Kesehatan

Memangnya Bisa Tahu Jenis Kelamin Janin Tanpa USG?

Saat dinyatakan hamil, Bunda pasti bahagia bukan main, kan? Seiring berjalannya waktu dan usia kandungan kian bertambah, Bunda dan ayah tentu semakin penasaran untuk mengetahui jenis kelamin bayi yang ada dalam kandungan. Satu-satunya jalan guna mengetahui jenis kelamin janin dalam perut memang melalui USG. Tapi seringkali waktu untuk ke dokternya yang agak susah. Kira-kira bisa tidak ya, mengetahui jenis kelamin janin tanpa USG?

Tenang Bun, ternyata masih ada lho cara melakukan pengecekan jenis kelamin bayi di rumah tanpa bantuan dokter. Berikut ini tujuh cara yang dapat Bunda lakukan guna mengetahui jenis kelamin bayi.

Manfaatkan Rumus Matematika

Cara pertama yang dapat Bunda lakukan adalah dengan menghitung formula berdasarkan usia kehamilan Bunda ditambah dengan bulan kelahiran lalu ditambah dengan bulan konsepsi. Bunda dapat melakukan hal ini mulai dari 14 hari setelah hari pertama menstruasi. Berdasarkan teori ini, kalau bilangan yang dihasilkan genap, maka si kecil yang ada di dalam perut adalah bayi perempuan. Tapi kalau jumlahnya ganjil, maka akan menjadi bayi laki-laki, Bun.

Kenali Cara Bunda saat Berjalan

Cara selanjutnya yang dapat Bunda lakukan adalah memperhatikan bagaimana cara Bunda berjalan saat hamil. Jika saat hamil Bunda terbiasa berjalan menggunakan kaki kanan terlebih dahulu, maka Bunda akan memiliki bayi laki-laki. Sebaliknya, jika pada masa kehamilan Bunda terbiasa berjalan menggunakan kaki kiri terlebih dahulu, maka calon bayi Bunda adalah seorang perempuan.

Suasana Hati Bunda pun Bisa Jadi Pertanda Loh

Berdasarkan penelitian, saat Bunda mengandung anak perempuan, maka suasana hati Bunda akan mudah berubah bahkan cenderung lebih emosional. Sebaliknya, ketika Bunda mengandung anak laki-laki maka suasana hati Bunda akan lebih stabil dan tidak sering mengalami morning sickness. Namun Bunda perlu tahu, hal tersebut sejatinya juga dipengaruhi oleh hormon yang diproduksi tubuh Bunda saat sedang mengandung si kecil.

Cobalah Menghitung Detak Jantung si Kecil

Saat Bunda sedang melakukan kontrol ke dokter kandungan, cobalah untuk mengecek detak jantung bayi yang ada dalam kandungan. Karena detak jantung pun juga menjadi pertanda mengenai jenis kelamin bayi lho Bun. Jika detak jantung Bunda berada di atas 140 denyut per menit, maka calon bayi Bunda kemungkinan besar adalah laki-laki. Namun, jika detak jantung Bunda berada di bawah 140 denyut per menit, kemungkinan calon bayi Bunda adalah perempuan.

Atau Adakah Peningkatan Berat Badan pada Ayah?

Bila ayah ikut menggemuk selama kehamilan Bunda, maka bisa jadi Bunda sedang mengandung anak perempuan. Hal ini berdasarkan penelitan yang dilakukan para peneliti Denmark yang melakukan penelitan terhadap 100 calon papa dan menemukan bahwa memang mereka yang memiliki bayi perempuan, maka berat badannya akan membesar dibandingkan dengan mereka yang memiliki bayi laki-laki.

Apakah Bunda Penyuka Rasa Asin atau Manis?

Saat hamil, hormon yang muncul mempengaruhi banyak hal pada tubuh ibu. Bahkan mendorong munculnya ‘ngidam’ makanan yang mungkin tak disukai Bunda sebelumnya. Nah, jenis kelamin calon bayi Bunda juga dapat diketahui dari jenis makanan yang Bunda idamkan.

