Tak ada orangtua yang sempurna dan setiap orangtua tentu melalui proses belajar dalam membesarkan anak-anaknya. Meski sudah banyak penelitian yang menyebutkan tak boleh membentak anak, terkadang orangtua yang frustasi tak bisa menahan emosinya dan membentak buah hatinya.
Siapa dari Anda yang pernah memarahi anak dengan cara membentak-bentak atau berteriak? Tahukah bahwa cara itu justru berdampak buruk pada perkembangan otak anak.
Semakin sering dibentak dengan keras dan membuat anak takut, semakin tinggi pula kerusakan pada neuron
Dikutif dari health.kompas.com (25/04/16), Dokter ahli ilmu otak dari Neuroscience Indonesia, Amir Zuhdi, menjelaskan, bagian otak anak yang pertama kali tumbuh adalah bagian otak yang berkaitan dengan emosi. Dalam bagian itu, paling besar adalah wilayah emosi takut. Itulah mengapa saat anak-anak akan mudah merasa takut.
Semakin sering dibentak dengan keras dan membuat anak takut, semakin tinggi pula kerusakan pada neuron. Menurut Amir, orangtua juga harus bisa mengelola emosi. Ketika anak berbuat salah, katakan salah dengan memberi pengertian tanpa membentak-bentak.
Otangtua Berteriak dan membentak Anak-anaknya Akan terjadi Kerusakan Struktur Otak pada Anak
Menurut Martin Teicher, seorang profesor psikiatri di Harvard Medical School, ketika orang tua berteriak kepada anak-anaknya akan terjadi kerusakan struktur otak pada anak. Pada otak anak yang sering dibentak, saluran yang menghubungkan otak kanan dengan otak kiri menjadi lebih kecil.
Hal ini mempengaruhi area otak yang berhubungan dengan emosi dan perhatian. Perubahan ini pada saat anak dewasa akan menyebabkan kecemasan, depresi, dan gangguan kepribadian, resiko bunuh diri dan aktivitas otak yang mirip dengan epilepsi.
Menjadi orangtua tegas, tidak harus dengan Memembentak. Sebaiknya indari membentak anak, selain terhadap otak, ini 10 Dampak lainnya membentak anak.
