Kesehatan

Bayi yang Sering Diajak Ngobrol Orangtua Sejak Dalam Kandungan Tumbuh Lebih Pintar, Ini Cara Mengajak Bayi Bicara Sejak dalam Kandungan

Mengajak anak mengobrol sejak dia bayi atau bahkan dalam kandungan banyak manfaatnya. Penelitian menunjukkan anak yang sering diajak bicara orangtuanya mulai dari usia bayi tumbuh menjadi lebih pintar.

Adanya hubungan antara kesuksesan akademis seorang anak

Penelitian tersebut salah satunya dilakukan Betty Hart dan Todd Risley. Keduanya menuliskan hasil penelitian mereka dalam buku berjudul Meaningful Differences in the Everyday Experience of Young American Children.

Dari hasil penelitian itu ditemukan adanya hubungan antara kesuksesan akademis seorang anak dengan jumlah kata yang diucapkan orangtua pada sang anak hingga usia tiga tahun.

Ini Tiga hasil penting dari penelitian Hart dan Risley lainnya adalah:

1. Kemampuan bahasa dan IQ anak tergantung dari seberapa sering orangtua mengajak anaknya bicara.
2. Sukses akademis anak di usia sembilan dan 10 tahun dipengaruhi banyaknya kata atau pembicaraan yang mereka dengar dari lahir hingga usia tiga tahun.
3. Orangtua dengan anak yang punya kemampuan akademis lebih bicara lebih sering dengan anak mereka, ketimbang orangtua yang kemampuan akademis anaknya kurang.

Kapan waktu yang tepat untuk mengajak janin berbicara ?

Stimulasi yang dilakukan pada janin berbeda-beda disesuaikan dengan usia kehamilan. Psikolog perkembangan Harold I Kaplan, Benjamin J Sadock, dan Jack A Grebb, stimulasi pada janin dapat dilakukan pada usia kehamilan 18-20 minggu.

Bahkan menurut penelitian lainnya menyatakan bahawa janin memiliki kemampuan dalam perkembangan psikologi dan biologis pada saat kontasepsi. Dengan demikian kemampuan mulai dapat bereaksi pada rangsangan luar.

Suara ibu dapat mempercepat denyut jantung janin karena lesatan sel syaraf janin. Inilah saat yang tepat untuk ibu hamil melakukan rangsangan atau stimulasi. Ketika janin mendengar suara ibu maka denyut jantung janin akan bergerak aktif. Berbeda ketika janin mendengar suara orang lain dimana ritme jantungnya akan melambat.Saat ritme jantung janin aktif janin menyimpan kata-kata yang dikenal dengan istilah stimulasi kognitif.

Sedangkan pada saat janin berkembang, emosional janin yang tersentuj dengan musik klasik maka stimulasi yang diberikan adalah stimulasi afektif.Begitupula dengan mengelus perut janin melalui kulit yang berhubungan dengan stimulasi fisik, motorik.

Bagaimana Cara Mengajak Janin Berbicara didalam Kandungan?

1. Hindari Berkata Negatif,  Janin belum mampu untuk memahami orangtua secara seutuhnya.

bicaraanak

Hindari menggunakan kata negatif “tidak” ataupun “jangan”. Janin belum memiliki pikiran yang sadar sehingga belum mampu untuk memahami orangtua secara seutuhnya.

Kalimat seperti, “Kalau sudah besar jangan nakal” maka yang ditangkap oleh janin adalah nakal , maka sebaiknya anda menggunakan kata positif seperti ” Tumbuhlah besar menjadi anak yang penurut, baik dan sayang ayah dan Ibu.”

2. Menjaga kestabilan kmosi Ibu kerena janin dapat merasakan bentuk emosi ibunya

Janin dapat merasakan bentuk emosi, emosi negatif dan positif yang dirasakan oleh ibunya. Sehingga untuk menjaga kestabilan emosi harus bahagia dan rileks.

Peranan suami dapat membantu untuk mengembalikan suasana hati dan menjalani kebahagian ibu selama kehamilan. Dengan demikian ibu akan selalu memiliki energi positif yang kemudian dirasaka oleh janin.

3.Ibu Hamil harus Peka Terhadap Gerakan yang dilakukan Janin

Janin akan merespons terhadap segala bentuk komunikasi yang dilakukan orang tua melalui gerakan janin. Ada janin yang menendang-nendang ketika diajak untuk bernyanyi.