Begini, bila Bunda mengidam makanan asin atau asam dan senang melahap protein seperti daging selama masa kehamilan, maka calon bayi Bunda kemungkinan adalah laki-laki. Namun jika Bunda lebih menyukai makanan manis dan buah-buahan saat hamil, itu tandanya jenis kelamin si Kecil adalah perempuan.

Danyang Terakhir, Coba Cek Bentuk Payudara Bunda

Dalam kondisi normal, bentuk payudara memang tak selalu sama besar. Namun jika payudara kiri Bunda lebih besar daripada yang kanan, maka bersiaplah untuk memiliki bayi perempuan. Selain itu, perhatikan pula areola atau lingkaran hitam pada payudara. Jika warnanya lebih menghitam daripada sebelumnya, maka bisa jadi bayi dalam kandungan Bunda akan berjenis kelamin laki-laki.

Dari ketujuh tanda tersebut jika Bunda tetap ragu, maka lebih baik Bunda melakukan pengecekan langsung melalui proses USG di dokter kandungan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Jangan Jadi Ayah dan Bunda di Status Saja, Cari Tahu Peran Orang Tua di Setiap Perkembangan Anak

Sudah menjadi hal yang wajar jika orang tua berperan penting pada setiap perkembangan anak. Lebih tepatnya, peran orang tua pada tiap perkembangan si kecil mempengaruhi karakternya di masa depan. Tidak hanya kasih sayang, masih banyak peran orang tua dalam perkembangan anak. Jadi buat para calon orangtua, penting sekali untuk mencari tahu apa-apa saja peran yang harus kita lakukan dalam tumbuh kembang anak selama pertumbuhannya.

Dan untuk Ayah dan Bunda yang mungkin masih bingung mengenai bagaimana peran orang tua dalam setiap perkembangan si kecil. Tidak perlu khawatir, karena berikut ini ada beberapa pedoman yang bisa digunakan. 

1. Bayi 0-3 Bulan

Di usia ini si kecil mulai belajar beberapa hal seperti mengenali wajah, suara dan sentuhan dari orang yang ada di sekitarnya. Selain itu, pada usia ini sekecil juga sudah mulai bisa diajak bermain, bahkan dapat menirukan suara. 

Sedangkan peran orang tua pada tahap perkembangan ini perlu untuk meningkatkan kemampuan anak. Caranya cukup sederhana, hanya perlu memberikan kontak mata dan mengajaknya untuk berbicara dan bernyanyi.

2. Bayi 4-7 Bulan

Bayi berusia 4 sampai 7 bulan sudah mulai bisa memberikan respon dan perhatian kepada orang-orang yang ada di sekitarnya. Bahkan, saat dipanggil sudah bisa menoleh dan memberikan respon seperti tersenyum.

Tentunya orang tua dalam tahapan ini penting untuk membantu agar perkembangan fisiknya bisa lebih maksimal. Misalnya saja dengan membantunya untuk duduk dan menopang bagian punggungnya. 

3. Bayi 8-12 Bulan

Bayi berusia 8-12 bulan biasanya sudah bisa mengambil benda-benda yang ada disekitarnya. Bahkan, saat usia ini sudah berusaha untuk berdiri sendiri. Tak hanya itu, bayi juga sudah bisa mendengar kata seperti mama dan papa.

Sedangkan orang tua pada bayi di usia ini yaitu sering mengajaknya bermain dan berbicara. Hal ini penting dilakukan agar anak bisa mengembangkan kemampuannya dalam berbahasa. Selain itu bermanfaat juga untuk meningkatkan kemampuan berinteraksi. 

4. Bayi 1-2 Tahun

Bayi di usia ini biasanya sudah bisa mengutarakan apa yang menjadi keinginannya nya dengan berbagai cara, seperti halnya merengek. Biasanya bayi di usia ini akan mencoba untuk melakukan apapun sendiri seperti makan dan memakai pakaian. 

