Komunikasi merupakan salah satu hal yang penting dijaga antara orang tua dan anak untuk membangun hubungan yang harmonis. Komunikasi produktif akan terjadi jika orang tua mau menyelami anak-anaknya sehingga bisa berbicara pada waktu yang tepat dan tidak membuat anak salah paham akan maksud pembicaraan orang tua.
Orang tua memang adalah pihak yang dituntut lebih sabar dalam hal berbicara dengan anak-anak terutama mereka yang dalam tahap pembentukan karakter. Terkadang orang tua merasa dirinya berpengalaman sehingga ia berusaha menasehati bahkan seakan menggurui anak-anak padahal dalam suatu kondisi, anak-anak ingin orang tuanya menjadi pendengar atau berbicara hal yang menurutnya penting saja. Jika ini terjadi tentu bukan komunikasi produktif yang diperoleh melainkan ketidakharmonisan antara orang tua dan anak.
Hal apa yang dianggap penting oleh anak-anak? Untuk mengetahui jawabannya tentu diperlukan kesediaan orang tua menjadi pendengar yang baik bagi anak-anaknya. Setiap anak punya kebutuhan berbeda maka tugas orang tualah melakukan pendekatan dan belajar memahami pikiran anak-anak. Orang tua sebaiknya tahu kapan waktu yang tepat untuk mengajak anaknya bicara atau mengomentari sesuatu. Jika anak terlihat sedang capek, lesu, lapar, atau mungkin suasana hatinya sedang tidak nyaman maka tundalah dulu keinginan orang tua untuk mengajak mereka mengobrol karena itu hanya akan sia sia. Anak cenderung lebih sensitif dalam kondisi seperti ini sehingga mudah marah, kesal cuma gara-gara hal yang sepele. Pada dasarnya anak membutuhkan rasa aman untuk menghilangkan ketakutan, kekhawatiran yang menghantuinya. Disinilah peran orang tua dibutuhkan sebagai tempat mencurahkan segala isi hati anak-anak. Berilah respon positif yang bernada empati maka anak-anak akan merasa nyaman, lebih mudah menerima komentar ataupun nasehat orang tua dan tidak sungkan memberi tahu segala hal yang dialaminya.
Orang tua yang peka terhadap kebiasaan-kebiasaan anak terutama kemampuan verbalnya akan lebih mudah untuk mengetahui isi hati mereka. Orang tua bisa memancing percakapan terlebih dahulu untuk mengetahui masalah anak, apa yang diinginkannya, apa yang dibutuhkan, maka dengan sendirinya anak akan menceritakan yang sesungguhnya. Hendaknya orang tua tidak berbicara dengan nada mengintrogasi agar anak-anak lebih terbuka dan tidak merasa dipaksa. Kesediaan orang tua mendengar dan memahami apa yang disampaikan oleh anak penting untuk melancarkan komunikasi. Melalui hal ini tentu pembicaraan orang tua yang dianggap kurang penting oleh anak-anak tidak akan terjadi. Bila orang tua sudah berusaha bersabar dan penuh kasih untuk melakukan apa yang diinginkan anak-anaknya, percayalah hal ini akan dicontoh olehnya. Kelak mereka juga akan melakukan hal serupa pada orang tuanya, menjadi pendengar yang baik, menghargai perasaan orang lain, dan belajar berempati.
