Idealnya, bayi harus diberikan ASI eksklusif semenjak lahir sampai enam bulan pertama hidupnya. Hanya saja, banyak hal yang bisa membuat pengalaman ASI eksklusif tiap ibu dan anak jadi berbeda-beda. Mungkin ada yang lancar-lancar saja, tapi ada juga yang merasa kesulitan saat menyusui buah hatinya.
Kalau Bunda masuk kategori kedua, coba renungkanlah sejenak, jangan-jangan ada beberapa hal yang selama ini Bunda lakukan dan tak sadar sebenarnya hal itu menggagalkan program ASI eksklusif yang sedang Bunda jalankan…
Apabila Anda masuk ke dalam kategori kedua, coba renungkan dulu sejenak. Jangan-jangan, beberapa hal yang selama ini bunda lakukanlah penyebabnya.
Tanpa Sadar, Bunda Sering Mengoleskan Madu di Bibir Bayi
Banyak Bunda meyakini kalau mengoleskan madu di bibir bayi dapat memerahkan warna bibirnya atau mengatasi bibir bayi yang kering. Namun hal ini tanpa disadari hal ini justru bisa membuat program ASI eksklusif gagal lho Bun!
Begini, ASI eksklusif artinya Bunda harus memberikan ASI saja ke bayi selama enam bulan. Bahkan, pemberian air putih saja tidak diperbolehkan. Hal yang masih boleh diberikan pada bayi selama ASI eksklusif adalah seperti obat-obatan, vitamin, atau mineral tetes.
Bunda Terlalu Sering Memberikan ASI dari botol
Banyak Bunda terutama yang harus bekerja akhirnya harus memberikan ASI perah lewat botol supaya anak mereka tetap bisa mendapatkan ASI eksklusif. Bun, pemberian ASI terus-terusan dengan botol bisa membuat si kecil mengalami bingung puting atau kondisi dimana bayi jadi sukar mengenali puting payudara ibunya sehingga menolak saat diberikan ASI.
Bun, Kalau dari Bundanya Sering Berpikir bahwa ASI yang dikeluarkan Terlalu Sedikit, Ini pun Berdampak pada Pemberian ASI Eksklusif Juga Loh…
Nah, ternyata pikiran pun dapat berpengaruh pada produksi ASI kalau ibu terus-terusan berpikir kalau ASI yang Bunda produksi ternyata sedikit atau tidak lancar, hal ini tak menutup kemungkinan kalau akhirnya ASI yang Bunda keluarkan pun sesuai dengan sugesti Bunda. Jadi Bun, daripada sugesti yang tidak baik, lebih baik coba terus optimis yuk supaya program ASI eksklusif tetap berjalan dengan lancar.
Stres karena Bunda terus berpikir produksi ASI-nya sedikit dapat membuat pelepasan hormon kortisol yang merangsang produksi ASI terhambat. Hal ini akhirnya bisa membuat produksi ASI dapat terganggu dan menjadi sedikit. Jadi, sebisa mungkin kurangi dan atasi stress yang Bunda rasakan ya.
Program Diet yang Bunda Lakukan Pun Bisa Jadi Pemicunya
Setelah melahirkan, tentu Bunda ingin mendapatkan berat badannya kembali. Hal ini mendorong ibu untuk membatasi makan atau melakukan Bunda saat menyusui. Padahal selama masa menyusui, Bunda diharapkan bisa mengasup banyak makanan bergizi seimbang agar produksi ASI tetap terjaga. Kalau diet sampai mengganggu produksi ASI, tentu hal ini dapat menghambat pemberian ASI eksklusif ke bayi selama enam bulan ke depan lho Bun.
Bunda Menggunakan KB dalam Kurun Waktu yang Terlalu Cepat
Setelah melahirkan bayi, tentu Bunda belum siap untuk hamil lagi. Hal ini membuat Bunda akhirnya memutuskan untuk segera memasang kontrasepsi supaya tidak kebobolan hamil. Tapi Bun, memakai alat kontrasepsi terlalu cepat justru dapat menghambat produksi ASI. Beberapa alat kontrasepsi tertentu, seperti IUD dan pil KB, dilaporkan dapat mengganggu produksi hormon yang merangsang produksi ASI.