Sedangkan peran orang tua dalam hal ini harus bisa memberikan arahan atau contoh agar bisa melakukan hal yang baik dan menghindari hal yang buruk. Tentunya dalam hal ini usahakan mengarahkannya dengan lembut.

5. Balita 2-3 Tahun

Pada usia ini, anak biasanya sudah menguasai beberapa kosakata. Selain itu, anak juga sudah mulai aktif dalam bergerak seperti berlari, melompat dan lain sebagainya. Bahkan, anak sudah mulai belajar mengikuti apa yang dilakukan orang dewasa.

Tentu peran orang tua pada tiap perkembangan si kecil harus bisa melindungi dan mengawasi anaknya saat bermain. Apalagi jika sudah berinteraksi dengan teman-temannya, pengawasan sangat diperlukan. 

Dampak Positif dari Peran Orang Tua yang Maksimal Terhadap Si Kecil 

Anak akan selalu menjadikan orang tuanya sebagai panutan. Inilah Kenapa peran orang tua dalam kehidupan anak cukup besar. Bahkan, apa yang sudah diterapkan oleh orang tua saja kerja apakah tetap dibawa hingga anak dewasa. Seperti halnya berikut dampak positif dari peran orang tua. 

1. Menjadi Sosok yang Bisa Dijadikan Panutan Oleh Orang Lain

Salah satu dampak positif dari peran orang tua yang dilakukan secara maksimal yaitu anak akan menjadikannya panutan atau contoh. Dengan kata lain, orang tua adalah rumah pertama yang akan menentukan bagaimana anak saat sudah dewasa. 

Inilah Kenapa Jika menginginkan seorang anak yang dapat patuh dan selalu menerapkan nilai-nilai baik, maka berikan contoh. Lalu, contoh yang seperti apa? Tentunya contoh yang baik, agar nantinya anak dapat menirunya dan menjadikan panutan hingga dewasa. 

2. Anak Tumbuh Jadi Sosok yang Lebih Kritis

Adapun peran orang tua terhadap anaknya yang lainnya yaitu memotivasi agar bisa lebih kritis. Bagaimana caranya? Cukup sederhana anak hanya perlu mengajak anak untuk mengobrol mengenai sesuatu yang dapat memicu anak dapat berpikir.

Tentu obrolan yang terjalin harus sesuai dengan usianya. Contoh sederhananya menanyakan kenapa harus berbuat baik, begitu juga resiko berbuat buruk. Beberapa hal tersebut sangatlah sederhana tapi bisa meningkatkan kemampuan anak berpikir dan mengutarakan pendapatnya. 

3. Dapat Menjalin Komunikasi yang Baik dengan Orangtuanya

Dampak positif lain yang didapatkan jika orang tua melakukan perannya dengan benar yaitu dapat menjalin komunikasi bersama anak. Maksudnya, komunikasi yang terjalin ini bisa mempererat hubungan antara orang tua dan anak.

Tentunya untuk menambah kenyamanan dan melekatnya hubungan keduanya, sering-sering juga untuk bercanda dengan anak. Hal ini akan sangat berguna untuk menciptakan hubungan yang tidak ada rasa canggung dan akan saling terbuka dalam hal apapun. 

4. Anak Dapat Mengambil Keputusan

Peran orang tua yang dilakukan secara maksimal juga sangat berguna untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengambil keputusan. Dalam hal ini bisa dimulai dari sesuatu yang sederhana seperti memberikan kesempatan kepada anak untuk memilih menu makanan.

Berawal dari hal sederhana tersebut anak akan mencoba untuk mengambil keputusan dan akan berpengaruh penting juga terhadap hidup anak kedepannya. Apalagi jika anak sudah dewasa, tentu dituntut untuk lebih Mandiri dan bisa mengambil keputusan terbesar dalam hidupnya.

