Parenting

Makanan Bayi 6 sampai 9 Bulan untuk Kecukupan Gizinya

jadwal pemberian makan bayi

Makanan untuk bayi 6 bulan sampai 9 bulan hendaknya  diberikan untuk mendampingi ASI. Makanan untuk bayi 6 bulan ketas ini sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan gizinya.

Untuk bayi usia 6 bulan sampai 1 tahun, ASI akan memenuhi kebutuhan gizi kurang lebih 60%. Sisanya harus memberikan makanan bayi tambahan atau dikenal dengan makanan pendamping ASI.  Oleh karena itu, selain memperhatikan variasi jenisnya agar bayi tidak bosan, makanan bayi juga harus harus diperhatikan kecukupan gizinya.

Berikut ini beberapa jenis bahan makanan bayi untuk usia 6 bulan sampai 9 bulan:

1. Sumber Hidat Arang
Hidat arang ini misalnya beras, beras merah dan kentang. Jenis makanan bayi ini dapat diberikan sebagai bahan makanan pokok.

2. Sumber Vitamin dan mineral
Sumber vitamin dan mineral misalnya sayur dan buah. Sayuran yang bisa diberikan kepada bayi antara lain: bayam, daun kangkung, labu kuning, buncis muda, jagung manis, jamur merang, kacang kapri dan wortel. Sementara buah-buahan yang bisa diberikan adalah mangga, jambu biji, melon, pir dan apel matang.

3. Sumber Protein
Sumber protein misalnya daging, ikan, ayam, telur, tahu, tempe atau kacang-kacangan.

4. Sumber Lemak
Sumber lemak misalnya minyak sayur, santan, margarin atau metega.

Simak juga jadwal pemberian makanan untuk bayi

jadwal pemberian makan bayi

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Kesehatan

Walau Sudah Diberi MPASI, Berat Badan si Kecil Tak Kunjung Naik, Kenapa ya?

Berat badan bayi jadi salah satu hal yang jadi prioritas Bunda saat membesarkan dan memantau tumbuh kembang si kecil. Bila berat badan si kecil tak sesuai grafik atau standar bayi seusianya, orangtua sering merasa sangat khawatir. Di usia enam bulan biasanya berat badan bayi memang fluktuatif. Bunda sering khawatir saat berat badan si kecil stagnan padahal ia sudah mengonsumsi MPASI. Kira-kira apa penyebabnya ya Bun?

Mengutip dari Kumparan.com, ahli gizi dr Tan Shot Yen mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat Bunda memberikan MPASI, sebab kalau satu faktor saja terlewat, maka hal ini bisa jadi pemicu berat badan si kecil tak kunjung bertambah. Nah, hal apa saja? Berikut ini paparannya, Bun.

Pemberian MPASI Harus Pas dengan Umur si Kecil

Memberi MPASI tak boleh sembarangan ya Bun. Usia menjadi titik awal si kecil boleh atau tidak diberikan MPASI. Bunda dapat memberikan MPASI padanya bila si kecil makan ditandai dengan tanda-tanda berikut: bisa meraih makanan yang dimasukkan ke mulut, sebab koordinasi mata mulut dan tangan sudah ada, duduk dengan kepala yang dapat tersangga tubuh, tertarik pada makanan yang dilihatnya ketika orang lain sedang makan, dapat menelan makanan, sebab jika tidak, risiko tersedak atau dikeluarkan lagi.

Menu MPASI Sudahkah Memenuhi Kebutuhan Gizi Harian?

Bun, sudahkah Bunda memperhatikan dengan detail setiap menu MPASI yang akan diberikan pada si kecil? Bunda perlu tahu, MPASI yang baik untuknya adalah menu yang terdiri dari variasi bahan empat bintang meliputi karbohidrat, protein nabati, protein hewani, serta sayur dan buah.

Jadi, kalau si kecil berat badannya tak kunjung bertambah sekalipun ia sudah diberikan MPASI, mungkin ini saatnya Bunda memberikan varian menu MPASI yang lebih sehat.

Pastikan Tekstur Makanan dan Takarannya pun Tak Bunda Lewatkan Ya

Memberikan MPASI itu bertahap ya Bun. Pertama, mulailah dengan memberikan bubur saring. Kemudian kalau sudah beberapa waktu, gantilah menunya menjadi nasi tim cincang sampai akhirnya si kecil makan dengan menu yang sama dengan keluarga.

Selain tekstur, takaran pun juga perlu diperhatikan. Bunda perlu mengetahui, kebutuhan pangan si kecil tepat dengan kebutuhan makro dan mikronutrien. Jadi bukan hanya variasi 4 bintangnya, tapi jumlah bahan dan kualitas bahan yang dipilih mampu mencegah kekurangan zat besi dan mineral lainnya yang dibutuhkan saat tumbuh kembang.

Perhatikan Waktu atau Pola Pemberian MPASI-nya Juga

Bun, supaya si kecil tumbuh sehat dengan MPASI, maka pemberian MPASI bisa rutin hingga 3 kali sehari dengan selingan buah sementara ASI jalan terus. Selain itu, perhatikan kebersihan MPASI menjadi syarat mutlak, karena jangan sampai tujuan pemberian makan yang mestinya memastikan tumbuh kembang bayi, malah menjadi petaka karena diare.

