Anak kurang gizi bisa disebabkan oleh kekurangan makronutrisi, yaitu karbohidrat, lemak, dan protein; atau mikronutrisi, yaitu vitamin dan mineral. Kondisi lazim yang akan dirasakan ketika anak kekurangan gizi, anak akan mengalami gangguan pertumbuhan, seperti berat badan kurang, tinggi badan tidak bertambah, bahkan mengalami gagal tumbuh.
Selain itu, problem anak kurang gizi biasanya terlihat dari bentuk fisiknya yang kurus. karena itu, perlu disadari bahwa asupan makanan dan minuman dengan gizi yang seimbang sangatlah penting untuk mendukung tumbuh kembang si kecil. Namun, ada kalanya anak jadi susah makan dan nutrisi pun kurang.
Beberapa Problem Anak Kurang Gizi yang Perlu Diwaspadai dan Dicarikan Solusi

Salah satu faktor utama yang menyebabkan anak kurang gizi adalah karena mereka susah makan. Sehingga tidak ada asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuhnya. Banyak faktor yang menyebabkan anak jadi susah diajak makan dan ini menjadi masalah yang biasanya muncul sesekali.
Faktor yang menyebabkan anak enggan makan juga bisa dikarenakan adanya kendala motorik seperti gampang tersedak ketika sedang makan. Gangguan motorik dan sensorik ini bisa diatasi melalui terapi khusus dengan dokter ahli. Bisa juga disebabkan karena adanya faktor penyakit di dalam tubuh si kecil.
Contohnya seperti diare, sakit tenggorokan, demam, flu, tanda anoreksia, dan lain sebagainya. Suasana hati yang sedang tidak bagus juga bisa menyebabkan anak jadi susah makan. Terlebih lagi jika si kecil sedang dalam keadaan stress dan banyak tekanan di dalam dirinya.
Jenis-jenis Permasalahan Kurang Gizi Pada Anak Menurut WHO
Sebagai orangtua, Bunda perlu mengetahui gejala apa saja yang mungkin terjadi jika anak kurang gizi. Selain dilihat dari bentuk fisik, ada berbagai permasalahan lain yang bisa timbul jika anak mengalami masalah undernutrition berdasarkan pernyataan dari WHO. Apa saja itu?
- Kurus (Wasting)
Anak yang kekurangan gizi biasanya memiliki berat badan yang sangat rendah atau sangat kurus hingga tidak sesuai dengan tinggi badan ideal. Kondisi ini dikenal dengan istilah wasting. Dalam kondisi seperti ini berat badan anak biasanya jauh di bawah berat badan normal yang ideal.
Indikator untuk melihat apakah ada kemungkinan wasting pada anak atau tidak adalah dari berat badan berbanding tinggi badan. Anak yang tubuhnya sangat kurus bisa jadi karena memang sudah lama tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup. Bisa juga karena mengalami penyakit hingga kehilangan berat badan.
- Berat Badan Kurang (Underweight)
Ketika berat badan anak tidak sama dengan berat badan anak lainnya di kelompok usia yang sama, maka bisa jadi anak tersebut mengalami kondisi underweight. Saat anak mengalami masalah seperti ini biasanya juga ditunjukkan dengan ketidakselarasan antara tinggi dan berat badan mereka.
Berat anak bisa jadi terlalu ringan jika dibandingkan dengan ukuran tinggi badan yang dimiliki. Kondisi berat badan kurang bisa terjadi jika nilai pengukuran z score di grafik pertumbuhan kurang dari 2 – 3 standar deviasi. Anak yang underweight biasanya lebih rentan terkena penyakit.
- Kekurangan Vitamin dan Mineral
Kekurangan vitamin dan mineral sebenarnya tidak hanya terjadi pada anak yang kurang gizi saja, bahkan anak yang memiliki berat badan normal pun bisa mengalaminya. Anak yang kurang gizi lebih-lebih lagi mengalami masalah kekurangan asupan mineral dan vitamin yang cukup untuk tubuhnya.
Jenis vitamin dan mineral yang biasanya paling umum kurang dimiliki oleh anak yang mengalami masalah ini adalah vitamin A, zat besi, daun yodium. Dalam beberapa kasus mereka akan mengalami masalah lain seperti pertumbuhan terhambat, penglihatan kurang optimal, infeksi saluran pernapasan, dan lainnya.
- Stunting/ Pendek
Salah satu ciri umum lainnya yang biasanya terjadi pada anak kurang gizi adalah tinggi badannya yang pendek atau dikenal dengan istilah stunting. Kondisi ini dapat mengganggu pertumbuhan tubuh si kecil sehingga biasanya tinggi badan mereka tidak setara dengan kelompok usianya.
Stunting bisa terjadi dan terbentuk sejak lama karena kebutuhan nutrisi anak yang tidak tercukupi selama masa pertumbuhan. Jenis gangguan ini juga bisa disebabkan oleh penyakit BBLR atau berat badan lahir rendah serta infeksi berulang.
Solusi dan Cara Mengatasi Anak yang Kurang Gizi

Melihat kondisi si kecil yang kekurangan gizi tentu menimbulkan kekhawatiran bagi orangtua. Oleh karena itu, penting sekali untuk mengatasi dan mengantisipasinya sedari dini dengan mengikuti beberapa tips berikut ini:
- Pemberian Suplemen
Memberi suplemen pada anak baik berupa vitamin dan mineral sangat bagus untuk pertumbuhan si kecil. Suplemen tersebut dapat bermanfaat untuk meningkatkan nafsu makan. Namun, sangat disarankan agar berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter anak.
Biasanya dokter akan memberikan resep vitamin yang dapat meningkatkan nafsu makan anak tergantung dari kondisi kesehatan masing-masing. Resep untuk anak yang satu dengan yang lainnya tentu tidak bisa disamakan
- Mengubah Pola Makan Anak
Jika Anda berkonsultasi kepada dokter mengenai kondisi anak yang kurang gizi, biasanya mereka akan merekomendasikan perubahan pola makan anak baik dari segi jenis dan jumlah makanannya. Perubahan ini perlu dilakukan secara bertahap agar anak tidak kaget.
Misalnya dengan meningkatkan asupan protein, karbohidrat kalori, vitamin, mineral, dan cairan. Perubahan pola makan anak ini perlu dilakukan untuk mengurangi resiko komplikasi seperti infeksi.
- Pantau Status Gizi dan Perkembangan Anak
Untuk mengetahui perkembangan dan status gizi anak, maka sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin. Meskipun pencegahan dan pemberian nutrisi bisa dilakukan di rumah, tetap saja Anda akan membutuhkan arahan dari ahli gizi atau dokter.
Dokter atau ahli gizi akan memberikan saran jenis makanan apa saja yang cocok untuk meningkatkan asupan gizi si kecil. Tentu saja mereka sudah melakukan perhitungan yang tepat menyesuaikan dengan kondisi anak.Problem anak kurang gizi memang bisa dialami oleh siapa saja. Apalagi jika orang tuanya kurang memperhatikan nutrisi dari makanan atau minuman yang diberikan kepada anak. Solusi di atas bisa Anda coba praktekkan agar anak terhindar dari kekurangan gizi.
