Segala hal yang terjadi pada anak akan selalu menjadi tanggung jawab kita sebagai orangtuanya, termasuk keluhan dan rasa tidak nyaman yang mungkin coba ditunjukkannya. Pada titik ini hal yang perlu dipertanyakan adalah pola asuh yang kita terapkan kepada mereka. Sudah menjadi kewajiban kita untuk memenuhi segala kebutuhannya, baik itu fisik atau psikis. Satu hal yang sebanarnya mereka sangat butuhkan selain asupan gizi, air dan istirahat adalah kasih sayang.
Seorang pakar kasih dan sayang dari Psycholog Today, Kory Floyd PhD, mengatakan kurangnya semua itu tentu punya dampak merugikan bagi tubuh. Akan tetapi jangan pula merasa kurang kasih sayang tidak lantas jadi masalah selama masih bisa makan, minum, dan istirahat. Ini adalah satu kesatuan yang saling berhubungan dan berkesinambungan. Untuk itu penting untuk memastikan apakah kasih sayang yang kita berikan pada anak sudah cukup. Jangan sampai anak merasa tidak mendapatkan kasih sayang dari orangtuanya. Bila hal ini terjadi, kita bisa melihatnya dari tanda-tanda perubahan sikap dan perilaku yang ditunjukkan anak. Hal ini harus segera disikapi agar anak tidak menjadi korban dari kurangnya kasih sayang kita sebagai orangtua.
Kurang Kasih Sayang Akan Mengakibatkan Anak Memiliki Tingkat Rasa Percaya Diri Yang Sangat Rendah
Berada dalam situasi tersebut akan membuatnya merasa bahwa rumah bukankah tempat yang akan sepenuhnya mengakui keberadaannya, sebab di tempat itu dia tidak mendapatkan kasih sayang yang dibutuhkannya. Tentu sebagai orangtua kita bisa membayangkan apa yang dirasakannya, dia tidak akan bisa membangun rasa percaya diri di lingkungannya dengan baik. Berbagai macam hal buruk akan berkecamuk dibenaknya. Apa hal yang mendasari orangtuanya tidak memerhatikannya berikut alasan-alasan buruk lain yang akan berpengaruh pada rasa percaya dirinya. Dengan demikian ia akan menjadi lebih sulit untuk belajar membuka diri dan bergaul dengan lingkungan sosial di luar rumah. Hal ini tentu juga akan berpengaruh pada tingkat kepedulian dan pola berpikir yang dimilikinya kelak.
Bisa Saja Kelak Dia Akan Tumbuh Jadi Anak Yang Cenderung Melakukan Tindak Kekerasan
Hal lain yang akan coba ditunjukkannya demi mendapat perhatian dari orang lain di luar rumah adalah dengan melakukan tindakan yang sekiranya bisa menarik perhatian. Dengan harapan dia akan mendapat kasih sayang dengan caranya sendiri, anak pun akan mencoba melakukan berbagai hal untuk mendapat tujuannya.
Maka tak heran bila dia berubah jadi pribadi yang cenderung sering melakukan tindak kekerasan, memukul teman dan menciptakan keributan di luar rumah. Perhatian dari orang lain sebagai reaksi atas sikapnya tersebut akan memberikan kepuasan tersendiri baginya, meski itu bukan tindakan yang bisa dibenarkan. Dia berpikir ketika ada orang lain yang mampu memberinya perhatian berarti orang tersebut memedulikannya walau ia sendiri belum bisa memahami bagaimana sebenarnya wujud peduli itu.
Menjadi Anak Yang Penakut Dengan Rasa Cemas Yang Berlebihan
Rasa tidak nyaman membuatnya merasa takut untuk berada di luar lingkungan, bayang-bayang tentang tak adanya kasih sayang dari orangtua selalu jadi momok yang mencengkram kehidupannya. Rasa tidak nyaman tersebut perlahan merubah dirinya menjadi penakut. Dia pun lantas menutup diri karena rasa cemas berlebihan yang selalu menganggap bahwa tidak akan ada orang yang bisa menerimanya bahkan orangtuanya sekalipun. Lebih buruknya lagi meski lingkungan sudah berlaku baik dan mulai membuka diri untuknya, dia tetap saja tidak bisa menumbuhkan rasa percayanya pada orang lain. Dalam benaknya hanya rasa takut dan kecemasan, sebenarnya dia cuma membutuhkan orang yang bisa memberinya kasih sayang dengan utuh.