5. Anak Jadi Lebih Mandiri

Manfaat lain yang didapatkan jika orang tua melakukan perannya dengan maksimal yaitu anak akan lebih mandiri. Perlu diketahui anak bisa mandiri jika sudah terbiasa. Tentu dengan didikan dan arahan dari orang tuanya sejak dini, anak bisa mandiri tanpa adanya paksaan.

Dalam hal ini orang tua bisa membiasakan anak untuk mulai tidur sendiri, bertanggung jawab dengan tugas-tugasnya dan lain sebagainya. Beberapa cara tersebut tidak hanya bermanfaat untuk membuat anak lebih Mandiri, tapi juga pemberani. 

Itulah beberapa peran orang tua pada tiap perkembangan si kecil. Dari sini bisa disimpulkan jika perkembangan anak sangat besar pengaruhnya dari peran orang tua. 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

6 Ide Permainan yang Bisa Mendukung Stimulasi Perkembangan Motorik Anak 5 Tahun

Mengetahui tips menstimulasi perkembangan motorik anak usia 5 tahun memang sangat penting. Mengingat perkembangan motorik anak dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya hingga dewasa. Dengan kata lain, dalam perkembangan motorik anak diperlukan pendampingan orang tua. Karena selain bertanggung jawab untuk memastikan ia mendapat nutrisi yang cukup untuk mendukung tumbuh kembangnya. Orangtua juga bertanggung jawab memberikan dukungan dan stimulasi yang bisa mendukung perkembangan motorik anak di setiap usianya.

Hal-hal yang Perlu Diketahui Orangtua Tentang Perkembangan Motorik Anak di Usia 5 Tahun

Perlu diketahui jika kemampuan motorik anak dibagi menjadi dua jenis yaitu motorik halus dan kasar. Di usia 5 tahun, kemampuan motorik halus anak bisa dilihat dari kemampuannya dalam menulis kata tertentu seperti namanya sendiri.

Selain itu, di usia ini kemampuan motorik halusnya juga mulai berkembang dengan bisa mewarnai gambar lebih rapi dan menempel stiker sesuai dengan gambar. Sedangkan kemampuan motorik kasar anak di usia ini seperti sudah bisa melompat dan berlari dengan seimbang.

Bahkan, di usia ini kemampuannya dalam melompat ataupun berlari sudah bisa lurus. Tidak hanya itu, di usia ini juga sudah mulai bisa menaiki tangga secara bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri tanpa bantuan orang tua. 

Perbedaan Motorik Halus dan Kasar yang Juga Harus Dipahami Setiap Orangtua

Sebelum membahas mengenai bagaimana tips untuk menstimulasi perkembangan motorik anak usia 5 tahun, alangkah baiknya jika mengetahui perbedaan antara motorik halus dan kasar. Selengkapnya berikut ini penjelasan dari perbedaannya. 

1. Motorik Kasar

Secara sederhananya motorik kasar merupakan keterampilan anak dalam melibatkan gerakan seluruh tubuh atau membutuhkan otot. Contoh sederhananya kemampuan untuk berdiri, berlari, duduk, berjalan dan lainnya. 

Bahkan, jika perkembangan tersebut terus dilatih, maka akan tercipta keseimbangan dan koordinasi. Contoh sederhananya sudah mulai bisa untuk berenang atau naik sepeda dengan jarak yang cukup jauh. Namun, dalam hal ini tetap harus mendapatkan pengawasan dari orang tua

2. Motorik Halus

Secara sederhananya motorik halus merupakan kemampuan yang dimiliki anak dalam melakukan aktivitas sehari-hari dengan menggunakan otot halus. Lebih tepatnya, motorik halus ini merupakan kemampuan yang dimiliki anak dan sangat berkaitan dengan jari maupun tangan.

Adapun beberapa contoh aktivitas yang sangat berhubungan dengan motorik halus seperti mengancing pakaian, memegang pensil dengan benar, menulis, makan sendiri, mewarna dan lain sebagainya. 

