Ketika pemerintah sedang gencar mengadakan program Vaksin MR untuk mencegah penularan campak dan Rubella hingga September 2018 ini, masih ada saja orang tua yang menolak untuk ikut vaksin ini. Beragam alasan disebutkan karena enggannya turut serta vaksinasi tersebut.
Gemas rasanya ingin bicara dengan mereka yang menolak vaksin. Mungkin aku bisa saja tidak perduli kalau yang terserang itu hanya kamu yang tak divaksin. Masalahnya keengganan kalian itu akan berpengaruh pada kesehatan anak cucuku kelak.
Tak Bisa Egois Soal Vaksin MR, Karena Mereka Yang Tak Divaksin Bisa Menularkan
Seringnya mereka yang menolak vaksin beralasan bahwa ikut tidaknya vaksinasi adalah urusan ranah pribadi. Masalahnya untuk urusan penyakit macam campak dan rubella ini, pencegahannya hanya bisa dilakukan secara bersamaan.
Ambil contoh misalnya jika anakku sudah divaksin, maka dia tidak akan terkena penyakit tersebut. Tapi Bunda, masalahnya jika orang-orang sekelilingnya tidak divaksin, jika nanti anakku mendewasa dan memiliki keturunan bisa jadi tertular di dalam kandungan oleh orang lain yang tidak divaksin itu.
Anakku Memang Sudah Divaksin Tapi Calon Adiknya Tetap Berisiko Karenamu
Aku selalu tertib mengikutkan anakku semua vaksin. Jadi mudah-mudahan anakku saat ini selalu terlindungi dari beragam penyakit berbahaya itu. Namun masalahnya penyakit rubella ini tetap bisa ditularkan dari orang lain yang belum divaksin bukan?
Ketika nanti aku hamil anak berikutnya dan berdekatan dengan mereka yang tidak divaksin, anakku akan tetap berisiko terkena. Untuk ibu yang sedang hamil khususnya yang berada pada 4 bulan pertama kehamilan, penyakit Rubella ini akan menyerang janin dan punya dampak yang luar biasa.
Pada janin, penyakit Rubella ini bisa menyebabkan kebutaan, tuli, penyakit jantung hingga kerusakaan otak. Bahkan dibanyak kasus rubella bisa menyebabkan kematian bagi janin.
Aku Mau Saja Menghindari Tertular Tapi Penyakit Ini Mudah Sekali Penularannya
Sungguh aku ingin menghindari tertular penyakit ini ketika aku hamil. Namun, penularan utama dari penyakit ini dapat melalui butiran liur di udara yang dikeluarkan penderita melalui batuk atau bersin. Berbagai makanan dan minuman dalam piring atau gelas yang sama dengan penderita juga dapat menularkan rubella.
Sama halnya jika kita menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang benda yang terkontaminasi virus rubella. Jadi sulit membayangkan cara mencegah penularannya karena kita tidak tahu kapan kita berinteraksi dengan virus ini.
Kamu Yang Tak Vaksin, Anakku Yang Tertular Dan Tak Ada Obatnya
Bunda mungkin menerima informasi kalau anak yang terkena Rubella dan campak bisa disembuhkan dengan menggunakan obat-obatan herbal macam madu atau jintan hitam. Aduh Bunda, padahal faktanya penyakit Rubella itu disebabkan oleh virus yang bisa menular meski dalam kondisi seperti apa pun.
Dan fatalnya mereka yang sudah terkena penyakit ini tidak ada obatnya. Ini fakta penelitian kesehatan loh Bunda. Bahkan Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek juga menegaskan hal ini bahwa penyakit campak (measels) dan rubella bila sudah terkena anak-anak akan mematikan. Menggunakan vaksin adalah satu-satunya cara untuk menghindari kedua penyakit tersebut. Kalau sekelas Menteri kesehatan saja sudah menyatakan seperti ini lantas kenapa kita yang tak punya pendidikan kesehatan masih berani mengambil kesimpulan sendiri?
Bunda Takut Dengan Efek Sampingnya?
Salah satu alasan orang tua menolak anaknya di vaksin MR adalah karena adanya isu bahwa vaksin ini bisa menyebabkan autisme pada anak. Padahal hingga saat ini tidak ada studi yang membenarkan isu tersebut.
Sementara yang benar, umumnya vaksin MR tidak memiliki efek samping yang berarti. Sekalipun ada, efek samping yang ditimbulkan cenderung umum dan ringan, seperti demam, ruam kulit, atau nyeri di bagian kulit bekas suntikan. Ini merupakan reaksi yang normal dan akan menghilang dalam waktu 2-3 hari.
Jadi tolong ya Bunda-bunda semuanya, ikutkan anakmu vaksin MR. Penularan penyakit yang satu ini cuma bisa kita cegah kalau kita melakukannya bersama-sama. Setuju bukan?
