Parenting

Mau Pergi? Pastikan Untuk Melakukan 4 Persiapan Penting Ini Sebelum Menitipkan Anak Pada Ayahnya Ya Bun!

Pasa jaman modern sekarang, ibu yang bekerja di luar rumah merupakan hal yang biasa. Banyak para ibu yang memiliki segudang aktivitas, bahkan tak kalah dengan kesibukan suami mereka. Tak heran bila kemudian kewajiban mengurus anak pun menjadi tanggung jawab bersama. Kesibukan ibu yang banyak sepintas tidak ada masalah, tapi bagaimana jika suatu waktu ibu ditugaskan untuk keluar kota untuk urusan pekerjaan? Tentu saja jika hal itu terjadi yang menjadi tumpuan adalah sang ayah.

Saat hal itu terjadi, bukan tidak mungkin sang ayah akan merasa kerepotan saat harus mengasuh balita yang masih gampang menangis, aktif, dan terus minta susu. Untuk itu, Ayoe Sutomo yang merupakan seorang psikolog memberikan tipsnya untuk anda.

Lakukan Secara Bertahap Bunda, Dengan Begitu Si Kecil Bisa Beradaptasi Dengan Pola Asuh Ayahnya

Sebaiknya ibu jangan langsung meninggalkan anak begitu saja. Apa lagi jika anda tahu bahwa suami bukanlah seseorang yang cukup telaten untuk mengurusi anak kecil. Sebelum hari penugasan itu tiba, pastilah akan ada pemberitahuan sebelumnya. Gunakan waktu tersebut untuk membiasakan si kecil bersama dengan ayah. Mungkin untuk tahap awal anda bisa melakukannya selama 30 menit, kemudian 1 jam, dan selanjutnya untuk beberapa jam. Hal ini dilakukan agar anak dapat beradaptasi dengan pola asuh ayahnya. Dengan begitu, anak pun akan terbiasa saat anda harus pergi untuk bertugas.

Cukupi Kebutuhan Anak, Bila Perlu Berikan Pengarahan Kepada Ayahnya Juga

Jangan tinggalkan anak bersama ayahnya tanpa lebih dulu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Ini bisa menjadi masalah. Sebelum pergi, siapkan berbagai keperluan anak seperti makanan, minuman, diapers, camilan, jadwal tidur, mainan, dan lain sebagainya. Hal ini penting agar ayah bisa beradaptasi dengan aneke kebutuhan anak tersebut. Harapannya jika anak tiba-tiba rewel saat anda sudah pergi, maka ayah dapat mengatasinya. Ayah tidak menjadi stres dan emosional dengan tangisan si kecil.

Bekali Ayahnya Dengan Strategi Khusus Untuk Meng-handle Si Kecil

Tentunya anda sebagai ibu lebih tahu tentang bagaimana caranya membuat anak agar mau makan, tidur, atau mendiamkannya saat dia menangis. Ajarkan cara-cara untuk melakukan hal tersebut pada suami, dengan demikian anak rewel pun tak lagi jadi masalah untuknya. Kelihatannya ini sepele tapi jika dilakukan oleh orang yang tidak mengetahuinya maka bisa menyulitkan.

Sesibuk Apa Pun Anda Tetap Luangkan Waktu Untuk Berkomunikasi Dengan Suami

Sesibuk apa pun di tempat tugas, anda harus meluangkan waktu untuk menelepon suami. Beri dia semangat karena itulah yang dia butuhkan saat harus mengasuh anak di rumah. Jangan ucapkan kata-kata yang memojokkan atau menghakimi suami karena bisa menyebabkan stress dan emosi. Jika suami melakukan kesalahan, maka tegurlah dengan kata-kata yang halus, dan usahakan untuk tidak membuatnya emosi.