Dari keempat hal tersebut, sudahkan Bunda memenuhi kebutuhan MPASI si kecil dengan baik? Kalau berat badannya tak kunjung naik, mungkin saja hal itu bisa menjadi pemicu alasan berat badan si kecil tidak naik sesuai grafik pertumbuhan. Bahkan bukan hanya berat badannya saja yang tidak naik, tinggi badan si kecil juga bisa berpengaruh.

Untuk membantu berat badan si kecil naik sesuai dengan grafik pertumbuhan, orangtua harus segera mencari tahu terlebih dahulu penyebabnya supaya tumbuh kembang si kecil tidak mengalami masalah yang serius ya Bun.

Selain itu, sebagai orangtua pun Bunda juga perlu lebih bijak dan tidak berbangga dengan kuantitas makanan yang dimakan oleh si kecil setiap harinya, tanpa memperhatikan kualitas dan kebersihannya. Sebab kata dia, kuantitas menjadi percuma bila kualitas dan kebersihan makanan yang diberikan kepada bayi buruk.

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Kesehatan

Bun, Pastikan Tahu Bedanya ASI Perah yang Layak Konsumsi dan yang Sudah Basi

Masa menyusui adalah masa-masa yang menyenangkan sekaligus penuh tantangan untuk para ibu baru. Tak hanya mengurusi stok ASI untuk si kecil, Bunda pun perlu tahu lebih jauh lagi tentang ASI yang Bunda hasilkan selama masa menyusui. Salah satunya tentang ASI perah ya Bun.

ASI perah berbeda dengan ASI yang disimpan pada payudara ibu yang tak akan basi. Layaknya susu pada umumnya, ASI perah juga bisa basi lho, Bun. Nah, penyebabnya bisa karena salah cara penyimpanan atau wadah yang dipakai untuk menyimpan memang kurang bersih. Yang sering dilewatkan oleh para ibu, biasanya ibu baru sukar membedakan antara ASI perah yang masih segar dengan ASI perah yang sudah basi.

Padahal, ASI perah yang sudah basi dapat mengganggu sistem pencernaan si kecil niih Bun. Nah, untuk memudahkan Bunda, khususnya para ibu baru, yuk perhatikan tanda ASI perah (ASIP) yang Bunda miliki sudah tidak layak minum dengan cara-cara ini.

Bau ASI Tak Sedap, Bun

Bun, ASIP pun dapat berbau tak sedap. Untuk itu sebelum memberikan ASI pada si kecil, cobalah dahulu perhatikan aroma ASIP ya Bun. Misalnya, bila berbau asam atau mirip seperi susu sapi yang sudah basi, berarti ASIP tersebut tidak layak untuk diminum. Mengutip Kumparan, Senin (10/6), komponen lemak dan non lemak di dalam ASI cenderung akan terpisah saat disimpan. Biasanya, jika ASI perah masih segar, kedua komponen tersebut akan menyatu ketika diaduk pelan. Namun, bila lemak ASI tidak larut juga saat saat bunda mengaduknya, atau ada gumpalan di dalam ASI yang tidak mau larut saat diaduk, itu tandanya ASIP tersebut sudah basi.

Rasanya Asam Saat Bunda Cicip

Bila Bunda ragu dengan kualitas ASIP yang Bunda simpan, maka sebaiknya dicicipi dulu sebelum diberi pada anak. Meski rasa ASI bisa berbeda-beda tergantung makanan yang dikonsumsi ibu, namun tetap ada tanda kalau ASIP sudah basi. Untuk itu, ada baiknya sebelum Bunda simpan di kulkas, cicipi dulu rasa ASI tersebut. Kemudian ulangi dan cicipi ASI tersebut setelah beberapa jam ditaruh di kulkas. Bila Bunda mendapati bau dan rasanya berbeda, maka besar kemungkinan sudah terpapar bakteri atau jamur.

Bunda Menyimpan ASIP di Kulkas Lebih dari 3 Hari

ASIP yang disimpan di kulkas tapi bukan di freezer umumnya hanya bertahan 3-5 hari. Apalagi bila Bunda menyimpannya di kulas bagian pintu lemari es lebih dari lima hari, tentu saja ASI perah bisa basi, karena suhu lemari es yang tidak stabil akibat pintu dibuka-tutup. Nah ini bisa jadi salah satu contoh penyimpanan ASIP yang salah.

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Kesehatan

Mengenal Lebih Dekat Metode Mpasi Baby Led Weaning, Si Kecil Yang Makan Sendiri

Tumbuh kembang si kecil memang jadi proses istimewa yang harus kita ikuti. Bagaimana dirinya mulai berkata-kata, merangkak hingga akhirnya belajar untuk makan. Saat si kecil memasuki enam bulan, biasanya ini adalah masa aktif untuknya melakukan banyak hal. Bahkan menjadi momen bagus untuk mulai memberinya makan padat. Nah, untuk memberinya makan, ada beberapa jenis Mpasi yang kita berikan pada si kecil.