Beberapa Ide Permainan yang Bisa Menstimulasi Perkembangan Motorik Anak

Seperti yang telah disimpan sebelumnya Jika setiap orang tua penting untuk mengetahui tips menstimulasi perkembangan motorik anak usia 5 tahun. Tips tersebut bisa diterapkan dengan cara permainan. Selengkapnya Berikut ini beberapa contoh permainan yang bisa diterapkan. 

1. Bermain Telungkup

Bermain telungkup juga menjadi salah satu permainan yang sangat bermanfaat untuk menstimulasi perkembangan motorik anak di usia 5 tahun. Lebih tepatnya permainan ini sangat berguna untuk memperkuat otot punggung dan leher anak.

Selain itu, pada permainan ini juga bisa menyelipkan pengenalan warna-warni serta bunyi. Lakukan permainan ini atau pada posisi telungkup kurang lebih selama 2 menit. Sedangkan bisa dilakukan berkali-kali dan secara rutin setiap harinya. 

2. Bermain Bola

Bermain bola tidak hanya untuk anak laki-laki, tapi juga bisa untuk anak perempuan. Mengingat permainan ini dapat menstimulasi perkembangan motorik anak. Cara bermainnya cukup sederhana Anda hanya perlu menggulirkan bola tersebut kepada anak.

Mungkin pada awalnya anak hanya akan merespon dengan cara menepuk. Namun, seiring berjalannya waktu jika permainan ini dilakukan secara rutin, maka perkembangan motoriknya akan meningkat dan mulai mendorong balik bola tersebut. 

3. Memberi dan Menerima

Permainan memberi maupun menerima sangat diperlukan untuk menstimulasi perkembangan motorik anak di usia 5 tahun. Sedangkan cara memainkannya cukup sederhana hanya perlu memberikan sebuah benda ke genggaman anak.

Setelah itu ajarkan anak untuk memberikan benda tersebut kepada anda atau dengan cara mengambilnya. Bahkan, saat Anda berusaha untuk mengambilnya dengan lembut, kemampuan otak anak akan mengalami perkembangan dengan cara menolaknya. 

4. Makan dan Bermain

Salah satu tips yang bisa dilakukan untuk menstimulasi perkembangan motorik anak yaitu makan dan bermain. Dengan kata lain, jadikan waktu makan sebagai waktu belajar yang cukup menyenangkan bagi anak. 

Contoh sederhananya mengajak anak untuk bisa mengambil makanan atau camilan sendiri dengan tangannya. Secara otomatis anak akan memasukkan makanan tersebut ke mulutnya. Jadi, saat makan pastikan melibatkan aktivitas anak. 

5. Mengajak Anak Bermain di Luar Ruangan

Tips selanjutnya dalam melatih perkembangan motorik anak bisa dilakukan dengan mengajaknya bermain di luar ruangan. Jadi, saat anak berada di luar ruangan bisa lebih leluasa dalam melakukan berbagai aktivitas seperti halnya melompat, berlari dan melatih keseimbangan.

Selain itu, Tidak ada salahnya juga untuk mengajak anak bermain permainan tradisional seperti gobak sodor, engklek dan lain sebagainya. Setidaknya permainan tradisional ini dapat meminimalisir penggunaan gadget yang saat ini semakin marak..

6. Menggambar dan Mewarna

Tips menstimulasi perkembangan motorik anak usia 5 tahun yang selanjutnya yaitu mengajaknya untuk menggambar dan mewarna. Cara ini sangatlah berguna untuk melatih otot-otot jari anak bisa lebih kuat dan seimbang Dalam memegang benda.

Selain itu, bisa juga mengajak anak untuk membiasakan mengancing baju dan mengikat tali sepatu sendiri. Lebih tepatnya cara ini dapat menstimulasi perkembangan motorik halus anak. Selain itu, cara ini juga sangat berguna untuk meningkatkan kemampuan anak agar bisa lebih mandiri. 