Nah dengan melakukan persiapan yang matang sebelum meninggalkan anak bersama ayah, anda pun menjadi tenang di tempat kerja. Anda tentunya tidak mau direpotkan oleh pertanyaan-pertanyaan atau keluhan-keluhan suami saat mengasuh si kecil di rumah. Sebab bukan tidak mungkin suami akan terus menghubungi anda melalui telepon karena ulah si kecil yang menurutnya merepotkan itu. Hal itu wajar karena dia tidak terbiasa untuk mengasuh anaknya secara langsung. Untuk itulah, mempersiapkan sejak dini adalah hal yang penting dan harus anda lakukan. Dengan begitu suami anda akan dapat mengasuh si kecil dengan baik, si kecil juga akan merasa nyaman bersama ayahnya, dan anda pun akan tenang saat bekerja.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Selalu Membuat Masalah Bisa Jadi Tanda Anak yang Butuh Perhatian, Bunda Harus Peka dan Lakukan Beberapa Hal ini

Banyaknya aktivitas di kantor dan rumah membuat orangtua secara tidak sadar melupakan kehadiran si kecil. Hingga kerap tak disadari anak tumbuh jadi anak yang berkelakukan buruk, sering membuat masalah atau merusak benda-benda di rumah. Dianggap bandel, masalah-masalah yang anak timbulkan bisa jadi salah satu tanda, jika ia sedang jadi Anak yang butuh perhatian. Untuk itu, sebagai orangtua, Ayah dan Bunsa harus pintar untuk membaca ciri-cirinya. . 

Tanda-Tanda dari Anak yang Butuh Perhatian Orang Tua yang Bisa Terlihat dari Sikap dan Tingkah Lakunya

Anak yang kurang mendapat perhatian tumbuh menjadi sosok pemberontak dan kasar. Sebagian tumbuh memiliki sifat pemalu serta kurang percaya diri untuk bersosialisasi dengan lingkungan luar. Hal ini memberikan dampak negatif pada anak, dapat ditandai melalui kondisi berikut ini. 

1. Emosi Tidak Stabil, Terlihat Bagaimana Saat Ia Marah dan Menanggapi Masalah

Anak yang tiba-tiba mudah tersinggung dan marah merupakan bentuk ungkapan emosinya yang tidak stabil. Menjadi sulit diatur padahal sebelumnya baik-baik saja. Mungkin penyebabnya karena kurang memperoleh perhatian dari orang tua.

Sebagai orang tua jangan langsung memarahinya. Bicarakan hal ini dengan si kecil agar lebih mudah tahu apa yang diinginkan. Lakukan introspeksi diri dan pikirkan dengan baik mungkin orang tua kurang meluangkan waktu bersama anak. 

2. Dalam Melakukan Interaksi dan Komunikasi, Anak Sering Tidak Percaya Diri, 

Tanda anak kurang mendapat perhatian berikutnya adalah tidak percaya diri. Takut keluar rumah, tidak bisa membangun pertemanan dan malu bersosialisasi dengan orang lain. Kurangnya apresiasi dari orang terdekat termasuk orang tua membuat si kecil memiliki sikap tidak percaya diri. 

Parahnya, jika terus berlanjut anak merasa tidak layak untuk bahagia. Perkembangan si kecil terganggu terutama dalam pendidikannya. Lebih berbahaya lagi jika anak melarikan diri pada obat terlarang. 

3. Sering Terlihat Merasa Khawatir dan Takut yang Berlebihan

Anak kurang perhatian juga selalu dihantui rasa cemas dan takut menjalani hari. Sulit mengambil keputusan dan menentukan apa yang diinginkan dalam hidup. Perasaan ini tentu tidak baik dampaknya bagi psikologi anak jika dibiarkan begitu saja.

Kasih sayang dan perhatian orang tua membuat anak memiliki kualitas hidup lebih baik. Keberanian, percaya diri dan rasa kuat muncul sendiri dalam diri si kecil. Tidak takut menghadapi masalah dan lebih ceria menjalani hidup. 

4. Kecerdasan yang Ia Miliki Mendadak Menurun

Orangtua yang sibuk bekerja serta aktivitas lain tidak meluangkan waktu bersama anak. Hal ini mengakibatkan terhambatnya perkembangan si kecil. Anak menjadi malas mau belajar karena kekesalannya pada orang tua tidak punya waktu untuknya. 

Perhatian dan kasih sayang yang cukup dari orang tua bagus sekali untuk perkembangan fisik dan mental anak. Semakin sering bertemu, perkembangan semakin bagus. Maka, sesibuk apapun penting sekali meluangkan waktu untuk si kecil. 