Dengan demikian ini merupakan bukti nyaman dan bahagia yang dirasakan oleh janin. Adapula tiba-tiba merasakan perut yang sakit ditengah keramaian karena bayi tidak menyukai lingkungan

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

9 Hal Harus Dilakukan Orangtua untuk Memiliki Anak yang Jago Bahasa Sedari Dini

Banyak orang tua mengharapkan anak yang jago bahasa sejak kecil. Sebab, pandai bahasa itu penting sekali. Baik itu bahasa Indonesia, maupun bahasa asing. Apalagi sekarang ini bahasa Inggris paling banyak digunakan saat ada keperluan di negara lain. Namun, kemampuan berbahasa tidak lantas datang begitu saja. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan orangtua, untuk membantu anak cakap dalam berbahasa. Kira-kira apa saja ya?

Hal yang Harus Dilakukan Orangtua untuk Memiliki Anak yang Jago Bahasa Sedari Dini

Cara mengajarkan bahasa pada anak kecil sedikit berbeda dengan orang dewasa. Orangtua harus menimpali kata anak dengan yang sebenarnya, meskipun balita masih belum paham arti kata tersebut. Agar lebih mudah, orangtua dapat menerapkan langkah berikut untuk mendidik bahasa pada anak. 

1. Untuk Membantunya Terbiasa, Kenalkan Dua Bahasa Sedini Mungkin

Ketika anak mulai belajar bicara, ia akan paham bahwa terdapat perbedaan bahasa yang orangtua gunakan. Si kecil yang sudah sering mendengar bahasa asing sejak lahir lebih untuk menguasainya. Sangat bagus memperkenalkan dua bahasa di usia balita. 

Seiring pertumbuhan, adaptasi si kecil terhadap suara dan bahasa akan menurun. Karena itu, anak lebih sulit menguasai bahasa. Mengajarkan bahasa lain pada anak di usia sekolah dasar juga tidak semudah pada anak usia preschool. 

2. Bunda Juga Bisa Mengenalkan Bahasa dengan Bermain, Membaca atau Sambil Bernyanyi 

Lakukan aktivitas menyenangkan dengan menyelipkan penggunaan dua bahasa agar si kecil tidak bosan. Penuhi rumah dengan buku dua bahasa, begitu juga musik, alat mainan, film favorit anak dan yang lainnya. Silakan berbicara apa saja dengan anak sambil memperkenalkan kosakata dan ekspresi bahasa. 

Ketika si kecil bertambah umurnya, perluas kegiatan seperti melukis, membuat kaligrafi dan aktivitas menghasil karya yang lain. Sesuaikan juga dengan minat dan hobi anak. Orang tua perlu mendorong si kecil agar terus menggunakan bahasa Indonesia maupun bahasa asing dalam setiap kegiatannya. 

2. Jadilah Role Model, dengan Memberikan Contoh Berbicara Dua Bahasa di Rumah 

Cara sangat efektif dalam membesarkan si kecil dua bahasa adalah memberikan contoh. Misalnya, orangtua rajin mengobrol menggunakan bahasa Inggris. Saat menyebut makanan atau buah pakai bahasa Inggris. Sebisa mungkin ajarkan anak bahasa asing melalui hal-hal yang ditemukan setiap hari. 

Akan lebih bagus lagi jika orangtua memasukkan si kecil ikut kursus bahasa. Anak dapat langsung berinteraksi dengan teman-teman dengan satu visi. Mempraktikkan kosakata yang dipelajarinya juga lebih mudah sebab ada lawan bicara. 

4. Ayah dan Ibu Menggunakan Bahasa yang Berbeda

Permasalahan yang sering terjadi pada anak bilingual adalah kesulitan melakukan identifikasi bahasa. Solusinya, orangtua gunakan bahasa berbeda. Misalnya Ayah sering berbicara dalam bahasa Inggris sedangkan Ibu menggunakan bahasa Indonesia.

Hal ini memudahkan anak membedakan yang mana bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Sangat bagus lagi jika orang tua sering menghabiskan waktu dengan si kecil. Mempelajari dua bahasa lebih mudah karena orang tua sekaligus guru bagi anak. 

5. Latih Anak dengan Banyak-banyak Berbicara dengan Dua Bahasa Sesering Mungkin 

Gunakan dua bahasa sesering mungkin untuk membiasakan anak yang jago bahasa. Perlu menerapkan kosakata yang sudah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari agar semakin mahir. Apalagi si kecil mudah beradaptasi dengan bahasa baru dan secara kognitifnya lebih fleksibel. 

Maka jangan heran si kecil cepat menangkap arti bahasa baru dan nyaman dengan bahasa tersebut daripada orang dewasa. Orang tua bantu si kecil mempraktikkan kedua bahasa dalam kesehariannya. Karena supaya jago bahasa peran Ayah dan Ibu sangat penting.

6. Lakukan dengan Santai, Jangan Sampai Memaksa Anak untuk Melakukannya 

Mungkin ada satu hari si kecil sedang mengalami emosi naik turun. Misalnya saat dia sedang kurang sehat, semangatnya pun hilang untuk belajar bahasa. Orangtua tidak boleh memaksakan keinginannya pada anak. Tidak masalah tidak belajar hari itu, asalkan semangat belajar untuk hari berikutnya masih ada.