Demikian penjelasan mengenai beberapa tips yang bisa diterapkan untuk menstimulasi perkembangan motorik anak di usia 5 tahun. Tentu dengan adanya beberapa tips tersebut diharapkan dapat membantu setiap orang tua dalam memaksimalkan perannya.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

8 Peran Penting Orang Tua Selama Anak Selama Tumbuh Kembang Balita

Tumbuh kembang anak, biasanya dianggap sebagai tanggung jawab ibu saja. Tapi kali ini, sayangianak ingin mengajak Ayah dan Bunda untuk memahami, jika proses tumbuh kembang anak sedari ia lahir hingga dewasa adalah tanggung jawab bersama. Dengan kata lain peran orang tua sangatlah dibutuhkan dan penting. Dan khusus tumbuh kembang anak balita, Ayah dan Bunda tidak bisa hanya terfokus pada pertumbuhan fisinya saja, tetapi juga pada mental dan psikis. Itulah mengapa, peran orangtua dalam tumbuh kembang anak Balita sangat penting.

Mengingat masa depan anak akan tergantung dari keberhasilan orang tua dalam melaksanakan perannya. Bagi Ayan dan Bunda yang baru saja menjadi orang tua, haruslah mengetahui bagaimana peran dalam pertumbuhannya balita.

Disamping itu, orang tua mempunyai hak untuk melakukan setiap perannya, tetapi bukan berarti bisa dilakukan secara sembarangan. Dengan kata lain ada pedoman-pedoman yang harus diterapkan dalam proses tersebut agar bisa melakukan peranannya lebih maksimal.

Misalnya saja melaksanakan peran sebagai orang tua dengan tegas, tapi tetap memberikan kasih sayang dan perhatian yang penuh terhadap anak. Mengingat anak juga membutuhkan beberapa hal tersebut dalam proses pertumbuhan.

Inilah 8 Peran Orang Tua Dalam Pertumbuhan Anak Balita

Perkembangan teknologi yang semakin canggih seperti saat ini tentu peran orang tua dalam pertumbuhan anak lebih ditekankan. Disamping itu, justru lebih mudah lagi karena kamu bisa mendapatkan informasi mengenai peran orang tua. Nah, selengkapnya berikut beberapa perannya.

1. Memberi Stimulasi yang Sesuai Usia dan Perkembangan Anak

Menstimulasi perkembangan anak menjadi salah satu peran utama orang tua dalam pertumbuhannya. Tentunya peran ini sangat diperlukan dan menjadi pendukung dengan pemberian kelengkapan gizi yang dibutuhkan anak. 

Meskipun stimulasi perkembangan anak yang dilakukan pada lima tahun pertama usia anak berdampak pada perkembangan otak. Namun, seiring berjalannya waktu stimulasi tersebut sangatlah berguna agar anak bisa lebih mudah dalam belajar di masa depan. 

2. Menjamin Kebutuhan Gizi Anak Tercukupi

Peran orang tua yang selanjutnya dalam proses tumbuh balita yaitu menjamin kebutuhan gizi. Mengingat anak di usia ini masih belum bisa memilih mana makanan yang sehat atau tidak. Sesuai dengan usianya, anak harus mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan. 

Sedangkan lebih dari itu juga perlu memberikan ASI selama dua tahun dan dilengkapi dengan MPASI. Perlu diketahui jika MPASI atau pemberian makanan kepada balita harus disesuaikan dengan kebutuhannya. Tujuannya agar perkembangan otak dan pertumbuhan fisik anak bisa lebih maksimal. 

3. Memastikan Kesehatan Anak Setiap Harinya

Memastikan kesehatan anak juga menjadi salah satu peran orang tua yang sangat dibutuhkan dalam proses pertumbuhannya. Tentunya dalam hal ini bisa diterapkan dalam berbagai cara dan bisa dimulai dari hal yang sederhana, sehingga cukup mudah dilakukan. 