Dari beberapa teknik Mpasi yang bisa kita terapkan, saat ini Mpasi dengan metode Baby Led Weaning sedang digemari oleh sebagian besar ibu. Ini adalah metode memperkenalkan makanan pada bayi dengan cara self-feeding, yaitu bayi memberi makan dirinya sendiri. Sebelum memutuskan untuk mencoba metode ini, Bunda dapat membaca ulasan berikut.

Sama Halnya Dengan Metode Lain, Baby Led Weaning Juga Bertujuan Memperkenalkan Makanan Kepada Si Kecil

Dipopulerkan oleh Gill Rapley, seorang health visitor dari Inggris, Baby Led Weaning adalah cara memperkenalkan makanan kepada si kecil dengan membiarkannya makan sendiri. Si kecil pun jadi berkesempatan untuk memegang dan menyuapi makanannya sendiri. Intinya BLW adalah kebebasan untuk anak bisa mengeksplorasi makanannya sendiri.

Ketahui Waktu Yang Pas Untuk Mulai Melakukan Baby Led Weaning

Meski usia bukanlah satu-satunya patokan yang harus kita jadikan syarat untuk memperbolehkannya makan sendiri. Tapi hal ini memang jadi faktor penting yang tak boleh luput dari perhatian. Untuk itu para ahli dari The American Academy of Pediatric (AAP) merekomendasikan waktu yang tepat bagi bayi untuk mulai melakukan Baby Led Weaning pada usia 6 bulan.  Pada usia tersebut fungsi lidah untuk mengecap rasa juga sudah berfungsi lebih baik, si kecil pun sudah bisa mengunyah dan melepehkan makanan jika dirasanya tak enak.

Pilihan Makanan Yang Diberikan Saat BLW Juga Harus Diperhatikan

Sebelum memutuskan untuk memperkenalkannya pada Baby Led Weaning kita perlu tahu makanan apa saja yang cocok. Karena si kecil masih baru ingin memulai makan, tidak ada salahnya jika kita memberinya makanan dengan jenis yang berbeda-beda. Pastikan juga jika makanan yang ia konsumsi mengandung gizi yang tinggi.

Seperti wortel, brokoli dan beberapa jenis sayuran dan buah-buah lainnya. Untuk cara penyajian, sayuran sebaiknya dikukus agar memudahkan si kecil mengunyah makanan. Sedangkan untuk buah-buahan, Bunda bisa menyajikannnya dengan ukuran yang cukup bisa dia pegang. Tidak terlalu besar juga tak kelewat kecil untuk meminimalisir kemungkinan buah hati tersedak.

Lalu Bagaimana Teknik Pemberian Baby Led Weaning Yang Tepat Untuk Si Kecil?

Untuk yang satu ini kita mungkin masih banyak bertanya-tanya, tentang bagaimana teknik yang tepat dan benar. Seperti yang dikatakan penyanyi Andien pada akun instagramnya beberapa waktu lalu. Andien menjelaskan bahwa proses makan adalah proses stimulasi. Anak belajar, dia belajar menggigit, mengunyah, menghaluskan, dan menelan. Mereka bermain-main dan mengeksplor setiap makanan yang dipegangnya. Ketika makanan yang berhasil dimasukkan mulut terlalu besar, terlalu panjang, atau tidak bisa dikunyah dengan baik sehingga tidak bisa tertelan, maka bayi secara naluriah akan mengeluarkannya.

Nah jika Bunda masih merasa khawatir jika ternya si kecil akan tersedak, sebaiknya hindari makanan yang bisa membuatnya tersedak, seperti kacang, anggur utuh, serta apel dengan kulitnya. Pastikan pula jika kita tetap bersama dengannya ketika dia sedang makan. Pastikan pula dia tetap duduk selama makan dan hindari juga pemberian makanan yang mengundang alergi untuk si kecil.

Kecemasan Karena Si Kecil Makan Sendiri Memang Wajar Tapi Ini Bukan Berarti Hal Yang Tak Boleh Di Lakukan, Karena BLW Adalah Hal Yang Patut Di Coba

Untuk permulaan mungkin kita akan merasa sedikit was-was ketika buah hati mulai mengambil beberapa makanan dan mengunyahnya sendiri. Pada tahap itu tentu akan sangat wajar jika dia berkali-kali akan menjatuhkan beberapa makanannya. Daripada harus repot-repot untuk membersihkan lantai sebaiknya kita memberinya alas di lantai, untuk menampung semua makanan yang dia jatuhkan.

Karena ini adalah awalan untuk si kecil belajar makan, mungkin dia akan mengalami kekurangan zat besi. Untuk itu selain memberinya makanan yang mengandung asupan zat besi yang tinggi, kita juga bisa menyiasatinya dengan makanan lain yang bisa diterimanya dengan baik. Bunda harus tetap bersamanya ketika si kecil sedang makan untuk  memastikan sudah seberapa banyak makanan yang dia masukkan ke dalam mulutnya. Dengan begitu kita bisa mengukur seberapa banyak asupan gizi yang telah masuk ke dalam tubuhnya

 

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top