Mengajari anak secara konsisten dan libatkan pada apa saja yang disukai anak. Misalnya saat si kecil tertarik mempelajari hewan, ajarkan bahasa Inggris tentang nama –nama hewan. Begitu juga ketika anak tertarik pada hal baru lainnya, iringi dengan bahasa Inggris.

7. Tidak Perlu Terpaku pada Grammar, Lakukan Pelan-pelan Asal si Kecil Paham

Komponen yang penting sekali diajarkan pada anak kecil adalah kosakata. Tidak perlu langsung mengajarkan tenses atau grammar. Sebab, materi ini agak sulit dipahami dan tidak terlalu penting dalam kesehariannya. 

Selain itu, mengenai tenses si kecil hanya akan mengikuti kalimat-kalimat yang sering diucapkan. Penting sekali untuk fokus pada kemampuan otak. Bukan langsung memaksa harus menguasai tenses. Tetapi, ajarkan sesuatu yang mudah dulu sampai bertambah usianya, baru masuk ke materi lebih sulit. 

8. Bantu Anak Lebih Mudah Memahami Penggunaan Bahasa dengan Memberikan Visualisasi 

Si kecil lebih mudah mengingat dalam bentuk gambar, video atau lainnya yang dapat dilihat. Oleh karena itu, pentingnya memperkenalkan sesuatu padanya dalam bahasa asing diikuti bentuk visualnya. Misalnya, belajar tentang burung merak. Orangtua dapat menunjukkan gambarnya tanpa perlu ke kebun binatang. 

Tunjukkan objek visual supaya lebih mudah diingat anak. Orangtua dapat membelikan si kecil buku bergambar yang berisi kosakata bahasa Inggris tentunya lengkap dengan gambar. Bisa juga menggunakan gambar di internet kemudian mencetaknya. 

9. Manfaatkan Teknologi untuk Mendukung Proses Belajarnya Lebih Menyenangkan dan Mudah

Kecanggihan teknologi memudahkan anak belajar bahasa. Sekarang ini banyak sekali aplikasi untuk memudahkan belajar bahasa asing. Tinggal mengunduhnya di smartphone dan mengaktifkannya. Hebatnya, tampilan aplikasi cukup menarik bagi anak dan langsung tersedia audionya. 

Media sosial seperti Instagram juga tersedia akun untuk belajar bahasa asing. Youtube for Kids tentunya menyediakan ragam video pembelajaran bervariasi. Lebih menyenangkan dan anak tidak bosan dengan aktivitas belajar yang itu-itu saja.Itulah cara yang bisa orang tua terapkan untuk mengembangkan keterampilan anak yang jago bahasa. Sebaiknya, mengajarkan anak harus kompak antara Ayah dengan Ibu. Harus konsisten juga supaya anak lebih cepat mahir.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Tips Ajarkan Dua Bahasa pada Anak

Selain bahasa ibu alias bahasa Indonesia, kini banyak orangtua yang mengutamakan buah hatinya agar memiliki kemampuan berbahasa asing misalnya saja bahasa Inggris. Orangtua berpikir, dengan memiliki kemampuan tersebut, maka akan memudahkan buah hatinya meniti karier di masa depan. Namun kapan sebaiknya mengajari si kecil berbahasa asing? Sejatinya belajar bahasa asing pada anak-anak bisa dilakukan sedini mungkin. Hal ini supaya mereka lebih mudah menyerap kosa kata dan pola bahasa yang dipelajari.

Sebagai contoh, Bun, anak kecil saja bila menonton kartun berbahasa inggris lambat laun tak akan asing bahkan mulai berani berbicara dalam bahasa Inggris. Nah, mengutip Very Well Family, sekitar 12 persen anak di atas usai 5 tahun merupakan bilingual atau bisa berbicara dalam dua bahasa.

Sebuah penelitian menunjukkan, mengajarkan anak dalam dua bahasa jauh lebih mudah jika dilakukan sejak dini. American Speech-Language-Hearing Association menjelaskan ada beberapa keuntungan mengajarkan dua bahasa kepada anak. Mulai dari bisa belajar kata-kata baru dengan cepat, meningkatkan kemampuan mempelajari informasi baru, lebih mudah menyelesaikan masalah, serta punya keterampilan mendengarkan lebih baik.

Sebagai panduannya, berikut ini cara yang tepat yang dapat Bunda lakukan untuk mengajarkan dua bahasa pada anak.