Jangan Sampai Diabaikan, Jika Tanda-tanda di Atas Sudah Kelihatan, Orangtua Harus Buru-buru Melakukan Hal Ini…

Jika orang tua melihat sejumlah tanda anak yang butuh perhatian dan tidak ingin terus berlanjut, ada beberapa solusi yang perlu diterapkan. Tujuan orang tua bekerja untuk memberikan kehidupan lebih baik bagi anak. Namun, jangan sampai mengabaikan karena si kecil butuh diperhatikan. 

1. Jangan Segan-segan untuk Memeluk dan Mencium Si Kecil 

Sayang memang bisa dibuktikan dengan sikap atau tindakan. Tidak melulu dengan kata-kata sebab anak akan lebih memahami saat ungkapan sayang orang tuanya dalam bentuk pelukan atau ciuman. Maka, sangat disarankan memeluk dan mencium si kecil. 

Namun, sebagian anak laki-laki saat beranjak dewasa merasa malu jika dipeluk dan dicium orang tua di depan teman-temannya. Jangan dipaksakan sebab kasih sayang ini bisa dibuktikan di rumah. Boleh juga memberi tindakan lain sesuai keinginan anak.

2. Sesibuk Apapun Bunda, Jangan Lupa untuk Membangun Kebersamaan Berkualitas Bersama dengan Si Kecil

Penting sekali ada pertemuan berkualitas antara orang tua dengan anak. Namun harus diketahui bahwa bertemu setiap hari pun tidak menjamin adanya kualitas jika orang tua tidak mengusahakannya. Jika ibu berinteraksi yang baik dengan si kecil mudah menghadirkan pertemuan berkualitas. 

Namun, jika di rumah hanya diam saja atau sibuk bermain ponsel, anak terabaikan. Perhatian menjadi berkurang sehingga anak pun tertarik menikmati game di ponsel. Saat ketagihan akan berdampak negatif pada perkembangannya. 

3. Perhatikan Apa Hal yang Menjadi Keinginan dan Kebutuhan Anak

Anak sama seperti orang dewasa juga memiliki keinginan dan kebutuhan. Jika kebutuhannya tidak terpenuhi mengakibatkan emosi anak tidak stabil. Tetapi, tidak semua keinginan harus dituruti oleh orang tua dan berikan alasan yang masuk akal bagi si kecil. 

Sebagian anak ketika ingin sesuatu, harus segera terpenuhi. Jika tidak akan keluar banyak tingkah menjengkelkan. Orangtua tidak boleh marah, sebaiknya diskusi kembali dengan anak tentang baik buruk keinginan tersebut agar bisa diterima dengan lapang dada saat tidak terwujud.

4. Didik dan Asuhlah Anak dengan Cara yang Bahagia, Hindari Terlalu Keras tapi Juga Tidak Terlalu Memanjakannya

Mengasuh anak memang bukan perkara mudah, begitu juga mendidik. Namun, orang tua harus sabar dan ikhlas agar semua yang dilakukan tidak menjadi beban. Anak adalah tanggung jawab orang tua sehingga tidak boleh marah pada anak hanya karena lelah mengurusnya. 

Mengurus anak sambil marah-marah akan menyakiti perasaannya. Kemungkinan besar anak tumbuh menjadi pemarah. Sebaliknya jika mendidik serta mengasuh dilakukan dengan bahagia, maka anak dapat menjalani hari dengan baik dan ceria. 

5. Upayakan Ia untuk Selalu Mendapat Perhatian Ketika Bunda Harus Pergi Bekerja

Jika pekerjaan orang tua mengharuskan pergi pagi dan pulang malam, sebaiknya miliki pengasuh untuk mengurus si kecil. Tetapi, jangan memilih pengasuh sembarangan, harus libatkan anak juga. Utamakan pengasuh yang sopan, berlaku baik, paham keinginan anak dan disukai oleh si kecil. Menggunakan pengasuh yang tidak disukai anak akan sulit bekerja sama dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan si kecil. Jadi, saat anak tiba-tiba menampakkan perilaku menjengkelkan bisa jadi itu tanda anak yang butuh perhatian. Jangan disepelekan tetapi terapkan beberapa tips di atas.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top