Kurangnya Kasih Sayang Dari Kita Sebagai Orangtua Berpengaruh Pada Tingkat Kepeduliannya Terhadap Rumah Dan Lingkungan Sekitar
Anak adalah cerminan dari diri orangtuanya, untuk itu dia akan melakukan hal yang dilihatnya pernah diperbuat oleh anda. Terbiasa tidak mendapatkan kasih sayang membuatnya tumbuh menjadi anak yang akan melakukan hal sama. Menjadi anak yang cuek dan terkesan tidak memiliki tingkat kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya bahkan pada penghuni rumah sekalipun. Lebih parahnya lagi sikap tersebut tidak akan hanya ditujukan kepada kita sebagai orangtunya, tetapi kepada semua orang yang ada di sekitarnya. Hal ini jelas akan mempengaruhi pergaulan yang akan dijalaninya kelak, termasuk pada hal-hal sosial dalam hidup dan lingkungannya. Bahkan akan berefek buruk pada perkembangan pola pikirnya.
Merasa Kesepian Dan Berpikir Bahwa Dirinya Tidaklah Penting Untuk Orangtuanya
Untuk hal yang satu ini memang akan selalu dirasakan oleh siapapun juga ketika tidak mendapatkan kasih sayang yang semestinya, begitu pula dengan anak. Mereka akan cenderung merasa kosong meski sebenarnya sedang di tengah keramaian sekalipun. Tidak mendapat kasih sayang membuatnya merasa hidup seorang diri tanpa ada yang akan memerhatikannya. Akibatnya ia akan lebih sering menyendiri, hal ini dilakukannya sebagai pelarian dari rasa sepinya. Bahkah dia mulai berpikir bahwa keberadaannya mungkin tidak berarti bagi orangtua, karena kasih sayang yang sejatinya dibutuhkan oleh seorang anak tidak pernah ia dapatkan dari orangtuanya. Tegakah bila buah hati anda sampai berpikiran seperti itu ?
Emosional Karena Tidak Bisa Mengontrol Dirinya Sendiri Sehingga Sering Mencari Pelampiasan Kekesalan
Kurangnya kasih sayang yang diterima anak tidak hanya akan menjadikan dia sebagai satu-satunya korban, orang-orang disekitarnya juga akan ikut merasakan imbasnya. Hal-hal baik dari hubungan antara orangtua dan anak yang dilihatnya kadang memicu emosi dalam jiwanya untuk berbuat sesuatu yang merupakan pelampiasan dari kekecewaanya. Ia akan tumbuh sebagai anak emosional yang akan mudah merusak hubungannya dengan orang lain, baik di rumah, di sekolah, dan lingkungan lain tempatnya berada. Hal ini sekaligus menunjukkan kepada kita bahwa betapa besar dampak buruk yang akan terjadi bagi mereka ketika orang tua tidak bisa memberinya kasih sayang yang semestinya.
Akibat Yang Paling Fatal Adalah Saat Dia Mulai Membenci Kita Sebagai Orangtuanya
Untuk orangtua manapun hal ini akan menjadi bencana. Membayangkan seseorang yang membenci kita saja sudah cukup membuat hati sakit. Lalu bagaimana jika ternyata anak jadi membenci kita hanya karena hal yang sebenarnya bisa disikapi dengan lebih baik? Dia akan sampai pada pemahaman bahwa yang dialaminya selama ini adalah sesuatu yang tidak adil baginya. Pemikirannya yang seperti itu jelas akan berpengaruh pada hubungan orangtua dengan anak. Hal ini akan jadi awal dari sebuah jarak yang selanjutnya akan tumbuh dan melebar jika kita tidak bisa segera mengatasinya. Ingat Bunda, tidak satupun anak di dunia ini yang ingin membenci orangtuanya! Sebaliknya orangtua manapun juga tidak ingin membuat anaknya jadi membencinya!
Orangtua adalah guru pertama yang akan membantu anak menapaki tangga kehidupan. Untuk itu sudah menjadi tugas orangtua untuk lebih mengerti dan memahaminya. Sebab segala perbuatan dan tindakan yang orangtua tunjukkan padanya akan selalu berpengaruh pada pembentukan pola pikir dan jati dirinya kelak.