Perdengarkan Suara-suara yang Unik ya Bun

Pada usia dua atau tiga tahun, anak biasanya sedang dalam proses mengenali pola bicara, Bun. Untuk itu cobalah untuk mengajarkan dua bahasa padanya dengan suara-suara yang unik. Di usia tersebut, mereka dengan mudah lebih mengenali suara. Selain itu, menurut Francois Thibaut, Director of the Language Workshop for Children, di New York City, Anda bisa mengajarkan mereka dengan cara memperdengarkan musik lho.

Usahakan Bunda Menciptakan Lingkungan Belajar yang Santai Untuknya

Thibaut mengatakan, cara terbaik untuk mengajarkan bahasa baru pada anak adalah dengan membiarkannya mendengarkan percakapan seseorang yang sudah lancar berbahasa tersebut. Kelak secara alami ia akan mencoba untuk bicara juga. Apalagi anak yang berusia 2 atau 3 tahun juga suka meniru apa yang mereka dengar.

Namun pastikan Bunda dan pasangan pun juga sudah fasih berbicara dengan bahasa yang ingin diajarkan pada anak ya Bun. Hal itu untuk memudahkan si kecil memahami arti dari kata-kata dan frasa yang pendek yang Bunda ucapkan.

Ajarkan Kata Demi Kata

Jika tidak ingin melakukan pelajaran formal kepada anak, Bunda bisa memperkenalkan dasar-dasar bahasa tersebut dengan menunjukkan suatu benda memiliki dua bahasa. Manfaatkan kartu-kartu permainan yang punya dua bahasa dilengkapi dengan gambar. Selain itu, Bunda juga bisa menggunakan video-video tutorial untuk mengajarkan dua bahasa pada anak di YouTube. Jangan lupa untuk terus mengulang pelajaran tersebut sesering mungkin, agar anak cepat memahami.

Meski begitu, ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan sebelum mengajarkan si kecil lebih dari satu bahasa. Kunci terpenting, Bunda dapat mengajarkan si kecil belajar bahasa asing sebagai bahasa kedua setelah ia menguasai banyak kosakata dari bahasa ibu, ya Bun. Dengan begitu anak tidak kesulitan membedakan kosakata dari bahasa ibu dengan kosakata dari bahasa asing.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Cerita Donna Agnesia Urus Tiga Buah Hati yang Beranjak Remaja

Bun, sebagai seorang ibu, tentu kita punya tantangan masing-masing dalam menjalankan peran ya. Nah, hal ini juga yang dirasakan oleh Donna Agnesia. Perempuan yang menikah dengan Darius Sinathrya ini dikaruniai tiga orang anak yaitu Lionel Nathan Sinathrya Kartoprawiro, Diego Andres Sinathrya dan Quinesha Sabrina Sinathrya.

Sebagai wanita karier sekaligus ibu dengan tiga anak, Donna pun dituntut untuk dapat membagi waktu. Bagi Donna, salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh ibu bekerja adalah memastikan kebutuhan anak-anaknya terpenuhi, meskipun tak bisa mendampingi selama 24 jam.

“Saya pergi keluar rumah, saya pastikan anak-anak di rumah kebutuhannya terpenuhi. Dia tidak pernah kehilangan kasih sayang, walaupun papa mamanya sibuk bekerja,” kata Donna Agnesia seperti dikutip dari Kumparan, Selasa (25/6).

Donna mengatakan seorang ibu harus bisa menguasai banyak hal. Bukan hanya pintar mengatur keuangan dan anak, tapi juga bisa melihat bakat dan masa depan anak-anaknya.

“Aku juga masih belajar terus jadi ibu yang sempurna, paling enggak buat anak-anak saya dan oh ya, happy mom, happy life. Happy mom, happy kids,” tuturnya.

Ia juga mengatakan, sosok seorang ibu pun harus mampu menjadi teman, kakak, bahkan menjadi sosok ayah untuk anak-anaknya. Ia pernah merasakan peran sebagai ayah ketika Darius meninggalkan rumah untuk bekerja dalam waktu yang lama.

Kendati demikian, tanggung jawab untuk mengurus buah hati bukan hanya ada di tangan ibu saja. Kehadiran ayah juga penting untuk tumbuh kembang anak-anaknya.

“Saya bilang ke Darius, ‘kita punya dua anak laki-laki, tapi di rumah isinya perempuan semua, butuh figur laki-laki. Jadi, kalau kamu lagi punya waktu di rumah manfaatkanlah itu untuk quality time sama anak-anak’,” ujar Donna.

Darius pun selalu menanamkan cara menjadi laki-laki yang baik kepada anak-anaknya ketika mereka sedang berkumpul bersama.

“Supaya anak bisa jadi laki-laki yang baik dan membangun keluarga, enggak bisa salah satu. Anak-anak bahagia itu, kalau melihat orang tuanya akur, rukun, gitu kan anak-anak jadi rasakan di keluarga,” tutup Donna Agnesia.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top