Mom Life

Kisah Pasha dan Adelia yang Ikut Mengungsi Bersama Warga dan Anak-anak yang Trauma Bencana

Belasan ribu orang dewasa dan anak-anak jadi korban gempa di Palu. Mereka terpaksa harus mengungsi, tak terkecuali Pasha Ungu yang menjabat sebagai wakil walikota Palu bersama sang istri, Adelia Wilhelmina dan anak-anak mereka.

Dalam foto yang beredar, tampak Pasha dan Adel tidur di tengah-tengah warga yang berada di dalam tenda pengungsian. Posisi Pasha yang membelakangi Adel tampak masih mengenakan baju dinasnya yang berwarna coklat. Sementara Adel mengenakan kemeja hitam dan hijab bercorak abu-abu serta celana panjang coklat. Dalam postingan stories terbaru Adel, anak-anaknya memang tak sedang bersamanya di Palu melainkan dititipkan bersama saudaranya di Bandung.

Data terbaru korban gempa Palu dan Donggala dari Aksi Cepat Tanggap (ACT), korban meninggal mencapai 1203 orang. Menurut laporan situasi terkini ACT, korban paling banyak yang meninggal berasal dari Kelurahan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, yakni 700 orang.

Bun, menghadapi situasi semacam ini tentu sukar. Jangankan anak-anak, orang dewasa saja pasti riskan mengalami trauma. Untuk itu, anak-anak yang mengungsi jelas butuh perhatian ekstra sebab dalam benak mereka pasti sudah merasakan trauma. Nigel Latta, psikolog keluarga dari Selandia Baru, mengatakan ada lima langkah yang bisa diterapkan oleh orangtua saat si kecil menghadapi trauma.

Pertama, beritahu apa yang terjadi pada si kecil. Dorong si kecil, untuk mengekspresikan emosinya. Ajarkan si kecil untuk tak takut menyatakan ketakutan dan kesedihannya ya Bun. Cara seperti ini akan membuat si kecil menyesuaikan diri dengan apa yang terjadi. Selanjutnya, pastikan Bunda dan orang dewasa di sekitarnya terus mengajaknya berkomunikasi. Ungkapkan apa yang dialami mereka juga sama dengan orang dewasa. Hal ini akan mencegah anak-anak menyalahkan diri mereka sendiri dan merasa tertekan dengan situasi yang terjadi.

Ketiga, sekalipun mungkin kondisi di sekitar pengungsian tidak menyediakan tempat yang nyaman untuk bermain, orang dewasa jangan kehabisan akal. Biarkan anak-anak kecil terus beraktivitas dan tertawa saat mereka mau. Apalagi, anak-anak sering lebih mudah mengalihkan pikiran dari trauma daripada orang dewasa.

Keempat, luangkan waktu dan membangun ‘intimacy’ dengan anak misalnya dengan membuat acara setelah bencana alam terlewati. Ini penting karena kesenangan adalah kunci penting dari penyembuhan trauma.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top