mendapat Paparan Sinar Matahari

Jessen mengatakan, si kecil harus tetap mendapatkan vitamin D dari sinar matahari yang dibutuhkan tulang untuk menyerap kalsium dari makanan. Nah, untuk itu setidaknya pastikan si kecil terkena sinar matahari selama 15 menit setiap harinya ya Bun.

Kenali Yang Namanya Growing Pain

Pernahkah anak-anak merasa kakinya sakit seperti pegal-pegal di malam hari? Jika iya, mungkin ini karena growing pain. Kondisi ini terjadi karena tulang tumbuh lebih cepat ketimbang otot, sehingga terasa sakit ketika meregang. Rasa sakit ini normal dan biasanya tak membutuhkan perawatan.

Biasakan Agar Ia Suka Berolahraga

Bun, para ahli merekomendasikan, setidaknya biarkan anak berolahraga selama satu jam dalam sehari. Olahraganya bisa apa saja. Misal bersepeda, berjalan, berlari, atau bermain frisbee. Olahraga semacam itu bisa memperkuat tulang. Kemudian cobalah pertahankan agar si kecil punya berat badan yang sehat.

Sebab, kelebihan atau kekurangan berat badan dapat memengaruhi kesehatan tulang ketika usia menua. Anak-anak sebaiknya melakukan aktivitas fisik setidaknya 60 menit sehari. Kalau anak makan dengan gizi cukup, tapi tidak banyak melakukan fisik, kalsium dan vitamin D yang diasup tidak akan berfungsi dengan baik. Bunda perlu tahu, kegiatan fisik ini bertujuan untuk pemadatan tulang anak.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Kesehatan

Walau Sudah Diberi MPASI, Berat Badan si Kecil Tak Kunjung Naik, Kenapa ya?

Berat badan bayi jadi salah satu hal yang jadi prioritas Bunda saat membesarkan dan memantau tumbuh kembang si kecil. Bila berat badan si kecil tak sesuai grafik atau standar bayi seusianya, orangtua sering merasa sangat khawatir. Di usia enam bulan biasanya berat badan bayi memang fluktuatif. Bunda sering khawatir saat berat badan si kecil stagnan padahal ia sudah mengonsumsi MPASI. Kira-kira apa penyebabnya ya Bun?

Mengutip dari Kumparan.com, ahli gizi dr Tan Shot Yen mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat Bunda memberikan MPASI, sebab kalau satu faktor saja terlewat, maka hal ini bisa jadi pemicu berat badan si kecil tak kunjung bertambah. Nah, hal apa saja? Berikut ini paparannya, Bun.

Pemberian MPASI Harus Pas dengan Umur si Kecil

Memberi MPASI tak boleh sembarangan ya Bun. Usia menjadi titik awal si kecil boleh atau tidak diberikan MPASI. Bunda dapat memberikan MPASI padanya bila si kecil makan ditandai dengan tanda-tanda berikut: bisa meraih makanan yang dimasukkan ke mulut, sebab koordinasi mata mulut dan tangan sudah ada, duduk dengan kepala yang dapat tersangga tubuh, tertarik pada makanan yang dilihatnya ketika orang lain sedang makan, dapat menelan makanan, sebab jika tidak, risiko tersedak atau dikeluarkan lagi.

Menu MPASI Sudahkah Memenuhi Kebutuhan Gizi Harian?

Bun, sudahkah Bunda memperhatikan dengan detail setiap menu MPASI yang akan diberikan pada si kecil? Bunda perlu tahu, MPASI yang baik untuknya adalah menu yang terdiri dari variasi bahan empat bintang meliputi karbohidrat, protein nabati, protein hewani, serta sayur dan buah.

Jadi, kalau si kecil berat badannya tak kunjung bertambah sekalipun ia sudah diberikan MPASI, mungkin ini saatnya Bunda memberikan varian menu MPASI yang lebih sehat.

Pastikan Tekstur Makanan dan Takarannya pun Tak Bunda Lewatkan Ya

Memberikan MPASI itu bertahap ya Bun. Pertama, mulailah dengan memberikan bubur saring. Kemudian kalau sudah beberapa waktu, gantilah menunya menjadi nasi tim cincang sampai akhirnya si kecil makan dengan menu yang sama dengan keluarga.

Selain tekstur, takaran pun juga perlu diperhatikan. Bunda perlu mengetahui, kebutuhan pangan si kecil tepat dengan kebutuhan makro dan mikronutrien. Jadi bukan hanya variasi 4 bintangnya, tapi jumlah bahan dan kualitas bahan yang dipilih mampu mencegah kekurangan zat besi dan mineral lainnya yang dibutuhkan saat tumbuh kembang.

Perhatikan Waktu atau Pola Pemberian MPASI-nya Juga

Bun, supaya si kecil tumbuh sehat dengan MPASI, maka pemberian MPASI bisa rutin hingga 3 kali sehari dengan selingan buah sementara ASI jalan terus. Selain itu, perhatikan kebersihan MPASI menjadi syarat mutlak, karena jangan sampai tujuan pemberian makan yang mestinya memastikan tumbuh kembang bayi, malah menjadi petaka karena diare.

Dari keempat hal tersebut, sudahkan Bunda memenuhi kebutuhan MPASI si kecil dengan baik? Kalau berat badannya tak kunjung naik, mungkin saja hal itu bisa menjadi pemicu alasan berat badan si kecil tidak naik sesuai grafik pertumbuhan. Bahkan bukan hanya berat badannya saja yang tidak naik, tinggi badan si kecil juga bisa berpengaruh.

Untuk membantu berat badan si kecil naik sesuai dengan grafik pertumbuhan, orangtua harus segera mencari tahu terlebih dahulu penyebabnya supaya tumbuh kembang si kecil tidak mengalami masalah yang serius ya Bun.

Selain itu, sebagai orangtua pun Bunda juga perlu lebih bijak dan tidak berbangga dengan kuantitas makanan yang dimakan oleh si kecil setiap harinya, tanpa memperhatikan kualitas dan kebersihannya. Sebab kata dia, kuantitas menjadi percuma bila kualitas dan kebersihan makanan yang diberikan kepada bayi buruk.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top