Misalnya saja dengan membiasakan anak untuk cuci tangan, memberikan makanan yang bergizi, memastikan waktu tidur cukup dan lain sebagainya. Meskipun hal tersebut sederhana, tapi nyatanya sangat berperan penting agar pertumbuhan balita bisa lebih optimal. 

4. Mengajak Anak Berinteraksi untuk Melatih Kemampuannya Berkomunikasi

Peran orang tua dalam proses tumbuh balita yang selanjutnya yaitu mengajak untuk selalu berinteraksi. Cara ini sangatlah penting diterapkan agar anak merasa nyaman dengan orang tuanya. Berawal dari rasa nyaman tersebut, anak akan semakin mudah diarahkan dan dibimbing. 

Namun interaksi yang terjalin harus tetap dengan kasih sayang. Beberapa contoh sederhana dalam hal ini seperti mengajak anak bermain, memberikan senyuman, mengajak berbicara, dan hal-hal lainnya dapat membantu proses tumbuh balita. 

5. Jadi Sosok Orangtua yang Mendukung Aktivitas Balita

Seorang anak dikatakan balita jika berusia 1-5 tahun. Tentu setiap tahunnya akan mengalami proses pertumbuhan yang berbeda-beda. Terutama bagi balita yang sudah berusia 3 -5 tahun, biasanya akan lebih aktif jika dibandingkan dengan usia sebelumnya.

Tentu sebagai orang tua berperan penting untuk mendukung aktivitas balita Selama masih dalam lingkup yang baik. Meskipun pada usia tersebut anak cenderung asik dengan dunianya, tapi sebagai orang tua juga penting untuk memberikan arahan agar terbiasa. 

6. Menciptakan Kebiasaan Makan yang Baik

Peran orang tua selanjutnya dalam proses tumbuh balita yaitu menciptakan kebiasaan makan yang baik. Apalagi saat balita sudah menginjak usia mendapatkan MPASI, bentuk memperhatikan makanannya sangatlah penting agar berdampak pada semakin baik pertumbuhannya. 

Selain orang tua mempunyai kewajiban untuk memastikan agar asupan makanan anak bergizi. Hal lain yang harus diterapkan yaitu menciptakan kebiasaan makan yang sehat seperti tepat waktu, makan di tempat makan, memilih makanan sehat dan lain sebagainya. 

7. Menerapkan Pola Asuh yang Tepat

Menerapkan pola asuh yang tepat juga menjadi salah satu peran orang tua yang sangat dibutuhkan dalam proses tumbuh balita. Pada umumnya di Indonesia terdapat berbagai jenis pola asuh yang diterapkan seperti luwes, keras dan fleksibel. 

Dari beberapa pola asuh tersebut tentu jika diterapkan yang paling tepat, maka akan berpengaruh penting terhadap pertumbuhan balita. Bahkan, tidak menutup kemungkinan juga akan meningkatkan kemampuan anak dalam berkomunikasi dan berinteraksi di lingkungan. 

8. Memberi Contoh Berinteraksi

Peran orang tua dalam proses tumbuh balita yang selanjutnya yaitu memberikan contoh berinteraksi. Dengan kata lain, Setiap anak akan meniru bagaimana cara orang tua dalam berinteraksi dengan anggota keluarga atau lingkungan.

Semakin baik interaksi yang terjalin antara orang tua dengan orang lain, tanpa disadari akan menirunya. Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berinteraksi yaitu berikan kebebasan untuk bermain dengan teman-temannya. 

Kurang lebih itulah penjelasan mengenai peran orang tua dalam proses pertumbuhan anak. Dari penjelasan ini dapat disimpulkan jika dalam proses pertumbuhan anak tidak akan terlepas dari peran orang tua. Mengingat orang tua menjadi tempat pertama di mana pertumbuhan anak di mulai.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top