Potensi belajar anak sebenarnya sudah ada sejak dini. Orang tua masa kini bersemangat menstimulus otak anaknya untuk belajar. Otak anak terus berkembang Seiring terus bertambahkanya usia anak.
Otak berkembang, tentu saja pola pikir anak juga terus berkembang. Untuk para orang tua, yuk kenali pola pikir anak dibawah ini mana yang tepat untuk usianya saat ini.
Si Anak Manis
Ia Belajar: Menyenangkan Orang Lain
Mengapa Seperti ini?
Anak mulai sadar bahwa apa yang mereka lakukan mempengaruhi Orang lain. Mereka Juga Mulai Menyadari bahwa jika seseorang menerima bantuannya, ia akan senang.
Yang Harus dilakukan Oleh Orang tua?
Dukung ia dengan memberikan pujian.
Si Penuh Empat
Ia Belajar: Melihar Persepektif baru
Mengapa Seperti ini?
Bagian otak si kecil yang mengatur emosi dan kemampuannya mempertimbangkan sesuatu telah berkembang. Ini yang menyebabkannya bisa menempatkan diri dan memikirkan perasaan orang lain.
Yang Harus dilakukan Oleh Orang tua:
Tingkatkan perkembangannya dengan mengajarkannya bermain musik. Mengenal instruksi alat musik, jenis apapun juga, otak anak akan menujukan perkembangan dan menikatkan kemampuan bahasa dan sosial anak.
Si Pelawak
Ia Belajar: berkreasi dengan kata
Mengapa Seperti ini?
Anak mulai memahami kata-kata yang hampir mirip. Ia suka membuat anekdot atau tebak-tebakan yang jawabannya berupa kata plesetan.
Yang Harus dilakukan Oleh Orang tua:
Dukung ia dengan cara ikut tertawa dengan guyonan yang dia buat atau ikut bermain tebak-tebakan juga.
Si Sadar Diri
Ia Belajar: Memperkirakan Kemampuan diri
Mengapa Seperti ini?
Dengan meningkatnya kerja otak, meningkat juga kesadaran anak akan kemampuannya. Ia mulai membandingkan kemampuannya dengan kemampuan teman-teman dikelompoknya.
Yang Harus dilakukan Oleh Orang tua?
Jangan bohong berlebihan. Anak sudah mengerti saat orang tua memujinya berlebihan. Yang bisa dilakukan adalah mendorongnya untuk mendalami bakatnya dan mendukung untuk berlatih lebih baik lagi.
Si Penipu Ulung
Ia Belajar: Mulai mengetakan yang tidak sejujurnya
Mengapa Seperti ini?
Anak terdorong untuk mengekspresikan kemandiriannya dengan berbicara di belakang, melakukan manipulasi halus, berbohong atau menipu. Tidak selamanya negatis memang, terkadang anak hanya ingin mengetahui reaksi orang tua ketika bebohong.
Yang Harus dilakukan Oleh Orang tua?
Membuka obrolan lebih dalam untuk menujukan bahwa orang tua mempunya perhatian lebih terhadap anak. Orang tua akan mendapatkan banyak cerita dari interaksi yang dilakukan.
Si Pembela
Ia Belajar: Berdebat dengan menggunakan Logika
Mengapa Seperti ini?
Otak anak sudah mampu membuat penilaian dan melakukan pertimbangan sebelum mengambil keputusan. Dia akan mulai berpikir abstrak, membayangkan sesuatu dari berbagi sudut.
Yang Harus dilakukan Oleh Orang tua?
Coba kembangkan kerja otak si kecil dengan memberi ia pertanyaan. Dalam obrolan sehari-hari buatlah sekenario cerita yang mengajak anak untuk berpikir keras dalam kondisi-kondisi yang sebelumnya belum pernah ia pikirkan.
